Deskripsi jabatan. DESKRIPSI PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI PEKERJAAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Drs. MUCHAMAD ZAENURI, M.Si. Lain daripada itu persyaratanpersyaratan jabatan biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang singkat, berbeda dengan yang dilakukan dalam deskripsi. Seperti yang telah dikemukakan, persyaratan jabatan itu menitik- beratkan pada syarat-syarat mengenai orangnya yang diperlukan untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Syarat-syarat penting yang biasanya dicatat dalam persyaratan jabatan menurut Dale 1958:98 adalah sebagai berikut: Jenis kelamin; usia; kecakapan atau kecakapan-kecakapan; latihan; pengalaman; beberapa ciri badaniah khusus seperti kekuatan lengan, kaki atau punggung, atau cacad-cacad badaniah khusus, termasuk kecerdasan, ingatan, kegiatan yang berhubungan dengan panca indera, perasaan, pendengaran, penglihatan, penciuman dan perabaan; dan syarat-syarat perasaan khusus seperti keseimbangan, perangai dan tin- jauan ke dalam dan ke luar. Persyaratan jabatan berusaha memberikan ukuran-ukuran dan ma- sing-masing persyaratan ini. Dengan demikian persyaratan jabatan dapat menentukan jumlah angka minimum pada ujian-ujian kecerdasan, ketangkasan, kekuatan badaniah dan sebagainya. Perincian seperti tersebut di atas tidaklah cukup apabila persyaratan jabatan itu dipergu- nakan untuk tujuan-tujuan khusus seperti dalam hal penempatan or- ang-orang yang cacat. Dalam hal-hal yang demikian itu diperlukan informasi tambahan yang khusus berhubungan dengan bermacam- macam kegiatan dipandang dan sudut syarat-syarat badaniah, rohani dan lain-lain. Dalam bentuknya yang lazim persyaratan jabatan itu mengandung ikhtisar jabatan. Dalam ikhtisar mi persyaratan jabatan menguraikan secara garis besar syarat-syarat pegawal secara keseluruhan. Lebih disukai, apabila persyaratan jabatan itu menguraikan secara terpennci syarat- syarat pemegang jabatan yang diperlukan. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Manajemen SDM di Pemerintahan Membuat gambaran jabatan yang tepat dan Iengkap secara relatit adalah lebih mudah dibandingkan dengan membuat persyaratan jabatan yang serupa. Setelah membaca gambaran jabatan, mungkin seseorang tidak sependapat mengenal syarat-syarat yang dipertimbangkan untuk pekerjaan itu. Misalnya apakah suatu jabatan sungguh-sungguh mensya- ratkan pendidikan sekolah tinggi? Tingkat kecerdasan minimum apakah yang dipenlukan? Tingkat pengalaman apakah dan berapa lama? Karena mustahil memberikan standard pegawai yang sungguh-sungguh obyektif dan tepat, kebanyakan organisasi di Amerika Serikat mengesampingkan ide pembuatan persyaratan-persyaratan jabatan dan menyerahkan gambaran jabatan itu kepada para wawancara pekerjaan, karena yakin akan ketelitian informasi itu. Sesuatu yang sulit untuk memperoleh satu standard pegawai untuk satu jabatan. Banyaknya standard pegawai sering tergantung pada banyaknya pembaca gambaran jabatan. Karena itu disarankan supaya kelompok orangorang ahli membuat satu standard yang memeninci standard-standard penyewaan minimum. Persyaratan jabatan itu biasanya disusun dengan sangat sederhana. Apabila persyaratan jabatan itu dibuat terpisah dan gambaran jabatan, maka persyaratan jabatan itu terdiri atas 2 bagian yaitu 1 identifikasi jabatan dan 2 syarat-syarat mengenai orangnya. Persyaratan yang sering dicantumkan adalah syarat pendidikan dan pengalaman. Persyaratan-persyaratan jabatan lainnya ialah: usia, kelamin, kekuatan badaniah, ketangkasan atau kecekatan, kepribadian dan sebagainya. Sedapat mungkin perincian-penincian yang ditulis untuk masing-masing syarat ini ditentukan jumlahnya, misalnya pengalaman 3 tahun, pendidikan sekolah tinggi 5 tahun dan atau kemampuan mengangkat 30 kg. Akan tetapi sebagaimana telah diketahul bahwa banyak faktor yang hanya dapat digambarkan secara subyektif, khususnya syarat-syarat kepribadian. Pada umumnyafaktor-faktoryang diperinci ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Drs. MUCHAMAD ZAENURI, M.Si. secara subyektifsama halnya dengan syarat-syarat yang dinllai untuk penerimaan pegawai.

F. KETENTUAN DALAM MELAKUKAN ANALISIS JABATAN

Ketentuan peraturan dalam melakukan analisis jabatan pada biro- krasi pemerintah baik di pusat maupun daerah antara lain adalah: 1. Undang-undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 2. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Kota. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6,7,8 Tahun 2003 tentang Pembinaan,Penyidikan dan Diklat PNS. 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Jabatan di lingkungan Depdagri dan Pemda 7. UU Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999. 8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentangFormasi PNS sebagaimana telahdiubah dengan PP No.54 Tahun 2003 9. PERKA BKN NO: 12 TAHUN 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan 10.Permen PAN Dan RB NO: 33TAHUN 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan Secara lebih detail pelaksanaan analisis jabatan di birokrasi peme- rintah baik pusat maupun daerah diatur dengan Permendagri Nomor 35 tahun 2012, dimana dalam permendagri tersebut ditetapkan