Gambar 3.4 Perubahan konsentrasi nutrisi terhadap waktu
Gambar 3.5 Perubahan konsentrasi oksigen terlarut terhadap waktu
Dari Gambar 3.1 terlihat konsentrasi polutan semakin lama semakin meningkat,
kemudian berhenti bertambah pada saat t=10. Dari Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa
tingkat konsentrasi yang terserap oleh jamur semakin lama semakin bertambah.
Hal itu menunjukan bahwa semakin lama jumlah polutan dibadan air semakin
berkurang karena terserap oleh jamur. Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa biomassa
jamur pada awalnya semakin bertambah kemudian pada saat t=3 mulai mengalami
penurunan, tapi pada saat t=10 jumlahnya mulai
stabil dan
tidak mengalami
penurunan maupun peningkatan lagi. Dari Gambar
3.4 dapat
dilihat bahwa
konsentrasi nutrisi
yang dikonsumsi
mengalami penurunan sampai pada saat t=6 mulai stabil dan tidak mengalami
penurunan lagi. Dari Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa tingkat konsentrasi oksigen
terlarut semakin lama semakin mengalami penurunan.
4. Kesimpulan Analisis
model menunjukkanbahwapolutananorganikdapat
dikeluarkandaritubuh air dengan proses biosorpsimenggunakanpopulasijamur.
Simulasinumeriktelahmengkonfirmasihasil ini.Telahditemukanbahwahasil
yang diperolehsecarakualitatifmiripdenganhasile
ksperimen yang
dipublikasikandalamliteratur. Sehingga
dapat dikatakanbahwa
proses biosorpsimemilikipotensiuntukmembuatba
dan air
bebasdaripolutananorganikdenganmenggu nakanpopulasijamurberulang kali dantepat
yang dapatmencakupteknikrekayasagenetika.
5. DaftarPustaka [1] A.Goyal,
R.Sanghi, A.K.Misra,
J.B.Shukla, A modeling study on the role of fungi in removing inorganic
pollutants, Mathematical Biosciences. 244 2013 116-124.
[2] A.K. Misra, J.B. Shukla, P. Chandra, Mathematical modeling and analysis
of the depletion of dissolved oxygen in water bodies, Nonlinear Anal.: RWA 7
2006 980.
[3] F. Veglio, F. Beolchini, Removal of metals
by biosorption:
a review,Hydrometallurgy 44 1997
301. [4]
G.P. Boswell,
F.A. Davidson,
Modelling hyphal networks, Fungal Biol. Rev
. 26 1 2012 30. [5]J.B. Shukla, Rashmi Sanghi, Ashish
Goyal, A.K. Misra, Modeling the desalination of saline water by using
bacteria and
marsh plants.
107
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Desalination 277 1–3 2011 113– 120
.
[6] J.L. Zhou, Zn biosorption by Rhizopus azzhizus and other fungi, Appllied
Microbiol Biotechnol . 51 1999 686.
[7] R. Sanghi, A. Srivastava, Long term chromate reduction by immobilized
fungus in
continuous column,
Chemical Enginering . J. 162 1
2010 122. [8] S.M. Siegel, M. Galun, B.Z. Siegel,
Filamentous fungi
as metal
biosorbents: a review, Water Air Soil Poll
. 53 1990 335. [9] W.D. Rosenzweig, D. Pramer,
Influence of cadmium, zinc and lead on growth, trap formation and
collagenase activity of nematode- trapping
fungi, Appllied
Environmental Microbiology
. 40
1980 694. [10] W.H. Lo, H. Chua, K.H. Lam, S.P. Bi,
A comparative investigation on the biosorption of lead by filamentous
fungal biomass, Chemosphere 39 1999 2723.
108
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB SEKTOR INDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SPASIAL DATA PANEL
Abdul Karim
1
, Rochdi Wasono
2 1
Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang, abdulkarimcrbgmail.com
2
Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang, didik2011gmail.com
Abstrak. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mempunyai proporsi cukup besar dalam pembentukan PDRB serta dalam pembangunan perekonomian di Jawa Tengah. Model
ekonometrika untuk PDRB dari sektor industri dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja di sektor industri dan upah. Selain dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut PDRB sektor industri juga
dipengaruhi oleh keberadaan efek region dari region lain serta efek waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS
untuk periode tahun 2011-2013. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB sektor industri dengan adanya keberadaan efek region dan waktu, maka
digunakan metode ekonometrika spasial panel. Dalam penelitian ini menggunakan bobot spasial queen contiguity, model spasial data panel yang dibangun dalam penelitian yaitu model spasial lag
dan model spasial error dengan menerapkan fixed effect dan random effect. Berdasarkan uji Hausman didapatkan model random effect. Hasil model ini menghasilkan efek region spasial
tidak mempengaruhi nilai PDRB sektor industri di Jawa Tengah menggunakan matriks bobot queen, selanjutnya upah berpengaruh signifikan pada alfa 5 persen terhadap PDRB Kabupaten dan
Kota di Jawa Tengah. Kata kunci: PDRB industri, sar, sem, spasial panel
1. PENDAHULUAN PDRB industri, sar, sem, spasial
panelSalah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah laju pertumbuhan
ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan nilai tambah yang
dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional
Bruto PDRB.
PDRB merupakan
cerminan potensi
perekonomian suatu wilayah. Nilai PDRB yaitu agregat nilai tambah yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. Sektor industri sebagai
salah satu sektor yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah,
serta berperan sebagai penyedia lapangan kerja yang menampung tenaga kerja.
Dengan tingkat pertumbuhan yang positif, sektor industri berperan dalam menjaga
laju
pertumbuhan ekonomi
nasional. PDRB merupakan salah satu kajian
ekonometrika, dalam upaya memahami fenomena
ekonomi yang
banyak dikembangkan dari teori-teori ekonomi
untuk mendefinisikan hubungan antara berbagai variabel ekonomi dalam bentuk
matematis. Hubungan matematis antara variabel-variabel ekonomi yang ukuran-
ukuran kuantitatifnya diperoleh dari dunia nyata sangat diperlukan sebagai pedoman
dalam perumusan kebijakan ekonomi. Dalam pemodelan regresi spasial terdapat
model spasial autoregresif SAR serta spasial eror model SEM.
Penelitian ini
dilakukan dengan
pendekatan model regresi spasial berbasis data
panel, sehingga
data berbasis
kewilayahan akan sangat sesuai jika menggunakan pendekatan spatial karena
suatu wilayah yang memiliki karakteristik yang sama diduga saling berkaitan serta
memperhatikan efek waktu.
Beberapa kajian
yang berkaitan
dengan pemodelan regresi spasial telah dilakukan oleh Karim et al [4], mengkaji
pemodelan produksi kedelai di provinsi jawa tengah menggunakan dua proses
spatial. Karim et al [5], mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi PDRB sektor
industri menggunakan Spatial Durbin Error Model SDEM. Selain itu, Karim et al [6],
melakukan kajian efek spasial Bantuan Operasional Sekolah BOS menggunakan
analisa spasial. Kemudian, Karim et al [7],
109
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
56 memodelkan kejadian gizi buruk di
Provinsi Jawa Timur menggunakan spatial regression. Selanjutnya, Setiawan et al [9]
memodelkan PDRB
sektor industri
menggunakan Spatial
Durbin Model
SDM dan Spatial Durbin Error Model SDEM.
2. REGRESI PANEL