Gunawan Yasni Informasi dalam Pemanggilan RUPS

pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Indra Kesuma anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi

M. Gunawan Yasni

anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Laporan Tata Kelola Perusahaan Kualiikasi Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi 1. anggota Komite paling kurang terdiri dari satu Komisaris dari setiap anggota konglomerasi keuangan BrI, seorang pihak independen dan anggota Dewan pengawas Syariah. 2. anggota Komite paling kurang terdiri dari: a. Seorang Komisaris Independen dari Entitas utama sebagai ketua merangkap anggota; b. Komisaris Independen dari setiap anggota Konglomerasi Keuangan BrI sebagai anggota; c. Seorang pihak Independen yang memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan Komite Tata Kelola Terintegrasi; d. anggota Dewan pengawas Syariah dari BrI Syariah sebagai anggota. 3. Setiap anggota Komite harus independen dengan pengertian : a. Tidak menerima kompensasi dari perseroan dan anak perseroan, atau ailiasinya, kecuali upah, gaji, dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi; b. Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan Komisaris ; c. Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada perseroan dan perseroan lainnya yang terailiasi dengan Bank; dan d. Tidak memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang menimbulkan benturan kepentingan. 4. penunjukkan dan penggantian anggota Komite ditetapkan dalam rapat Dewan Komisaris, khusus untuk anggota Komite yang berasal dari pihak Independen, berlaku ketentuan: a. Dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris melalui mekanisme perekrutan dan seleksi; b. Masa kerja ditetapkan dalam rapat Dewan Komisaris jangka waktu kontrak dan peraturan pekerja kontrak yang berlaku di perseroan, dengan tidak menutup kemungkinan diberhentikan oleh Dewan Komisaris sebelum jangka waktu kontrak berakhir. 5. anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite; dan 6. anggota Komite diangkat oleh Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris. Independensi anggota Komite Guna menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota KTKT memiliki latar belakang pengelolaan Manajemen risiko dan Keuangan. Sedangkan untuk menjamin independensi IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. pelaksanaan tugas dan pemberian pandangan maupun saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KTKT tidak memiliki ailiasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BrI dan bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki ailiasi maupun bisnis dengan BrI. uraian Tugas dan Tanggung Jawab Komite 1. Panduan Kerja Komite TKT Sesuai dengan berbagai ketentuan yang tercantum dalam peraturan dasar pembentukannya, pedoman kerja Komite Tata kelola Terintegrasi BrI mengatur tentang tujuan pembentukan Komite, keanggotaan, kewenangan, tugas dan tanggung jawab, kedudukan, etika kerja serta etika rapat. panduan kerja tersebut sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Tata Kelola Terintegrasi BrI dalam rangka mendukung efektiitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris untuk memperkuat fungsi pengawasan oversight guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan perseroan secara terintegrasi. panduan Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi BrI disahkan oleh Direktur dan Komisaris yaitu Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi nomor 06- KoMBrI072015 tanggal 28 Juli 2015. 1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab paling sedikit namun tidak terbatas pada: Laporan Tata Kelola Perusahaan a. Mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi termasuk pemenuhan prinsip syariah dari LJK Konglomerasi Keuangan BrI yang merupakan entitas syariah b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris BrI untuk penyempurnaan pedoman Tata Kelola Terintegrasi, dan c. Memberikan masukan strategis kepada Dewan Komisaris BrI untuk disampaikan kepada Direksi BrI terkait pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi. d. Menyampaikan evaluasi atas laporan penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi setiap semester dan setiap tahun, yang menjadi bagian dalam laporan tahunan Keuangan Entitas utama atau diajukan secara terpisah dari laporan tahunan Konglomerasi Keuangan. 1. Program Kerja Secara garis besar program kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi KTKT pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Mengidenikasi keterkaitan kepemilikan dan atau pengendalian dengan Lembaga Jasa Keuangan lain untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai struktur konglomerasi keuangan BrI. b. Memberikan rekomendasi atas kerangka Tata Kelola Terintegrasi sesuai dengan badan hukum, karakteristik, dan kompleksitas BrI. c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam menetapkan pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. d. Mengevaluasi penerapan Tata Kelola Terintegrasi pada perusahaan-perusahaan konglomerasi keuangan BrI dengan memperhatikan kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan terintegrasi. e. Mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi BrI atas pelaksanaan pedoman Tata Kelola Terintegrasi. f. Memeberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam penetapan kebijakan Manajemen risiko Terintegrasi. 1. Laporan Pelaksanaan Program Kerja KTKT pada tahun 2015, Komite Tata Kelola Terintegrasi telah melaksanakan program kerja sebagaimana yang ditetapkan. pembentukan struktur konglomerasi keuangan BrI telah dilakukan dengan memperhatikan peraturan regulator yang berlaku dengan entitas utama adalah BrI. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi beserta Struktur organisasi berupa Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi, Satuan Kerja audit Terintegrasi, dan Satuan Kerja Manajemen risiko Terintegrasi telah ditetapkan dan telah berfungsi. rekomendasi Dewan Komisaris dalam menetapkan pedoman Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola dan dalam menetapkan Kebijakan Manajemen risiko terintegrasi telah dilakukan dan diadministrasikan. pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Evaluasi terhadap pedoman dan kebijakan dilakukan melalui: a. review proil risiko Terintegrasi b. review Laporan Kepatuhan Terintegrasi c. Evaluasi kinerja perusahaan yang tergabung dalam konglomerasi keuangan BrI Dokumen Terkait Dengan Komite Tata Kelola Terintegrasi No No Surat Perihal DokumenSurat 1 B.93-KoM052015 persetujuan Surat keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BrI tentang pedoman Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BrI 2 B.02-Knr092015 hasil review Draft Kebijakan umum Manajemen risiko Terintegrasi 3 B.03-Knr092015 hasil review Laporan hasil audit terintegrasi Semester I Tahun 2015 Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Tingkat kehadiran anggota Komite dalam rapat-rapat Komite: No. Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran 1 ahmad Fuad Ketua 2 2 100 2 Gatot Trihargo anggota 2 2 100 3 Vincentius Sonny Loho anggota 2 2 100 4 Bambang Soepeno anggota 2 2 100 5 Indra Kesuma anggota 2 1 50 6 M. Gunawan yasni anggota 2 2 100 7 Tubagus n.a Maulana anggota 2 2 100 8 Indrayeti anggota 2 2 100 Sejak 19 Maret 2015, rupS mengangkat ybs sebagai anggota Dewan Komisaris BrI rapat KTKT Selama Tahun 2015 No. Waktu Rapat Materi rapat 1. 07 april 2015 KTKT dengan Dir. Kepatuhan Pembahasan penerapan tata kelola terintegrasi. 2. 14 agustus 2015 KTKT dengan Dir. Kepatuhan Penerapan Tata Kelola terintegrasi Pengawasan terhadap Konglomerasi Keuangan BRI Laporan Tata Kelola Perusahaan IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS pembentukan Sekretaris Dewan Komisaris mengacu pada anggaran Dasar BrI. Sesuai dengan anggaran Dasar, Sekretaris Dewan Komisaris adalah organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas usul pemegang Saham seri a Dwiwarna yang bertugas membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Struktur Sekretaris Dewan Komisaris Struktur organisasi di bawah Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : Sekretaris Dewan Staff Sekretaris Pelaksana Profil Sekretaris Dewan Komisaris Rainoc, SE, Lahir di Sawah Lunto tanggal 07 oktober 1969. Tamat pendidikan Fakultas Ekonomi universitas andalas Tahun 1995. Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris BrI sejak 01 Juni 2013 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris BrI nokep.: 02-KoMBrI062013 tanggal 11 Juni 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris pT Bank negara Indonesia persero Tbk Januari 2011 – Mei 2013 dan Sekretaris Dewan Komisaris pT perusahaan pengelola aset Maret 2009 – Desember 2010. Disamping sebagai Sekretaris Dewan Komisaris BrI, saat ini juga menjabat sebagai Kepala Bidang usaha pertambangan, Industri Strategis dan Media I.a pada Kementerian BuMn sejak oktober 2015. pernah menjabat sebagai Kepala Bidang usaha Industri Strategis III Mei 2014-oktober 2015, Kepala Bidang usaha Industri Strategis dan Manufaktur III.a Sept 2013-Mei 2014, Kepala Bidang usaha Jasa I.b oktober 2010-Sept 2013, Kepala Bidang usaha perbankan II Mei 2008-oktober 2010, Kepala Sub Bagian pKBL Mei 2006-Mei 2008, Kepala Sub Bidang Evaluasi puKK Juli 2002-Mei 2006, dan Kepala Sub Bagian Mutasi Maret 2001-Juli 2002. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Sekretaris Dewan Komisaris Secara umum, tugas Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : 1. Membantu Dewan Komisaris dalam membuat risalah rapat Dewan Komisaris. 2. Mengkoordinasikan tugas Sekretariat Dewan Komisaris bersama Staf, Sekretaris pelaksana, dan pelaksana di Lembaga Komisaris BrI. 3. Melakukan koordinasi pelaksanaan rapat-rapat Dewan Komisaris. 4. Mengkoordinasikan tugas-tugas adminstratif, kesekretariatan, dan protokoler Dewan Komisaris. 5. Mengkoordinasikan dan tindak lanjut atas permintaan danatau pengumpulan datainformasi dari danatau kepada pihak manajemen perseroan dan eksternal yang tidak tercakup dalam tugas-tugas Komite, termasuk informasi mengenai peraturan dan ketentuan yang relevan dengantugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. 6. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan anggaran dan menyampaikan anggaran tahunan Lembaga Komisaris yang diminta oleh Divisi Sekretariat perseroan. 7. Mengkoordinasikan penyusunan saran dan pendapat mengenai agenda dan materi rapat umum pemegang Saham. 8. Mengkoordinasikan dan tindak lanjut atas tugas lain yang tidak tercakup dalam tugas-tugas Komite di bawah Dewan Komisaris BrI. Laporan Tata Kelola Perusahaan pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. KOMITE-KOMITE DIBAWAH DIREKSI Komite Manajemen Risiko RMC Dasar pembentukan rMC rMCdibentukberdasarkan SK nokep 519-DIrDMr072011 tangga 18 Juli 2011. Struktur dan Keanggotaan rMC Struktur rMC berada di bawah Laporan Tata Kelola Perusahaan Direksi yang melibatkan unit Kerja operasional, Manajemen risiko, dan audit Intern. rMC terbatas dapat diselenggarakan untuk membahas permasalahan yang spesiik pada jenis risiko tertentu yang membutuhkan putusan segera, atau disebut dengan sub-rMC. Terdapat 3 tiga Sub-rMC yaitu • CrMC Credit risk Management Committee, • MrMC Market risk Management Committee, dan • orMC operational risk Management Committee. Selanjutnya bagan struktur organisasi Manajemen risiko BrI dapat digambarkan sebagai berikut: Keterangan : Garis kewenangan dan pertanggungjawaban managerial line Garis komunikasi KOMISARIS Komite Pengawasan Manajemen risiko Credit Risk Management Committee Operational Risk Management Committee Market Risk Management Committee DIREKSI RISK MANAGEMENT COMMITTEE DIVISI MANAJEMEN RISIKO Unit Kerja Bisnis Audit Intern Unit kerja Support Bidang Risiko Kredit Bidang Non Risiko Kredit Bagian Kebijakan Metodologi Risiko kredit Bagian Credit Risk Review Monitoring Bagian Manajemen Risiko Pasar, Likuiditas Enterprise Bagian Manajemen Risiko Operasional Korporat Bagian Manajemen Risiko Kantor Wilayah Bagian Manajemen Risiko Operasional Jaringan Kerja UKO IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Independensi rMC rMC bersifat non struktural dan independen terhadap unit kerja operasional. uraian Tanggung Jawab rMC rMC bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada Direktur utama dalam merumuskan kebijakan, menyempurnakan pelaksanaan kebijakan, mengevaluasi perkembangan dan kondisi proil risiko, serta memberikan saran-saran dan langkah-langkah perbaikan. a. Memberikan rekomendasi kepada Direktur utama atas penyusunan Kebijakan Manajemen risiko serta perubahannya jika diperlukan; termasuk penerapan kebijakan manajemen risiko, strategi manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi. b. Memberikan rekomendasi kepada Direktur utama untuk penetapan metodologi pengukuran risiko dan perubahannya. c. Merekomendasikan penetapan limit risiko dan perubahannya. Laporan Tata Kelola Perusahaan d. Menyampaikan laporan proil risiko dan hasil pemantauan risiko serta menyusun rekomendasi perubahan apabila diperlukan. program Kerja rMC a. penyelenggaraan rapat rMC secara berkala, sekurang- kurangnya 1 satu kali dalam waktu 3 tiga bulan. b. penyelenggaraan rapat rMC yang bersifat ad-hoc atau diluar jadwal yang ditentukan, apabila terdapat permasalahan yang mendesak, antara lain perubahan proil risiko BrI yang signiikan, perubahan regulasi, kondisi fource majeur dan faktor lain yang signiikan pengaruhnya terhadap proil risiko Bank c. Dalam rMC membahas, mengkaji ulang dan menyetujui usulan dan rekomendasi yang disampaikan dalam rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. usulan dan rekomendasi tersebut diantaranya mencakup kebijakan, strategi dan prosedur Manajemen risiko. uraian pelaksanaan Kegiatan rMC a. rapat rMC dipimpin oleh Ketua rMC yang dapau diwakili oleh Ketua I atau Ketua II apabila Ketua rMC berhalangan. rapat rMC b. rapat rMC diselenggarakan apabila dihadiri sekurang- kurangnya 23 dari anggota tetap tanpa hak voting, termasuk 3 tiga Direktur yang salah satunya Direktur Kepatuhan. c. hasil keputusan pada rMC dapat dianulir oleh Direksi sepanjang dilakukan pada rapat Direksi. d. putusan rapat rMC diambil secara musyawarah mufakat. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan maka anggota tetap dengan hak voting dianggap memenuhi persyaratan apabila disetujui oleh lebih dar 50 anggota tetap. Frekuensi pertemuan rapat rMC diselenggarakan secara berkala, sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam waktu 3 tiga bulan. Forum rMC Meeting selama tahun 2015: No Kegiatan Jadwal Pelaksanan Agenda 1 rMC I 2015 11 Februari 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC IV-2014 2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test 4. pembahasan Risk Issue di BrI : penyalahgunaan rekening nasabah, cyber crime pada Internet Banking BrI, penatakerjaan Dokumen 5. pembahasan Risk To Be Noticed di BrI 6. rekomendasi dan putusan rMC I -2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. No Kegiatan Jadwal Pelaksanan Agenda 2 rMC II 2015 19 Mei 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC I-2015 2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test 4. Implementasi Manajemen risiko Portfolio Management 5. pembahasan Risk Issue di BrI : rasio Kredit Kualitas rendah, proses Collection Kartu Kredit, penyalahgunaan GL Biaya pBTW, Sanksi regulator atas pelaporan Kejadian Fraud 6. rekomendasi dan putusan rMC II -2015 3 rMC III 2015 20 agustus 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC II-2015 2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test 4. pembahasan Risk Issue di BrI: Kigatan uKo terganggu karena sistem, pengelolaan risiko Stratejik, produktivitas pKL ritel 5. rekomendasi dan putusan rMC III -2015 4 rMC IV 2015 16 november 2015 1. Tindak Lanjut putusan rMC III-2015 2. pembahasan Risk Issue Eksternal dan proil risiko BrI 3. analisa permodalan dan Stress Test 4. pembahasan Risk Issue di BrI: pemanfaat Giro naS, pengelolaan bisnis Kartu Kredit, Implementasi nSICCS, FBI dalam mendukung pertumbuhan Laba, Dampak kabut asap bagi Bisnis BrI 5. rekomendasi dan putusan rMC IV -2015 Forum sub-rMC selama tahun 2015 No Kegiatan Jadwal Pelaksanan Risalah Rapat CrMC 1 CrMC I 2015 30 Januari 2015 B.17-DMrCrM022015 2 CrMC II 2015 30 april 2015 B.71-DMrCrM052015 3 CrMC III 2015 10 Juli 2015 B.103-DMrCrM072015 4 CrMC IV 2015 27 oktober 2015 B.76.e-DMrCrM112015 orMC 1 orMC I 2015 22 Januari 2015 B.04-DMrMoK012015 2 orMC II 2015 28 april 2015 B.23-DMrMoK012015 3 orMC III 2015 9 Juli 2015 Sr.1.e-DMrMoK072015 4 orMC IV 2015 12 oktober 2015 B.44-DMrMoK102015 MrMC 1 MrMC I 2015 11 Februari 2015 r.11-DMrMrp022015 2 MrMC II 2015 19 Mei 2015 r.39-DMrMrp052015 3 MrMC III 2015 20 agustus 2015 r.61-DMrMrp082015 4 MrMC IV 2015 16 november 2015 r.75-DMrMrp112015 Laporan Tata Kelola Perusahaan IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Komite Kebijakan perkreditan KKp KKp merupakan Komite di Kantor pusat yang membantu Direksi BrI dalam merumuskan kebijakan perkreditan dan memberikan saran- saran perbaikan terkait kebijakan perkreditan. Dasar pembentukan KKp Komite Kebijakan perkreditan dibentuk berdasarkan no.S.114- DIraDK062012 tanggal 29 Juni 2012 Struktur dan Keanggotaan KKp Ketua : Direktur utama anggota: 1. Wakil Direktur utama; 2. Direktur risiko Kredit dan Manajemen aset; 3. Direktur uMKM; 4. Direktur Komersial; 5. Direktur Kelembagaan; 6. Direktur Konsumer; 7. Direktur Keuangan; 8. Direktur Kepatuhan; 9. SEVp uKM Konsumer; 10. SEVp Satuan Kerja audit Intern; 11. Kepala Divisi aDK merangkap sebagai sekretaris KKp; 12. Kepala Divisi Manajemen risiko; 13. Kepala Divisi analisis risiko; 14. Kepala Divisi rpKB; 15. Kepala Divisi Bisnis Mikro 16. Kepala Divisi Bisnis ritel dan Menengah; 17. Kepala Divisi Bisnis Konsumer; 18. Kepala Divisi Bisnis program dan Kemitraan; 19. Kepala Divisi agribisnis; 20. Kepala Divisi Bisnis umum; 21. Kepala Divisi Bisnis umum; Laporan Tata Kelola Perusahaan 22. Kepala Divisi Bisnis BuMn 1; 23. Kepala Divisi Bisnis BuMn 2; 24. Kepala Divisi Treasury; 25. Kepala Divisi Bisnis Internasional; 26. Kepala Divisi Kepatuhan; 27. Kepala Divisi hukum; 28. Kepala Divisi Investment Service; 29. Kepala Desk Migas. Independensi KKp KKp bersifat non struktural dan independen terhadap unit kerja bisnis melalui: 1. pemberian putusan kredit dilakukan berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, cermat dan seksama. 2. KKp mempunyai kewenangan sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan oleh Direksi untuk menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dalam memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas atau diluar asas-asas perkreditan yang sehat. uraian Tugas dan Tanggung Jawab KKp 1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kup BrI, terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati- hatian dalam perkreditan sebagaimana dimaksud dalam pedoman penyusunan Kebijaksanaan perkreditan Bank ppKpB BI. 2. Mengawasi agar Kup BrI diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsiste, serta merumuskan alternatif solusi apabila terdapat hambatan kendala dalam penerapannya. 3. Memantau dan mengevaluasi: a. Kebenaran pelaksanaan wewenang memutus kredit; b. Kebenaran proses pemberian, perkembangan, dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu, dll. uraian pelaksanaan Kegiatan KKp Kegiatan Komite Kebijakan perkreditan antara lain: 4. Memberikan putusan atas perubahan kebijakan perkreditan yang bersifat mendasar atau berdampak signiikan pada operasional bisnis bank. 5. Melakukan koordinasi dengan assets and Liabilities Committee aLCo dalam aspek pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan aLCo. 6. Membubuhkan tanda tangan pada formulir putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit serta sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit. Frekuensi pertemuan KKp Tanggal Pelaksanaan Agenda Pembahasan Keterangan 23-Sep-15 pembahasan Review Kebijakan umum perkreditan Kup BrI Telah memenuhi quorum rapat dengan dihadiri 23 anggota rapat, termasuk minimal dihadiri 3 orang Direksi pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Komite Kredit KK Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskanpermohonan kredit untuk jumlah danatau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh Direksi. Dasar pembentukan KK -untuk ditambahkan SK Direksi BrI no: S.42-DIraDK112015 tanggal 27 november 2015. Struktur dan Keanggotaan KK a. Direktur utama b. Wakil Direktur utama c. Direktur risiko Kredit dan aset Manajemen d. Direktur Komersial e. Direktur Kelembagaan f. Direktur Mikro g. Direktur KonsumerSEVp uKM dan Konsumer h. Direktur Keuangan Treasury Catatan : Dalam hal terjadi kekosongan SEVp uKM dan Konsumer, maka kewenangan memutus dilimpahkan kepada SEVp lain yang ditunjuk, kecuali SEVp yang membidangi Satuan Kerja audit Intern. Komite Aset Liabilitas ALCO asset-Liability Committee aLCo adalah komite yang membantu Direksi BrI dalam mengelola asset dan Liability BrI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, netopenposition dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang akan diputuskan dalam rapat aLCo. Laporan Tata Kelola Perusahaan Dasar pembentukan aLCo untuk ditambahkan SK Direksi BrI no: S.42-DIraDK112015 tanggal 27 november 2015. Struktur dan Keanggotaan aLCo Struktur dan keanggotaan aLCo terdiri dari: Ketua merangkap anggota: Direktur utama Ketua pengganti I merangkap anggota : Direktur Keuangan Ketua pengganti II merangkap anggota : Direktur pengganti Direktur Keuangan sesuai dengan Surat Keputusan dari Divisi renstra Sekretaris merangkap anggota : Kepala Divisi Treasury Anggota: 1. Direksi 2. Seluruh Kepala Divisi Bisnis 3. Kepala Divisi Dana Jasa 4. Kepala Divisi Kartu Kredit 5. Kepala Divisi Kredit Konsumer 6. Kepala Divisi hubungan Lembaga 7. Kepala Divisi akuntansi, Manajemen, dan Keuangan 8. Kepala Divisi analisis risiko Kredit 9. Kepala Divisi rpKB 10. Kepala Divisi administrasi Kredit 11. Kepala Divisi Manajemen risiko 12. Kepala Divisi renstra 13. pemimpin Wilayah DKI Jakarta I 14. pemimpin Wilayah DKI Jakarta II 15. pemimpin Wilayah DKI Jakarta III 16. pemimpin Kantor Cabang Khusus ALCO Supporting Group ASG: aLCo Suppporting Group adalah grup analis setingkat bagian yang secara operasional berada di Divisi Treasury yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab aLCo. Independensi aLCo aLCo bersifat non struktural dan tidak independen uraian Tugas dan Tanggung Jawab aLCo 1. Menetapkan kebijakan pengelolaan asset and Liability BrI secara terpadu. 2. Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman dan fund transfer price. 3. Menentukan kebijakan mismatch dan net open posisiton nop. 4. Mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital. 5. Memastikan pengelolaan asset and Liability telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan hasil rapat aLCo. Sebagai penunjang, BagianaLCo Supporting Group aSGmemiliki tugas sebagai berikut: 1. Membuat analisis sumber dan penggunaan dana, balance sheetcapital berdasarkan neraca dan labarugi. 2. Membuat analisis sensitivitas terhadap risiko suku bunga Maturity repricing Gap. 3. Menghitung dan melakukan monitoring terhadap net open position. 4. Membuat analisis risiko likuiditas primary dan Secondary reserve. 5. Membuat analisis dan atau menyediakan data lainnya sesuai dengan kebutuhan aLCo. IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. 6. Menyusundan mengembangkan skenario tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman, selanjutnya membuat alternatif-alternatif dalam melakukan penetapan harga pricing sesuai dengan perkembangan suku bunga pasar dan kondisi makroekonomi. 7. Bersama divisi terkait menghitung dan membuat alternatif-alternatif dalam penetapan pricing pinjaman tertentu di bawah counter rateuntukdirekomendasikan kepada pejabat pemutus. 8. Bersama divisi terkait menyusun funding strategy berdasarkan rKap bank dan kondisi pasar perbankan. 9. Menyiapkan segala perlengkapan untuk pelaksanaan rapat aLCo secara berkala. 10. Menyiapkan bahan presentasi yang akan disampaikan oleh Sekretaris aLCo pada rapat aLCo. 11. Meneruskan hasil-hasil keputusan rapat aLCo dan melakukan monitoring atas tindak lanjutnya pada masing- masing unit kerja yang terkait. program Kerja aLCo aLCo secara periodik menyelenggarakan pertemuan untuk membahas pengelolaan Laporan Tata Kelola Perusahaan asset – liability BrI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi dalam hal: - perkembangan kinerja bank. - Komposisi dan pertumbuhan portofolio bank. - pengelolaan risiko panduan limit mismatch dan net open position. - Suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. uraian pelaksanaan aLCo Meeting rapat aLCo diselenggarakan secara berkala biasanya 1 kali dalam waktu satu bulan. rapat tersebut diselenggarakan dengan pedoman sebagai berikut: a. rapat aLCo BrI dipimpin oleh Ketua aLCo. Dalam hal Ketua aLCo berhalangan, rapat dipimpin oleh Ketua aLCo pengganti I atau apabila berhalangan juga dapat diganti oleh Ketua aLCo pengganti II. b. Koordinasi penyelenggaraan rapat aLCo merupakan tanggung jawab Sekretaris aLCo, antara lain mempersiapkan rapat, mempersiapkan dan mempresentasikan materi rapat, serta membuat dan menyebarluaskan notulen rapat. Dalam hal Sekretaris aLCo berhalangan hadir, Kepala Divisi Treasury selaku Sekretaris aLCo dapat digantikan oleh Wakil Kepala Divisi Treasury, atau jika berhalangan juga dapat digantikan oleh Kepala Desk Invesment Banking, atau jika berhalangan juga dapat digantikan oleh Kepala Bagian aLCo Supporting Group. c. aLCo mengadakan pertemuan secara periodik dalam setiap bulan. d. rapat aLCo harus dihadiri sekurang-kurangnya 23 dari anggota aLCo. apabila Kepala Divisi yang menjadi anggota aLCo berhalangan maka yang bersangkutan dapat menunjuk penggantinya setingkat Wakil Kepala Divisi atau minimal Kepala Bagian. e. Keputusan rapat aLCo diambil secara musyawarah mufakat. Dalam hal tidak tercapainya kesepakatan, maka keputusan rapat aLCo dianggap sah bila disetujui oleh 23 jumlah anggota yang hadir dalam pertemuan termasuk 2 orang anggota Direksi, dan salah satunya adalah Ketua Ketua pengganti. Frekuensi pertemuan aLCo • Forum aLCo diselenggarakan satu kali dalam sebulan atau dua belas kali selama tahun 2015. • agenda aLCo membahas mengenai manajemen aset dan liabilitas, market review, dan perkembangan kinerja saham BrI. pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan Komite pengarah IT ITSC ITSC merupakan komite yang bertanggung jawabmemberikan arahan dan rekomendasi tentangkebijakan, pengembangan, dan implementasiteknologi dan sistem informasi Brl. Dasar pembentukan Sesuai dengan ketentuan yang digariskan BankIndonesia melalui peraturan Bank Indonesia no.915 pBI2007 tanggal 30 november 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia no. 930Dpnptanggal 12 Desember 2007, keduanya perihalpenerapan Manajemen risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank umum, BrI telahmenetapkan Komite pengarah Teknologi danSistem Informasi melalui Surat Keputusan Direksi BrI nokep: 625-DIrTSI102009 tanggal 19 oktober 2009 tentang Komite pengarah SteeringCommittee Teknologi dan Sistem Informasi TSIpT Bank rakyat Indonesia persero, Tbk. Struktur dan Keanggotaan Komite Struktur dan Keanggotaan ITSC ditetapkan melalui SK Direksi no. 625-DIrTSI102009 tanggal 19 oktober 2009 dengan gambaran ringkas sebagai berikut: Ketua : Direktur operasional Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi dan SistemInformasi anggota : 19 Kepala Divisi terdiri dari Divisi Bisnis, Divisi operasional dan audit Intern. Keanggotaan Komite bersifat ex-oficio dan anggotakomite mewakili pihak yang berhubungan langsungdengan TSI baik sebagai partner maupun sebagaipengguna. Independensi komite ITSC bersifat non struktural dan tidak independen uraian tugas dan tanggung jawab 1. Memberikan rekomendasi mengenai rencana kebijakan sasaran pengembangan TSI BrI jangka panjang 5 tahun yang dituangkan dalam IT Strategic plan ITSp BrI; 2. Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI BrI jangka pendek tahunan dan jangka panjang 5 tahun sesuai dengan Corporate plan dan rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan oleh manajemen BrI; 3. Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BrI; 4. Melakukan review dan merekomendasikan rencana Kerja Fungsional dan rencana kerja anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BrI untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek tahunan dengan berpedoman pada ITSp BrI yang telah ditetapkan; 5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BrI agar arah pengembangan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan; 6. Melakukan monitoring dan evaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI. 7. Melakukan monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BrI pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BrI. 8. Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna user dan penyelenggara TSI secara efektif, eisien dan tepat waktu. uraian pelaksanaan kegiatan komite 1. Program Kerja ITSC program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas danwewenang sesuai ketentuan terhadap materi yangdiagendakan dalam pertemuan komite. 1. Realisasi Program Kerja Dalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasiterhadap perkembangan IT BrI dan pembahasanmasalah sesuai agenda masing-masing rapat. Dalamrapat tersebut Direksi IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. memberikan pengarahanmengenai strategi khususnya terkait pengembangane-channel tertentu yang dianggap perlu mendapatperhatian lebih. namun demikian, Direksi jugamengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak mengabaikan pengembangan yang bersifat mandatory. 1. Frekuensi pertemuan Selama tahun 2014, rapat ITSC yang telah dilaksanakan sebagai berikut: No Tanggal Pertemuan TopikAgenda Rapat 1 15 agustus 2014 ITSC pencapaian dan Evaluasi ITSp 2008-2013 serta inalisasi ITSp 2014-2018 Komite Capital Investasi aksi korporasi yang terbatas pada pengambilalihan perseroan yang dilakukan perusahaan dan pengelolaan perusahan anak, baik yang menyebabkan perusahaan menjadi pemegang Saham pengendali maupun tidak menjadi pemegang saham pengendali. pengelolaan perusahaan anak di antaranya adalah: 1 pemantauan kinerja perusahaan anak 2 rekomendasi aksi korporasi perusahaan anak termasuk penggabungan, peleburan, pemisahan perusahaan anak dan penetapan dividen Laporan Tata Kelola Perusahaan 3 penambahan penyertaan kepada perusahaan anak Dasar pembentukan Surat Keputsan nomor: 202-DIr CDS042015 tentang Capital Investment Committee pT Bank rakyat Indonesia persero Tbk. Struktur dan Keanggotaan Komite organisasi Capital Investment Committee pT. Bank rakyat Indonesia persero, Tbkb terdiri dari: 1. Ketua : Direktur Keuangan merangkap anggota tetap dengan hak suara 2. Sekretaris : Kepala Divisi Corporate Development Strategy merangkap anggota tetap dengan hak suara 3. anggota : 1. Direktur Bisnis terkait anggota tidak tetap dengan hak suara 2. Direktur asset Credit Management anggota tetap dengan hak suara 3. Kepala Divisi Investment Services anggota tetap dengan hak suara 4. Kepala Divisi hukum anggota tetap dengan hak suara 5. Kepala Divisi akuntansi Manajemen Keuangan anggota tetap dengan hak suara 6. Kepala Divisi Treasury anggota tetap dengan hak suara 7. Kepala Divisi terkait bisnis perusahaan anak anggota tidak tetap dengan hak suara Keanggotaan Capital Investment Committee tersebut bersifat ex-oficio. anggota tidak tetap, diundang dalam rapat komite berdasarkan topik yang relevan dengan bidang bisnis yang dikelola. Dalam melaksanakan tugas, Capital Investment Committee didukung oleh Tim penunjang Komite, yang bertugas melakukan kajian dan analisis yang terdiri dari: i. Bagian planning, Divisi Corporate Development Strategy ii. Bagian performance Management holding Corporation, Divisi Corporate Development Strategy iii. Bagian Subsidiaries uCL non- FI, Divisi Investment Services iv. Bagian perencanaan anggaran, Divisi akuntansi Manajemen Keuangan v. Desk hubungan Investor, Divisi Sekretariat perusahaan Independensi komite Capital Investment Committee bersifat non struktural dan tidak independen uraian tugas dan tanggung jawab Capital Investment Committee memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. aksi Korporasi 1. Melakukan review atas kajian dan analisis aksi korporasi yang diusulkan oleh Tim penunjang Komite 2. Menetapkan rekomendasi aksi korporasi 3. Menyampaikan rekomendasi Komite kepada Direksi untuk mendapatkan putusan 4. aksi korporasi sesuai pasal 2 ayat 1 dilaksanakan oleh Divisi Corporate pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Development Strategy sesuai tugas dan tanggung jawabnya b. pengelolaan perusahaan anak 1. Melakukan review atas kajian dan analisis kinerja perusahaan anak yang dilaporkan oleh Tim penunjang Komite secara periodik 2. Memberikan rekomendasi atas Kinerja perusahaan anak 3. Melakukan review atas kajian dan analisis aksi korporasi, usulan penambahan penyertaan maupun usulan strategis lain yang disampaikan oleh Tim penunjang Komite 4. Menyampaikan rekomendasi Komite atas aksi korporasi, usulan penambahan penyertaan maupun usulan strategis lain kepada Direksi untuk mendapatkan putusan Tim penunjang Komite, sesuai ruang lingkup masing-masing, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab: a. Menyediakan data pendukung mengenai usulan yang akan dilaksanakan b. Membuat analisis kajian atas usulan yang akan diajukan c. Menyiapkan bahan presentasi Laporan Tata Kelola Perusahaan yang akan disampaikan oleh anggota Komite sesuai ruang lingkup pada rapat Capital Investment Committee uraian pelaksanaan kegiatan komite 1. Program Kerja Komite program Kerja dan agenda pertemuan Komite 1 pemaparan Kinerja perusahaan anak 2 permohonan tambahan modal perusahan anak 3 pemaparan rencana Corporate action dalam rangka pertumbuhan non organik BrI 1. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite 1. Tim penunjang Komite mempersiapkan kajian dan analisis sesuai ruang lingkup masing-masing 2. Kajian dipresentasikan oleh anggota Komite, sesuai ruang lingkup, dalam rapat Komite 3. Komite menyelenggarakan rapat secara periodik untuk membahas usulan, kajian dan analisis yang berasal dari Tim penunjang Komite 4. rapat dinyatakan memenuhi kuorum apabila dihadiri oleh minimal 23 dari seluruh pengurus dan anggota Komite 5. rapat Komite dipimpin oleh Ketua. apabila Ketua berhalangan hadir, maka digantikan dengan mekanisme Direktur pengganti 6. Sekretaris Komite bertanggungjawab mengoordinasi penyelenggaraan rapat Capital Investment Committee, termasuk mempersiapkan rapat serta membuat notulen putusan rapat 7. Dalam hal Sekretaris Komite mempresentasikan materi rapat, maka rapat dapat menunjuk anggota Komite yang lain untuk membuat notulen rapat 8. Komite membahas dan memberikan rekomendasi atas kajian dan analisis dari Tim penunjang Komite 9. rekomendasi Capital Investment Commitee dilakukan secara musyawarah mufakat. Dalam hal tidak tercapainya kesepakatan mengenai rekomendasi, maka rekomendasi dianggap sah bila disetujui oleh 34 jumlah anggota komite yang memiliki hak suara, yang hadir dalam rapat dengan salah satu diantaranya adalah Direktur Keuangan exoficio 10. rekomendasi dari rapat Komite ini akan dilaporkan dipresentasikan oleh Ketua Komite kepada Direksi perusahaan untuk mendapatkan putusan persetujuan pelaksanaan 1. Frekuensi pertemuan Tanggal Agenda Kehadiran Anggota 13082015 pemaparan Kinerja perusahaan anak Memenuhi kuorum 18082015 presentasi Kajian Corporate action Memenuhi kuorum 27102015 presentasi Kajian Corporate action Memenuhi kuorum 11022015 rencana Bisnis perusahaan anak Kajian Corporate action Memenuhi kuorum 25112015 presentasi Kajian Corporate action Memenuhi kuorum 11112015 rencana Bisnis perusahaan anak Memenuhi kuorum IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Tanggal Pembahasan Kehadiran 11 Desember 2015 pembahasan project, permasalahan, putusan project dan evaluasi project Memenuhi kuorum Laporan Tata Kelola Perusahaan Komite Pengarah Project Managament Office PMO Steering Committee pMo Steering Committee adalah forumkomite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BrI yang bertanggung jawab kepada Direksi. Dasar pembentukan -untuk ditambahkan Struktur dan Keanggotaan Komite Struktur dan keanggotaan selengkapnya ditetapkan melalui SK Direksi no.647-DIrrEn092011 tanggal 30 September 2011, dengan gambaran ringkassebagai berikut: Ketua : Wakil Direktur utama anggota : - Direktur yang menjabat head of pMo - para anggota Direksi yang membawahi unit Kerja pemilik proyek - para anggota Direksi yang membawahi unit Kerja pendukung proyek - para Kepala unit Kerja pemilik proyek - para Kepala unit Kerja pendukung proyek Wewenang dan Tanggung Jawab pMo Steering Committee adalah sebagai berikut: 1. Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BrI secara korporat. 2. Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat diputuskan oleh head of pMo atau project Steering Committee. 3. Melakukan usulan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam rencana Kerja proyek dan selanjutnya berpedoman kepada ketentuan yang berlaku. 4. Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Ku pMo dan pp pMo. 5. Mengesahkanhasil Joint planning Session JpSatau Streamlining. 6. Menghentikanproyek, jika suatu proyek tidak lagi memiliki alasan untuk diteruskan. 7. Menyetujui dan mengesahkan usulan proyek yang dilakukan setelah rKap disetujui, antara lain proyek yang bersifat regulatory atau proyek karena keadaan darurat. 8. Memberikan arahan dan putusan dalam rangka mengakselerasi penyelesaian proyek. Independensi komite pMo Steering Committee bersifat non struktural dan tidak independen uraian tugas dan tanggung jawab pMo Steering Committee mempunyai peran memberikan arahan dan keputusan strategis dalam pengelolaan proyek yang antara lain : 1. Menetapkan kriteria proyek dalam monitoring unit Kerja pMo. 2. Memutuskan proyek-proyek yang masuk dalam monitoring pMo di luar kriteria yang telah ditetapkan. 3. Ke pu tusan investasi dan eksploitasi yang terkait dengan pro yek, di anta ranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek. 4. Keputusan atas permasalahan proyek yang dieskalasi ke pMoSC. uraian pelaksanaan kegiatan komite Dalam menjalankan fungsinya, pMo SteeringCommittee melakukan pertemuan minimal 1 satu kali dalam satu tahun. Frekuensi pertemuan ringkasan kegiatan kerja pMo Steering Committeeuntuk tahun 2015 adalah sebagai berikut pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan FUNGSI KEPATUHAN Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Divisi Kepatuhan BrI dalam rangka melaksanakan Fungsi Kepatuhan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank, diantaranya: 1. Menyusun langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha BrI pada setiap jenjang organisasi. 2. Melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan Manajemen risiko bagi Bank umum. 3. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur mserta kegiatan usaha BrI telah sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia dan atau peraturan perundang- undangan yang berlaku 4. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, yang meliputi antara lain: a. Memastikan kepatuhan BrI terhadap komitmen yang dibuat oleh BrI kepada Bank Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang. b. Melakukan sosialisasi kepada seluruh insan BrI mengenai hal-hal yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan terutama mengenai ketentuan yang berlaku. c. Bertindak sebagai contact person untuk permasalahan kepatuhan Bank bagi pihak internal maupun eksternal. Penerapan Fungsi Kepatuhan Fungsi Kepatuhan diimplementasikan melalui: a. Budaya Kepatuhan Jajaran Kepatuhan secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan internalisasi fungsi kepatuhan sehingga dapat mewujudkan dan meningkatkan budaya kepatuhan compliance awareness pada semua tingkatan organanisasi dan kegiatan usaha BrI. b. pemantauan risiko Kepatuhan Dalam rangka melakukan proses pengelolaan risiko Kepatuhan, Jajaran Kepatuhan berkoordinasi dengan Divisi Manajemen risiko, sebagai satuan kerja manajemen risiko di BrI dengan melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan Manajemen risiko bagi Bank umum. c. pemantauan prinsip Kehati- hatian Bank Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BrI terhadap kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Kegiatan tersebut terdiri dari : a. pelaksanaan pengujian prinsip Kehati-hatian Dalam rangka mencegah penyimpangan dari ketentuan kehati-hatian baik di bidang perkreditan maupun bidang non perkreditan, Direktur Kepatuhan BrI telah melakukan pengujian prinsip Kehati-hatian terhadap rencana Kebijakan, Keputusan dan perjanjian dengan pihak ketiga yang ditetapkan oleh Direksi. b. Monitoring Tindak Lanjut hasil pengujian Merupakan kelanjutan dari kegiatan pengujian prinsip Kehati-hatian yang dilaksanakan untuk memastikan kembali bahwa tidak terdapat adanya penyimpangan dalam tindak lanjut rencana kebijakan dan atau keputusan yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian comply. c. review Kebijakan Internal Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi dan berlaku di internal BrI masih memenuhi ketentuan prinsip kehati-hatian dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. resume Kebijakan Eksternal IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Baik resume maupun penerusan kebijakan eksternal dilakukan terhadap kebijakan baru maupun perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan sehingga kebijakan eksternal dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh unit kerja terkait dalam bidang tugasnya. e. analisa Dampak Kebijakan Eksternal Dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BrI yang berlaku saat ini sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal BrI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan ketentuan eksternal. Jenis Kegiatan 2015 Perkreditan Non Perkreditan pengujian prinsip kehati-hatian 363 234 Monitoring 250 182 Tanggapan Kebijakan 19 98 review Kebijakan Internal 14 30 resume penerusan Kebijakan Eksternal 26 62 analisa Dampak Kebijakan Eksternal 24 15 f. pemantauan Komitmen Bank Jajaran Kepatuhan BrI memastikan pemenuhan komitmen BrI terhadap Bank Indonesia BI, otoritas Jasa Keuangan oJK maupun otoritas berwenang lainnya. Secara berkala, BrI menyampaikan hasil pemantauan pemenuhan komitmen kepada Direktur utama, Dewan Komisaris dan otoritas Jasa Keuangan yang disusun dalam Laporan pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank. g. penyempurnaan sistem, infrastruktur dan kebijakan kepatuhan Peran Dewan Komisaris dan Direksi peran Direksi dalam pengelolaan fungsi Kepatuhan tercermin dalam struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan BrI sebagai berikut: Divisi Kepatuhan Direktur Kepatuhan Bagian Kepatuhan Bidang perkreditan Bagian prinsip Mengenal nasabah Bidang Kepatuhan Bidang non perkreditan Bagian pelaporan SIstem anti Money Laundering Bagian Good Corporate Governance Laporan Tata Kelola Perusahaan pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan Evaluasi dan analisa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dilakukan secara berkala oleh Dewan Komisaris melalui Komite pengawasan Manajemen risiko. Komite pengawasan Manajemen risiko memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya mengevaluasi dan menganalisa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan paling kurang secara semesteran dan memberikan saran danatau rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan perseroan. Independensi Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan Fungsi Kepatuhan dilaksanakan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2010 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank umum. Fungsi Kepatuhan di BrI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Jajaran kepatuhan harus bersifat independen dan terpisah dari fungsi bisnis, fungsi operasional maupun fungsi penunjang lainnya dalam kegiatan usaha BrI. Jajaran kepatuhan harus bebas dari pengaruh atau tekanan unit kerja lain, harus bebas dari benturan kepentingan conlict of interest, serta harus bertindak obyektif dan profesional. Direktur Kepatuhan tidak membawahkan unit kerja operasional maupun layanan bahkan bisnis. Direktur Kepatuhan telah lolos Fit and proper Test dari oJK, hal ini membuktikan bahwa independensi. Independensi Jajaran Kepatuhan sbb: 1. Jajaran kepatuhan harus bersifat independen dan terpisah dari fungsi bisnis, fungsi operasional maupun fungsi penunjang lainnya dalam kegiatan usaha BrL 2. Jajaran kepatuhan harus bebas dari pengaruh atau tekanan unit kerja lain, harus bebas dari benturan kepentingan conlict of interesi, serta harus bertindak obyektif dan profesional. Charter Kepatuhan Tercapainya visi dan misi BrI melalui praktek bisnis yang dilandasi oleh kepatuhan-kepada Ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, serta ketentuan-ketentuan internal BrI yang berlaku. Integritas, profesionalisme, Kepuasan nasabah, Keteladanan, penghargaan Kepada perusahaan, sbb: 1 Terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha BrI. 2 Tercapainya keuntungan dan manfaat yang optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders dengan tetap melaksanakan kebijakan GCG. 3 peningkatan kesadaran dan disiplin insan BrI terhadap aturan main rule of the game dalam seluruh kegiatan usaha BrI yang berdasarkan pada prinsip kehati-hatian. Dasar ketentuan Dalam rangka memitigasi risiko dengan upaya yang bersifat preventif ex-ante serta mengelola risiko Kepatuhan agar sejalan dengan penerapan manajemen risiko yang telah berjalan di bank secara keseluruhan, BrI telah melaksanakan fungsi Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia no. 132pBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank umum. Fungsi Kepatuhan BrI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yaitu Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Direktur Kepatuhan dijabat oleh Susy Liestiowaty yang menjabat sejak 19 Maret 2015, menggantikan randi anto yang menjabat sejak 12 Juli 2011. sedangkan Kepala Divisi Kepatuhan dijabat oleh Khairi Setiawan. Baik Direktur Kepatuhan maupun Kepala Divisi Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi serta kriteria lain sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pengungkapan kebijakan internal kepatuhan BRI Compliance Charter Dalam rangka memastikan berjalannya fungsi kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan di BrI sesuai dengan Bank Indonesia no. 132pBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank umum, BrI telah memiliki pedoman pelaksanaan Fungsi Kepatuhan di BrI yang tertuang dalam piagam Kepatuhan Compliance Charter. ruang lingkup piagam Kepatuhan Compliance Charter antara lain: 1. Fungsi Kepatuhan Bank dan Ketentuan umum mengenai Jajaran Kepatuhan, diantaranya Independensi Jajaran Kepatuhan, Kewenangan Jajaran Kepatuhan dan Kedudukan Jajaran Kepatuhan. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, Direksi, IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. 3. pelaporan Fungsi Kepatuhan Annual Compliance Plan Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyampaian Laporan Transaksi Keuangan LTK kepada regulator serta dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance GCG yang mendukung perkembangan bisnis perusahaan yang sehat, per tanggal 30 oktober 2015, Divisi Kepatuhan BrI mengalami perubahan struktur organisasi dengan dibentuknya 2 dua bagian baru, yaitu Bagian GCG dan Bagian pelaporan dan Sistem anti Money Laundering. Pengelolaan Risiko Kepatuhan rincian mengenai pengelolaan risiko Kepatuhan telah dibahas dalam Bab Manajemen risiko Bagian risiko Kepatuhan. Secara umum, pengelolaan risiko kepatuhan terlihat dari hasil penilaian proil risiko kepatuhan bank pada tahun 2015, yaitu pada skor nilai 2 low to moderate, sama seperti posisi tahun 2014 lalu. Unit Kerja Anti Money Laundering APPU dan PPT Kegiatan terkait pelaksanaan program anti pencucian uang apu dan pencegahan pendanaan terorisme ppT yang dilakukan selama tahun 2015, antara lain: 1. penerbitan Surat Keputusan Direksi BrI nokep S.22-DIr DKp092015 tanggal 11 Desember 2015 tentang Kebijakan dan prosedur penerapan program apu dan ppT di pT Bank rakyat Indonesia persero Tbk 2. Enhancement sistem anti Money Laundering aML and Countering Financing of Laporan Tata Kelola Perusahaan Terrorism CFT BrI. 3. Melaksanakan monitoring dan sosialisasi Kebijakan dan prosedur pelaksanaan program apu dan ppT: a. Secara on site i. pemantauan penerapan Kebijakan dan prosedur program apu dan ppT di unit Kerja operasional BrI Kantor Cabang Kantor Cabang pembantu, Sentra Layanan prioritas dan BrI unit sesuai sampling di masing- masing Kantor Wilayah BrI. ii. pelatihan khusus materi penerapan program apu dan ppT kepada setiap pekerja baru maupun refreshing pekerja yang dalam menjalankan tugasnya berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah, antara lain: program pengemangan Staff ppS, Frontliner Customer Service dan Teller, Fo Funding oficer, ao account oficer, Manajer operasional Mo, Manajer pemasaran Mp, pimpinan Cabang pembantu, dll. b. Secara off site i. Menyampaian materi program apu dan ppT melalui modul e-learning untuk seluruh pekerja maupun e-learning untuk Frontliner, sehingga memungkinkan pekerja dapat melakukan pelatihan secara mandiri. ii. pelaksanaan Self assessment program apu dan ppT di unit Kerja operasional BrI selindo melalui aplikasi Bristars. 4. Menyampaikan kepada otoritas Jasa Keuangan oJK mengenai rencana pengkinian data dan realisasi pengkinian data nasabah BrI serta Cross Border Correpondent Banking CBCB. 5. Melaksanakan kewajiban pelaporan kepada ppaTK berupa Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM Suspicious Transaction report STr, Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT Cash Transaction report CTr, Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar negeri LTKL International Funds Transfer Instructions IFTI dan Sistem Informasi pengguna Jasa Terpadu SIpESaT. 6. Menindaklanjuti permintaan dari pihak eksternal antara lain ppaTK, KpK, Bnn, Kepolisian, oJK, dll berupa informasi data, pemblokiran, pembukaan blokir, penundaan transaksi dan penghentian sementara transaksi. 7. Dalam rangka persiapan implementasi Foreign account Tax Compliance act FaTCa, maka BrI telah berpartisipasi melakukan registrasi pada web Internal revenue Service IrS amerika sebagai leader entity. Selain itu BrI telah mendaftarkan anak perusahaan member entitiy dan Branch di pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan luar negeri, sehingga masing- masing entitas tersebut telah memiliki nomor GIIn Global Intermediary Identiication number. Selain tunduk pada aturan program anti pencucian uang apu dan pencegahan pendanaan terorisme ppT, BrI juga mengindahkan peraturan international terkait lalu litas dana segerti: uS patriot act untuk memenuhi peraturan “uniting and Strengthening america by providing appropriate Tools required to Intercept and obstruct act of 2001” the “uSa paTrIoT act” yang ditetapkan oleh pemerintah amerika Serikat guna mencegah pencucian uang dan pendanaan para teroris melalui rekening koresponden bank-bank asing yang ada dilembaga-lembaga keuangan amerika, maka lembaga- lembaga keuangan amerika Serikat mensyaratkan kepada semua bank asing yang telah mempunyai atau berniat untuk mempunyai rekening koresponden di aS untuk mengisi formulir sertiikat yang standar. Dalam rangka memenuhi persyaratan uSa patriot act tersebut, BrI telah melengkapi sertiikat mengenai rekening koresponden bank asing dan dapat dilihat pada alamat website BrI www.bri.co.id. Sertiikasi ini berlaku untuk semua rekening-rekening yang dibuka untuk BrI oleh “Covered Financial Institutions.” SEKRETARIS PERUSAHAAN Dasar Pembentukan Sekretariat perusahaan Corporate Secretary memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill perusahaan. Kebijakan regulator yang menjadi acuan bagi pembentukan dan pelaksanaan sekretaris perusahaan, antara lain : 1. Keputusan Ketua Bapepam IX.I.4 no: Kep-63pM1996 tentang pembentukan Sekretaris perusahaan. 2. peraturan Menteri negara BuMn no: pEr-01MBu2011 tentang penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan usaha Milik negara, sebagaimana telah diubah dengan pEr-09MBu2012. 3. peraturan otoritas Jasa Keuangan nomor 35 poJK.042014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik. 4. peraturan Menteri negara BuMn no: pEr-01MBu2011 tentang penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan usaha Milik negara, sebagaimana telah diubah dengan pEr-09MBu2012. 5. peraturan oJK nomor: 35 poJK.42014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik Panduan Sekretaris Perusahaan panduan Sekretaris perusahaan BrI dibuat tahun 2007 sebagai revisi panduan yang dibuat tahun 2003, yang berisi kualiikasi, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab dari Sekretaris perusahaan yang termasuk didalamnya pelaksanaan rapat Dewan Komisaris dan Direksi, pendalaman pengetahuan, komunikasi, dan sebagainya. Pihak yang mengangkat memperhentikan Sekretaris Perusahaan Sesuai dengan poJK no. 35 poJK.042014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik, Sekretaris perusahaan diangkat dan diberhentikan berdasarkan Keputusan Direksi. Profil - Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan pergantian Sekretaris perusahaan BrI telah dilakukan 1 satu kali pada tahun 2015, yaitu penunjukan dan serah terima jabatan Sekretaris perusahaan dari Sdr. Budi Satria kepada Sdr. hari Siaga amijarso terhitung mulai tanggal 19 oktober 2015. adapun perubahan Sekretaris perusahaan BrI tahun 2015 telah dipublikasikan dalam laman situs BrI http:www.bri.co.id announce. IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Budi Satria Warga negara Indonesia, 52 tahun. Memimpin Divisi Sekretariat perusahaan sejak 1 april 2014 hingga 30 September 2015 . Memperoleh gelar Sarjana hukum dari universitas Islam Indonesia uII, gelar Magister Manajemen Internasional dari universitas Indonesia uI, dan memulai karir di BrI sejak 2 Mei 1988. Dalam perjalanan karirnya, pernah menjabat sebagai Inspektur di Kantor Inspeksi Banjarmasin pada 2011 dan pemimpin Wilayah Kantor Wilayah palembang pada 2012. pengangkatannya sebagai Sekretaris perusahaan dilakukan oleh Direksi BrI dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam peraturan Bank Indonesia no. 111pBI2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat no: B.81- SKpDhI042014 tanggal 14 april 2014 mengenai perubahan Sekretaris perusahaan. Hari Siaga Amijarso Warga negara Indonesia, 50 tahun. Menjabat sebagai Sekretaris perusahaan BrI sejak 1 oktober 2015. Memperoleh gelar Sarjana administrasi negara dari universitas Brawijaya, Malang dan berkarir di BrI sejak tahun 1990. Dalam perjalanan karirnya di BrI, telah menduduki berbagai posisi antara lain pemimpin Cabang BrI di berbagai wilayah dan Kepala Biro Direksi Divisi Sekretariat perusahaan. pengangkatannya sebagai Sekretaris perusahaan dilakukan oleh Direksi BrI dan telah dilaporkan kepada otoritas Jasa Keuangan guna memenuhi ketentuan dalam poJK no. 35 poJK.042014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik melalui Surat no. B.107-SKpDhI102015 tanggal 19 oktober 2015 mengenai perubahan Sekretaris perusahaan. Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan Berikut merupakan Struktur organisasi Sekretariat perusahaan tahun 2015: Divisi Sekretariat Perusahaan Direktur Utama Biro Hubungan Masyarakat dan CSR Desk Hubungan Investor Biro Direksi Kantor Cabang BrI purwokerto Museum BrI Bagian hubungan Masyarakat Bagian pelayanan Intern Seksi avinet Seksi administrasi pelayanan Intern Bagian Corporate Social responsibility Bagian administrasi protokol Bagian Komunikasi Investor Seksi operasional CSr Seksi administrasi protokoler Keterangan : Dipimpin oleh Kepala Divisi Dipimpin oleh Kepala Biro Kepala Desk Setingkat Wakil Kepala Divisi : Garis Supervisipembinaan : Garis Koordinasi Laporan Tata Kelola Perusahaan pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Sekretariat perusahaan BrI juga memiliki fungsi sebagai ofice of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan oleh Direksi danatau Dewan Komisaris. Fungsi kesekretariatan antara lain meliputi pelaksanaan aktivitas layanan terkait kebijakan dan pemberian hak-hak maupun fasilitas, penyelenggaraan administrasi, dan protokoler bagi Direksi dan Dewan Komisaris sesuai ketentuankebijakan yang berlaku. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan Sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri negara Badan usaha Milik negara nomor: pEr-01MBu2011 tanggal 1 agustus 2011 Tentang penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik Good Corporate Governance, fungsi sekretariat perusahaan meliputi: 1. Memastikan bahwa BuMn mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan atau sewaktu- waktu apabila diminta; 3. Sebagai penghubung liaison oficer; dan 4. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan rupS. Sesuai peraturan otoritas Jasa Keuangan nomor 35poJK.042014 tentang Sekretaris perusahaan Emiten atau perusahaan publik Fungsi sekretaris perusahaan Laporan Tata Kelola Perusahaan melaksanakan tugas paling kurang: a. Mengikuti perkembangan pasar Modal khususnya peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang pasar Modal; b. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau perusahaan publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang pasar Modal; c. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi: 1. keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten atau perusahaan publik; 2. penyampaian laporan kepada otoritas Jasa Keuangan tepat waktu; 3. penyelenggaraan dan dokumentasi rapat umum pemegang Saham; 4. penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi danatau Dewan Komisaris; dan 5. pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi danatau Dewan Komisaris. d. Sebagai penghubung antara Emiten atau perusahaan publik dengan pemegang saham Emiten atau perusahaan publik, otoritas Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya. Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Tugas utama Sekretariat perusahaan BrI adalah pengelolaan hubungan masyarakat, corporate social responsibility, pengelolaan pelayanan informasi kepada investor, para pihak yang berkepentingan stakeholders, dan unit kerja terkait serta pengelolaan kesekretariatan perusahaan termasuk Direksi dan Dewan Komisaris dalam rangka mewujudkan target kinerja dan corporate image BrI sesuai visi, misi, dan strategi perusahaan. Selain itu, Sekretariat perusahaan bertanggung jawab mengkinikan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi serta menyampaikan informasi corporate action kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, Sekretariat perusahaan menjalankan fungsi governance relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan dimata regulator. Sekretariat perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan stakeholders,serta menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders. Dengan tugas dan tanggung jawab yang bersifat strategis tersebut Sekretariat perusahaan BrI bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama dan melaporkan pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris. Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi sekretaris perusahaan Sesuai klasiikasi Sekretaris perusahaan yang tertuang dalam panduan Sekretaris perusahaan BrI bahwa Sekretaris perusahaan IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. diwajibkan memiliki pengetahuan hukum danatau ekonomi atau pengetahuan terkait lainnya yang memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu kriteria berpengalaman luas, andal dan mampu mempertahankan kerahasiaan, dapat berperan sebagai komunikator yang baik, seorang pendengar yang baik, dan mampu berperan sebagai “gerbang penghubung” pertama untuk memberi saran bagi Dewan Komisaris, Direksi serta eksekutif senior lainnya di BrI, sehingga Sekretaris perusahaan dilatih dalam bidang hukum, akuntansi, maupun praktik sekretaris perusahaan yang baik. No Nama Tahun Pelatihan

1. Budi Satria