KESIMPULAN PENDAHULUAN APLIKASI TEORI KEKONGRUENAN

Tabel 3.3 Sisa perhitungan pancawara Nama Pancawara Sisa Perhitungan Pancawara LegiManis Paing 1 Pon 2 Wage 3 Kliwon 4 Contoh : Menentukan hari pancawara untuk tanggal 17 Agustus 1945. Diketahui: k= 17, m=6, c=19 dan y=45, nilai c=19 Ditanyakan Wp? Jawab : Wp=k+[0.6m+1.8]+4C+ [ ] + [ ] -3mod 5 =17+4x19+[0,6x6 + 1,8]+ [ ] + [ ] -3 mod 5 = 17+76 +[5,4]+[11,25]+[4,75]-3 mod 5 =17+76 +[5,4]+[11,25]+[4,75]-3 mod 5 = 110 mod 5 = 0 mod 5 LegiManis. Jadi, hari pancawara untuk kemerdekaan Indonesia yaitu Legi Manis.

4. KESIMPULAN

1. Formulasi matematika untuk hari saptawara yaitu: W s =k+[2,6m-0,2]-2c+y+ [ ]+ [ ] mod 7. 2. Formulasi matematika untuk hari pancawara yaitu: Wp=k+[0.6m+1.8]+4C+ [ ] + [ ] - 3mod 5.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] https:spektrumku.wordpress.com2 0081209mencari-hari-pasaran- jawa-dalam-kalender-masehi- menggunakan-aritmatika- sederhanadiakses 25 Juni 2015 pukul 09:03WIB. [2] Rosen, K. H. 1986. Elementary Number Theory and Its Application. Addison- Wesley_Publishing.Company, Massachusetts. [3] Scriptoriummathjava.weebly.com 24 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9 APLIKASI TEORI KEKONGRUENAN UNTUK MENENTUKAN HARI SAPTAWARA DAN PANCAWARA PADA TANGGAL HIJRIYAH TERTENTU Irfan Nurhidayat 1 , Viqi Nursekha 2 , Agung Prabowo 3 , Agus Sugandha 4 , dan Agustini Tripena Br. Sb. 5 1, 2, 3, 4, 5 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr. Soeparno No. 64 Karangwangkal Purwokerto, Indonesia 53123 e-mail: irfannurhidayat09gmail.com 1 viqinursekhaunsoed.ac.id 2 agung_nghpyahoo.com 3 agussugandhaymail.com 4 tripena1960yahoo.co.id 5 Abstrak. Prasasti kerajaan Islam banyak menggunakan penanggalan Hijriyah. Penanggalan tersebut menjadi menarik sebab di dalamnya terkandung pola atau struktur tertentu yang terkait dengan teori kekongruenan. Akibatnya, Penanggalan Hijriyah pada prasasti dapat dipandang sebagai sandi bilangan tahun. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengonversi kalender Hijriyah pada kalender Masehi serta mencari hari saptawara dan pancawara-nya, dengan menggali kebenaran-kebenaran dari prasasti yang telah ditemukan sejarahwan, karena mungkin saja hasil prasasti yang dituliskan sejarahwan berupa tanggal, hari, bulan, tahun prasasti masih keliru. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelusuran pustaka. Kata kunci: hijriyah, kekongruenan, prasasti kerajaan islam. Mathematical Subject Classification 2010: 11A07 ; 01A29

1. PENDAHULUAN

Penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal pada hakikatnya didasarkan pada penentuan awal bulan tahun Qamariyah yang perhitungannya didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Sistem ini dikenal dengan sistem Qamariyah, lunar sistem atau tahun candra [4]. Idul Fitri tahun 1427 H masih menyisakan bayang-bayang kenangan. Pasalnya, hari raya yang semestinya sangat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh ratusan juta umat Islam di Indonesia, tiba-tiba menjelang hari H-nya, banyak bahkan mayoritas mereka dibuat bingung oleh keputusan yang masih simpang siur mengenai ketetapan kapan hari H-nya. Sebenarnya masalah ini bukanlah hal baru di negeri kita ini [4]. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dilakukan sebagai acuan para sejarahwan untuk menentukan kebenaran hari saptawara dan pancawara pada tanggal Hijriyah tertentu.

2. APLIKASI TEORI KEKONGRUENAN

UNTUK MENENTUKAN HARI SAPTAWARA DAN PANCAWARA PADA TANGGAL HIJRIYAH TERTENTU Inti dari pembahasan yang akan dikaji penulis, yaitu dengan mengonversi kalender Hijriyah pada kalender Masehi, dengan menggali kebenaran-kebenaran dari prasasti yang telah ditemukan sejarahwan, karena mungkin saja hasil prasasti yang dituliskan sejarahwan berupa tanggal, hari, bulan, tahun prasasti masih keliru. Untuk itu, penulis berpikir agar tidak terjadi kesalahan perihal penentuan tanggal, hari, bulan, tahun ditemukan prasasti oleh sejarahwan, maka dengan aplikasi kekongruenan akan meminimalisir kesalahan dari sejarahwan.

2.1 Menentukan Hari Saptawara dan Hari

Pancawara Menurut [2] menjelaskan, dalam masyarakat Jawa, hari lahir seseorang disebut weton yang dinyatakan oleh kombinasi dua jenis hari, yaitu saptawara dan pancawara. Saptawara disebut juga hari tujuh, dina pitu, 25 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9 minggon atau padinan. Sedangkan pancawara disebut hari lima, dina lima atau pasaran. Weton selalu memunculkan nama hari saptawara terlebih dahulu. Kombinasi saptawara dan pancawara tidak hanya muncul dalam weton tetapi digunakan dalam semua peristiwa yang memerlukan penamaan hari. Terkait dengan weton, manusia Jawa akan merayakan ulang hari lahir setiap 35 hari sekali. Jika seseorang lahir pada hari saptawara Selasa dan hari pancawara Paing, maka weton-nya adalah Selasa-Paing tidak disebut Paing-Selasa. Tiga puluh lima hari selanjutnya, Selasa-Paing muncul kembali. Apabila tanggal dalam Kalender Masehi diketahui, maka kombinasi hari saptawara- pancawara dapat ditentukan, baik dengan metode yang dikembangkan dari teori kekongruenan maupun metode yang telah digunakan orang Jawa selama ini. Kata ‘sapta’ berarti tujuh dan kata ‘wara’ berarti hari. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta. Kata ‘saptawara’ dapat diartikan ‘hari yang berjumlah tujuh’. Dengan kata lain, saptawara adalah siklus tujuh harian. Penggunaan siklus tujuh harian dalam budaya Jawa identik dengan siklus satu minggu dalam kalender Masehi. Siklus tujuh harian ‘saptawara’ telah digunakan sejak era Mataram Kuno 732 Masehi. Prasasti Canggal dari tahun 732 Masehi memahatkan nama hari Soma yang identik dengan hari Senin. Nama- nama hari saptawara mengalami perubahan nama sesuai dengan perkembangan masyarakat Jawa dari penganut Hindu dan Budha hingga Islam. Berikut ini adalah nama-nama hari saptawara . Tabel 1. Nama-Nama Hari Saptwara Periode 654 s.d. 1555 S 732 s.d. 1633 M Periode 1555 J

s.d. sekarang

1633 M s.d. sekarang Bahas a Indone sia Konvers i dalam Kalende r Masehi DiteRaditeR aditya AhadMin ggu Mingg u Sunday Soma Senen Senin Monday Anggara Slasa Selasa Tuesday BudhaBuda Rebo Rabu Wednes day RespatiWrha spati Kemis Kamis Thursda y Sukra Jemuah Jumat Friday TumpakSanis cara Setu Sabtu Saturda y Kata ‘panca’ berarti lima dan kata ‘wara’ berarti hari. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta. Kata ‘pancawara’ dapat diartikan ‘hari yang berjumlah lima’. Dengan kata lain, pancawara adalah siklus lima harian. Penggunaan siklus lima harian dalam budaya Jawa tidak ditemukan dalam kalender Masehi. Siklus harian ‘pancawara’ digunakan lebih lambat dibanding siklus tujuh harian saptawara . Penggunaan pancawara baru direkam dalam Prasasti Manjusrigrha dari tahun 792 Masehi yang memahatkan nama hari Pon . Nama-nama hari pancawara cenderung tidak berubah. Namun, terdapat nama-nama sepadan yang juga digunakan. Berikut ini adalah nama-nama hari pancawara. Tabel 2. Nama-Nama Hari Pancawara Periode 654 s.d. 1555 S 732 s.d. 1633 M Periode 1555 J

s.d. sekarang

1633 M s.d. sekarang Bahasa Indones ia Konver si dalam Kalend er Masehi Pahing Paing - - Pon Pon - - Wagai Wage - - Kaliwuan Kliwon - - UmanisMa nis LegiMan is - -

2.2 Rumus Penentuan Awal Bulan Hijriyah

Kekongruenan Definisi [3]: Jika m suatu bilangan bulat positif, maka a kongruen dengan b modulo m ditulis a ≡ b mod m bila m membagi a – b. Jika m tidak membagi a – b maka dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo m ditulis a b mod m. Teorema [3]: a ≡ b mod m bila dan hanya bila ada bilangan bulat k sehingga a = mk + b. Siklus Kalender dengan Hisab Urfi [1] 1. Satu daursiklus kalender Hijriyah = 30 tahun 10631 hari, terdiri dari 11 tahun kabisatpanjang 355 hari tiap tahun dan 19 tahun basithahpendek 354 hari tiap tahun. 2. 11 tahun kabisat dalam kalender Hijriyah adalah tahun ke- 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26 dan 29. Jadi dalam 18 tahun 26 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9 kabisatnya adalah tahun ke- 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, ada 7 tahun. 3. Pada tahun 1582, Paus Gregorius ke-XIII atas saran ahli falaknya merubah tanggal 5 Oktober menjadi 15 Oktober maju 10 hari, selain itu tahun 1700, 1800 dan 1900 yang semula termasuk tahun panjang dirubah menjadi tahun pendek maju 3 hari lagi, sehingga jumlahnya 13 hari. 4. Satu siklus kalender Masehi = 4 tahun 1461 hari, terdiri dari 1 tahun panjangkabisat 366 hari dalam satu tahun dan 3 tahun pendek 365 hari dalam satu tahun. 5. Tanggal 01 Muharram 01 H, bertepatan dengan hari Kamis tanggal 15 Juli 622 M. 6. 12 bulan Hijriyah : 1Muharram, 2Shafar, 3Rabi’ul Awal, 4Rabi’ul Akhir, 5Jumadil Awal, 6Jumadil Akhir, 7Rajab, 8Sya’ban, 9Ramadhan, 10Syawwal, 11Dzulqa’dah, 12Dzulhijjah. Rumus 1 Misalkan T = tanggal Hijriyah, B = bulan Hijriyah, Th = tahun Hijriyah, SK = banyak siklus kabisat Hijriyah, SPS = sisa pembagian siklus, KSPS = Kabisat dari SPS tahun, B-1H = konversi bulan Hijriyah ke hari, diperoleh T, B, Th = Th-1 tahun + B-1 bulan + T hari. 1 Th – 1 = 30.SK + SPS, 2 D = [SK.10631 + SPS.354 + KSPS + B- 1H + T] hari, 3 Mencari hari saptawara Dmod 7 dan pancawara Dmod 5. Untuk mengetahui harinya, maka saptawara Dmod 7 = N S dengan N S : 0 = Rabu, 1 = Kamis, 2 = Jumat, 3 = Sabtu, 4 = Minggu, 5 = Senin, 6 = Selasa; pancawara Dmod 5 = N P dengan N P : 0 = Wage, 1 = Kliwon, 2 = Manis, 3 = Pahing, 4 = Pon. 4 Mengonversi tanggal Hijriyah ke Masehi D + 227015 selisih hari Masehi dengan Hijriyah + 13 tambahan hari Gregorius = TM, TM = 1461.H + S, dengan 1461 adalah jumlah hari pada siklus kabisat masehi 4 tahun TM = 4.H+ 365.V + Vq, dengan H, S, V, Vq ∈ bilangan bulat positif Vq = 31+28+31+30+….+ Ir atau untuk tahun kabisat masehi Vq = 31+29+31+30+…+ Ir, Vq – Ir = 31+2829+31+30+…. = n bulan, Maka diperoleh [Ir, n+1, 4.H+V+1] Masehi = [tanggal,bulan,tahun] Masehi.

2.3 Menentukan Kebenaran Nama Hari

Saptawara dan Nama Hari Pancawara Telah dijelaskan pada Tabel 1 dan Tabel 2 nama-nama hari saptawara dan pancawara , berikut akan diuji kebenaran nama hari saptawara dan pancawara. Contoh 2.1 Diketahui 01 Muharram 1437 H, tentukan tanggal masehi, Saptawara, Pancawara. Penyelesaian: dengan Rumus 1 diperoleh 01, Muharram, 1437 = 1436 tahun + 0 bulan + 1 hari. 1 1436 = 30.47 + 26, diperoleh SK = 47 dan SPS = 26 dalam 26 tahun hijriyah ada 10 tahun kabisat, sehingga KSPS = 10 2 [47.10631 + 26.354 + 10 + 0 + 1] hari = 508872 hari, 3 Mencari hari saptawara 508872 mod 7 ≡ 0 = Rabu, dan pancawara 508872 mod 5 ≡ 2 = Manis, 4 Mengonversi tanggal Hijriyah ke Masehi 508872 + 227015 + 13 = 735900, 735900 hari = 1461 hari x 503 + 1017 hari, diperoleh H = 503 dan S = 1017 735900 hari = 4 tahun x 503 + 365.2 + 287 hari, diperoleh V = 2 dan Vq = 287 287 = 31+28+31+30+31+30+31+30+31+14, diperoleh Ir = 14 287 – 14 = 31+28+31+30+31+30+31+30+31 = 9 bulan, diperoleh n = 9 Maka diperoleh [14, 10, 2015] = [14, Oktober, 2015]. Sehingga 01 Muharram 1437 H bertepatan dengan Rabu Manis, 14 Oktober 2015 M.

3. METODE