Pengaruh Positif Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam
membutuhkan perhatian guru untuk dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Terkadang ada siswa yang sebenarnya pandai, namun karna
merasa tidak diperhatikan ia mencoba menarik perhatian guru dengan membuat suasana kelas menjadi gaduh. Guru yang mampu menunjukkan sikap
tanggapnya, akan mampu mengatasi siswa yang hanya mencari perhatian seperti itu. Sehingga, siswa dengan karakteristik seperti itu akan sadar dan
dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan dalam suasana kelas yang lebih kondusif.
Indikator membagi perhatian termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai sebesar 37, 23. Hal ini menandakan bahwa siswa di SMA Negeri 8
Semarang telah mempersepsikan bahwa guru mampu membagi perhatian dengan kategori cukup baik saat pelajaran. Membagi perhatian disini berarti bahwa guru
tidak hanya terfokus pada siswa yang menonjol di kelas, namun juga pada semua siswa dalam kelas. Perhatian yang merata akan membuat siswa lebih merasa
“dianggap”. Indikator memusatkan perhatian kelompok termasuk dalam kategori
sangat tinggi dengan nilai 42, 55. Tugas yang diberikan oleh guru tidak sekadar tugas individu, namun ada tugas kelompok. Adanya tugas kelompok ini juga
membutuhkan ketrampilan guru agar kelompok dapat bekerja dengan optimal. Sama halnya pada pembagian perhatian, ketrampilan untuk memusatkan
perhatian juga akan berperan dalam motivasi siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Jika guru tidak memberikan perhatian pada kelompok, bisa
menimbulkan kecemburuan dalam kelas dan membuat siswa enggan
menyelesaikan tugasnya.perhatian yang merata juga perlu didukung dengan pemberian petunjuk yang jelas.
Indikator memberikan petujuk dengan jelas termasuk dalam kategori tinggi sebesar 40, 43.. Petunjuk yang jelas akan membantu siswa untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.Dengan demikian, siswa mampu memberikan karya terbaiknya dalam menyelesaikan tugas dan
mewujudkan hasil belajar yang baik pula. Inti dari ketiga indikator tersebut hampir sama, yaitu wujud sikap perhatian guru terhadap siswa. Dengan memberi
perhatian yang baik dan merata, hasil belajar yang dicapai siswa tentu akan menjadi lebih baik. Sikap guru yang merata dalam memberi perhatian dapat
memacu siswa untuk semangat mengikuti pelajaran sehingga nilai-nilai yang didapat juga akan memuaskan.
Hasil analisis deskriptif persentase untuk indikator menegur dan memberikan penguatan termasuk dalam kategori tinggi pula, yaitu dengan nilai
35, 11. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa mempersepsikan guru sudah cukup baik dalam memberi teguran maupun penguatan. Pemberian teguran yang
tepat dengan cara yang baik akan mampu mengubah perilaku buruk siswa. Dan pemberian penguatan yang cukup membuat siswa lebih termotivasi untuk
meningkatkan hasilnya. Tentu dengan teguran dan penguatan yang baik akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada indikator modifikasi tingkah laku, hasil analisis deskriptif persentasenya menunjukkan angka 42, 55 yang termasuk kategori tinggi.
Menurut siswa, ketrampilan guru dalam memodifikasi tingkah sudah cukup baik.
Dengan guru memodifikasi tingkah laku, siswa akan mampu melihat teladan baik yang ditunjukkan guru agar mereka tidak berperilaku negatif. Modifikasi tingkah
laku ini sifatnya semu, artinya sikap-sikap yang ditunjukkan oleh guru tidak pada situasi sebenarnya. Itu hanya sebuah perlakuan agar siswa mampu menata diri
untuk tidak berperilaku negatif. Indikator pengelolaan kelompok, menunjukkan hasil yang baik dengan
nilai 36, 17 atau masuk dalam kriteria sangat tinggi. Artinya, siswa menganggap guru telah mampu mengelola kelompok yang dibentuk untuk siswa
menyelesaikan tugas kelompok ynag diberikan. Dengan pengelolaan kelompok yang baik, maka kegiatan belajar dalam kelas dapat berjalan dengan optimal.
Pada indikator menemukan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, diperoleh nilai sebesar 36, 17 yang termasuk dalam kategori yang
sangat tinggi. Seringkali dalam kelas timbul masalah yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Siswa yang membuat suasana kelas menjadi gaduh perlu
ditangani agar tidak mengganggu temannya. Untuk sub indikator menemukan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, guru telah mampu
mengatasi siswa yang bermasalah dengan baik. Siswa merasa bahwa upaya yang dilakukan guru untuk menangani masalah sudah cukup baik sehingga siswa yang
lain tidak lagi terganggu oleh temannya yang membuat maslah di kelas. Hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS
Statistics 17 menunjukan bahwa perolehan thitung bernilai positif sebesar 2, 482 dengan nilai signifikansi 0, 015. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis dua
Ha2 yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif persepsi siswa mengenai
ketrampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 20142015
diterima dengan nilai signifikansi 0, 015 0, 05. Artinya, variabel persepsi
siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas bertambah, maka hasil belajar mata pelajaran ekonomi juga akan bertambah, demikian sebaliknya jika
ketrampilan guru dalam mengelola kelas berkurang, maka hasil belajar mata pelajaran ekonomi juga akan berkurang
, . Kontribusi variabel persepsi siswa
mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran
20142015 sebesar 6, 40 . Pengaruh persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola
kelas ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Partono dan Mubarokah 2009 yang menyatakan bahwa ada pengaruh parsial yang signifikan
sebesar 0, 013 dengan besar pengaruh 10, 30. Penelitian yang dilakukan Freiberg Borders 2004 juga membuktikan bahwa pengembangan pengelolaan
kelas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika.