197
dalam tes menulis paragraf argumentasi meliputi sembilan aspek, yaitu 1 kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi, 2
pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi, 3 kelengkapan isi
paragraf argumentasi, 4 keefektivan kalimat, 5 kohesi dan koherensi, 6 kesesuaian judul dan isi, 7 pemilihan kata, 8 tampilan tulisan, dan 9 ejaan
dan tanda baca. Pembahasan hasil nontes berpedoman pada lima bentuk instrumen
penelitian, yaitu 1 deskripsi perilaku ekologis, 2 catatan harian siswa dan guru, 3 sosiometri, 4 wawancara, dan 5 dokumentasi foto. Hasil tes dan nontes
pada pembahasan ini dibahas secara terpisah sebagai berikut.
4.2.1 Peningkatan Proses Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model
Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Penelitian terhadap keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi ini dilakukan dalam
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus juga melalui beberapa tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Penelitian terhadap keterampilan menulis
paragraf argumentasi didasarkan pada hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X-8 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam menulis
paragraf argumentasi masih belum maksimal. Selain itu, perilaku siswa juga masih menunjukkan perilaku yang negatif. Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian menulis paragraf argumentasi dengan menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi.
198
Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I dilakukan sebanyak dua
kali pertemuan. Setiap pertemuan diawali dengan kegiatan apersepsi. Tahap apersepsi diisi oleh peneliti dengan mengondisikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti juga
menjelaskan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pertemuan pertama pada siklus I, pembelajaran yang dilakukan, yaitu siswa
dan guru bertanya jawab tentang hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh
guru. Setelah itu, siswa berdiskusi tentang isi gambar animasi, kemudian menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi. Setelah siswa menulis paragraf
argumentasi, siswa membacakan hasil pekerjaan mereka di depan teman-teman mereka. Setelah selesai membacakan hasil pekerjaan mereka, guru menyimpulkan
pembelajaran hari itu, merefleksi, dan memberi tugas pada siswa untuk berlatih menulis paragraf argumentasi di rumah.
Pertemuan kedua pada siklus I, guru mengarahkan siswa untuk menyunting paragraf argumentasi milik teman sebangku. Setelah siswa selesai menyunting,
siswa mengembalikan hasil pekerjaan teman agar mereka tahu kesalahan mereka. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh guru, berdiskusi, dan
199
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi, kemudian mengembangkan identifikasi masalah tersebut ke dalam paragraf argumentasi.
Proses pembelajaran pada siklus I berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus II. Hal ini karena ada perbaikan pada proses pembelajaran siklus II. Proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus II pertemuan pertama diisi dengan tanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menulis paragraf argumentasi.
Kemudian, guru dan siswa bertanya jawab tentang menyunting paragraf argumentasi, dan siswa mendengarkan kriteria penilaian menulis paragraf
argumentasi. Hal ini dilakukan karena sebagian siswa masih belum paham tentang penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Setelah siswa paham tentang
menyunting, siswa diberi hasil pekerjaan mereka pada siklus I untuk disunting. Tiap-tiap siswa menukar hasil pekerjaan mereka dengan teman satu kelompoknya.
Setelah itu, siswa mengamati contoh paragraf argumentasi, dan hasil pekerjaan teman. Siswa juga berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dan menyunting
paragraf argumentasi teman dari segi isi maupun bahasa, kemudian mengembalikan hasil pekerjaan yang telah disunting kepada pemiliknya agar tiap-
tiap siswa memperbaiki hasil pekerjaan mereka berdasarkan hasil suntingan teman. Pada siklus I, siswa sudah melakukan kegiatan menyunting, tetapi mereka
tidak dibentuk dalam kelompok. Selain itu, pada siklus I materi tentang menyunting belum dijelaskan secara mendetail sehingga siswa masih bingung
dengan penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Pertemuan kedua pada siklus II pun berbeda dari siklus I. Proses
pembelajaran diisi dengan guru menampilkan gambar animasi yang berbeda pada
200
tiap siklus, siswa mengamati gambar animasi yang diberikan oleh guru, siswa mencatat informasi atau masalah yang mereka temukan dalam gambar animasi
tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperjelas siswa dalam mengamati gambar animasi dan memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat. Setelah
itu, siswa berdiskusi mengenai isi dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan siswa
mendengarkan penguatan dari guru. Hal ini dilakukan agar informasi yang belum ditangkap oleh siswa dapat mereka ketahui. Setelah siswa berdiskusi, siswa
menulis identifikasi masalah yang telah mereka diskusikan secara runtut, kemudian menulis paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalah yang
telah mereka temukan. Siswa biasanya langsung menuliskan gagasan mereka tanpa menulis pokok-pokok yang ingin mereka tulis. Hal itu menyebabkan hasil
tulisan mereka tidak runtut. Oleh sebab itu, guru meminta siswa untuk menulis pokok-pokok informasi yang telah mereka temukan secara runtut sebelum mereka
kembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Setelah mereka selesai menulis paragraf argumentasi, siswa disuruh mengumpulkan hasil pekerjaan mereka
sebagi hasil tes siklus II yang akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
Proses pembelajaran ditutup dengan kegiatan penutup. Pada setiap pertemuan, baik siklus I maupun siklus II, guru mengisi kegiatan penutup dengan
menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi dan memberikan motivasi kepada siswa
201
untuk tetap semangat belajar dan menutupnya dengan ucapan salam. Akhir pembelajaran dilanjutkan dengan siswa mengisi catatan harian dan sosiometri
yang telah dibagikan oleh guru. Selain itu, guru juga melakukan wawancara.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model