Diktat, serta Komponen kegrafisan dalam Diktat.
Penilaian validator terhadap Diktat didasarkan pada indikator-indikator yang
termuat dalam Lembar Validasi Diktat. Dalam
penelitian ini
skor rata-rata
penilaian validator terhadap Draft I Diktat = 3,25 dari skor tertinggi 4 yang berarti
Draft I Diktat termasuk dalam kategori ”
baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah ”dapat digunakan meskipun masih
ada sedikit revisi”. d
Lembar Kerja Mahasiswa Elektronik LKME
Aspek penilaian yang ditinjau dalam LKME, yaitu: kelengkapan komponen
LKME, penjabaran isi LKME yang berisi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan pentutup, bahasa yang digunakan dalam LKME, serta Komponen kegrafisan
dalam LKME.
Penilaian validator terhadap LKME didasarkan pada indikator-indikator yang
termuat dalam Lembar Validasi LKME. Dalam
penelitian ini
skor rata-rata
penilaian validator terhadap Draft I LKPD = 3,65 dari skor tertinggi 4 yang berarti
Draft I LKME termasuk dalam kategori ”
baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah ”dapat digunakan meskipun masih
ada sedikit revisi”. Perangkat
pembelajaran tersebut
selain divalidasi oleh para ahli atau teman sejawat, dilakukan pula uji coba skala kecil
pada 1 kelompok mahasiswa dengan anggota
10 mahasiswa,
mengenai penggunaan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan
diktat dan LKME pada mahasiswa. Selain itu peneliti juga melakukan stimulasi
proses pembelajaran yang menerapkan perangkat
perangkat pembelajaran
berkarakter dengan pendekatan inquiry berbantuan Cabri 3D pada matakuliah
geometri ruang.
Stimulasi tersebut
bertujuan untuk mengetahui validasi butir soal dan validasi instrumen lain yang
digunakan. Berikut diagram batang yang menunjukkan hasil validasi ahli terhadap
perangkat pembelajaran yang telah di desain.
Gambar 1. Hasil Presentase Validasi Perangkat
4. KESIMPULAM
Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah desain perangkat
pembelajaran berkarakter
dengan pendekatan inquiry berbantuan Cabri 3D
pada matakuliah geometri ruang yang telah dikembangkan
valid. Hal
tersebut berdasarkan penilaian dari ahli atau teman
sejawat dalam hal ini sebagai validator yang telah menilai perangkat pembelajaran
yang dikembangkan, dengan nilai rata-rata penilaian 3,55 termasuk dalam kriteria
baik. Perangkat yang didesain berupa Silabus,
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, Diktat dan Lembar Kerja Mahasiswa Elektronik LKME.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Sakawa, I. Nishizaki dan H. Katagiri, Fuzzy
Stochastic Multiobjective
Programming, London: Springer, 2011. [2] Badarudin. Model Pengembangan Perangkat
Pembelajaran. Tersedia
di: http:ayahalby.wordpress.com20110223model-
pengembangan-perangkat-pembelajaran [di
unduh 23 Februari 2011], 2011. [3] Bruce, W.C J.K. Bruce. 1992. Teaching with
inquiry . Maryland : Alpha Publishing Company,
Inc, 1992. [4]
Guven, B. T. Kosa. The Effect of Dynamic Geometry Software on Student
Mathematics Theachers’
Spatisl Visualization Skills. The Turkish Online
3.00 3.20
3.40 3.60
3.80
Silabus RPP
Diktat LKME
265
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Journal of Educational Technology . 74:
100-107, 2008.
[5] Hamalik, O. Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju,
2005 [6] Moses
L, S.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Pada Perguruan Tinggi. Prossiding Seminar
Nasional Teknoin, 2008
[7] Mulyasa. E. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2005.
[8] Ritz, J. M. A New Generation of Goals for Technology Education. Journal of
Technologi Education
, 202:50-64, 2009.
266
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Rahmah Universitas Lampung
email: rahmahfauzi31gmail.com
Abstrak. Kemandirian adalah salah satu sifat yang ada pada setiap orang. Kemandirian diartikan sebagai hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Kemandirian dipandang sebagai suatu kekuatan dalam diri individu yang diperoleh melalui proses individualisasi, yaitu proses realisasi kedirian. Sifat mandiri tidak hanya dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari namun dibutuhkan juga dalam proses belajar. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya
merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dialaminya. Dengan demikian, sikap mandiri sangat dibutuhkan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kegiatan belajar sehingga siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut. Bagaimana Kemandirian Belajar Siswa dalam pembelajaran Matematika?
Keywords: Kemandirian Belajar, Siswa, Pembelajaran Matematika
1. PENDAHULUAN
Mandiri berarti
berdiri sendiri.
Mandiri dapat terbentuk dari rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. Beranjak
dari rumah, kemandirian dapat diarahkan dari didikan orangtua, sebaiknya orangtua
tidak bersifat kaku dan memberikan kebebasan kepada anak dalam melakukan
sesuatu yang positif, memberikan anak kesempatan memilih kegiatan bermanfaat
yang diinginkannya agar sifat mandiri tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam pembelajaran di sekolah hendaknya seorang guru membangun suasana demo-
kratis, memberikan siswanya kesempatan untuk berpendapat, berpikir secara mandiri
dan tidak mutlak menjadi sumber pem- belajaran. Akibatnya dengan diberikan
kesempatan-kesempatan
tersebut maka siswa tidak akan tergantung pada guru dan
kemandirianpun akan terbentuk. Banyak karakter yang ingin di-bangun
dalam sebuah pembelajaran, salah satunya adalah
kemandirian. Kemandirian
merupakan sikap penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran
Matematika dan perlu ditumbuhkembang- kan pada siswa sebagai individu yang
diposisikan sebagai peserta didik. Penting- nya kemandirian dalam belajar terdapat
dalam tujuan pendidikan nasional. Pada Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 [1] disebutkan bahwa :
“Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Berdasarkan pernyataan di atas, keman- dirian merupakan salah satu tujuan yang
hendak dicapai dalam proses pendidikan. Dengan
dikembangkannya sikap
mandiri pada siswa, maka siswa tidak akan bergantung
pada orang
lain dalam
mengerjakan segala sesuatu, siswa akan mengerjakan pekerjaan sesuai kemampuan
yang dimilikinya. Siswa yang memiliki sikap mandiri rendah akan tergantung pada
orang lain dalam pembelajaran, namun siswa yang memiliki sikap mandiri yang
tinggi akan mengerjakan dan menyelesai-
267
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
kan tugas dengan kemampuan yang di- milikinya.
Mengapa kemandirian belajar itu penting?. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sulistiyaningsih dkk 2013 [2] diperoleh suatu kesimpulan bahwa guru
sebaiknya memperhatikan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran, karena
kemandirian belajar siswa akan mem- pengaruhi kegiatan belajar siswa dan
selanjutnya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dari hasil penelitian Rosyidah
2010 [3] didapat bahwa semakin tinggi tingkat kemandirian belajar, maka akan
semakin tinggi hasil belajar matematika siswa. Senada dengan penelitian Rosyidah,
hasil penelitian Tahar dkk 2006 [4] mengungkapkan bahwa jika semakin tinggi
kemandirian belajar seseorang peserta didik, maka akan memungkinkannya
untuk mencapai hasil belajar yang tinggi juga.
Dari hasil
penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa kemandirian belajar
itu penting. Semakin tinggi tingkat keman- dirian belajar maka akan semakin tinggi
pula hasil belajar matematika siswa. Jadi, kemandirian belajar akan mempengaruhi
hasil belajar.
2. PEMBAHASAN 2.1