pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Indra Kesuma
anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
M. Gunawan Yasni
anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Kualiikasi Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi
1. anggota Komite paling kurang terdiri dari satu Komisaris dari
setiap anggota konglomerasi keuangan BrI, seorang pihak
independen dan anggota Dewan pengawas Syariah.
2. anggota Komite paling kurang terdiri dari:
a. Seorang Komisaris
Independen dari Entitas utama sebagai ketua
merangkap anggota;
b. Komisaris Independen dari setiap anggota
Konglomerasi Keuangan BrI sebagai anggota;
c. Seorang pihak
Independen yang memiliki keahlian yang sesuai
dengan kebutuhan Komite Tata Kelola Terintegrasi;
d. anggota Dewan pengawas Syariah dari BrI Syariah
sebagai anggota. 3. Setiap anggota Komite
harus independen dengan pengertian :
a. Tidak menerima
kompensasi dari perseroan dan anak perseroan, atau
ailiasinya, kecuali upah, gaji, dan fasilitas lainnya
yang diterima berkaitan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakan sebagai anggota Komite Tata
Kelola Terintegrasi;
b. Tidak mempunyai hubungan keluarga
maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan
Komisaris ;
c. Tidak mempunyai
kedudukan rangkap pada perseroan dan perseroan
lainnya yang terailiasi dengan Bank; dan
d. Tidak memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan yang menimbulkan benturan
kepentingan.
4. penunjukkan dan penggantian anggota Komite ditetapkan
dalam rapat Dewan Komisaris, khusus untuk anggota
Komite yang berasal dari pihak Independen, berlaku
ketentuan: a.
Dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris melalui
mekanisme perekrutan dan seleksi;
b. Masa kerja ditetapkan dalam rapat Dewan
Komisaris jangka waktu kontrak dan
peraturan pekerja kontrak yang berlaku di
perseroan, dengan tidak menutup kemungkinan
diberhentikan oleh Dewan Komisaris sebelum jangka
waktu kontrak berakhir.
5. anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite; dan
6. anggota Komite diangkat oleh Direksi berdasarkan keputusan
rapat Dewan Komisaris.
Independensi anggota Komite
Guna menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa
anggota KTKT memiliki latar belakang pengelolaan Manajemen
risiko dan Keuangan. Sedangkan untuk menjamin independensi
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
pelaksanaan tugas dan pemberian pandangan maupun saran dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KTKT
tidak memiliki ailiasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun
pemegang saham pengendali BrI dan bukan merupakan pemegang
saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang
memiliki ailiasi maupun bisnis dengan BrI.
uraian Tugas dan Tanggung Jawab Komite
1. Panduan Kerja Komite TKT
Sesuai dengan berbagai ketentuan yang tercantum dalam
peraturan dasar pembentukannya, pedoman kerja Komite Tata kelola
Terintegrasi BrI mengatur tentang tujuan pembentukan Komite,
keanggotaan, kewenangan, tugas dan tanggung jawab, kedudukan,
etika kerja serta etika rapat. panduan kerja tersebut sebagai
pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Tata Kelola
Terintegrasi BrI dalam rangka mendukung efektiitas pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris untuk memperkuat fungsi
pengawasan oversight guna meningkatkan kepercayaan publik
terhadap pengelolaan perseroan secara terintegrasi.
panduan Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi BrI disahkan oleh
Direktur dan Komisaris yaitu Surat Keputusan Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi nomor 06- KoMBrI072015 tanggal 28 Juli
2015.
1. Tugas dan Tanggung Jawab
Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai tugas dan tanggung
jawab paling sedikit namun tidak terbatas pada:
Laporan Tata Kelola Perusahaan
a. Mengevaluasi pelaksanaan
Tata Kelola Terintegrasi melalui penilaian kecukupan
pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan
secara terintegrasi termasuk pemenuhan prinsip syariah dari
LJK Konglomerasi Keuangan BrI yang merupakan entitas
syariah
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
BrI untuk penyempurnaan pedoman Tata Kelola
Terintegrasi, dan
c. Memberikan masukan strategis
kepada Dewan Komisaris BrI untuk disampaikan kepada
Direksi BrI terkait pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi.
d. Menyampaikan evaluasi atas laporan penilaian pelaksanaan
Tata Kelola Terintegrasi setiap semester dan setiap tahun,
yang menjadi bagian dalam laporan tahunan Keuangan
Entitas utama atau diajukan secara terpisah dari laporan
tahunan Konglomerasi Keuangan.
1. Program Kerja
Secara garis besar program kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi
KTKT pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
a.
Mengidenikasi keterkaitan kepemilikan dan atau
pengendalian dengan Lembaga Jasa Keuangan
lain untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai struktur konglomerasi keuangan BrI.
b. Memberikan rekomendasi atas kerangka Tata Kelola
Terintegrasi sesuai dengan badan hukum, karakteristik,
dan kompleksitas BrI. c.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
dalam menetapkan pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite
Tata Kelola Terintegrasi dengan menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance.
d. Mengevaluasi penerapan Tata Kelola Terintegrasi pada
perusahaan-perusahaan konglomerasi keuangan
BrI dengan memperhatikan kecukupan pengendalian
intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan terintegrasi.
e. Mengawasi pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Direksi BrI atas pelaksanaan pedoman
Tata Kelola Terintegrasi.
f. Memeberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam penetapan kebijakan
Manajemen risiko Terintegrasi.
1. Laporan Pelaksanaan Program
Kerja KTKT pada tahun 2015, Komite
Tata Kelola Terintegrasi telah melaksanakan program kerja
sebagaimana yang ditetapkan. pembentukan struktur
konglomerasi keuangan BrI telah dilakukan dengan memperhatikan
peraturan regulator yang berlaku dengan entitas utama adalah BrI.
Kerangka Tata Kelola Terintegrasi beserta Struktur organisasi
berupa Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi, Satuan Kerja audit
Terintegrasi, dan Satuan Kerja Manajemen risiko Terintegrasi telah
ditetapkan dan telah berfungsi.
rekomendasi Dewan Komisaris dalam menetapkan pedoman Tata
Tertib Kerja Komite Tata Kelola dan dalam menetapkan Kebijakan
Manajemen risiko terintegrasi telah dilakukan dan diadministrasikan.
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Evaluasi terhadap pedoman dan kebijakan dilakukan melalui: a.
review proil risiko Terintegrasi b. review Laporan Kepatuhan Terintegrasi
c. Evaluasi kinerja perusahaan yang tergabung dalam konglomerasi keuangan BrI
Dokumen Terkait Dengan Komite Tata Kelola Terintegrasi
No No Surat
Perihal DokumenSurat
1 B.93-KoM052015
persetujuan Surat keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BrI tentang pedoman Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BrI
2 B.02-Knr092015
hasil review Draft Kebijakan umum Manajemen risiko Terintegrasi 3
B.03-Knr092015 hasil review Laporan hasil audit terintegrasi Semester I Tahun 2015
Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran anggota Komite dalam rapat-rapat Komite:
No. Nama
Jabatan Jumlah
Rapat Kehadiran
Kehadiran
1 ahmad Fuad
Ketua 2
2 100
2 Gatot Trihargo
anggota 2
2 100
3 Vincentius Sonny Loho
anggota 2
2 100
4 Bambang Soepeno
anggota 2
2 100
5 Indra Kesuma
anggota 2
1 50
6 M. Gunawan yasni
anggota 2
2 100
7 Tubagus n.a Maulana
anggota 2
2 100
8 Indrayeti
anggota 2
2 100
Sejak 19 Maret 2015, rupS mengangkat ybs sebagai anggota Dewan Komisaris BrI
rapat KTKT Selama Tahun 2015
No. Waktu
Rapat Materi rapat
1. 07 april 2015
KTKT dengan Dir. Kepatuhan
Pembahasan penerapan tata kelola terintegrasi. 2.
14 agustus 2015 KTKT dengan
Dir. Kepatuhan Penerapan Tata Kelola terintegrasi
Pengawasan terhadap Konglomerasi Keuangan BRI
Laporan Tata Kelola Perusahaan
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS
pembentukan Sekretaris Dewan Komisaris mengacu pada anggaran Dasar BrI. Sesuai dengan anggaran Dasar, Sekretaris Dewan Komisaris adalah organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas usul
pemegang Saham seri a Dwiwarna yang bertugas membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
Struktur Sekretaris Dewan Komisaris
Struktur organisasi di bawah Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
Sekretaris Dewan
Staff Sekretaris
Pelaksana
Profil Sekretaris Dewan Komisaris
Rainoc, SE, Lahir di Sawah Lunto tanggal 07 oktober 1969. Tamat pendidikan Fakultas Ekonomi universitas andalas Tahun 1995. Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris BrI sejak 01 Juni
2013 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris BrI nokep.: 02-KoMBrI062013 tanggal 11 Juni 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris pT Bank negara
Indonesia persero Tbk Januari 2011 – Mei 2013 dan Sekretaris Dewan Komisaris pT perusahaan pengelola aset Maret 2009 – Desember 2010.
Disamping sebagai Sekretaris Dewan Komisaris BrI, saat ini juga menjabat sebagai Kepala Bidang usaha pertambangan, Industri Strategis dan Media I.a pada Kementerian BuMn sejak oktober
2015. pernah menjabat sebagai Kepala Bidang usaha Industri Strategis III Mei 2014-oktober 2015, Kepala Bidang usaha Industri Strategis dan Manufaktur III.a Sept 2013-Mei 2014, Kepala
Bidang usaha Jasa I.b oktober 2010-Sept 2013, Kepala Bidang usaha perbankan II Mei 2008-oktober 2010, Kepala Sub Bagian pKBL Mei 2006-Mei 2008, Kepala Sub Bidang Evaluasi
puKK Juli 2002-Mei 2006, dan Kepala Sub Bagian Mutasi Maret 2001-Juli 2002.
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Sekretaris Dewan Komisaris
Secara umum, tugas Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : 1. Membantu Dewan Komisaris dalam membuat risalah rapat Dewan Komisaris.
2. Mengkoordinasikan tugas Sekretariat Dewan Komisaris bersama Staf, Sekretaris pelaksana, dan pelaksana di Lembaga Komisaris BrI.
3. Melakukan koordinasi pelaksanaan rapat-rapat Dewan Komisaris. 4. Mengkoordinasikan tugas-tugas adminstratif, kesekretariatan, dan protokoler Dewan Komisaris.
5. Mengkoordinasikan dan tindak lanjut atas permintaan danatau pengumpulan datainformasi dari danatau kepada pihak manajemen perseroan dan eksternal yang tidak tercakup dalam tugas-tugas Komite, termasuk
informasi mengenai peraturan dan ketentuan yang relevan dengantugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
6. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan anggaran dan menyampaikan anggaran tahunan Lembaga Komisaris yang diminta oleh Divisi Sekretariat perseroan.
7. Mengkoordinasikan penyusunan saran dan pendapat mengenai agenda dan materi rapat umum pemegang Saham.
8. Mengkoordinasikan dan tindak lanjut atas tugas lain yang tidak tercakup dalam tugas-tugas Komite di bawah Dewan Komisaris BrI.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
KOMITE-KOMITE DIBAWAH DIREKSI
Komite Manajemen Risiko RMC
Dasar pembentukan rMC
rMCdibentukberdasarkan SK nokep 519-DIrDMr072011
tangga 18 Juli 2011.
Struktur dan Keanggotaan rMC
Struktur rMC berada di bawah
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Direksi yang melibatkan unit Kerja operasional, Manajemen risiko, dan
audit Intern. rMC terbatas dapat diselenggarakan untuk membahas
permasalahan yang spesiik pada jenis risiko tertentu yang
membutuhkan putusan segera, atau disebut dengan sub-rMC. Terdapat
3 tiga Sub-rMC yaitu •
CrMC Credit risk Management Committee,
• MrMC Market risk
Management Committee, dan •
orMC operational risk Management Committee.
Selanjutnya bagan struktur organisasi Manajemen risiko BrI
dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan : Garis kewenangan dan pertanggungjawaban managerial line
Garis komunikasi
KOMISARIS Komite
Pengawasan Manajemen
risiko
Credit Risk Management
Committee Operational
Risk Management Committee
Market Risk Management
Committee
DIREKSI
RISK MANAGEMENT
COMMITTEE
DIVISI MANAJEMEN RISIKO
Unit Kerja Bisnis
Audit Intern
Unit kerja Support
Bidang Risiko Kredit
Bidang Non Risiko Kredit
Bagian Kebijakan
Metodologi Risiko kredit
Bagian Credit Risk Review
Monitoring Bagian
Manajemen Risiko Pasar,
Likuiditas Enterprise
Bagian Manajemen
Risiko Operasional
Korporat Bagian
Manajemen Risiko Kantor
Wilayah Bagian
Manajemen Risiko Operasional
Jaringan Kerja
UKO
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Independensi rMC
rMC bersifat non struktural dan independen terhadap unit kerja
operasional.
uraian Tanggung Jawab rMC
rMC bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada Direktur
utama dalam merumuskan kebijakan, menyempurnakan
pelaksanaan kebijakan, mengevaluasi perkembangan
dan kondisi proil risiko, serta memberikan saran-saran dan
langkah-langkah perbaikan. a.
Memberikan rekomendasi kepada Direktur utama
atas penyusunan Kebijakan Manajemen risiko serta
perubahannya jika diperlukan; termasuk penerapan kebijakan
manajemen risiko, strategi manajemen risiko dan
contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal
terjadi.
b. Memberikan rekomendasi kepada Direktur utama untuk
penetapan metodologi pengukuran risiko dan
perubahannya.
c. Merekomendasikan penetapan
limit risiko dan perubahannya.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
d. Menyampaikan laporan proil risiko dan hasil pemantauan
risiko serta menyusun rekomendasi perubahan
apabila diperlukan.
program Kerja rMC
a. penyelenggaraan rapat rMC
secara berkala, sekurang- kurangnya 1 satu kali dalam
waktu 3 tiga bulan.
b. penyelenggaraan rapat rMC yang bersifat ad-hoc atau
diluar jadwal yang ditentukan, apabila terdapat permasalahan
yang mendesak, antara lain perubahan proil risiko BrI
yang signiikan, perubahan regulasi, kondisi fource majeur
dan faktor lain yang signiikan pengaruhnya terhadap proil
risiko Bank
c. Dalam rMC membahas,
mengkaji ulang dan menyetujui usulan dan rekomendasi yang
disampaikan dalam rapat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. usulan dan rekomendasi tersebut
diantaranya mencakup kebijakan, strategi dan
prosedur Manajemen risiko.
uraian pelaksanaan Kegiatan rMC
a. rapat rMC dipimpin oleh Ketua
rMC yang dapau diwakili oleh Ketua I atau Ketua II apabila
Ketua rMC berhalangan. rapat rMC
b. rapat rMC diselenggarakan apabila dihadiri sekurang-
kurangnya 23 dari anggota tetap tanpa hak voting,
termasuk 3 tiga Direktur yang salah satunya Direktur
Kepatuhan.
c. hasil keputusan pada rMC
dapat dianulir oleh Direksi sepanjang dilakukan pada
rapat Direksi.
d. putusan rapat rMC diambil secara musyawarah
mufakat. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan maka
anggota tetap dengan hak voting dianggap memenuhi
persyaratan apabila disetujui oleh lebih dar 50 anggota
tetap.
Frekuensi pertemuan
rapat rMC diselenggarakan secara berkala, sekurang-kurangnya 1
satu kali dalam waktu 3 tiga bulan.
Forum rMC Meeting selama tahun 2015:
No Kegiatan
Jadwal Pelaksanan Agenda
1 rMC I 2015
11 Februari 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC IV-2014
2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test
4. pembahasan Risk Issue di BrI : penyalahgunaan rekening
nasabah, cyber crime pada Internet Banking BrI, penatakerjaan Dokumen
5. pembahasan Risk To Be Noticed di BrI 6. rekomendasi dan putusan rMC I -2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
No Kegiatan
Jadwal Pelaksanan Agenda
2 rMC II 2015
19 Mei 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC I-2015
2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test
4. Implementasi Manajemen risiko Portfolio Management 5. pembahasan Risk Issue di BrI : rasio Kredit Kualitas rendah,
proses Collection Kartu Kredit, penyalahgunaan GL Biaya pBTW, Sanksi regulator atas pelaporan Kejadian Fraud
6. rekomendasi dan putusan rMC II -2015 3
rMC III 2015 20 agustus 2015
1. Tindak Lanjut putusan rMC II-2015 2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI
3. analisa permodalan dan Stress Test 4. pembahasan Risk Issue di BrI: Kigatan uKo terganggu karena
sistem, pengelolaan risiko Stratejik, produktivitas pKL ritel 5. rekomendasi dan putusan rMC III -2015
4 rMC IV 2015
16 november 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC III-2015
2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test
4. pembahasan Risk Issue di BrI: pemanfaat Giro naS,
pengelolaan bisnis Kartu Kredit, Implementasi nSICCS, FBI dalam mendukung pertumbuhan Laba, Dampak kabut asap
bagi Bisnis BrI 5. rekomendasi dan putusan rMC IV -2015
Forum sub-rMC selama tahun 2015
No Kegiatan
Jadwal Pelaksanan Risalah Rapat
CrMC 1
CrMC I 2015 30 Januari 2015
B.17-DMrCrM022015 2
CrMC II 2015 30 april 2015
B.71-DMrCrM052015 3
CrMC III 2015 10 Juli 2015
B.103-DMrCrM072015 4
CrMC IV 2015 27 oktober 2015
B.76.e-DMrCrM112015 orMC
1 orMC I 2015
22 Januari 2015 B.04-DMrMoK012015
2 orMC II 2015
28 april 2015 B.23-DMrMoK012015
3 orMC III 2015
9 Juli 2015 Sr.1.e-DMrMoK072015
4 orMC IV 2015
12 oktober 2015 B.44-DMrMoK102015
MrMC 1
MrMC I 2015 11 Februari 2015
r.11-DMrMrp022015 2
MrMC II 2015 19 Mei 2015
r.39-DMrMrp052015 3
MrMC III 2015 20 agustus 2015
r.61-DMrMrp082015 4
MrMC IV 2015 16 november 2015
r.75-DMrMrp112015
Laporan Tata Kelola Perusahaan
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Komite Kebijakan perkreditan KKp
KKp merupakan Komite di Kantor pusat yang membantu Direksi BrI
dalam merumuskan kebijakan perkreditan dan memberikan saran-
saran perbaikan terkait kebijakan perkreditan.
Dasar pembentukan KKp
Komite Kebijakan perkreditan dibentuk berdasarkan no.S.114-
DIraDK062012 tanggal 29 Juni 2012
Struktur dan Keanggotaan KKp
Ketua : Direktur utama anggota:
1. Wakil Direktur utama; 2. Direktur risiko Kredit dan
Manajemen aset; 3. Direktur uMKM;
4. Direktur Komersial; 5. Direktur Kelembagaan;
6. Direktur Konsumer; 7. Direktur Keuangan;
8. Direktur Kepatuhan; 9. SEVp uKM Konsumer;
10. SEVp Satuan Kerja audit Intern; 11. Kepala Divisi aDK merangkap
sebagai sekretaris KKp; 12. Kepala Divisi Manajemen
risiko; 13. Kepala Divisi analisis risiko;
14. Kepala Divisi rpKB; 15. Kepala Divisi Bisnis Mikro
16. Kepala Divisi Bisnis ritel dan
Menengah; 17. Kepala Divisi Bisnis Konsumer;
18. Kepala Divisi Bisnis program dan Kemitraan;
19. Kepala Divisi agribisnis; 20. Kepala Divisi Bisnis umum;
21. Kepala Divisi Bisnis umum;
Laporan Tata Kelola Perusahaan
22. Kepala Divisi Bisnis BuMn 1; 23. Kepala Divisi Bisnis BuMn 2;
24. Kepala Divisi Treasury; 25. Kepala Divisi Bisnis
Internasional; 26. Kepala Divisi Kepatuhan;
27. Kepala Divisi hukum; 28. Kepala Divisi Investment
Service; 29. Kepala Desk Migas.
Independensi KKp
KKp bersifat non struktural dan independen terhadap unit kerja
bisnis melalui: 1. pemberian putusan kredit
dilakukan berdasarkan kemahiran profesional secara
jujur, obyektif, cermat dan seksama.
2. KKp mempunyai kewenangan sesuai dengan batas
wewenang yang ditetapkan oleh Direksi untuk menolak
permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam memberikan persetujuan
kredit yang hanya bersifat formalitas atau diluar asas-asas
perkreditan yang sehat.
uraian Tugas dan Tanggung Jawab KKp
1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka
penyusunan Kup BrI, terutama yang berkaitan dengan
perumusan prinsip kehati- hatian dalam perkreditan
sebagaimana dimaksud dalam pedoman penyusunan
Kebijaksanaan perkreditan Bank ppKpB BI.
2. Mengawasi agar Kup BrI diterapkan dan dilaksanakan
secara konsekuen dan konsiste, serta merumuskan alternatif
solusi apabila terdapat hambatan kendala dalam
penerapannya.
3. Memantau dan mengevaluasi: a.
Kebenaran pelaksanaan wewenang memutus
kredit; b. Kebenaran proses
pemberian, perkembangan, dan
kualitas kredit yang diberikan kepada pihak
terkait dengan bank dan debitur-debitur besar
tertentu, dll.
uraian pelaksanaan Kegiatan KKp
Kegiatan Komite Kebijakan perkreditan antara lain:
4. Memberikan putusan atas perubahan kebijakan
perkreditan yang bersifat mendasar atau berdampak
signiikan pada operasional bisnis bank.
5. Melakukan koordinasi dengan assets and Liabilities
Committee aLCo dalam aspek pendanaan untuk kredit
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan aLCo.
6. Membubuhkan tanda tangan pada formulir putusan Kredit
sebagai bukti pemberian putusan kredit serta sebagai
wujud tanggung jawab Komite Kredit.
Frekuensi pertemuan KKp
Tanggal Pelaksanaan Agenda Pembahasan
Keterangan
23-Sep-15 pembahasan Review Kebijakan
umum perkreditan Kup BrI Telah memenuhi quorum rapat dengan
dihadiri 23 anggota rapat, termasuk minimal dihadiri 3 orang Direksi
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Komite Kredit KK
Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu
Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskanpermohonan
kredit untuk jumlah danatau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh
Direksi.
Dasar pembentukan KK
-untuk ditambahkan SK Direksi BrI no: S.42-DIraDK112015 tanggal
27 november 2015.
Struktur dan Keanggotaan KK
a. Direktur utama
b. Wakil Direktur utama c.
Direktur risiko Kredit dan aset Manajemen
d. Direktur Komersial e.
Direktur Kelembagaan f.
Direktur Mikro g. Direktur KonsumerSEVp uKM
dan Konsumer h. Direktur Keuangan Treasury
Catatan : Dalam hal terjadi kekosongan
SEVp uKM dan Konsumer, maka kewenangan memutus
dilimpahkan kepada SEVp lain yang ditunjuk, kecuali SEVp yang
membidangi Satuan Kerja audit Intern.
Komite Aset Liabilitas ALCO
asset-Liability Committee aLCo adalah komite yang membantu
Direksi BrI dalam mengelola asset dan Liability BrI secara
terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman,
menentukan kebijakan mismatch, netopenposition dan risiko suku
bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital
serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan
kebijakan yang akan diputuskan dalam rapat aLCo.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Dasar pembentukan aLCo
untuk ditambahkan SK Direksi BrI no: S.42-DIraDK112015 tanggal
27 november 2015.
Struktur dan Keanggotaan aLCo
Struktur dan keanggotaan aLCo terdiri dari:
Ketua merangkap anggota: Direktur utama
Ketua pengganti I merangkap anggota :
Direktur Keuangan
Ketua pengganti II merangkap anggota :
Direktur pengganti Direktur Keuangan sesuai dengan Surat
Keputusan dari Divisi renstra
Sekretaris merangkap anggota : Kepala Divisi Treasury
Anggota: 1. Direksi
2. Seluruh Kepala Divisi Bisnis 3. Kepala Divisi Dana Jasa
4. Kepala Divisi Kartu Kredit 5. Kepala Divisi Kredit Konsumer
6. Kepala Divisi hubungan
Lembaga 7. Kepala Divisi akuntansi,
Manajemen, dan Keuangan 8. Kepala Divisi analisis risiko Kredit
9. Kepala Divisi rpKB 10. Kepala Divisi administrasi Kredit
11. Kepala Divisi Manajemen risiko 12. Kepala Divisi renstra
13. pemimpin Wilayah DKI Jakarta I 14. pemimpin Wilayah DKI Jakarta II
15. pemimpin Wilayah DKI Jakarta
III 16. pemimpin Kantor Cabang
Khusus
ALCO Supporting Group ASG: aLCo Suppporting Group adalah
grup analis setingkat bagian yang secara operasional berada di Divisi
Treasury yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab aLCo.
Independensi aLCo
aLCo bersifat non struktural dan tidak independen
uraian Tugas dan Tanggung Jawab aLCo
1. Menetapkan kebijakan pengelolaan asset and Liability
BrI secara terpadu. 2. Menetapkan suku bunga dasar
untuk simpanan, pinjaman dan fund transfer price.
3. Menentukan kebijakan mismatch dan net open
posisiton nop. 4. Mengelola dan menetapkan
struktur balance sheet dan capital.
5. Memastikan pengelolaan asset and Liability telah dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan hasil rapat aLCo.
Sebagai penunjang, BagianaLCo Supporting Group aSGmemiliki
tugas sebagai berikut: 1. Membuat analisis sumber dan
penggunaan dana, balance sheetcapital berdasarkan
neraca dan labarugi. 2. Membuat analisis sensitivitas
terhadap risiko suku bunga Maturity repricing Gap.
3. Menghitung dan melakukan monitoring terhadap net open
position. 4. Membuat analisis risiko
likuiditas primary dan Secondary reserve.
5. Membuat analisis dan atau menyediakan data lainnya
sesuai dengan kebutuhan aLCo.
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
6. Menyusundan mengembangkan skenario
tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman, selanjutnya
membuat alternatif-alternatif dalam melakukan penetapan
harga pricing sesuai dengan perkembangan suku
bunga pasar dan kondisi makroekonomi.
7. Bersama divisi terkait menghitung dan membuat
alternatif-alternatif dalam penetapan pricing pinjaman
tertentu di bawah counter rateuntukdirekomendasikan
kepada pejabat pemutus.
8. Bersama divisi terkait menyusun funding strategy
berdasarkan rKap bank dan kondisi pasar perbankan.
9. Menyiapkan segala perlengkapan untuk
pelaksanaan rapat aLCo secara berkala.
10. Menyiapkan bahan presentasi yang akan disampaikan oleh
Sekretaris aLCo pada rapat aLCo.
11. Meneruskan hasil-hasil keputusan rapat aLCo dan
melakukan monitoring atas tindak lanjutnya pada masing-
masing unit kerja yang terkait.
program Kerja aLCo
aLCo secara periodik menyelenggarakan pertemuan
untuk membahas pengelolaan
Laporan Tata Kelola Perusahaan
asset – liability BrI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan
Direksi dalam hal: - perkembangan kinerja bank.
- Komposisi dan pertumbuhan portofolio bank.
- pengelolaan risiko panduan limit mismatch dan net open position.
- Suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price.
uraian pelaksanaan aLCo Meeting
rapat aLCo diselenggarakan secara berkala biasanya 1 kali
dalam waktu satu bulan. rapat tersebut diselenggarakan dengan
pedoman sebagai berikut: a.
rapat aLCo BrI dipimpin oleh Ketua aLCo. Dalam hal
Ketua aLCo berhalangan, rapat dipimpin oleh Ketua
aLCo pengganti I atau apabila berhalangan juga dapat diganti
oleh Ketua aLCo pengganti II.
b. Koordinasi penyelenggaraan rapat aLCo merupakan
tanggung jawab Sekretaris aLCo, antara lain
mempersiapkan rapat, mempersiapkan dan
mempresentasikan materi rapat, serta membuat dan
menyebarluaskan notulen rapat. Dalam hal Sekretaris
aLCo berhalangan hadir, Kepala Divisi Treasury
selaku Sekretaris aLCo dapat digantikan oleh Wakil
Kepala Divisi Treasury, atau jika berhalangan juga dapat
digantikan oleh Kepala Desk Invesment Banking, atau
jika berhalangan juga dapat digantikan oleh Kepala Bagian
aLCo Supporting Group.
c. aLCo mengadakan pertemuan
secara periodik dalam setiap bulan.
d. rapat aLCo harus dihadiri sekurang-kurangnya 23 dari
anggota aLCo. apabila Kepala Divisi yang menjadi anggota
aLCo berhalangan maka yang bersangkutan dapat menunjuk
penggantinya setingkat Wakil Kepala Divisi atau minimal
Kepala Bagian.
e. Keputusan rapat aLCo diambil
secara musyawarah mufakat. Dalam hal tidak tercapainya
kesepakatan, maka keputusan rapat aLCo dianggap sah
bila disetujui oleh 23 jumlah anggota yang hadir dalam
pertemuan termasuk 2 orang anggota Direksi, dan salah
satunya adalah Ketua Ketua pengganti.
Frekuensi pertemuan aLCo
• Forum aLCo diselenggarakan
satu kali dalam sebulan atau dua belas kali selama tahun
2015.
• agenda aLCo membahas
mengenai manajemen aset dan liabilitas, market review, dan
perkembangan kinerja saham BrI.
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Komite pengarah IT ITSC
ITSC merupakan komite yang bertanggung jawabmemberikan
arahan dan rekomendasi tentangkebijakan, pengembangan,
dan implementasiteknologi dan sistem informasi Brl.
Dasar pembentukan
Sesuai dengan ketentuan yang digariskan BankIndonesia melalui
peraturan Bank Indonesia no.915 pBI2007 tanggal 30 november
2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia no. 930Dpnptanggal
12 Desember 2007, keduanya perihalpenerapan Manajemen
risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank
umum, BrI telahmenetapkan Komite pengarah Teknologi
danSistem Informasi melalui Surat Keputusan Direksi BrI nokep:
625-DIrTSI102009 tanggal 19 oktober 2009 tentang Komite
pengarah SteeringCommittee Teknologi dan Sistem Informasi
TSIpT Bank rakyat Indonesia persero, Tbk.
Struktur dan Keanggotaan Komite
Struktur dan Keanggotaan ITSC ditetapkan melalui SK Direksi no.
625-DIrTSI102009 tanggal 19 oktober 2009 dengan gambaran
ringkas sebagai berikut:
Ketua : Direktur operasional
Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan
Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi dan SistemInformasi
anggota : 19 Kepala Divisi terdiri dari Divisi
Bisnis, Divisi operasional dan audit Intern.
Keanggotaan Komite bersifat ex-oficio dan anggotakomite
mewakili pihak yang berhubungan langsungdengan TSI baik sebagai
partner maupun sebagaipengguna.
Independensi komite
ITSC bersifat non struktural dan tidak independen
uraian tugas dan tanggung jawab
1. Memberikan rekomendasi mengenai rencana kebijakan
sasaran pengembangan TSI BrI jangka panjang 5 tahun
yang dituangkan dalam IT Strategic plan ITSp BrI;
2. Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI
BrI jangka pendek tahunan dan jangka panjang 5 tahun
sesuai dengan Corporate plan dan rencana Bisnis Bank
yang akan dijalankan oleh manajemen BrI;
3. Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan
strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat
perubahan kebijakan dan strategi bisnis BrI;
4. Melakukan review dan merekomendasikan rencana
Kerja Fungsional dan rencana kerja anggaran Investasi dan
Eksploitasi TSI BrI untuk pengembangan, operasional
dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek tahunan
dengan berpedoman pada ITSp BrI yang telah ditetapkan;
5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pengembangan proyek TSI BrI agar arah pengembangan
sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah
ditetapkan;
6. Melakukan monitoring dan evaluasi status pengembangan
TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI
yang dikelola oleh Divisi TSI.
7. Melakukan monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan
risiko atas investasi BrI pada sektor teknologi informasi agar
investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya
tujuan bisnis BrI.
8. Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah
terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan
kerja pengguna user dan penyelenggara TSI secara
efektif, eisien dan tepat waktu.
uraian pelaksanaan kegiatan komite
1. Program Kerja ITSC
program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas danwewenang
sesuai ketentuan terhadap materi yangdiagendakan dalam
pertemuan komite.
1. Realisasi Program Kerja
Dalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasiterhadap
perkembangan IT BrI dan pembahasanmasalah sesuai
agenda masing-masing rapat. Dalamrapat tersebut Direksi
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
memberikan pengarahanmengenai strategi khususnya terkait pengembangane-channel tertentu yang dianggap perlu mendapatperhatian lebih. namun demikian, Direksi jugamengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak
mengabaikan pengembangan yang bersifat mandatory.
1. Frekuensi pertemuan
Selama tahun 2014, rapat ITSC yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
No Tanggal
Pertemuan TopikAgenda Rapat
1 15 agustus 2014
ITSC pencapaian dan Evaluasi ITSp 2008-2013 serta
inalisasi ITSp 2014-2018
Komite Capital Investasi
aksi korporasi yang terbatas pada pengambilalihan perseroan yang dilakukan perusahaan dan pengelolaan perusahan anak, baik yang menyebabkan perusahaan menjadi pemegang Saham pengendali maupun tidak
menjadi pemegang saham pengendali. pengelolaan perusahaan anak di antaranya adalah:
1 pemantauan kinerja perusahaan anak 2 rekomendasi aksi korporasi perusahaan anak termasuk penggabungan, peleburan, pemisahan perusahaan anak
dan penetapan dividen
Laporan Tata Kelola Perusahaan
3 penambahan penyertaan kepada perusahaan anak
Dasar pembentukan
Surat Keputsan nomor: 202-DIr CDS042015 tentang Capital
Investment Committee pT Bank rakyat Indonesia persero Tbk.
Struktur dan Keanggotaan Komite
organisasi Capital Investment Committee pT. Bank rakyat
Indonesia persero, Tbkb terdiri dari:
1. Ketua : Direktur Keuangan
merangkap anggota tetap dengan hak suara
2. Sekretaris : Kepala Divisi Corporate Development
Strategy merangkap anggota tetap dengan hak suara
3. anggota : 1. Direktur Bisnis terkait
anggota tidak tetap dengan hak suara
2. Direktur asset Credit Management anggota tetap
dengan hak suara 3. Kepala Divisi Investment
Services anggota tetap dengan hak suara
4. Kepala Divisi hukum anggota tetap dengan hak
suara 5. Kepala Divisi akuntansi
Manajemen Keuangan anggota tetap dengan hak
suara 6. Kepala Divisi Treasury
anggota tetap dengan hak suara
7. Kepala Divisi terkait bisnis perusahaan anak anggota
tidak tetap dengan hak suara
Keanggotaan Capital Investment Committee tersebut bersifat
ex-oficio. anggota tidak tetap, diundang dalam rapat komite
berdasarkan topik yang relevan dengan bidang bisnis yang dikelola.
Dalam melaksanakan tugas, Capital Investment Committee didukung
oleh Tim penunjang Komite, yang bertugas melakukan kajian dan
analisis yang terdiri dari: i.
Bagian planning, Divisi Corporate Development
Strategy ii.
Bagian performance Management holding
Corporation, Divisi Corporate Development Strategy
iii. Bagian Subsidiaries uCL non- FI, Divisi Investment Services
iv. Bagian perencanaan anggaran, Divisi akuntansi Manajemen
Keuangan v.
Desk hubungan Investor, Divisi Sekretariat perusahaan
Independensi komite
Capital Investment Committee bersifat non struktural dan tidak
independen
uraian tugas dan tanggung jawab
Capital Investment Committee memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab sebagai berikut: a.
aksi Korporasi 1. Melakukan review atas
kajian dan analisis aksi korporasi yang diusulkan
oleh Tim penunjang Komite
2. Menetapkan rekomendasi aksi korporasi
3. Menyampaikan rekomendasi Komite
kepada Direksi untuk mendapatkan putusan
4. aksi korporasi sesuai pasal 2 ayat 1 dilaksanakan
oleh Divisi Corporate
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Development Strategy sesuai tugas dan
tanggung jawabnya b. pengelolaan perusahaan anak
1. Melakukan review atas kajian dan analisis kinerja
perusahaan anak yang dilaporkan oleh Tim
penunjang Komite secara periodik
2. Memberikan rekomendasi atas Kinerja perusahaan
anak 3. Melakukan review
atas kajian dan analisis aksi korporasi, usulan
penambahan penyertaan maupun usulan strategis
lain yang disampaikan oleh Tim penunjang
Komite
4. Menyampaikan rekomendasi Komite atas
aksi korporasi, usulan penambahan penyertaan
maupun usulan strategis lain kepada Direksi untuk
mendapatkan putusan
Tim penunjang Komite, sesuai ruang lingkup masing-masing,
memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab:
a.
Menyediakan data pendukung mengenai usulan yang akan
dilaksanakan b. Membuat analisis kajian atas
usulan yang akan diajukan c.
Menyiapkan bahan presentasi
Laporan Tata Kelola Perusahaan
yang akan disampaikan oleh anggota Komite sesuai ruang
lingkup pada rapat Capital Investment Committee
uraian pelaksanaan kegiatan komite
1. Program Kerja Komite
program Kerja dan agenda pertemuan Komite
1 pemaparan Kinerja perusahaan anak
2 permohonan tambahan modal perusahan anak
3 pemaparan rencana Corporate action dalam rangka
pertumbuhan non organik BrI 1.
Uraian pelaksanaan kegiatan Komite
1. Tim penunjang Komite mempersiapkan kajian dan
analisis sesuai ruang lingkup masing-masing
2. Kajian dipresentasikan oleh anggota Komite, sesuai ruang
lingkup, dalam rapat Komite 3. Komite menyelenggarakan
rapat secara periodik untuk membahas usulan, kajian dan
analisis yang berasal dari Tim penunjang Komite
4. rapat dinyatakan memenuhi kuorum apabila dihadiri oleh
minimal 23 dari seluruh pengurus dan anggota Komite
5. rapat Komite dipimpin oleh Ketua. apabila Ketua
berhalangan hadir, maka digantikan dengan mekanisme
Direktur pengganti 6. Sekretaris Komite
bertanggungjawab mengoordinasi
penyelenggaraan rapat Capital Investment Committee,
termasuk mempersiapkan rapat serta membuat notulen
putusan rapat
7. Dalam hal Sekretaris Komite mempresentasikan materi
rapat, maka rapat dapat menunjuk anggota Komite
yang lain untuk membuat notulen rapat
8. Komite membahas dan memberikan rekomendasi atas
kajian dan analisis dari Tim penunjang Komite
9. rekomendasi Capital Investment Commitee
dilakukan secara musyawarah mufakat. Dalam hal tidak
tercapainya kesepakatan mengenai rekomendasi, maka
rekomendasi dianggap sah bila disetujui oleh 34 jumlah
anggota komite yang memiliki hak suara, yang hadir dalam
rapat dengan salah satu diantaranya adalah Direktur
Keuangan exoficio
10. rekomendasi dari rapat Komite ini akan dilaporkan
dipresentasikan oleh Ketua Komite kepada
Direksi perusahaan untuk mendapatkan putusan
persetujuan pelaksanaan
1. Frekuensi pertemuan
Tanggal Agenda
Kehadiran Anggota
13082015 pemaparan Kinerja perusahaan anak
Memenuhi kuorum 18082015
presentasi Kajian Corporate action Memenuhi kuorum
27102015 presentasi Kajian Corporate action
Memenuhi kuorum 11022015
rencana Bisnis perusahaan anak Kajian Corporate action Memenuhi kuorum
25112015 presentasi Kajian Corporate action
Memenuhi kuorum 11112015
rencana Bisnis perusahaan anak Memenuhi kuorum
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Tanggal Pembahasan
Kehadiran
11 Desember 2015 pembahasan project, permasalahan, putusan project dan
evaluasi project Memenuhi kuorum
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Komite Pengarah Project Managament Office PMO
Steering Committee
pMo Steering Committee adalah forumkomite tertinggi dalam
manajemen proyek tingkat korporat di BrI yang bertanggung jawab
kepada Direksi.
Dasar pembentukan
-untuk ditambahkan
Struktur dan Keanggotaan Komite
Struktur dan keanggotaan selengkapnya ditetapkan melalui
SK Direksi no.647-DIrrEn092011 tanggal 30 September 2011,
dengan gambaran ringkassebagai berikut:
Ketua : Wakil Direktur utama
anggota : - Direktur yang menjabat head of
pMo - para anggota Direksi yang
membawahi unit Kerja pemilik proyek
- para anggota Direksi yang membawahi unit Kerja pendukung
proyek - para Kepala unit Kerja pemilik
proyek - para Kepala unit Kerja pendukung
proyek Wewenang dan Tanggung Jawab pMo Steering Committee
adalah sebagai berikut: 1. Memberikan arahan strategi
proyek-proyek di BrI secara korporat.
2. Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian
permasalahan dalam pengelolaan proyek yang
tidak dapat diputuskan oleh head of pMo atau project
Steering Committee.
3. Melakukan usulan realokasi anggaran antar proyek yang
sudah tercantum dalam rencana Kerja proyek dan
selanjutnya berpedoman kepada ketentuan yang
berlaku.
4. Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur
dalam Ku pMo dan pp pMo. 5. Mengesahkanhasil Joint
planning Session JpSatau Streamlining.
6. Menghentikanproyek, jika suatu proyek tidak
lagi memiliki alasan untuk diteruskan.
7. Menyetujui dan mengesahkan usulan proyek
yang dilakukan setelah rKap disetujui, antara lain proyek
yang bersifat regulatory atau proyek karena keadaan
darurat.
8. Memberikan arahan dan putusan dalam
rangka mengakselerasi penyelesaian proyek.
Independensi komite
pMo Steering Committee bersifat non struktural dan tidak
independen
uraian tugas dan tanggung jawab
pMo Steering Committee mempunyai peran memberikan
arahan dan keputusan strategis dalam pengelolaan proyek yang
antara lain : 1. Menetapkan kriteria proyek
dalam monitoring unit Kerja pMo.
2. Memutuskan proyek-proyek yang masuk dalam monitoring
pMo di luar kriteria yang telah ditetapkan.
3. Ke pu tusan investasi dan eksploitasi yang terkait
dengan pro yek, di anta ranya menyetujui, mengubah atau
membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek.
4. Keputusan atas permasalahan proyek yang dieskalasi ke
pMoSC.
uraian pelaksanaan kegiatan komite
Dalam menjalankan fungsinya, pMo SteeringCommittee melakukan
pertemuan minimal 1 satu kali dalam satu tahun.
Frekuensi pertemuan
ringkasan kegiatan kerja pMo Steering Committeeuntuk tahun
2015 adalah sebagai berikut
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
FUNGSI KEPATUHAN
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab Divisi Kepatuhan BrI dalam rangka
melaksanakan Fungsi Kepatuhan mengacu pada peraturan Bank
Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank, diantaranya:
1. Menyusun langkah-langkah
dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan
pada seluruh kegiatan usaha BrI pada setiap jenjang
organisasi.
2. Melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring, dan
pengendalian terhadap risiko Kepatuhan dengan mengacu
pada peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan
Manajemen risiko bagi Bank umum.
3. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur mserta kegiatan
usaha BrI telah sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia dan
atau peraturan perundang- undangan yang berlaku
4. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, yang meliputi
antara lain:
a. Memastikan kepatuhan
BrI terhadap komitmen yang dibuat oleh BrI
kepada Bank Indonesia danatau otoritas
pengawas lain yang berwenang.
b. Melakukan sosialisasi kepada seluruh insan BrI
mengenai hal-hal yang terkait dengan Fungsi
Kepatuhan terutama mengenai ketentuan yang
berlaku. c.
Bertindak sebagai contact person untuk
permasalahan kepatuhan Bank bagi pihak internal
maupun eksternal.
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan diimplementasikan melalui:
a. Budaya Kepatuhan
Jajaran Kepatuhan secara berkesinambungan melakukan
sosialisasi dan internalisasi fungsi kepatuhan sehingga
dapat mewujudkan dan meningkatkan budaya
kepatuhan compliance awareness pada semua
tingkatan organanisasi dan kegiatan usaha BrI.
b. pemantauan risiko Kepatuhan Dalam rangka melakukan
proses pengelolaan risiko Kepatuhan, Jajaran Kepatuhan
berkoordinasi dengan Divisi Manajemen risiko, sebagai
satuan kerja manajemen risiko di BrI dengan melakukan
identiikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian
terhadap risiko Kepatuhan dengan mengacu pada
peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan
Manajemen risiko bagi Bank umum.
c. pemantauan prinsip Kehati-
hatian Bank Kegiatan ini dilakukan untuk
memastikan kepatuhan BrI terhadap kebijakan prinsip
kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun
otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Kegiatan tersebut
terdiri dari : a.
pelaksanaan pengujian prinsip Kehati-hatian
Dalam rangka mencegah penyimpangan dari
ketentuan kehati-hatian baik di bidang perkreditan
maupun bidang non perkreditan, Direktur
Kepatuhan BrI telah melakukan pengujian
prinsip Kehati-hatian terhadap rencana
Kebijakan, Keputusan dan perjanjian dengan pihak
ketiga yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Monitoring Tindak Lanjut hasil pengujian
Merupakan kelanjutan dari kegiatan pengujian
prinsip Kehati-hatian yang dilaksanakan untuk
memastikan kembali bahwa tidak terdapat
adanya penyimpangan dalam tindak lanjut
rencana kebijakan dan atau keputusan yang telah
dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian
comply.
c. review Kebijakan Internal
Dilakukan untuk memastikan bahwa
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi
dan berlaku di internal BrI masih memenuhi
ketentuan prinsip kehati-hatian dan tidak
melanggar peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d. resume Kebijakan Eksternal
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Baik resume maupun penerusan kebijakan eksternal dilakukan terhadap kebijakan baru maupun perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian
dari sosialisasi kebijakan sehingga kebijakan eksternal dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh unit kerja terkait dalam bidang tugasnya.
e. analisa Dampak Kebijakan Eksternal
Dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BrI yang berlaku saat ini sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal BrI yang berlaku saat ini telah sesuai
dengan ketentuan eksternal.
Jenis Kegiatan 2015
Perkreditan Non Perkreditan
pengujian prinsip kehati-hatian 363
234
Monitoring 250
182 Tanggapan Kebijakan
19 98
review Kebijakan Internal 14
30 resume penerusan Kebijakan Eksternal
26 62
analisa Dampak Kebijakan Eksternal 24
15 f.
pemantauan Komitmen Bank Jajaran Kepatuhan BrI memastikan pemenuhan komitmen BrI terhadap Bank Indonesia BI, otoritas
Jasa Keuangan oJK maupun otoritas berwenang lainnya. Secara berkala, BrI menyampaikan hasil pemantauan pemenuhan komitmen kepada Direktur utama, Dewan Komisaris dan otoritas Jasa Keuangan
yang disusun dalam Laporan pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank.
g. penyempurnaan sistem, infrastruktur dan kebijakan kepatuhan
Peran Dewan Komisaris dan Direksi
peran Direksi dalam pengelolaan fungsi Kepatuhan tercermin dalam struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan BrI sebagai berikut:
Divisi Kepatuhan Direktur Kepatuhan
Bagian Kepatuhan
Bidang perkreditan
Bagian prinsip Mengenal
nasabah Bidang
Kepatuhan Bidang non
perkreditan Bagian
pelaporan SIstem
anti Money Laundering
Bagian Good Corporate
Governance
Laporan Tata Kelola Perusahaan
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan
Evaluasi dan analisa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dilakukan secara
berkala oleh Dewan Komisaris melalui Komite pengawasan
Manajemen risiko. Komite pengawasan Manajemen risiko
memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya mengevaluasi dan
menganalisa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan paling kurang secara
semesteran dan memberikan saran danatau rekomendasi
kepada Dewan Komisaris untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan perseroan.
Independensi Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja
Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan dilaksanakan mengacu pada peraturan Bank
Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank umum. Fungsi Kepatuhan
di BrI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur
Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Jajaran kepatuhan harus bersifat
independen dan terpisah dari fungsi bisnis, fungsi operasional
maupun fungsi penunjang lainnya dalam kegiatan usaha BrI. Jajaran
kepatuhan harus bebas dari pengaruh atau tekanan unit kerja
lain, harus bebas dari benturan kepentingan conlict of interest,
serta harus bertindak obyektif dan profesional. Direktur Kepatuhan
tidak membawahkan unit kerja operasional maupun layanan
bahkan bisnis. Direktur Kepatuhan telah lolos Fit and proper Test dari
oJK, hal ini membuktikan bahwa independensi.
Independensi Jajaran Kepatuhan sbb:
1. Jajaran kepatuhan harus bersifat independen dan
terpisah dari fungsi bisnis, fungsi operasional maupun
fungsi penunjang lainnya dalam kegiatan usaha BrL
2. Jajaran kepatuhan harus bebas dari pengaruh atau tekanan
unit kerja lain, harus bebas dari benturan kepentingan
conlict of interesi, serta harus bertindak obyektif dan
profesional.
Charter Kepatuhan
Tercapainya visi dan misi BrI melalui praktek bisnis yang
dilandasi oleh kepatuhan-kepada Ketentuan Bank Indonesia
dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, serta
ketentuan-ketentuan internal BrI yang berlaku. Integritas,
profesionalisme, Kepuasan nasabah, Keteladanan,
penghargaan Kepada perusahaan, sbb:
1 Terlaksananya Budaya
Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha BrI. 2 Tercapainya keuntungan
dan manfaat yang optimal bagi pihak-pihak yang
berkepentingan stakeholders dengan tetap melaksanakan
kebijakan GCG.
3 peningkatan kesadaran dan disiplin insan BrI terhadap
aturan main rule of the game dalam seluruh kegiatan usaha
BrI yang berdasarkan pada prinsip kehati-hatian.
Dasar ketentuan
Dalam rangka memitigasi risiko dengan upaya yang bersifat
preventif ex-ante serta mengelola risiko Kepatuhan agar sejalan
dengan penerapan manajemen risiko yang telah berjalan di bank
secara keseluruhan, BrI telah melaksanakan fungsi Kepatuhan
dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2011
tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Bank umum. Fungsi Kepatuhan BrI dilaksanakan oleh jajaran
kepatuhan yaitu Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan.
Direktur Kepatuhan dijabat oleh Susy Liestiowaty yang menjabat
sejak 19 Maret 2015, menggantikan randi anto yang menjabat sejak
12 Juli 2011. sedangkan Kepala Divisi Kepatuhan dijabat oleh Khairi
Setiawan. Baik Direktur Kepatuhan maupun Kepala Divisi Kepatuhan
telah memenuhi persyaratan independensi serta kriteria lain
sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pengungkapan kebijakan internal kepatuhan BRI
Compliance Charter
Dalam rangka memastikan berjalannya fungsi kepatuhan
dan satuan kerja kepatuhan di BrI sesuai dengan Bank Indonesia no.
132pBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank umum, BrI telah memiliki pedoman pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan di BrI yang tertuang dalam piagam Kepatuhan
Compliance Charter.
ruang lingkup piagam Kepatuhan Compliance Charter antara lain:
1. Fungsi Kepatuhan Bank dan Ketentuan umum mengenai
Jajaran Kepatuhan, diantaranya Independensi Jajaran
Kepatuhan, Kewenangan Jajaran Kepatuhan dan
Kedudukan Jajaran Kepatuhan.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, Direksi,
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan.
3. pelaporan Fungsi Kepatuhan
Annual Compliance Plan
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyampaian Laporan
Transaksi Keuangan LTK kepada regulator serta dalam rangka
mewujudkan Good Corporate Governance GCG yang
mendukung perkembangan bisnis perusahaan yang sehat, per tanggal
30 oktober 2015, Divisi Kepatuhan BrI mengalami perubahan struktur
organisasi dengan dibentuknya 2 dua bagian baru, yaitu Bagian
GCG dan Bagian pelaporan dan Sistem anti Money Laundering.
Pengelolaan Risiko Kepatuhan
rincian mengenai pengelolaan risiko Kepatuhan telah dibahas
dalam Bab Manajemen risiko Bagian risiko Kepatuhan. Secara
umum, pengelolaan risiko kepatuhan terlihat dari hasil
penilaian proil risiko kepatuhan bank pada tahun 2015, yaitu pada
skor nilai 2 low to moderate, sama seperti posisi tahun 2014 lalu.
Unit Kerja Anti Money Laundering APPU dan PPT
Kegiatan terkait pelaksanaan program anti pencucian uang
apu dan pencegahan pendanaan terorisme ppT yang dilakukan
selama tahun 2015, antara lain: 1. penerbitan Surat Keputusan
Direksi BrI nokep S.22-DIr DKp092015 tanggal 11
Desember 2015 tentang Kebijakan dan prosedur
penerapan program apu dan ppT di pT Bank rakyat
Indonesia persero Tbk
2. Enhancement sistem anti Money Laundering aML
and Countering Financing of
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Terrorism CFT BrI. 3. Melaksanakan monitoring
dan sosialisasi Kebijakan dan prosedur pelaksanaan program
apu dan ppT: a.
Secara on site i.
pemantauan penerapan Kebijakan
dan prosedur program apu dan ppT di unit
Kerja operasional BrI Kantor Cabang
Kantor Cabang pembantu, Sentra
Layanan prioritas dan BrI unit sesuai
sampling di masing- masing Kantor
Wilayah BrI.
ii. pelatihan khusus
materi penerapan program apu
dan ppT kepada setiap pekerja baru
maupun refreshing pekerja yang dalam
menjalankan tugasnya berkaitan
dengan prinsip mengenal nasabah,
antara lain: program pengemangan Staff
ppS, Frontliner Customer Service dan
Teller, Fo Funding oficer, ao account
oficer, Manajer operasional Mo,
Manajer pemasaran Mp, pimpinan
Cabang pembantu, dll.
b. Secara off site i.
Menyampaian materi program apu
dan ppT melalui modul e-learning
untuk seluruh pekerja maupun
e-learning untuk Frontliner, sehingga
memungkinkan pekerja dapat
melakukan pelatihan secara mandiri.
ii. pelaksanaan Self
assessment program apu dan ppT di unit
Kerja operasional BrI selindo melalui
aplikasi Bristars.
4. Menyampaikan kepada otoritas Jasa Keuangan oJK
mengenai rencana pengkinian data dan realisasi pengkinian
data nasabah BrI serta Cross Border Correpondent Banking
CBCB.
5. Melaksanakan kewajiban pelaporan kepada ppaTK
berupa Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
LTKM Suspicious Transaction report STr,
Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT Cash Transaction
report CTr, Laporan Transaksi Keuangan Transfer
Dana Dari dan Ke Luar negeri LTKL International Funds
Transfer Instructions IFTI dan Sistem Informasi pengguna
Jasa Terpadu SIpESaT.
6. Menindaklanjuti permintaan dari pihak eksternal antara lain
ppaTK, KpK, Bnn, Kepolisian, oJK, dll berupa informasi
data, pemblokiran, pembukaan blokir, penundaan transaksi
dan penghentian sementara transaksi.
7. Dalam rangka persiapan implementasi Foreign account
Tax Compliance act FaTCa, maka BrI telah berpartisipasi
melakukan registrasi pada web Internal revenue Service
IrS amerika sebagai leader entity. Selain itu BrI telah
mendaftarkan anak perusahaan member entitiy dan Branch di
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Laporan Tata Kelola Perusahaan
luar negeri, sehingga masing- masing entitas tersebut telah
memiliki nomor GIIn Global Intermediary Identiication
number.
Selain tunduk pada aturan program anti pencucian uang apu dan
pencegahan pendanaan terorisme ppT, BrI juga mengindahkan
peraturan international terkait lalu litas dana segerti:
uS patriot act
untuk memenuhi peraturan “uniting and Strengthening
america by providing appropriate Tools required to Intercept and
obstruct act of 2001” the “uSa paTrIoT act” yang ditetapkan
oleh pemerintah amerika Serikat guna mencegah pencucian uang
dan pendanaan para teroris melalui rekening koresponden bank-bank
asing yang ada dilembaga-lembaga keuangan amerika, maka lembaga-
lembaga keuangan amerika Serikat mensyaratkan kepada semua bank
asing yang telah mempunyai atau berniat untuk mempunyai rekening
koresponden di aS untuk mengisi formulir sertiikat yang standar.
Dalam rangka memenuhi persyaratan uSa patriot act
tersebut, BrI telah melengkapi sertiikat mengenai rekening
koresponden bank asing dan dapat dilihat pada alamat website BrI
www.bri.co.id. Sertiikasi ini berlaku untuk semua rekening-rekening
yang dibuka untuk BrI oleh “Covered Financial Institutions.”
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Dasar Pembentukan
Sekretariat perusahaan Corporate Secretary memiliki posisi strategis
untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan
keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka
membangun goodwill perusahaan. Kebijakan regulator yang menjadi
acuan bagi pembentukan dan pelaksanaan sekretaris perusahaan,
antara lain : 1. Keputusan Ketua Bapepam
IX.I.4 no: Kep-63pM1996 tentang pembentukan
Sekretaris perusahaan. 2. peraturan Menteri negara
BuMn no: pEr-01MBu2011 tentang penerapan Tata Kelola
perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada
Badan usaha Milik negara, sebagaimana telah diubah
dengan pEr-09MBu2012.
3. peraturan otoritas Jasa Keuangan nomor 35
poJK.042014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten
atau perusahaan publik.
4. peraturan Menteri negara BuMn no: pEr-01MBu2011
tentang penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik Good
Corporate Governance pada Badan usaha Milik negara,
sebagaimana telah diubah dengan pEr-09MBu2012.
5. peraturan oJK nomor: 35 poJK.42014 tentang Sekretaris
perusahaan Emiten atau perusahaan publik
Panduan Sekretaris Perusahaan
panduan Sekretaris perusahaan BrI dibuat tahun 2007 sebagai
revisi panduan yang dibuat tahun 2003, yang berisi kualiikasi,
struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab dari Sekretaris
perusahaan yang termasuk didalamnya pelaksanaan rapat
Dewan Komisaris dan Direksi, pendalaman pengetahuan,
komunikasi, dan sebagainya.
Pihak yang mengangkat memperhentikan Sekretaris
Perusahaan
Sesuai dengan poJK no. 35 poJK.042014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik,
Sekretaris perusahaan diangkat dan diberhentikan berdasarkan
Keputusan Direksi.
Profil - Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris
perusahaan
pergantian Sekretaris perusahaan BrI telah dilakukan 1 satu kali
pada tahun 2015, yaitu penunjukan dan serah terima jabatan Sekretaris
perusahaan dari Sdr. Budi Satria kepada Sdr. hari Siaga amijarso
terhitung mulai tanggal 19 oktober 2015. adapun perubahan Sekretaris
perusahaan BrI tahun 2015 telah dipublikasikan dalam laman
situs BrI http:www.bri.co.id announce.
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Budi Satria Warga negara Indonesia, 52 tahun. Memimpin Divisi Sekretariat perusahaan
sejak 1 april 2014 hingga 30 September 2015 . Memperoleh gelar Sarjana hukum dari universitas Islam Indonesia uII, gelar Magister Manajemen Internasional
dari universitas Indonesia uI, dan memulai karir di BrI sejak 2 Mei 1988. Dalam perjalanan karirnya, pernah menjabat sebagai Inspektur di Kantor Inspeksi
Banjarmasin pada 2011 dan pemimpin Wilayah Kantor Wilayah palembang pada 2012. pengangkatannya sebagai Sekretaris perusahaan dilakukan oleh Direksi BrI
dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam peraturan Bank Indonesia no. 111pBI2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank umum
serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat no: B.81- SKpDhI042014 tanggal 14 april 2014 mengenai perubahan Sekretaris perusahaan.
Hari Siaga Amijarso Warga negara Indonesia, 50 tahun. Menjabat sebagai Sekretaris perusahaan BrI
sejak 1 oktober 2015. Memperoleh gelar Sarjana administrasi negara dari universitas Brawijaya, Malang dan berkarir di BrI sejak tahun 1990. Dalam perjalanan karirnya di
BrI, telah menduduki berbagai posisi antara lain pemimpin Cabang BrI di berbagai wilayah dan Kepala Biro Direksi Divisi Sekretariat perusahaan. pengangkatannya
sebagai Sekretaris perusahaan dilakukan oleh Direksi BrI dan telah dilaporkan kepada otoritas Jasa Keuangan guna memenuhi ketentuan dalam poJK no. 35
poJK.042014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik melalui Surat no. B.107-SKpDhI102015 tanggal 19 oktober 2015 mengenai perubahan
Sekretaris perusahaan.
Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan
Berikut merupakan Struktur organisasi Sekretariat perusahaan tahun 2015:
Divisi Sekretariat Perusahaan
Direktur Utama
Biro Hubungan Masyarakat dan
CSR Desk
Hubungan Investor
Biro Direksi
Kantor Cabang BrI
purwokerto
Museum BrI Bagian
hubungan Masyarakat
Bagian pelayanan
Intern
Seksi avinet Seksi
administrasi pelayanan
Intern Bagian
Corporate Social responsibility
Bagian administrasi
protokol Bagian
Komunikasi Investor
Seksi operasional
CSr Seksi
administrasi protokoler
Keterangan : Dipimpin oleh Kepala Divisi
Dipimpin oleh Kepala Biro Kepala Desk Setingkat Wakil Kepala Divisi : Garis Supervisipembinaan
: Garis Koordinasi
Laporan Tata Kelola Perusahaan
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
Sekretariat perusahaan BrI juga memiliki fungsi sebagai ofice
of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan
memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan
oleh Direksi danatau Dewan Komisaris. Fungsi kesekretariatan
antara lain meliputi pelaksanaan aktivitas layanan terkait kebijakan
dan pemberian hak-hak maupun fasilitas, penyelenggaraan
administrasi, dan protokoler bagi Direksi dan Dewan Komisaris sesuai
ketentuankebijakan yang berlaku.
Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
Sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri negara Badan usaha Milik
negara nomor: pEr-01MBu2011 tanggal 1 agustus 2011 Tentang
penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik Good Corporate
Governance, fungsi sekretariat perusahaan meliputi:
1. Memastikan bahwa BuMn
mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan
Dewan Komisaris secara berkala dan atau sewaktu-
waktu apabila diminta;
3. Sebagai penghubung liaison oficer; dan
4. Menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar
pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat
Direksi, rapat Dewan Komisaris dan rupS.
Sesuai peraturan otoritas Jasa Keuangan nomor 35poJK.042014
tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik
Fungsi sekretaris perusahaan
Laporan Tata Kelola Perusahaan
melaksanakan tugas paling kurang: a.
Mengikuti perkembangan pasar Modal khususnya
peraturan perundang- undangan yang berlaku di
bidang pasar Modal;
b. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau perusahaan publik untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang- undangan di bidang pasar
Modal;
c. Membantu Direksi dan Dewan
Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
meliputi:
1. keterbukaan informasi kepada masyarakat,
termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web
Emiten atau perusahaan publik;
2. penyampaian laporan kepada otoritas Jasa
Keuangan tepat waktu; 3. penyelenggaraan dan
dokumentasi rapat umum pemegang Saham;
4. penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi
danatau Dewan Komisaris; dan
5. pelaksanaan program orientasi terhadap
perusahaan bagi Direksi danatau Dewan Komisaris.
d. Sebagai penghubung antara Emiten atau perusahaan publik
dengan pemegang saham Emiten atau perusahaan
publik, otoritas Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan
lainnya.
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Tugas utama Sekretariat perusahaan BrI adalah pengelolaan
hubungan masyarakat, corporate social responsibility, pengelolaan
pelayanan informasi kepada investor, para pihak yang
berkepentingan stakeholders, dan unit kerja terkait serta
pengelolaan kesekretariatan perusahaan termasuk Direksi dan
Dewan Komisaris dalam rangka mewujudkan target kinerja dan
corporate image BrI sesuai visi, misi, dan strategi perusahaan.
Selain itu, Sekretariat perusahaan bertanggung jawab mengkinikan
informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi
serta menyampaikan informasi corporate action kepada regulator
yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi
kepatuhan, Sekretariat perusahaan menjalankan fungsi governance
relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara
goodwill perusahaan dimata regulator.
Sekretariat perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan
kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku
kepentingan stakeholders,serta menjamin tersedianya informasi
yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan
kebutuhan yang wajar dari stakeholders. Dengan tugas dan
tanggung jawab yang bersifat strategis tersebut Sekretariat
perusahaan BrI bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama
dan melaporkan pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan
kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris.
Program pelatihan dalam rangka mengembangkan
kompetensi sekretaris perusahaan
Sesuai klasiikasi Sekretaris perusahaan yang tertuang dalam
panduan Sekretaris perusahaan BrI bahwa Sekretaris perusahaan
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
diwajibkan memiliki pengetahuan hukum danatau ekonomi atau pengetahuan terkait lainnya yang memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu kriteria berpengalaman luas, andal dan mampu
mempertahankan kerahasiaan, dapat berperan sebagai komunikator yang baik, seorang pendengar yang baik, dan mampu berperan sebagai “gerbang penghubung” pertama untuk memberi saran bagi Dewan Komisaris, Direksi
serta eksekutif senior lainnya di BrI, sehingga Sekretaris perusahaan dilatih dalam bidang hukum, akuntansi, maupun praktik sekretaris perusahaan yang baik.
No Nama
Tahun Pelatihan
1. Budi Satria