Kemanfaatan Bank Bagi Masyarakat dan

pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan Pilar 4. Hasil Tata Kelola perwujudan dari seluruh pilar kebijakan GCG BrI tersebut diatas tercermin pada:

1. Kesinambungan Usaha

BrI menjaga keberlangsungan usaha melalui penerapan GCG best practices di seluruh elemen organisasi, dengan mengacu kepada prinsip GCG: Transparency, accountability, responsibility, reliability, dan Fairness.

2. Perlindungan Nasabah

BrI senantiasa menjaga kepercayaan dan kepuasan nasabah sesuai prinsip GCG yang akan dibahas lebih rinci pada sub Bab Tanggung Jawab terhadap konsumen di Bagian Tanggung Jawab Sosial perusahaan.

3. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Sebagai Good Corporate Citizen, BrI tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan laba namun juga berkomitmen untuk berkontribusi kepada masyarakat, yang dilaksanakan melalui program CSr. program-program tersebut bersifat memberdayakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya terhadap segmen usaha Mikro dan Kecil uMK. Selain itu, BrI juga mendukung program lingkungan yang salah satunya melalui komitmen Green ofice dalam operasional harian dan Green Financing dalam proses pemberian kredit.

4. Kemanfaatan Bank Bagi Masyarakat dan

Perekonomian Nasional Selaras dengan tujuan dan misi BrI di tahun 2015, yaitu The Biggest national payment Bank, BrI berkomitmen memberikan pelayanan yang didukung kehandalan teknologi, jaringan yang luas serta peningkatan produk dan layanan yang semakin dekat dengan masyarakat. hal ini telah terbukti melalui keragaman produk, inovasi teknologi dan jaringan diantaranya dengan penyaluran Kredit usaha rakyat Kur untuk menjangkau calon nasabah yang belum bankable, pengoperasian Teras Kapal untuk menjangkau daerah terluar dan Kerjasama dengan agen BrILink untuk mendukung program inancial inclusion dengan memperluas jangkauan akses layanan bank kepada masyarakat. PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Sistem Informasi Tata Kelola Perusahaan Dalam menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, BrI dibantu oleh tools berupa Sistem Informasi, antara lain: 1. operational risk assessor opra – modul Manajemen Insiden Sistem Informasi pengelolaan insiden kejadian risiko dan near misses telah diimplementasikan ke seluruh unit kerja, sehingga diharapkan bahwa setiap pelaporan kemungkinan kejadian risiko akan terdokumentasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Knowledge Management System KMS BrI telah mengimplementasikan KMS untuk memudahkan pengelolaan atas ekspertise yang terbentuk pada setiap insan BrI sehingga meminimalkan ketergantungan atas pekerja tertentu, memudahkan transfer of knowledge antar pekerja dan diharapkan akan meningkatkan transparansi terhadap berbagai kebijakan internal maupun eksternal yang mempengaruhi operasional bank. 3. Management Information System MIS Data kinerja keuangan BrI dikelola oleh MIS dibawah Direktorat Keuangan. Data yang disajikan oleh MIS tersebut dapat diakses oleh seluruh unit kerja sehingga tercipta kesetaraan akses atas informasi kinerja bisnis bank. Dengan kesetaraan akses informasi tersebut, diharapkan bahwa unit kerja terkait akan senantiasa memperbaiki akurasi data yang disajikan. 4. Balanced Score Card BSC pada tahun 2015, implementasi system penilaian kinerja berbasis BSC masih dalam tahap pengembangan dan piloting. Implementasi BSC tersebut merupakan penyempurnaan atas system manajemen kinerja SMK yang digunakan saat ini yang IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan diharapkan akan meningkatkan Fairness dalam setiap penilaian kinerja. Implementasi di tahun 2015 Di tahun 2015, BrI menerbitkan beberapa kebijakan operasional baru terkait dengan Manajemen risiko, yang dikuatkan dengan Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, meliputi: hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Check and Balance hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan. Independensi Dewan Komisaris dan Direksi Dalam sistem yang berlaku di Indonesia, Komisaris utama dan Direktur utama tidak boleh dijabat oleh orang yang sama. Sesuai dengan anggaran Dasar perseroan, anggota Dewan Komisaris dan Direksi BrI dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan dalam rangka menjaga independensi. Fungsi pengawasan Dewan Komisaris Tugas Dewan Komisaris pada intinya adalah mengawasi dan memberikan nasihat, Dewan Komisaris tidak diperbolehkan untuk turut campur dalam pengambilan keputusan operasional perusahaan, sementara itu tugas utama Direksi adalah melaksanakan keputusan rupS dan mengelola operasional perusahan dengan memperhatikan arahan dan saran dari Dewan Komisaris. Laporan Tugas pengawasan Dewan Komisaris Setiap tahun, Dewan Komisaris menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas fungsi pengawasan terhadap kinerja direksi. Selain pembahasan mengenai kinerja keuangan dan operasional bank, laporan tersebut juga berisi evaluasi tehadap proil risiko, implementasi GCG, kinerja komite dibawah Dewan Komisaris, tanggung jawab social perusahaan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Dewan Komisaris juga memberikan rekomendasi terhadap pengembangan bisnis BrI kedepan demi tercapainya pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan. Sinergi dalam Visi Dengan prinsip bahwa masing- masing pihak mempunyai tugas untuk menjaga kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk kemajuan dan kesehatan Bank, Dewan Komisaris dan Direksi Bank harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, nilai-nilai perusahaan dan strategi Bank. untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan keputusan strategis perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi senantiasa mengagendakan pertemuan bersama secara berkala paling sedikit satu kali setiap bulan, baik dalam rangka membahas kinerja perusahaan, persetujuan bersama atas rencana kerja jangka panjang, anggaran tahunan, juga isu-isu strategis dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan perundang- undangan dan pelakasanaan tata kelola perusahaan yang baik. Terselenggaranya operasional perusahaan dengan mengindahkan prinsip GCG TarIF di seluruh unit kerja dan insan BrI secara konsisten, diantaranya: • Mekanisme Maker, Checker dan Signer dalam setiap proses pemberian Kredit • pengungkapan benturan kepentingan dan komitmen anti Fraud dari setiap pekerja . pembaharuan kebijakan terkait GCG, antara lain: • pedoman Tata Tertib Kerja Direksi • Kebijakan umum rencana Jangka panjang. • pedoman pelaksanaan rencana Jangka panjang • Kebijakan umum Manajemen aktiva Tetap dan Logistik KEMaL • Kebijakan Manajemen risiko Terintegrasi • Kebijakan umum Manajemen risiko • Strategi anti Fraud • pedoman penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berbasis risiko risk Based Bank rating • kebijakan dan prosedur penerapan program anti pencucian uang apu dan pencegahan pendanaan terorisme ppt • pedoman tata kelola terintegrasi konglomerasi keuangan • piagam audit Intern BrI • Information Tecnology Strategic plan • penilaian Tingkat Maturitas penerapan Manajemen risiko pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan Strategi di tahun 2016 Selain melanjutkan kinerja tahun 2015, BrI juga mempunyai aspirasi untuk terus mengimplementasikan praktik tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan standard praktik terbaik yang tertuang dalam roadmap implementasi GCG. PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN untuk memudahkan proses identiikasi, penyelarasan dan pemutakhiran kebijakan GCG dengan kebijakan operasional Bank, dan mengikuti perkembangan best practice serta menjaga keselarasan hubungan dengan pemangku kepentingan, tata kelola perusahaan diterapkan secara terarah, sistematis dan terukur. Dalam melakukan pemutakhiran dan penyelarasan tersebut, BrI melakukan assesment secara berkala terhadap implementasi GCG perusahaan. assesment GCG tersebut dilakukan dengan dua metode penilaian yaitu penilaian secara mandiri self-assesment dan penilaian oleh pihak eksternalpihak independent. Internal Self Assesment GCG Kriteria yang digunakan dalam BrI melakukan self-assesment terhadap penerapan GCG adalah ketentuan dari Bank Indonesia. Berdasarkan penilaian tersebut, hasil self-assesment GCG BrI untuk tahun 2015 adalah “Sangat Baik” dengan kesimpulan umum sebagai berikut: Bank persentase nilai Komposit Individual nilai Komposit Konsolidasi BrI 96.30 1.15 1.11 BrISyariah 2.75 1.61 0.04 BrI agro 0.95 2.11 0.02 Total nilai Komposit Konsolidasi 1.17 Sampai saat Laporan Tahunan ini dibuat, penilaian tersebut belum mendapatkan evaluasi dari oJK. hal-hal yang diperhatikan dalam penilaian penerapan GCG secara terintegrasi atau konsolidasi tersebut antara lain: a. penilaian pelaksanaan GCG secara konsolidasi hanya melibatkan hasil pelaksanaan GCG perusahaan anak yang dianggap berdampak signiikan pada GCG BrI secara konsolidasi yaitu BrISyariah, BrIaGro. b. Bobot penilaian GCG perusahaan anak terhadap GCG BrI secara konsolidasi dihitung berdasarkan jumlah aset yang dikelola. Penilaian GCG Oleh Pihak Eksternal Selain melalui self-assesment , penerapan GCG BrI periode 2015 juga dinilai oleh pihak eksternal yang kompeten dan relevan dengan industri jasa keuangan, antara lain:

a. Penilaian oleh Corporate Governance Perception Index CGPI 2014

program riset dan pemeringkatan penerapan GCG melalui CGpI 2014 mengambil tema “Good Corporate Governance dalam perspektif penciptaan nilai” yang dilaksanakan pada bulan Juni sd november 2015 meliputi tahapan sebagai berikut : Self Assesment nIlai 17,72 Penilaian Dokumen nilai 23,55 Penilaian Makalah nilai 21,91 Observasi nilai 23,74 Hasil 86.92 IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan BrI mendapatkan hasil penilaian CGpI 2014 dengan katagori perusahaan ”Sangat Terpercaya” Indonesian Most Trusted Companies dengan Total nilai 86,92, peringkat yang secara konsisten diperoleh BrI selama 3 tahun berturut-turut : periode predikat 2011 Trusted Company 2012 Most Trusted Company 2013 Most Trusted Company 2014 Most Trusted Company

b. Indonesia Most Trusted Companies 2015 – Aspek GCG

penilaian berdasarkan survei kepada investor dan analis terhadap penerapan GCG tersebut dilakukan Majalah SWa terhadap 252 responden investor, analis, dan manajer investasi dengan total repon mencapai 2212. hasil pemeringkatan merupakan cerminan total nilai dari rata-rata dari aspek-aspek penilaian. Semakin baik penerapan GCG suatu perusahaan, maka total nilai rata-rata tersebut akan semakin besar. hasil Survei Indonesia Most Trusted Companies 2014 dan 2015 adalah: hasil Survei Investor and analysts assesment aspek dan Bobot Emiten Code: BBrI 2014 Transparency 32.1 77,82 accountability 27.2 76,88 responsibility 16.4 72,42 Independecy 12.6 76,34 Fairness 11.7 76,94 Total nilai 76,39 rating perusahaan Terpercaya Trusted Company pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan

c. ASEAN CG Scorecard 2014

pada penilaian aSEan Corporate Governance Scorecard aCGS oleh CG Expert, BrI memperoleh predikat “GooD” dengan total nilai diatas rata-rata 100 perusahaan publik keseluruhan emiten dan 15 perbankan. predikat tersebut antara lain diperoleh dari penilaian komponen- komponen sebagai berikut: a. hak-hak pemegang Saham b. perlakuan yang setara terhadap pemegang Saham c. peran pemangku Kepentingan d. pengungkapan dan Transparansi e. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Berdasarkan aSEan Scorecard 2015, predikat yang didapatkan oleh BrI masih berada di atas rata-rata untuk 100 perusahaan publik atau emiten yang masuk bursa dan berada di atas skor rata-rata 15 Bank yang masuk dalam penilaian tahun 2015 ini. Total nilai overall score praktik GCG aSEan Scorecard yang diperoleh BrI untuk tahun 2015 adalah 88.5

d. Penilaian Kinerja Perusahaan Unggul

KPKU penilaian Kinerja perusahaan BuMn tersebut dilakukan oleh Tim independen yang dibentuk oleh Kementrian BuMn, penilaian ini melibatkan seluruh jajaran perusahaan dengan Kepemilikan mayoritas oleh negara kementerian BuMn atau SoE. hasil penilaian implementasi KpKu BuMn Tahun 2015, BrI masuk dalam kategori “Emerging Industry Leader. Kategori Penjelasan 1 Kepemimpinan 2 penerapan Strategi 3 Fokus pada pelanggan 4 pengukuran, analisis pengelolaan pengetahuan 5 Fokus pada Tenaga Kerja 6 Fokus pada operasi 7 hasil Penghargaan Terkait Implementasi GCG Beberapa penghargaan yang diperoleh BrI dalam hal pelaksanaan GCG diantaranya : • annual report award, Juara 2 kategori BuMn Keuangan Listed untuk tahun buku 2014, Juara umum untuk tahun buku 2013 dan Juara 1 kategori BuMn Keuangan Listed untuk tahun buku 2012. • Majalah BuMn Track, penghargaan Indikator BuMn award, peringkat ke empat kategori Transparansi. • Indonesian Institute for Corporate Directorship sebagai bagian dari Top 50 public Listed Companies. • Kategori predikat Indonesian Most Trusted Company dari IICG bekerjasama dengan majalahSWa penghargaan yang diterima BrI lebih lanjut dapat dilihat pada Ikhtisar utama Laporan Tahunan ini. IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Melalui RUPS, para pemegang saham dapat menggunakan haknya secara setara, diantaranya mengemukakan pendapat, menyampaikan tanggapan dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan keputusan penting menyangkut pengembangan bisnis dan masa depan Perseroan. rapat umum pemegang Saham rupS merupakan organ tertinggi perseroan yang memiliki semua wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran Dasar perseroan. Termasuk dalam wewenang rupS adalah menunjuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi perseroan, memutuskan untuk menerima atau menolak laporan Dewan Komisaris dan Direksi, pengesahan perubahan anggaran Dasar, persetujuan atas laporan tahunan, penetapan alokasi penggunaan laba perseroan. Landasan Hukum RUPS pelaksanaan rupS secara umum mengacu pada ketentuan dalam anggaran Dasar perseroan, undang-undang no. 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas, undang undang no. 19 Tahun 2003 tentang Badan usaha Milik negara serta peraturan otoritas Jasa Keuangan no. 32poJK.042014 rencana dan penyelenggaraan rupS perusahan Terbuka, serta Laporan Tata Kelola Perusahaan .peraturan Bursa Efek Indonesia no. I-E tentang Kewajiban penyampaian Informasi. Pemegang Saham pemegang saham adalah individu atau badan hukum yang secara sah memiliki saham perusahaan. pemegang saham tidak melakukan intervensi terhadap fungsi, tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi. rupS merupakan wadah bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan secara wajar, transparan untuk kepentingan perseroan dalam jangka panjang. pemegang saham melalui rupS memiliki kewenangan untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. hak dan Tanggung Jawab pemegang saham perusahaan Dalam melindungi kepentingan para pemegang saham, BrI selalu mengacu pada anggaran Dasar serta peraturan perundang- undangan yang berlaku. hak dan Kewenangan pemegang Saham Saham BrI diklasiikasikan dalam 2 dua jenis yaitu Saham Seri a Dwiwarna dan Saham Seri B. pemegang Saham Seri a Dwiwarna yang merupakan pemegang Saham pengendali yang hanya dimiliki oleh pemerintah republik Indonesia, sehingga memiliki hak-hak istimewa meliputi: a. Mencalonkan anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris perseroan; b. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris; c. Menyetujui perubahan anggaran dasar, termasuk perubahan modal; d. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan perseroan, pengajuan permohonan agar perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran perseroan; e. Meminta danatau menerima laporan dari Dewan Komisaris; f. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi danatau Dewan Komisaris perseroan dengan memperhatikan peraturan perundangan. Di luar hak Istimewa Saham Seri a Dwiwarna, sepanjang tidak ditentukan lain oleh anggaran Dasar, maka pemegang Saham Seri a Dwiwarna dan pemegang Saham Seri B memiliki hak yang sama, yaitu: a. Menghadiri, menyampaikan pendapat dan memberikan suara dalam rupS. b. Memperoleh Informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu, benar dan teratur, kecuali hal-hal yang bersifat rahasia c. Menerima bagian dari keuntungan perseroan yang diperuntukkan bagi pemegang Saham dalam bentuk Dividen dan pembagian keuntungan lainnya serta sisa hasil likuidasi d. Memperoleh penjelasan lengkap dan Informasi yang akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan rupS pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan e. Mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan rupS, Direksi, dan atau Dewan Komisaris pasal 61 ayat 1 uupT. f. Meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa: i. perubahan anggaran dasar; ii. pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih perseroan, atau iii. penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan. g. Memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari Direksi dan atau Dewan Komisaris pada rupS, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 uupT. Tanggung Jawab dan Kewajiban pemegang Saham Seluruh pemegang saham harus dapat : a. Memisahkan kepemilikan harta perusahaan dengan kepemilikan harta pribadi b. Memisahkan fungsinya sebagai pemegang saham dan sebagai anggota Dewan Komisaris atau Direksi dalam hal pemegang Saham menjabat pada salah satu dari kedua organ tersebut. pemegang Saham pengendali harus dapat : a. Memperhatikan kepentingan pemegang Saham minoritas dan para pemangku kepentingan sesuai peraturan perundang-undangan; b. Mengungkapkan kepada instansi penegak hukum tentang pemegang saham pengendali yang sebenarnya ultimate shareholders dalam hal terdapat dugaan terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundangan atau dalam hal diminta oleh otoritas terkait. c. Mengupayakan akuntabilitas dan hubungan antar perusahaan dapat dilakukan secara transparan, dalam hal pemegang Saham menjadi pemegang Saham pengendali pada beberapa perusahaan. pemegang Saham Minoritas bertanggung jawab untuk menggunakan haknya dengan baik sesuai dengan anggaran Dasar perseroan dan peraturan perundangan. Akses Informasi Kepada Pemegang Saham BrI telah menyediakan akses terhadap informasi untuk memungkinkan pemegang saham melaksanakan hak dan tanggung jawabnya, dengan media komunikasi sebagai berikut : a. rupS, sebagai media dimana perseroan dapat berkomunikasi dengan pemegang saham, menyampaikan Informasi mengenai perseroan dan memungkinkan pemegang Saham untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memerlukan persetujuan pemegang Saham; b. Media elektronik seperti situs web website perseroan yang dapat diakses dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dimana tersedia berbagai laporan dan publikasi yang dapat dengan mudah diunduh baik oleh pemegang Saham maupun publik. c. Email resmi perseroan untuk menyampaikan dan mengetahui informasi terkini perseroan; d. Media komunikasi lain diantaranya conference call, investoranalyst meeting, non deal roadshow, conference, public expose dan investor analyst gathering Komposisi Pemegang Saham pemerintah republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas BrI dengan kepemilikan saham sebesar 56.25. IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015 anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015 pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Sampai dengan 30 november 2015, jumlah pemegang saham BrI adalah 17.802 yang terdiri dari 16.073 pemegang saham domestik dan 1.729 pemegang saham asing. Pemegang Saham 2003 2011 2012 2013 2014 2015 pemerintah republik Indonesia 59.50 56.75 56.75 56.75 56.75 56.75 publik 40.50 43.25 43.25 43.25 43.25 43.25 Investor ritel Domestik 2.74 1.05 1.47 1.56 0.97 1.04 Investor Institusi Domestik 5.74 5.90 5.96 7.55 6.61 8.43 Investor asing 32.02 36.30 35.83 34.14 35.68 33.78 Jumlah Investor 2003 2011 2012 2013 2014 2015 pemerintah republik Indonesia 1 1 1 1 1 Investor ritel Domestik 33.903 17.152 14.820 17.152 10.898 15.902 Investor Institusi Domestik 238 487 556 614 487 631 Investor asing 361 1.820 1.688 1.613 1.820 1.733 Jumlah 34.503 19.460 17.460 19.380 13.206 18.267 Informasi lebih lanjut tentang komposisi pemegang saham dapat dilihat pada pembahasan komposisi pemegang saham di Ikhtisar utama. Laporan Tata Kelola Perusahaan TATA CARA PENYELENGGARAAN RUPS Sesuai dengan anggaran Dasar perseroan, rupS dibagi menjadi 2 dua yaitu : a. rapat umum pemegang Saham Tahunan rupS Tahunan wajib diselenggarakan setiap tahun, selambat-lambatnya 5 lima bulan setelah tahun buku berakhir untuk memperoleh persetujuan atas : 1. Laporan Tahunan, termasuk pengesahan Laporan Keuangan dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris. persetujuan ini sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang bukan merupakan tindakan pidana. 2. usulan penggunaan laba bersih, apabila perseroan memperoleh laba positif. 3. usulan penetapan penetapan akuntan publik untuk tahun berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan akuntan publik. 4. hal-hal lain yang perlu persetujuan rupS untuk kepentingan perseroan. b. rapat umum pemegang Saham Lainnya rapat umum pemegang Saham Luar Biasa rupS Lainnya atau rupS Luar Biasa, dapat diselenggarakan setiap kali apabila dianggap perlu oleh Direksi atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris danatau pemegang saham baik sendiri atau bersama-sama mewakili 110 satu per sepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Tahapan Penyelenggaraan RUPS Tahapan penyelenggaraan rupS secara umum sebagaimana diatur dalam poJK no. 32 poJK.042014 tanggal 8 Desember 2014 adalah sebagai berikut: pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK. Laporan Tata Kelola Perusahaan

1. Informasi dalam Pemberitahuan RUPS