peningkatan depresiasi
relatif harga
komoditi. Kondisi pasar komoditi bubuk kakao diasumsikan memenuhi kondisi
pasar persaingan sempurna. Berikut ini diberikan data depresiasi bubuk kakao
serta nilai depresiasi relatif komoditi.
Tabel 2.1 Depresiasi Komoditi Bubuk Kakao
Laporan tahunan ICCO the world cocoa organization
Tahun Depresiasi
20072008 0.55
20082009 0.73
0.3273 20092010
1.35 1.4545
20102011 1.71
2.1091 20112012
1.68 2.0545
20122013 1.92
2.4909 Fungsi depresiasi relatif komoditi mobil
innova G adalah =
.3273 0.3273
.
= 1,2,3,4,5 8
Pada bagian ini dilakukan estimasi parameter
untuk mendapatkan nilai parameter yang sesuai dengan model,
dengan meminimalkan fungsi objektif depresiasi relatif
min =
1 2 L M
.3273
N0
.3273
.
O 9
Dengan langkah yang sama dengan kasus pada komoditi mobil Innova G,
diperoleh nilai parameter = 0.1980.
Sehingga diperoleh
persamaan laju
depresiasi relative komoditi bubuk kakao sebagai berikut
= 0.1980 Dengan solusi persamaan diferensial
= 1.6496 1.6496
.0KP
Dapat diketahui bahwa nilai parameter sesuai dengan model, karena error yang
diberikan kecil. Berikut ini diberikan gambar kurva fungsi depresiasi relatif
.
Gambar 2.2 Grafik fungsi depresiasi relative komoditi bubuk kakao
Dilihat dari sebaran data depresiasi relatif komoditi bubuk kakao pada Gambar
2.2, sebaran data cenderung naik. Hal ini menunjukkan bahwa trend depresiasi
relatif untuk komoditi bubuk kakao naik setiap waktu.
3. KESIMPULAN
Persamaan
2 2
= nilai parameter depresiasi relatif
adalah positif yang menunjukkan bahwa harga
depresiasi relative meningkat. Pada proses peningkatan
depresiasi relative
ditunjukkan oleh komoditi bahan pangan bubuk kakao. Estimasi nonlinier least
squares metode Newton, menghasikan
nilai parameter depresiasi relative =
.1980. Sebaran data depresiasi relative harga komoditi bubuk kakao menunjukkan
trend yang terbentuk adalah trend naik, dengan kenaikan sebesar 19
,80 setiap tahun.
Persamaan
2 2
= nilai parameter depresiasi relatif
adalah negatif yang menunjukkan bahwa harga
depresiasi relative turun. Pada proses penurunan depresiasi relative ditunjukkan
oleh komoditi mobil Innova G. Estimasi nonlinier least squares metode Newton,
menghasilkan nilai parameter depresiasi
60
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
relative sebesar = 0.2479. Sebaran data
depresiasi relatif komoditi mobil Innova G menunjukkan trend yang terbentuk adalah
trend turun, dengan penurunan sebesar 24,79
setiap tahun.
4. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahman, EengdanIndriani, Epi. 2007.
MembinaKompetensiEkonomi .
Bandung: Grafindo Media Pratama. [2]
Bartle, Robert G., Sherbert, Donald R. 2011.
Introduction to
the Real
Analysis, 4th ed . New York: John
Wiley Sonc, Inc. [3]
Bhat, S danPatibandla, R. 2011. Metal Fatigue and Basic Theorical Models: A
Riview . Tamil: Intech.
[4] Bittinger, Marvin L. and Ellenbogen,
David J. 2007. Calculus and Its Applications
, 9th ed., New York: Pearson Addison Wesley.
[5] Boyce, William E., and DiPrima,
Richard C., Elementary Differential Equations
and Boundary
Value Problems
. New York: John Wiley Sonc, Inc.
[6] Cangel, Yunus A., Palm III William J.,
2013. Differential Equation forTrench, William
F., 2013.
Elementary Differential Equation with Boundary
Value Problem
. Texas:
America Institute of Mathematics.Engineers and
Scientists . New York: McGraw-Hill.
[7] DeGarmo, E. Paul., Sullivan, Wilam
G., Bontadelli, James A., and Wicks, Elin
M. 2001.
EkonomiTeknik: Engineering Economy
, edisikesepuluh., Jakarta: PT Prenhalindo.
[8] Englezos, Peter and Kalogerakis,
Nicolas. 2001. Applied Parameter Estimation for Chemical Engineers
. New York: Marcel Dekker, Inc.
[9] Mantegna, Rosario N., and Stanley, H.
Eugene. 2004. An introduction to Econophysics:
Correlations and
Complexity in Finance . Cambridge:
Cambridge UniversityPress. [10]
Salvatore, Dominick.
2004, Managerial
Economics: EkonomiManajerialdalamperekonomia
nglobal . Jakarta: Salemba.
[11] Steward,
James. 2009.
Kalkulus:Calculus. Edisi 5 buku 1 .
Jakarta:SalembaTeknika. [12]
Trench, William
F., 2013.
Elementary Differential Equation with Boundary Value Problem
. Texas: America Institute of Mathematics.
[13] Widowati, Sulistyo, R. Heri,
Farikhin. 2012.
KALKULUS. Semarang: UPT UNDIP PRESS.
[14] Zeithamer,
T. 2010.
“A Deterministic Differential Equation for
the Fall in Market Value of Goods with Acceleration”, EuMotion. Vol.10 Hal.
1-7.
[15] Zeithamer, T. 2012.”Economic
Phenomena on the View Point of the Mechanics of Materials”, Procedia-
Social and Behavioral Science . Vol:55
Hal. 547-553. [16]
Zeithamer, T. 2013. “Possible Use of Deterministic Equation of Motion in
Commodity Price Theory and for Training Appraisers”, Procedia-Social
and Behavioral Sciences . Vol: 106.
Hal. 2063-2070.
61
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
MODELDINAMIK SIR PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS
Olivia Pangestu
1
, Widowati
2
, Suryoto
3 1,2,3
Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang
oliviapangestugmail.com
Abstract. Penyakit Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus leptospira dari tikus sebagai vektor yang menularkan pada manusia. Pada tugas akhir ini dikaji model matematika
tak linier yang menjelaskan penyebaran penyakit leptospirosis dengan model SIR Sisceptible, Infected, Rocovered
untuk populasi manusia dan model SI Susceptible, Infected untuk populasi vektor. Dengan menggunakan kriteria Routh-Hurwitz diperoleh titik kesetimbangan bebas
penyakit dan titik kesetimbangan endemik. Dari hasil analisis kestabilan diketahui titik ketimbangan bebas penyakit tidak stabil sedangkan titik kesetimbangan endemik stabil asimtotik
lokal. Kemudian dilakukan simulasi numerik menggunakan metode Runge Kutta Orde 4, solusi numerik menunjukkan bahwa perubahan parameter laju kelahiran manusia dan vektor
mempengaruhi jumlah manusia yang rentan, manusia yang terinfeksi, dan manusia yang sembuh serta jumlah vektor yang rentan dan vektor yang terinfeksi. Berdasarkan hasil simulasi dapat
dilakukan pengendalian penyebaran penyakit leptospirosis dengan mengurangi jumlah populasi vektor.
Kata Kunci: Penyakit Leptospirosis, Model Matematika, Analisa Kestabilan
1. Pendahuluan
Leptospirosis adalah
penyakit infeksi akut yang dapat menyerang
manusia maupun hewan
zoonosis
[1]. Leptospirosis adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang pathogen. Gejala yang umum
dijumpai adalah demam, sakit kepala, mual-mual, nyeri otot, muntah. Kadang-
kadang dijumpai konjungtivitis, ikterus, anemia dan gagal ginjal[2]. Penyakit
ini bersifat musiman, di daerah beriklim sedang masa puncak insiden dijumpai pada
musim panas dan musim gugur karena temperatur
adalah faktor
yang mempengaruhi
kelangsungan hidup
leptospira, sedangkan di daerah tropis insidens tertinggi selama musim hujan [3].
Penyakit Leptospirosis ini mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat,
baik dari ahli di bidang kedokteran yang mempunyai andil besar dalam mencegah
perluasan penyakit, begitu juga dari bidang ilmu pengetahuan yang terus berkembang,
matematika berperan dalam menganalisis dan memberikan informasi mengenai
gambaran penyebaran penyakit. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya
penyakit
tersebut dalam
kehidupan awalnya dianalisis yang kemudian diubah
ke dalam bentuk model matematika yang menjadikan fenomena ini agar lebih tepat
dipahami. Model matematika interaksi antara leptospirosis, vektor yang terinveksi
dan popualsi manusia yang merupakan model
dengan mempertimbangkan
interaksi manusia rentan dengan vektor yang terinfeksi dan terkait penyakit dengan
tingkat kematian pada manusia dan vektor yang terinfeksi, yang telah dibuat oleh Gul
Zaman. dkk. 2012 memahami sifat dasar dari model epidemik, mereka merumuskan
secara rinci dan mendefinisikan parameter yang terlibat dalam model [4].
Model penyebaran leptospirosis ini terdapat lima kelas,yaitu Sht adalah
jumlah manusia rentan pada waktu t; Iht jumlah manusia dalam populasi yang
terinfeksi leptospirosis pada waktu t; Rht adalah jumlah manusia dalam populasi
yang pulih pada waktu t.Untuk populasi vektor, misalkan Svt adalah vektor yang
rentan pada waktu t; Ivt adalah vektor yang terinfeksi pada waktu t. Dari model
yang telah dirumuskan yang kemudian dikaji pola epidemiknya dengan mencari
solusi
dari model
terlebih dahulu,
62
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Olivia Pangestu Model Dinamik SIR Penyebaran Penyakit Leptospirosis
kemudian menginterpretasikan hasil kajian ke dalam keadaan sebenarnya.
2. Pemodelan Matematika Penyakit Leptospirosis
Dinamika perpindahan antar kelas penyebaran penyakit leptospirosis yang
ada di masyarakat dan terjadi pada populasi manusia dan vektor dapat
digambarkan dalam diagram pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1
Konsep diagram interaksi antara populasi manusia dengan populasi vektor
Parameter-parameter yang
digunakan antara
lain, yang
menunjukkan laju kelahiran populasi manusia sedangkan
menunjukkan laju kelahiran populasi vektor.
menyatakan laju penyebaranpenularan langsung antara
manusia yang rentan dengan manusia yang terinfeksi,
menyatakan laju
penyebaranpenularan langsung
antara manusia yang rentan dengan vektor tikus
yang terinfeksi, menyatakan laju
penyebaranpenularan langsung
antara vektor tikus yang rentan dengan manusia
yang terinfeksi. adalah laju kematian
manusia akibat penyakit leptospirosis, adalah
laju kematian
vektor akibat
penyakit leptospirosis. Laju kematian alami manusia dinyatakan dengan
, laju kematian alami vektor dinyatakan dengan
. Untuk tingkat penyembuhan manusia yang terinfeksi dinyatakan dengan
, sedangkan pada vektor tidak terdapat
proses penyembuhan pada vektor yang terinfeksi maka
menyatakan laju kematian vektor. Sementara
ialah laju manusia yang sembuh ketika kembali
rentan terinfeksi.
2.1
Proses Perubahan pada Kelas
Susceptible Human
Sh
Jumlah manusia rentan pada waktu t dinotasikan dengan
dan jumlah manusia rentan pada waktu
adalah . Sehingga laju perubahan
manusia yang masuk ke dalam populasi pada waktu
adalah . Laju
perubahan manusia yang masuk ke dalam kelas rentan akibat penularan langsung dari
manusia yang terinfeksi pada waktu
adalah . Laju perubahan manusia
yang masuk ke dalam kelas rentan akibat penularan langsung dari vektor yang
terinfeksi pada waktu adalah
. Laju kematian alami individu pada kelas
rentan itu sendiri pada waktu adalah
. Laju perubahan manusia dari kelas pulih menjadi kelas rentan pada
waktu adalah
. Maka proses perubahan pada kelas
susceptible human
atau manusia rentan dalam tiap satuan waktu adalah
Didapatkan laju perubahan pada kelas
susceptible human
sebagai berikut: 2.1
2.2
Proses Perubahan pada Kelas
Infected Human
Ih
Jumlah populasi manusia yang terinfeksi pada waktu t dinotasikan dengan
63
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Olivia Pangestu Model Dinamik SIR Penyebaran Penyakit Leptospirosis
dan jumlah manusia rentan pada waktu
adalah . Sehingga
laju perubahan manusia dari kelas rentan menjadi kelas terinfeksi akibat penularan
langsung dari manusia yang terinfeksi pada waktu
adalah . Laju perubahan
manusia dari kelas rentan menjadi kelas terinfeksi akibat penularan langsung dari
vektor yang terinfeksi pada waktu
adalah . Laju kematian alami
individu pada kelas terinfeksi itu sendiri pada waktu
adalah . Laju tingkat
kematian terkait manusia yang terinfeksi penyakit pada waktu
adalah .
Laju tingkat pemulihan manusia terinfeksi itu sendiri pada waktu
adalah .
Maka proses perubahan pada kelas
infected human
atau manusia terinfeksi dalam tiap satuan waktu adalah
Didapatkan laju perubahan pada kelas
infected human
sebagai berikut: 2.2
2.3
Proses Perubahan pada Kelas
Recovered Human
Rh
Jumlah populasi manusia yang pulih pada waktu t dinotasikan dengan
dan jumlah populasi manusia pada waktu
adalah . Sehingga
laju perubahan tingkat pemulihan manusia dari kelas terinfeksi menjadi klas pulih
pada waktu adalah
. Laju kematian alami manusia yang pulih pada
waktu adalah
. Laju perubahan manusia yang pulih menjadi rentan
kembali pada kelas manusia pulih itu sendiri pada waktu
adalah .
Maka proses
perubahan pada
klas
recovered human
atau manusia pulih pada dalam tiap satuan waktu adalah
Didapatkan laju perubahan pada kelas
recovered human
sebagai berikut: 2.3
2.4
Proses Perubahan pada Kelas
Susceptible Vektor
Iv
Jumlah populasi vektor yang rentan pada waktu t dinotasikan dengan
dan jumlah populasi vektor yang rentan pada
waktu adalah
. Sehingga laju pertumbuhan populasi vektor rentan
pada waktu adalah
. Laju perubahan tingkat kematian vektor yang
rentan itu sendiri pada waktu adalah
. Laju perubahan vektor yang rentan akibat penularan manusia terinfeksi pada
waktu adalah
. Maka proses perubahan pada kelas
susceptible vector
atau vektor rentan dalam tiap satuan waktu adalah sebagai berikut:
64
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Olivia Pangestu Model Dinamik SIR Penyebaran Penyakit Leptospirosis
Didapatkan laju perubahan pada klas
suspectible vector
sebagai berikut: 2.4
2.5
Proses Perubahan pada Kelas
Infected Vektor
Iv
Jumlah populasi
vektor yang
terinfeksi pada waktu t dinotasikan dengan dan jumlah populasi vektor yang
terinfeksi pada waktu adalah
. Laju perubahan pembawa penyakit dari klas vektor yang rentan
menjadi kelas vekor terinfeksi akibat penularan oleh manusia terinfeksi pada
waktu adalah
. Laju kematian alami populasi vektor terinfeksi itu sendiri
pada waktu adalah
. Laju perubahan tingkat kematian vektor pada
waktu adalah
Laju perubahan tingkat kematian vektor terkait vektor yang
terinfeksi penyakit pada waktu adalah
. Proses perubahan pada klas
invfected vector
atau vektor terinfeksi dalam tiap satuan waktu adalah sebagai
berikut: Didapatkan laju perubahan pada kelas
infected vector
sebagai berikut 2.5
Dari persamaan 2.1, 2.2, 2.3, 2.4 dan 2.5 diperoleh sistem persamaan
diferensial orde satu yang menjelaskan laju penyebaran penyakit leprospirosis antara
populasi manusia dengan populasi vektor, sebagai berikut:
2.6
3. Titik Kesetimbangan Bebas Penyakit dan Endemik