STRATEGI KONTROL OPTIMAL DAN SOLUSI NUMERIK UNTUK EPIDEMIK DBD PADA POPULASI MANUSIA
DAN VEKTOR
Titi Indah Lestari
1
, Kartono
2
, R. Heru Tjahjana
3 1,2,3
Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Abstract. Dengue Haemorraghic Fever DHF is a desease which is spread by mosquitoes. To see the flow of the spread of Dengue virus, a mathematical model of the human population and vector
population was established. The human population consists of Susceptible class, Exposed class, Infected class, and Recovered class, while the vector population consists of Susceptible class and
Infected class. To control the spread of DHF desease, an optimal control strategy is required in the form of prevention control and treatment control that is applied in these SEIR-SI model. The
results of numerical simulations carried out by the method of Fourth Order Runge-Kutta using MATLAB shows that application of the two controls is very influential to lower the Exposed and
Infected human population, and reduce the Infected vector populatio. Keywords: SEIR-SI model, Dengue Haemorraghic Fever, Optimal Control, Runge Kutta Fourth
Order, MATLAB
1.
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue DBD merupakan salah satu penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Upaya yang dilakukan untuk memberantas
perkembangan penyakit ini diantaranya program 3M menguras, menutup, dan
mengubur, pengobatan pada individu terinfeksi, dan pemberantasan populasi
vektor dengan insektisida. Sebelumnya skripsi yang membahas tentang wabah
penyakit
sudah pernah
ditulis oleh
Setyawan 2011
yang membahas
penyebaran penyakit campak dan demam berdarah
Dengue untuk
dianalisis kestabilannya [1], dan Arimbi 2014
mengenai penyebaran virus Dengue pada populasi manusia dan perantara untuk
dicari solusi numeriknya [2]. Pembahasan mengenai kontrol optimal juga telah ditulis
oleh Jonner et al 2012 yang membahas kontrol
optimal vaksinasi
model epidemiologi tipe SIR [3]. Pada tugas akhir
ini penulis tertarik untuk menentukan strategi
kontrol optimal
untuk pengendalian epidemik DBD dan solusi
numeriknya.
2. KONSTRUKSI MODEL KONTROL OPTIMAL
Simbol M diberikan untuk populasi manusia dan P untuk populasi perantara
nyamuk Aedes aegypti. Populasi manusia diklasifikasikan menjadi 4 kelas. Diberikan
notasi untuk kelas susceptible,
untuk kelas exposed, untuk kelas
infected , dan
untuk kelas recovered. Sedangkan
pada populasi
perantara diklasifikasikan menjadi 2 kelas. Diberikan
notasi untuk kelas susceptible dan
untuk kelas
infected [4].
Diagram perpindahan antar kelas penyebaran virus
Dengue pada populasi manusia dan
nyamuk digambarkan pada Gambar berikut
Gambar 2.1 Transfer dinamik antar kelas pada
populasi manusia dan perantara
′ t
S
M
t E
M
t E
M M
µ
t
M
α 1 −
t I
M
′
′ t
R
M
′ t
S
M M
µ
t I
M M
µ
52
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Dengan menerapkan dua perlakuan kontrol
yaitu 0 ≤
≤ 1 ∶ kontrol pencegahan
berupa kampanye
pengendalian 3M dan pemberantasan populasi perantara dengan insektisida, dan
0 ≤ ≤ 1 ∶ Pengobatan pada individu
terinfeksi, maka model matematika kontrol optimal yang berhasil direkontruksi adalah
sebagai berikut
= 1 −
− + 1 −
+ = 1 −
− + +
= − +
+ =
+ −
−
1
+
,
= −
+ 1 −
,
= 1 − +
−
Parameter yang digunakan didapat dari data Kelurahan Tembalang 2014,
data Puskesmas Rowosari 2014, serta hasil wawancara dengan Dr. Ir. Martini, M.
Kes 2015
Tabel 2.1 Definisi parameter yang
digunakan dalam simulasi
Asumsi- asumsi yang digunakan adalah : Populasi tertutup, artinya pada
populasi manusia
maupun populasi
nyamuk dewasa tidak ada proses emigrasi dan imigrasi; Laju pertumbuhan pada
manusia adalah laju pertumbuhan Logistik, sedangkan laju pertumbuhan pada nyamuk
adalah laju pertumbuhan Malthusian; Penyakit menular melalui kontak langsung
antara nyamuk dewasa yang terinveksi dengan manusia rentan, antara manusia
yang terinfeksi dengan nyamuk dewasa yang rentan terinfeksi, dan melalui nyamuk
betina
ke telurnya;
Tingkat kontak
langsung antara nyamuk dewasa dengan manusia
dipengaruhi oleh
besarnya peluang transmisi virus Dengue dan
banyaknya gigitan yang dilakukan oleh satu ekor nyamuk dewasa per hari;
Populasi nyamuk Susceptible dan populasi nyamuk
Infected mempunyanyi
laju pertumbuhan alami yang sama; Nyamuk
dewasa yang menggigit dan menghisap darah manusia hanya nyamuk dewasa
betina.
2.1 Penyelesaian Kontrol Optimal
Diformulasikan fungsi obyektif J yang meminimalkan jumlah manusia terinfeksi
dan biaya penerapan kontrol { , }
sebagai berikut
=
01 2
3
,2
4
5 6 + 6 + 6
7
8
3
9
2 dimana
6 adalah konstanta bobot yang bersesuaian dengan manusia terinfeksi.
6 dan
6
7
adalah konstanta yang disesuaikan dengan
kuadrat kontrol
sebagai penyeimbang dari
dan , dengan
syarat 6 + 6 + 6
7
= 1 dan 6 6 6
7
. = 0 adalah waktu awal, dan adalah
waktu akhir. Selanjutnya bentuk fungsi Lagrangian sebagai berikut
; = 6 + 6 + 6
7
3 Bentuk Hamiltonian H dari masalah
tersebut adalah
= ; + =
+
+ = + =
7
+ =
+ =
? +
,
+ =
,
4
Definisi Parameter Notasi
Nilai
Laju pertumbuhan alami pada populasi manusia
0,0088 Laju kematian alami populasi manusia
0,0042 Laju kematian manusia karena DBD
0,0625 Laju dimana individu exposed menjadi
individu infected 0,62
Laju kesembuhan penyakit 0,94
Laju kesembuhan dari individu bergejala
0,58 Peluang dari sembuh menjadi rentan
kembali 0,9
Laju pertumbuhan alami populasi nyamuk
0,4 Laju kematian alami populasi nyamuk
0,48 Tingkat kontak langsung nyamuk
terinfeksi dengan manusia rentan ′
1,05 Tingkat kontak langsung manusia
terinfeksi dengan nyamuk rentan ′
0,45 Banyaknya gigitan yang dilakukan satu
ekor nyamuk terinfeksi per hari A
1,4 Banyaknya gigitan yang dilakukan satu
ekor nyamuk rentan per hari A
+
0,6 Peluang transmisi virus Dengue dari
nyamuk ke manusia B
0,75 Peluang transmisi virus dari manusia ke
nyamuk B
0,75
53
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
dimana =
, untuk i=1,2,3,4,5,6 adalah variabel adjoint yang ditentukan dengan
menyelesaikan persamaan
Co-state menggunakan
prinsip minimum
Pontryagin [5]:
=C = −
DE D+
= −= 1 − 2 + =
+ = − =
1 − =C = −
DE D
= = + +
− =
7
− = =
7
C = −
DE D
= −6 + =
7
− = + =
7
+ + =
?
− = 1 −
= C = −
DE D
= −= + =
+
5
=
?
C = −
DE D+
,
= =
?
− + =
?
− = 1 −
= C = −
DE D
,
= = − = 1 −
+ = −
1 −
yang memenuhi kondisi transversalitas
=
G
C = 0,
untuk i=1,2,3,4,5,6. Kondisi optimal diperoleh melalui
DE D2
3
= 0 ⟹ 26 + = − =
+ =
?
− = − =
= 0
6
DE D2
4
= 0 ⟹ 26
7
+ −=
7
+ = = 0
Sehingga didapatkan solusi optimal
∗
=
J
4 ∗
KJ
3 ∗
L
, M
,
+ N J
O ∗
KJ
P ∗
L
, M
+
,
NJ
O ,
Q
4
7
∗
=
J
R
KJ
S
T Q
R
2.2 Simulasi Numerik
Selanjutnya persamaan
1 diselesaikan
secara numerik
dengan menggunakan metode Runge Kutta orde-4
dengan menghitung step-size h terlebih dahulu [6][7]. Batas waktu t yang
digunakan untuk simulasi numerik yaitu 0 ≤ ≤ 12, sehingga batas bawah U = 0
dan batas atas
A = 12. Iterasi dilakukan sebanyak
V = 120, sehingga
ℎ =
XKY Z
=
K9 9
= 0,1
8 Diskritisasi pada model penyebaran virus
Dengue dengan kontrol dilakukan pada
persamaan state 1 dan persamaan co- state
5, dengan syarat keadaan akhir bebas Free End-Point [8] dimana
keadaan awal
tetap, yaitu
0 = 0,9897; 0 = 0,0047; 0 =
0,0029; 0 = 0,0027;
0 = 0,5; dan 0 = 0,5;
sedangkan nilai
keadaan akhir bebas, yaitu
= 12 = 0, = 12 = 0, =
7
12 = 0, = 12 = 0,
=
?
12 = 0, dan = 12 = 0. Pada hasil
simulasi
akan dianalisis
pengaruh penerapan kontrol
saja dan kontrol
saja pada model penyebaran virus Dengue. 3. HASIL SIMULASI
Pada tabel 2. jumlah proporsi populasi manusia
+ + + saat
= 12 dengan kontrol dan
mengalami kenaikan, dari 0,9073 menjadi 0,9565
kenaikan sebesar
5,4. Hal
ini menunjukan bahwa penerapan kontrol
dan dapat mengurangi risiko kematian
akibat virus Dengue. Berbeda dengan jumlah populasi nyamuk
+ pada = 12 dengan kontrol, proporsinya
mengalami penurunan dari 0,3829 menjadi 0,2187 penurunan sebesar 42,9. Hal ini
menunjukkan penerapan kontrol dan
dapat mengurangi jumlah populasi nyamuk perantara virus Dengue, serta dapat
menurunkan jumlah
penderita pada
populasi manusia kelas Infected. Pada Tabel 3. jumlah proporsi
populasi manusia + + +
saat = 12 dengan kontrol mengalami
kenaikan, dari 0,9073 menjadi 0,9540 orang kenaikan sebesar 5,2. Hal ini
menunjukan bahwa penerapan kontrol dapat mengurangi risiko kematian akibat
virus Dengue. Jumlah populasi nyamuk + pada
= 12 dengan kontrol, proporsinya mengalami penurunan dari
0,3829 menjadi 0,2210 penurunan sebesar 42,3. Hal ini menunjukkan penerapan
kontrol sangat berpengaruh mengurangi
jumlah populasi nyamuk perantara virus Dengue
, tetapi tidak dapat meminimalkan jumlah penderita pada populasi manusia
kelas Infected.
54
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Tabel 2.2 Proporsi awal dan proporsi akhir pada populasi manusia dan perantara tanpa kontrol dan
dengan kontrol ,
dengan 6 = 0,7; 6 =
0.2; dan 6
7
= 0,1
Proporsi pada
9
= 0 Proporsi pada
= 12 Tanpa
Kontrol Dengan
Kontrol dan
0,9897 0,5245
0,8699 0,0047
0,1269 0,0314
0,0029 0,0816
0,0207 0,0027
0,1743 0,0345
Jumlah 1
0,9073 0,9565
0,5 0,1156
0,1820 0,5
0,2673 0,0367
Jumlah 1
0,3829 0,2187
Gambar 3.1Grafik simulasi model penyebaran
virus Dengue pada populasi manusia dan vektor dengan
dan menggunakan
6 = 0,7; 6 = 0,2; dan 6
7
= 0,1.
Pada Tabel 2.4 jumlah proporsi populasi manusia
+ + + saat
= 12 dengan kontrol mengalami kenaikan, dari 0,9073 menjadi 0,9605
kenaikan sebesar
5,9. Hal
ini menunjukan bahwa penerapan kontrol
dapat mengurangi risiko kematian akibat virus Dengue. Jumlah populasi nyamuk
+ pada = 12 dengan kontrol,
proporsinya mengalami peningkatan tajam dari 0,3829 menjadi 0,6719 kenaikan
sebesar 75,5. Hal ini menunjukkan penerapan kontrol
saja tidak dapat mengurangi jumlah populasi nyamuk
perantara virus Dengue dan tidak cukup untuk meminimalkan jumlah penderita
DBD.
Tabel 2.3 Proporsi awal dan proporsi akhir pada populasi manusia dan perantara tanpa kontrol dan
dengan kontrol dengan
6 = 0,8 dan 6 = 0,2
Gambar 3.2 Grafik simulasi model penyebaran virus Dengue pada populasi manusia dan vektor
dengan saja dengan bobot
6 = 0,8 dan 6 = 0,2.
2 4
6 8
10 12
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u S
u s
c e
p ti
b le
Grafik simulasi model pada individu Susceptible dengan kontrol
tanpa kontrol
2 4
6 8
10 1
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u E
x p
o s
e d
Grafik simulasi model pada individu Exposed dengan kontrol
tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u I
n fe
c te
d Grafik simulasi model pada individu Infected
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u R
e c
o v
e re
d Grafik simulasi model pada individu Recovered
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.1 0.15
0.2 0.25
0.3 0.35
0.4 0.45
0.5
waktu bulan ju
m la
h v
e k
to r
S u
s c
e p
ti b
le Grafik simulasi model pada vektor Susceptible
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35 0.4
0.45 0.5
waktu bulan ju
m la
h v
e k
to r
In fe
c te
d Grafik simulasi model pada vektor Infected
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u S
u s
c e
p ti
b le
Grafik simulasi model pada individu Susceptible dengan kontrol
tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u E
x p
o s
e d
Grafik simulasi model pada individu Exposed dengan kontrol
tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
0.14 0.16
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u I
n fe
c te
d Grafik simulasi model pada individu Infected
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
waktu bulan ju
m la
h i
n d
iv id
u R
e c
o v
e re
d Grafik simulasi model pada individu Recovered
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.1 0.15
0.2 0.25
0.3 0.35
0.4 0.45
0.5
waktu bulan ju
m la
h v
e k
to r
S u
s c
e p
ti b
le Grafik simulasi model pada vektor Susceptible
dengan kontrol tanpa kontrol
2 4
6 8
10 12
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35 0.4
0.45 0.5
waktu bulan ju
m la
h v
e k
to r
In fe
c te
d Grafik simulasi model pada vektor Infected
dengan kontrol tanpa kontrol
Proporsi pada
9
= 0 Proporsi pada
= 12 Tanpa
Kontrol Dengan
Kontrol 0,9897
0,5245 0,7225
0,0047 0,1269
0,0499 0,0029
0,0816 0,1540
0,0027 0,1743
0,0276
Jumlah 1
0,9073 0,9540
0,5 0,1156
0,1465 0,5
0,2673 0,0745
Jumlah 1
0,3829 0,2210
55
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNDIP 2015, ISBN: 978-979-097-402-9
Tabel 2.4 Proporsi awal dan proporsi akhir pada populasi manusia dan perantara tanpa kontrol dan
dengan kontrol dengan
6 = 0,9 dan 6
7
= 0,1
Proporsi pada
9
= 0 Proporsi pada
= 12 Tanpa
Kontrol Dengan
Kontrol 0,9897
0,5245 0,3412
0,0047 0,1269
0,2092 0,0029
0,0816 0,1761
0,0027 0,1743
0,2340
Jumlah 1
0,9073 0,9605
0,5 0,1156
0,0925 0,5
0,2673 0,5794
Jumlah 1
0,3829 0,6719
Gambar 3.3 Grafik simulasi model penyebaran virus Dengue pada populasi manusia dan vektor
dengan saja
4. KESIMPULAN