ajar yang langsung berhubungan dengan modal mahasiswa sebagai calon guru.
Adapun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya di IKIP PGRI
Semarang sehubungan dengan ICT dan pengembangan
karakter antara
lain Nizaruddin 2012 dan Wijonarko 2013
yang semuanya
membahas tentang
pengembangan bahan ajar dengan subjek peserta didik. Untuk itu perlu adanya
sebuah upaya untuk mengembangkan bahan ajar perkuliahan yang mampu
menjadi media mahasiswa untuk belajar secara realistic proses pembelajaran yang
sesuai dengan teori yang ada sebagai bekal untuk
pengembangan kemampuan
pedagogiknya. Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka
permasalahan yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan bahan ajar
berbasis digital storytelling berdasarkan hasil
analisis bahan
ajar sebelum
dikembangkan studi kasus mata kuliah strategi pembelajaran?
Berikut akan dibahas teori-teori yang digunakan untuk mengulas proses berpikir
mahasiswa ditinjau
dari kemampuan
metakognisi awal
pada pemecahan
masalah. Digital storytelling yang akan dikembangkan sebagai bahan ajar akan
disusun berdasarkan
pedoman pemanfaatan digital storytelling dalam
pembelajaran Robin, 2014 yang terdiri digital storytelling, lesson plant,
serta evaluation
and assessment.
Digital storytelling
sendiri akan berupa video suatu pembelajaran yang akan terbagi
menjadi 3 video sesuai dengan teori belajar yang akan dipelajaran, yaitu behavioristic,
kognitif serta himanistik.
Kopetensi pedagogic sebagai karakter utama
pendidik yang
mengandung beberapa aspek Kemendiknas, 2010,
yaitu: a menguasai karakter peserta didik; b Menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, c kegiatan pembelajaran yang mendidik, d
pengembangan potensi peserta didik dan e komunikasi dengan peserta didik.
2. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian
pengembangan. Perangkat
yang dikembangkan dalam penelitian ini pada
tahun 1 meliputi: 1 RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 2 Sinopsis
digital storytelling
on Movie
, 3
storyboard digital storytelling on Movie,
4 Skenario digital storytelling on Movie, dan 5 Soal Tes Kopetensi Pedagogik
Calon Guru. Instrumen penelitian meliputi: 1
lembar validasi RPP, 2 Lembar Validasi ahli materi Sinopsis dan storyboard digital
storytelling on
Movie ,
3 lembar
pengamatan kopetensi pedagogik calon guru, 4 angket keterbacaan untuk calon
Guru ; 5 angket respon mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran dan
proses pembelajaran. 2.
Prosedur Pengembangan Perangkat
a. Tahap Analisis Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi analisis terhadap
bahan ajar matakuliah strategi pembelajaran
yang telah
ada ditinjau dari media yang digunakan
serta dampak
yang diperoleh
mahasiswa dari penggunaan bahan ajar yang ada.
b. Tahap
Perancangan dan
Penyusunan Produk Awal Kegiatan yang dilakukan pada
tahap perencanaan ini ialah pemilihan format media dan bahan
materi yang akan disajikan dalam media, serta scenario pembelajaran
yang akan ditampilkan dalam video.
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis
Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode:
a. Metode Dokumentasi: Metode ini
digunakan untuk memperoleh data awal
yang digunakan
untuk mengetahui kondisi bahan ajar yang
ada serta kemampuan pedagogic
255
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
calon guru. Data ini dianalisis secara deskribtif.
b. Metode Observasi: Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang kebutuhan calon guru dan
metode dosen dalam mengelola pembelajaran. Data ini dianalisis
secara deskribtif
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Analisis Bahan
Ajar Sebelum
Dikembangkan Beserta
Analisis Kebutuhan
a. Analisis Bahan Ajar Sebelum
Dikembangkan
Bahan ajar yang digunakan dalam perkuliahan strategi pembelajaran
selama ini berupa handout yang disusun
sendiri oleh
dosen pengampu. Adapun isi dari handout
tersebut ialah
berupa ringsan
tentang teori-teori belajar yang diambil dari berbagai sumber. Ada
beberapa hal yang dikeluhkan mahasiswa yaitu minimnya contoh
aplikasi
teori dan
penjelasan mendalam tentang teori yang ada.
Pemutaran video oleh dosen belum terkonsep, hanya secara kebetulan
mengandung unsur
pendekatan ataupun teori belajar yang sedang
dipelajari. Metode yang digunakan ialah
diskusi klasikal
dengan presentasi
kelompok sebagai
pendahuluan b.
Analisis Kebutuhan Calon Guru Mahasiswa
Kopetensi pedagogic
sebagai karakter utama pendidik yang
mengandung beberapa
aspek Kemendiknas, 2010, yaitu: a
menguasai karakter peserta didik; b Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, c kegiatan pembelajaran
yang mendidik, d pengembangan potensi peserta didik dan e
komunikasi dengan peserta didik.
c. Identifikasi Teori Belajar yang akan
Digunakan
Teori Belajar Behavioristik 1
Teori Belajar Thorndike: Hukum Kesiapan, Hukum Latihan dan
Hukum akibat. 2
Teori Gagne
dalam pembelajaran: Upaya transfer
belajardan latihan 3
Teori Belajar
Skiner: Respondent conditioning dan
Operant conditioning. 4
Teori Belajar Pavlov: Teori pengkondisian
asosiatif stimulus-respons dan hal ini
yang dikenang darinya hingga kini.
Teori Belajar Kognitif
1 Teori kognitif jean piaget:
Tingakatan –
tingkatan perkembangan intelektual
2 Teori belajar Bruner: Tahap
enaktif, Tahap ikonik dan Tahap simbolik
3 Teori belajar Dienes: Setiap
konsep atau
prinsip matematika dapat dimengerti
secara sempurna hanya jika pertama – tama disajikan
kepada peserta didik dalam bentuk – bentuk konkrit.
4 Teori belajar Vygotsky: proses
belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila
siswa belajar secara kooperatif dengan siswa lain, suasana
lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan seseorang
yang lebih mampu atau lebih dewasa.
5 Teori
belajar Ausebel:
Pembelajaran bermakna
Teori Belajar Humanistik
Rogers 1969
berpendapat pembelajaran hendaknya berpusat
pada peserta
didik learner
centered . Menurut Gage and
Berliner dalam Arsury, 2007 terdapat
lima tujuan
yang mendasar dengan diterapkannya
pendekatan humanistik
dalam pendidikan,
yaitu: 1
256
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
mengembangkan self-direction
yang positif
dan kebebasan
kemandirian pada diri peserta didik;
2 membangun
kemampuan untuk bertanggung jawab
terhadap apa
yang dipelajari;
3 membangun
kreativitas, 4 membangun rasa keingintahuan;
dan 5
membangun minat
terhadap matematika
atau menciptakan
sensitivitas matematika. Alvin dalam Haglun, 2004
menyebutkan beberapa
karakteristik umum dari sebuah kelas
humanistik: 1
Menempatkan peserta didik pada posisi penyelidik, bukan hanya
reseptor fakta dan prosedur; 2 Membiarkan peserta didik untuk
saling
membantu memahami
masalah dan solusinya lebih mendalam; 3 Belajar berbagai
cara untuk memecahkan masalah, bukan hanya suatu pendekatan
aljabar;
4 Termasuk
latar belakang sejarah menunjukkan
matematika sebagai
usaha manusia;
5 Menggunakan
pengajuan masalah
dan pertanyaan-pertanyaan
terbuka, bukan
hanya latihan;
6 Menggunakan berbagai teknik
penilaian, bukan hanya menilai seorang peserta didik terhadap
kemampuannya untuk
melaksanakan prosedur hafal; 7 Mengembangkan pemahaman dan
apresiasi dari beberapa ide-ide matematika besar yang telah
membentuk sejarah dan budaya kita; 8 Membantu para peserta
didik melihat matematika sebagai studi tentang pola-pola, termasuk
aspek-aspek seperti keindahan dan kreativitas; dan 9 Membantu
peserta didik mengembangkan sikap kemandirian, kemerdekaan
dan rasa ingin tahu.
2. Tahap Pengembangan Produk Awal