13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Kenyataan membuktikan bahwa keterampilan menulis masih kurang diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. Pembelajaran menulis juga
masih sering diabaikan oleh kalangan pelajar dan bahkan mahasiswa. Hal ini cenderung membuat terciptanya iklim budaya tulis yang kurang baik di sekolah-
sekolah. Penelitian tindakan kelas PTK tentang menulis paragraf argumentasi
merupakan penelitian yang menarik. Bukti bahwa keterampilan menulis paragraf argumentasi menarik untuk dilakukan adalah dengan banyaknya penelitian yang
telah dilakukan berkaitan dengan menulis paragraf argumentasi tersebut. Di bawah ini disajikan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nystrand dan Graff 2000, Neeta 2005, Carss 2007, Hernawati 2007,
Ni‟mah 2007, Hapsari 2008, Puryanti 2009, Hindawati 2010, Mujahadah 2010, dan Sulistyani 2010.
Nystrand dan Graff 2000 dalam penelitiannya yang berjudul “Report in
Arguments Clothing: An Ecological Perspective on Writing Instruction ”
menunjukkan bahwa pembelajaran menulis argumentasi lebih efektif dengan menggunakan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang diperoleh dari
pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran, penulisan, dan
14
pengembangan teks sehingga siswa secara efektif bisa membuat tulisan argumentasi.
Persamaan penelitian Nystrand dan Graff 2000 dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji, yaitu sama-sama
mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan model penelitian. Pada penelitian Nystrand dan
Graff 2000 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII pada Sekolah Menengah Midwest, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya
adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Nystrand dan Graff 2000 menerapkan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang
diperoleh dari pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran, penulisan, dan pengembangan teks, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan model think pair and share. Neeta 2005 dalam penelitiannya yang berjudul
“Socioculture and Students Argument Writing in English: A Case Study from the Vhembe District, Limpopo
Province, South
Africa ” menjelaskan bahwa penggunaan strategi
penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis, dan budaya konteks sosiokultural mampu meningkatkan keterampilan menulis argumentasi dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Persamaan penelitian Neeta 2005 dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada masalah yang dikaji. Masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya
terletak pada subjek penelitian, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
15
media yang digunakan. Pada penelitian Neeta 2005 yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa dari Daerah Vhembe, Provinsi Limpopo, Afrika
Selatan, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Neeta 2005 tidak
menerapkan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Pada penelitian Neeta 2005 menggunakan strategi
pembelajaran berbasis penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis, dan budaya konteks sosiokultural, sedangkan penulis dalam penelitiannya tidak
menerapkan strategi pembelajaran. Carss 2007 dalam penelitiannya yang berjudul
“The Effects of Using Think-Pair-Share during Guided Reading Lessons
” menyimpulkan bahwa think pair and share memberikan efek yang positif pada pembelajaran membaca. Efek
positif itu tampak pada penggunaan bahasa lisan, berpikir, metakognitif, kesadaran, dan pengembangan strategi membaca. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa think pair and share efektif digunakan sebagai alat untuk membantu perkembangan percakapan sehingga siswa bisa fokus pada
pembelajaran dan mampu menyesuaikan dengan kelompok belajar yang ada. Persamaan penelitian Carss 2007 dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran think pair and share. Adapun perbedaannya
terletak pada subjek penelitian, desain penelitian, dan masalah yang dikaji. Pada penelitian Carss 2007 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa sekolah
dasar, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas
16
X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Carss 2007 desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan kelas PTK. Pada penelitian Carss 2007 masalah yang dikaji adalah mengenai keterampilan membaca,
sedangkan masalah yang dikaji penulis adalah mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi.
Hernawati 2007 dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair and Share TPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP N 14 Tegal dalam Pokok
Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ”, diperoleh simpulan yaitu hasil
observasi selama penelitian menunjukkan adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuis I, kuis II, kuis III,
dan nilai ulangan harian secara persentase siswa yang memperoleh nilai minimal 63 menunjukkan adanya peningkatan. Siklus I nilai rata-rata kelas 63,21, siswa
yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 25 anak dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 65,79 . Pada Siklus II nilai rata-rata kelas 64,56, siswa
yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 30 anak dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal sebesar 78,95 . Pada Siklus III nilai rata-rata kelas 69,26, siswa yang
memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 34 anak dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 89,47 sehingga penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe think pair and share TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII E SMPN 14 Tegal dalam pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel.
17
Persamaan penelitian Hernawati 2007 dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model pembelajaran yang
digunakan. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan model yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair and
share. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Hernawati 2007 yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP N 14 Tegal, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus. Pada penelitian Hernawati 2007 masalah yang dikaji adalah pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dalam mata pelajaran matematika,
sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada
penelitian Hernawati 2007 tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Ni‟mah 2007 dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X
SMA Negeri 3 Semarang ” menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan dua rata-rata
pretes t berada pada daerah penerimaan Ho disimpulkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan rata-rata
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Estimasi rata-rata pada
kelompok kontrol, yaitu 61,62-66,71 dengan rata-rata hasil belajar siswa 64,17, sedangkan estimasi rata-rata kelompok eksperimen 68,68-73,03 dengan rata-rata
18
hasil belajar 70,85, berarti kelompok kontrol hasil belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada pengaruh antara efektivitas
model pembelajaran think pair share dalam mata pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang.
Persamaan penelitian Ni‟mah 2007 dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair share. Adapun
perbedaannya terletak pada desain penelitian, subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media
yang digunakan. Pada penelitian Ni‟mah 2007 desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian tindakan kelas PTK. Pada penelitian Ni‟mah 2007 yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada
penelitian Ni‟mah 2007 masalah yang dikaji adalah pokok bahasan kehidupan awal masyarakat kepulauan Indonesia dalam mata pelajaran sejarah, sedangkan
masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada penelitian
Ni‟mah 2007 tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Hapsari 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun
19
Ajaran 20072008 ” diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media gambar karikatur politik sebesar 3,51. Skor rata-rata kelas pada tahap
prasiklus sebesar 6,97 dan mengalami peningkatan sebesar 3 menjadi 9,17. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 10,35. Setelah
digunakan pembelajaran menggunakan media gambar karikatur politik terjadi perubahan tingkah laku. Siswa yang sebelumnya merasa kurang siap dan aktif
dalam pembelajaran menjadi siap dan lebih aktif mengikuti pembelajaran. Persamaan penelitian Hapsari 2008 dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan masalah yang
dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, model, dan media yang digunakan.
Pada penelitian Hapsari 2008 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang, sedangkan subjek penelitian
penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Hapsari 2008 tidak menggunakan model, sedangkan penulis
dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Pada penelitian Hapsari 2008 menggunakan media gambar karikatur politik, sedangkan penulis
dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Puryanti 2009 dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten
20
Temanggung Tahun Ajaran 20082009 ” menunjukkan bahwa keterampilan
menulis karangan argumentasi berdasarkan metode problem solving terbukti mengalami peningkatan. Hasil tes rata-rata pada siklus I adalah 69,64 atau
termasuk kategori baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 85,12 atau termasuk kategori sangat baik. hal ini membuktikan adanya peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebanyak 15,12 atau sebesar 21,95. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data
nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin berkurang dan perilaku
positif siswa semakin bertambah. Persamaan penelitian Puryanti 2009 dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan
masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, metode, media, dan model
yang digunakan. Pada penelitian Puryanti 2009 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung,
sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Puryanti 2009 metode yang
digunakan adalah metode problem solving, sedangkan penulis dalam penelitiannya tidak menggunakan metode. Pada penelitian Puryanti 2009 tidak
menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media
21
gambar animasi. Pada penelitian Puryanti 2009 tidak menggunakan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share.
Hindawati 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui Media Teks Berita dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction PBI pada Siswa Kelas X-4
SMA Negeri 3 Brebes ” menunjukkan bahwa analisis data penelitian keterampilan
menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan argumentasi siklus I
sebesar 68,18. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,54 atau dengan nilai 79,46. Peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi diikuti
dengan perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku tersebut, yaitu dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.
Persamaan penelitian Hindawati 2010 dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain
penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf
argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan model yang digunakan. Pada penelitian Hindawati 2010 yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus. Pada penelitian Hindawati 2010 menggunakan media teks berita, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Pada penelitian Hindawati 2010 menggunakan model problem based instruction
22
PBI, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share.
Mujahadah 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Menulis Argumentasi melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka OE: Open Ended
Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Kendal ” menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menulis karangan argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa. Hasil tes
menulis karangan argumentasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil prasiklus I 55,68 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-
rata 63,35. Nilai rata-rata hasil siklus I 63,35 meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 76,74 yaitu meningkat sebesar 13,39 atau sebesar 19,11. Perilaku
siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan
melalui model open ended mengalami perubahan ke arah positif. Persamaan penelitian Mujahadah 2010 dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan
masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan model
yang digunakan. Pada penelitian Mujahadah 2010 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal,
sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8
23
SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Mujahadah 2010 menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan media gambar animasi. Pada penelitian Mujahadah 2010 menggunakan model open ended, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan model think pair and share. Sulistyani 2010 dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think
Pair and Share melalui Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran
20092010 ” diketahui bahwa keterampilan menulis artikel siswa pada tahap
prasiklus, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,69 dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think pair and
share melalui media majalah dinding pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 64,5 dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai
rata-rata sebesar 75,61 dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 11,11 atau 17,22 dari siklus I ke siklus II dan 7,75 dari
prasiklus ke siklus I. Selain itu, perilaku-perilaku negatif siswa selama mengikuti pembelajaran pada tahap prasiklus dan siklus I mengalami perubahan ke arah
positif pada siklus II. Persamaan penelitian Sulistyani 2010 dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas PTK dan sama-
sama menggunakan model think pair and share. Adapun perbedaannya terletak
24
pada subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Sulistyani 2010 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IX
SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA
Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Sulistyani 2010 masalah yang dikaji adalah keterampilan menulis artikel, sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam
penelitiannya adalah mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Pada penelitian Sulistyani 2010 menggunakan media majalah dinding, sedangkan
penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, peningkatan keterampilan menulis
telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode, model, dan media tertentu. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud
untuk melengkapi penelitian-penelitian keterampilan menulis yang telah dilakukan. Penelitian ini mencoba meneliti mengenai keterampilan menulis siswa
dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
2.2 Landasan Teoretis