1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis paragraf argumentasi tergolong keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Hal ini dikarenakan penulis paragraf argumentasi harus
mampu memengaruhi pembaca agar pembaca yakin dengan apa yang dikemukakan oleh penulis. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan harus
disertai dengan fakta-fakta yang mendukung dan membuktikan gagasan-gagasan penulis. Kemampuan semacam ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman
yang luas agar penulis mampu meyakinkan pembaca terhadap isi tulisannya. Selain itu, keterampilan menulis paragraf argumentasi juga membutuhkan latihan
secara terus-menerus dan bertahap. Bila hal ini dapat terpenuhi, keterampilan menulis paragraf argumentasi tidak akan sulit untuk dikuasai.
Uraian di atas diperkuat oleh kondisi pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang terjadi di sekolah. Kesulitan siswa dalam melakukan aktivitas
menulis di sekolah maupun kesulitan guru dalam memilih model dan memanfaatkan media dalam pembelajaran menulis menjadi bagian dari faktor
penyebab ketidakberhasilan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran menulis. Bahkan sangat mungkin pembelajaran menulis menjadi hal yang ditakuti atau
dianggap membosankan bagi siswa. Terkait tentang kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis, maka perlu diterapkan suatu model dan media
pembelajaran yang efektif agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
2
Guru harus bisa memilih dan menggunakan media serta model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada penelitian ini, peneliti membahas pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
sebagai upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP telah
disebutkan, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
argumentasi. Kompetensi dasar tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila siswa telah memenuhi indikator-indikator yang meliputi 1 mampu menentukan
topik dan mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar animasi yang ditampilkan, 2 mampu mengorganisasikan isi tulisan argumentasi
yang dapat memengaruhi pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya, dan 3 mampu mengembangkan identifikasi masalah
menjadi paragraf argumentasi dengan memperhatikan penggunaan EYD. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA
Negeri 1 Bae Kudus khususnya di kelas X-8, didapat bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi masih belum maksimal. Siswa di kelas X-8
masih ada yang belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal. Sebanyak 23 siswa kelas X-8 masih ada yang belum mencapai KKM tersebut. Kriteria
Ketuntasan Minimal untuk menulis paragraf argumentasi adalah 75, adapun nilai rata-rata kelas X-8 yang ada di SMA N 1 Bae Kudus untuk keterampilan menulis
paragraf argumentasi mencapai nilai 73,12. Nilai tertinggi pada kelas X-8 dengan
3
nilai 81, dan nilai terendah pada kelas X-8 dengan nilai 51, dengan persentase ketercapaian KKM 28,13.
Indikator pembelajaran yang telah dirumuskan ternyata belum semuanya tercapai dengan baik. Pada indikator mampu menentukan topik dan
mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar animasi, siswa sudah dapat mengidentifikasi hal-hal yang sesuai dengan gambar animasi yang
disajikan. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah karena dalam menentukan topik, siswa berkolaborasi dengan guru. Siswa juga sudah dapat mengungkapkan
ide-ide yang ada di dalam pikirannya dan membuat kalimat sederhana sesuai dengan topik yang ada. Akan tetapi, karena siswa kurang latihan dalam menulis,
kalimat yang diungkapkan masih rancu dan belum bisa membantu memunculkan argumen-argumen berikutnya. Jadi, pada indikator ini, siswa tidak banyak
mengalami kesulitan. Kelemahan siswa terdapat pada indikator mampu mengorganisasikan isi
tulisan argumentasi yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya. Hal ini dikarenakan
siswa belum memahami hakikat paragraf argumentasi serta malas membaca dan menyimak sehingga informasi yang diketahui siswa terbatas. Akhirnya, siswa
tidak mampu meyakinkan pembaca karena tidak dapat mengungkapkan fakta- fakta sebagai bukti yang dapat memperkuat argumen yang disampaikan.
Siswa juga masih lemah pada indikator mampu mengembangkan identifikasi masalah menjadi tulisan argumentasi dengan memperhatikan
penggunaan EYD. Siswa kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi
4
yang kohesif dan koheren. Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan siswa terhadap penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan penguasaan kosakata.
Kelemahan-kelemahan siswa dalam mencapai indikator pembelajaran menulis paragraf argumentasi harus segera diatasi agar keterampilan menulis
paragraf argumentasi siswa dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Dilihat dari problematika pembelajaran menulis paragraf argumentasi di
SMA Negeri 1 Bae Kudus, proses pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bae Kudus membuat siswa cenderung kurang termotivasi dan merangsang minat
siswa dalam menulis paragraf argumentasi sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif, malas untuk menulis, dan sulit untuk menyampaikan ide atau gagasan.
Beberapa faktor penghambat yang dialami siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus dalam kemampuan menulis, yaitu 1 model yang kurang menarik minat
siswa, dan 2 media yang belum mendukung pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Oleh sebab itu, pembaharuan dalam pembelajaran keterampilan
menulis paragraf argumentasi perlu dilakukan, khususnya dalam hal pemanfaatan media dan penggunaan model yang tepat dan efektif.
Selama ini pembelajaran menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 1 Bae Kudus yang dilakukan oleh guru masih jauh dari penggunaan model
pembelajaran yang efektif. Guru biasanya dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi hanya menggunakan model pembelajaran ungkap gagasan dari
membaca buku teks dan siaran berita televisi. Hal ini cenderung membuat siswa
5
merasa bosan karena kurang bervariasinya model pembelajaran dalam menulis paragraf argumentasi.
Model pembelajaran think pair and share, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhadi 2003:66 memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan
bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran think pair and share dapat membantu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran think pair and share juga membantu siswa secara langsung agar dapat memahami suatu masalah,
memecahkan masalah dengan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair and share efektif sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Perkembangan teknologi telah menjanjikan potensi besar dalam mengubah
cara seseorang untuk belajar, memperoleh informasi, dan menyesuaikan informasi. Perkembangan teknologi juga menyediakan peluang bagi pendidik di
sekolah untuk mengembangkan media pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi, diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks
dari buku semata tetapi lebih luas dari itu. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
6
terintegrasi. Media dalam penelitian ini menggunakan gambar animasi karena gambar animasi sangat membantu memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Pemanfaatan media gambar
animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi berfungsi agar siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran, kemudian materi
pelajaran yang dipadu dengan animasi gambar dan gerakan yang menarik dapat memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena suasana
pembelajaran menjadi lebih terarah. Dengan media gambar animasi ini pula, siswa diharapkan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena memberi
gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Dengan demikian, penggunaan media gambar animasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dan diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menulis paragraf argumentasi bagi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.
Berdasarkan uraian masalah serta pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan tersebut, peneliti
mengadakan penelitian dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share
melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus tahun ajaran 20102011
”.
1.2 Identifikasi Masalah