37
menentukan topik dan merumuskan tujuan, menyusun kerangka paragraf argumentasi bagian pendahuluan isi atau tubuh argumen, penutup atau simpulan,
dan ringkasan, dan mengembangkan kerangka paragraf argumentasi, serta finalisasi membuat penutup paragraf argumentasi.
2.2.3 Hakikat Model Think Pair and Share
Model think pair and share merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan
suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan yang bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Melalui pembelajaran kooperatif dengan model think pair and share, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses
pembelajaran dengan think pair and share ini mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok-
kelompok kecil. Nurhadi dan Senduk 2003:60 berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari kesinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. Selain itu, Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling
mengasihi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
38
Pendapat Muhfida lebih spesifik. Muhfida 2006:2 menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk
bekerja sama
saling membantu
mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman
agar kelompok kohesif kompak-partisipatif, tiap anggota kelompok terdiri dari 4
–5 orang, siswa heterogen kemampuan, gender, dan karekter, ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dengan cara berkelompok untuk
bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri dalam pembelajaran di kelas secara sadar dan sistematis sehingga
tercipta interaksi dua arah yang yang sangat efektif. Menurut pendapat Nurhadi dan Senduk 2003:66, langkah-langkah dalam
model think pair and share, yaitu 1 berpikir thinking, guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu
menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut; 2 berpasangan pairing, selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan 3 berbagi sharing, pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
39
Adapun menurut Muhfida 2006:6, model pembelajaran think pair and
share ini tergolong tipe kooperatif dengan sintaks, yaitu 1 guru menyajikan materi klasikal, materi diberikan secara menyeluruh; 2 guru memberikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan dengan teman sebangku think-pair, diskusi kelompok dilakukan untuk
mendiskusikan masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru; 3 tiap kelompok melakukan presentasi share mengenai masalah yang telah
didiskusikan tadi; dan 4 guru membuat skor perkembangan tiap siswa. Trianto 2007:61-62 mengungkapkan pendapat yang hampir sama dengan
pendapat Arends 2008:15-16 serta pendapat Nurhadi dan Senduk 2003:66, bahwa think pair and share dibagi menjadi tiga langkah, yaitu 1 think, guru
mengajukan permasalahan dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai permasalahan tersebut; 2 pair, guru meminta siswa
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan 3 share, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pendapat lain diungkapkan oleh Dzaki. Menurut Dzaki 2009:2, langkah-
langkah model pembelajaran think pair and share, yaitu 1 guru menyampaikan inti materi, 2 siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi atau
permasalahan yang disampaikan guru, 3 guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, 4 atas dasar hasil diskusi, guru
mengarahkan pembicaraan pada materipermasalahan yang belum diungkap siswa, dan 5 simpulan.
40
Suprijono 2009:91 juga berpendapat bahwa think pair and share diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran dan
memberi kesempatan siswa memikirkan jawabannya. Kemudian, guru meminta siswa berpasang-pasangan untuk mendiskusikan jawaban tadi, setelah itu tiap
pasangan-pasangan membicarakan hasil diskusinya di depan kelas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model think pair and share
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 1 think, menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran; 2 pair,
berkelompok dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan, guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru mengarahkan
pembicaraan pada materi atau permasalahan yang belum diungkap siswa; dan 3 share, berkelompok untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat simpulan. Langkah-langkah model pembelajaran yang telah diuraikan tersebut
merupakan prosedur yang sifatnya prinsip. Adapun penerapannya dalam pembelajaran diserahkan kepada kreativitas guru untuk melakukan penyesuaian.
Berikut ini fase-fase pembelajaran dalam model think pair and share.
Tabel 1. Sintaks Model Think Pair and Share
Fase Kegiatan
Fase-1
Think berpikir
Guru menyampaikan inti materi. Guru menyajikan materi klasikal, materi diberikan secara menyeluruh.
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
41
Fase-2
Pair berkelompok
Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan. Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa
bekerja kelompok dengan cara berpasangan dengan teman sebangku think-pair untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru.
Fase-3
Share berbagi Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Tiap kelompok melakukan presentasi share mengenai masalah yang telah didiskusikan tadi.
Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materipermasalahan yang belum diungkap siswa.
Simpulan. Guru membuat skor perkembangan tiap siswa.
2.2.4 Hakikat Media Gambar Animasi