Komponen - Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Munculnya kelompok informal di kelas atau pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan. d. Memberikan petunjuk dengan jelas Untuk mengarahkan kelompok ke dalam pusat perhatian seperti dijelaskan sebelumnya, serta untuk memudahkan peserta didik menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, maka tugas guru adalah menyampaikan setiap pelaksanaan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan peserta didik secara bertahap dan jelas. e. Menegur Permasalahan bisa terjadi dalam hubungan yang terbangun, baik antar peserta didik maupun antara guru dengan peserta didik. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas hatus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan beban permasalahan yang terjadi serta menyesuaikan dengan tugas dan perkembangan peserta didik. Teguran yang disampaikan guru kepada peserta didik tidak memberikan efek didik, namun memberikan kesadaran kepada peserta didik tentang masalah yang terjadi. f. Memberikan penguatan Penguatan merupakan upaya yang diarahkan guru agar prestasi dan perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh peserta didik atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada peserta didik lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa pemberian hadiah reward yang bersifat moril maupun materiil namun tidak berlebihan. 2. Keterampilan pengendalian kondisi belajar a. Modifikasi tingkah laku Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku ke dalam tuntutan kegiatan pembelajaran sehingga tidak muncul prototype pada diri peserta didik tentang peniruan perilaku yang kurang baik. b. Pengelolaan kelompok Kelompok belajar di kelas merupakan bagian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang diterapkan oleh guru. Kelompok juga bisa muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lainnya. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran, maka kelompok yang ada di kelas itu harus dikelola dengan baik oleh guru. c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Permasalahan memiliki sifat akan selalu ada perennial dan memberikan efek berkelanjutan nurturan effect, oleh karena itu permasalahan akan muncul di dalam kelas, yang berkaitan dengan interaksi dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang dapat besar bila tidak diselesaikan secepatnya. Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang muncul serta secepatnya mampu mengambil langkah-langkah penyelesaian, sehingga permasalahan tersebut akan cepat teratasi Karwati dan Priansa, 2014: 32.

2.4 Motivasi

2.4.1 Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan Karwati dan Priansa, 2014: 165-166. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Dikemukakan juga oleh Mc.Donald, bahwa dari definisi motivasi mengandung tiga elemen, yaitu : 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau ”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari aksi, yakni tujuan. Ketiga elemen tersebut mengindikasikan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar. Sedangkan motivasi belajar sendiri dapat diartikan sebagai faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar Sardiman, 2008: 73-74. Menurut Karwati dan Priansa, motivasi belajar merupakan proses yang menunjukkan intensitas peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar yang dialaminya 2014: 167. Sedang menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 80, berpendapat bahwa “motivasi timbul karena adanya kebutuhan, dorongan, dan tujuan”. Dari beberapa pengertian terkait motivasi belajar, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan dalam diri seseorang yang mendorong dam mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan belajar dari proses belajar yang dialaminya.

2.4.2 Sumber Motivasi Peserta Didik

Dokumen yang terkait

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi

1 15 0

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8

0 3 35

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajara

0 2 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 13

PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas XI IPS Pada SMA Negeri 1 Purwodadi

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

0 1 18

PERSEPSI SISWA MENGENAI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PERSEPSI SISWA MENGENAI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17