Teori Belajar Behavioristik Teori-Teori Belajar

ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. 3. Teori Belajar Humanistik Dalam pendidikan humanisatik, fokus utamanya adalah hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara-cara belajar learning how to learn, meningkatkan kreativitas, dan semua potensi peserta didik. Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri self-directing dan mandiri independen. Pendekatan humanistik mementingkan pentingnya pendekatan pendidikan di bidang kreativitas, minat terhadap seni, dan hasrat ingin tahu. Kreativitas itu memerlukan lingkungan yang mendukung perkembangan. Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.Siswa berperan sebagai pelaku utama student center yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah : 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri 4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri 5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan. 6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya 8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

2.1.4. Definisi Hasil Belajar

Pendapat yang disampaikan oleh Sukmadinata 2005: 102 menyatakan bahwa hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.Rifa’i dan Anni, 2011:85. Sedang menurut Bloom dkk Sudijono, 2009:49 menyatakan bahwa taksonomi pengelompokan tujuan pendidikan harus mengacu pada tiga jenis domain daerah binaan atau ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berpikir cognitif domain, ranah nilai atau sikap affective domain, dan ranah ketrampilan psycomotor domain. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru, karena ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan penguasaan bahan pelajaran. Penilain bertujuan untuk mengukur hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa macam alat untuk menilai hasil belajar, yaitu tes dan non tes. Tes lebih banyak digunakan untuk menilai hasil belajar ekonomi. Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 64 ayat 1 yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan. Jadi, hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang berupa pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan intelektual. Hasil belajar dapat diukur melalui alat tes maupun nontes.

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Perkembangan hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai hal yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat berupa perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berpikir, bakat, dan motif. Sardiman, 2008 : 45-46. Menurut Slameto 2010: 54-72, faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan dalam dua jenis, yaitu :

Dokumen yang terkait

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi

1 15 0

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8

0 3 35

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajara

0 2 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Profesionalitas Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 13

PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas XI IPS Pada SMA Negeri 1 Purwodadi

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

0 1 18

PERSEPSI SISWA MENGENAI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PERSEPSI SISWA MENGENAI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17