Obligasi VI bank bjb Tahun 2009 Dengan Tingkat Bond VI bank bjb in 2009 With Level Fixed Interest

69 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb c Komposisi besaran modal untuk seluruh saham yang ditempatkan adalah 100 dengan ketentuan batas maksimum saham seri B adalah 40 dan selebihnya merupakan saham seri A. Kronologis Pencatatan Saham Dicatat dengan kode BJBR a. Dimulai dengan pernyataan Efektif Bapepam dan LK pada tanggal 29 Juni 2010. b. Harga ditetapkan di Rp 600,- per lembar. c. Listing pada tanggal 8 Juli 2010 dan langsung mengalami auto reject menjadi Rp 900,- Obligasi bank bjb Yang Masih Beredar 1. Obligasi V Bank Jabar Tahun 2006 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1.000.000.000.000,- satu triliun Rupiah dengan jangka waktu 5 lima tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 8 Desember 2011.Obligasi ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 11,25 per tahun. Peringkat idA dari Pefindo.

2. Obligasi VI bank bjb Tahun 2009 Dengan Tingkat

Bunga Tetap dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 750.000.000.000,- tujuh ratus lima puluh miliar Rupiah Peringkat idA+ dari Pefindo, terdiri dari: •฀ S e r i ฀ A ฀ d e n g a n ฀ n i l a i ฀ n o m i n a l ฀ s e b e s a r฀ Rp 350.000.000.000,- tiga ratus lima puluh miliar Rupiah, obligasi ini memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 12,00 per tahun, yang dibayarkan setiap 3 tiga bulan, dengan jangka waktu selama 3 tiga tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2012. •฀ S e r i ฀ B ฀ d e n g a n ฀ n i l a i ฀ n o m i n a l ฀ s e b e s a r฀ Rp 400.000.000.000,- empat ratus miliar Rupiah. Obligasi ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 12,50 per tahun, yang dibayarkan setiap 3 tiga bulan, dengan jangka waktu 5 lima tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2014. c The composition of capital amount for the entire issued share was 100 with a maximum provision of shares of series B was 40 and the rest is stock series A. Chronological of Share Listing Recorded with code BJBR a. Registration at Bapepam-LK Indonesia Capital Market Financial Institution Supervisory Agency with effective date 29 June, 2010. b. Nominal value of shares are set to Rp 600. c. Listings on 8 July, 2010 immediately experienced auto reject at Rp 900, - Outstanding bank bjb bonds 1. Bond V Bank Jabar of 2006 with a total nominal value of Rp1.000.000.000.000, - One Trillion Rupiah for a period of 5 five years which will mature on December 8, 2011. Obligasi has a fixed interest rate 11.25 per annum. IdA from Pefindo.

2. Bond VI bank bjb in 2009 With Level Fixed Interest

with a nominal value Rp 750,000,000,000, - Seven Hundred and Fifty Billion Rupiah Rank idA + from Outlook, consisting of: •฀ S e r i e s ฀ A ฀ w i t h ฀ a ฀ n o m i n a l ฀ v a l u e ฀ o f ฀ R p฀ 350,000,000,000, - Three Hundred and Fifty Billion Rupiah, these bonds have interest rates fixed rate of 12.00 per annum, payable every 3 three months, with period 3 three years and will mature on July 10, 2012. •฀ Seri฀B฀with฀nominal฀value฀Rp฀400,000,000,000,฀-฀ Four Hundred Billion Rupiah. These bonds have a fixed interest rate 12.50 per annum, payable every 3 three months, with a term of 5 five years and will mature on July 10, 2014. 70 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb No. Obligasi Seri Series Nominal Rpjuta Nominal Rp million Bunga per tahun Rate per year Jangka Waktu Period Peringkat Rating Jatuh Tempo Due Date Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia 1 Obligasi I Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tahun 1991 Dengan Tingkat Bunga Mengambang Bond I BPD Jabar Year 1991 with Floating Rate - Rp25.000,- 24,30 5 tahunyear - 8-7-1996 15 -7-1991 2 Obligasi II Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tahun 1993 Dengan Tingkat Bunga Mengambang Bond II BPD Jabar Year 1993 with Floating Rate - Rp50.000,- 17,25 5 tahunyear - 2-7-1998 15-7-1993 3 Obligasi III Bank Jabar Tahun 2000 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang Bond III Bank Jabar Year 2000 with Fixed and Floating Rate - Rp150.000,- 16,25 5 tahunyear BBB- 18-4-2005 25-4- 2000 4 Obligasi IV Bank Jabar Tahun 2004 Dengan Tingkat Bunga Tetap Bond IV Bank Jabar Year 2004 with Fix Rate Seri A A Series Rp300.000,- 11,75 3 tahunyear BBB+ 5-10-2007 6-10-2005 Seri B B Series Rp700.000,- 12,50 5 tahunyear 5-10- 2009 6-10-2005 5 Obligasi V Bank Jabar Tahun 2006 Bond V Bank Jabar Year 2006 Rp1.000.000,- 11,25 5 tahunyear A 8-12-2011 11-12-2006 6 Obligasi VI Bank Jabar Banten Tahun 2009 Bond VI Bank Jabar Banten Year 2009 Seri A A Series Rp350.000,- 12,00 3 tahunyear A+ 10-7-2012 13-7-2009 Seri B B Series Rp400.000,- 12,50 5 tahunyear 10-7-2014 13-7-2009 Obligasi Yang Diterbitkan Per 31 Desember 2010 Bonds Issued As of December 31, 2010 Hubungan Investor Hubungan Investor IR adalah tanggung jawab manajemen strategis yang mengintegrasikan keuangan, komunikasi, pemasaran dan kepatuhan hukum selain memungkinkan komunikasi dua arah antara perusahaan, masyarakat dan konstituen lain. Dibentuk sejak Juli tahun 2010, Grup Hubungan Investor yang merupakan bagian dari Divisi Corporate Secretary bank bjb telah menjadi jembatan antara manajemen bank bjb dengan investor dan analis dalam memperoleh informasi tentang bank bjb. Bank bjb berupaya untuk meningkatkan transparansi dan pengungkapan perusahaan melalui fungsi Hubungan Investor. Berkaitan dengan penerapan GCG dan prinsip keterbukaan serta transparansi terhadap seluruh aktivitas perusahaan terutama yang bersifat material, Hubungan Investor berusaha memberikan yang terbaik bagi pengguna informasi secara cepat, akurat dan tepat waktu yang berdampak pada pemahaman yang lebih baik akan kinerja perusahaan serta dalam hal pengambilan keputusan berinvestasi. Investor Relations Investor Relations IR is a strategic management responsibility that integrates finance, communication, marketing and legal compliance in addition to allow two- way communication between companies, communities and other constituencies. Formed in July 2010, the Coordinator of the Investor Relations Group which is Part of the bank’s Corporate Secretary Division become a bridge between the bank management and investors. bank bjb seeks to enhance corporate transparency and disclosure through the function of Investor Relations. In connection with implementation of GCG and the principle of openness and transparency on all company activities that are primarily material, Investor Relations strives to provide the good information quickly, accurately and timely impact for better understanding of company performance and in terms of investment decisions. Information for Investors Informasi bagi Investor 71 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Grup Hubungan Investor memperkenalkan bank bjb kepada komunitas pasar modal dengan melakukan rangkaian komunikasi dengan para pemegang saham. Untuk menerapkan prinsip keterbukaan dan transparansi terhadap setiap aktivitas Perusahaan terutama yang bersifat material, Grup Hubungan Investor menyampaikan informasi secara tepat waktu dan seimbang melalui berbagai sarana komunikasi seperti email, situs web dan conference call. Untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi kepada Publik, hubungan investor senantiasa melakukan pelaporan baik rutin maupun insidential kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia sebagai Otoritas Pasar Modal. Selain itu, juga dilakukan forum- forum pertemuan dengan analis dan investor melalui pertemuan publik, temu analis, conference call, kunjungan analis, kunjungan lapangan, partisipasi dalam konferensi dan non deal roadshow. The Investor Relations Group introduces bank bjb to local markets by conducting a series of communications with shareholders. To apply the principles of openness and transparency of every activity of the Company that is primarily material, the Investor Relations Group conveys information in a timely and balanced way through various means of communication such as email, websites and conference calls. To fulfil the obligations of disclosing information to the public, investor relations are always doing both routine and incidental reporting to Bapepam- LK and the Indonesia Stock Exchange as the Capital Market Authority. In addition, forums with analysts and investors through public meetings, analyst meetings, conference calls, analyst visits, field visits, participation in conferences and non-deal road shows are conducted. Bapepam 5 Bapepam BEI 14 BEI ConferenceCorporate Day 4 ConferenceCorporate Day Temu Analis 69 Analyst Conference Call 9 Conference Call Site Visit 2 Site Visit RUPS 1 GMS Public Expose 1 Public Expose Investor Summit 1 Investor Summit Annual Report 1 Annual Report Analyst Meeting 1 Analyst Meeting Non Deal Roadshow 2 Non Deal Roadshow Kegiatan Hubungan Investor selama tahun 2010 Investor Relations Activities during 2010 72 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Laporan Penggunaan hasil IPO Dana yang diperoleh dari hasil IPO mencapai kurang lebih Rp 1,4 triliun. Sebagaiman tercantum dalam Prospektus IPO bank bjb, dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk: •฀ Sekitar฀80฀untuk฀mendukung฀ekspansi฀kredit฀bank฀ bjb termasuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang meliputi kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit komsumtif. •฀ Sekitar฀10฀untuk฀perluasan฀jaringan฀kantor฀melalui฀ pembukaan jaringan kantor baru baik di dalam maupun di luar pulau Jawa. •฀ Sekita฀10฀untuk฀pengembangan฀informasi฀melalui฀ pembelian software dan hardware guna menunjang kegiatan usaha bisnis bank bjb. Berdasarkan Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per 31 Desember 2010, masih terdapat sisa dana hasil penawaran umum sebesar Rp 220.799 juta yang akan digunakan untuk perluasan jaringan kantor dan peningkatan teknologi informasi. Use of IPO proceeds Report Proceeds from the IPO reached approximately Rp 1.4 trillion. As stated in bank bjb IPO Prospectus, the proceeds from the IPO offering after deducting the costs of issuance will be used as follow: •฀ About฀ 80฀ will฀ be฀ used฀ to฀ support฀ the฀ expansion฀ of bank credits including Micro Small and Medium Enterprises MSMEs, which includes working capital loans, investment loans and consumer credits. •฀ About฀10฀will฀be฀used฀to฀expand฀the฀branch฀network฀ by opening new office both within and outside the island of Java. •฀ about฀10฀will฀be฀used฀to฀development฀information฀ technology through the purchase of software and Hardware to support business activities. Based on IPO proceeds report, at December 31, 2010, Rp 220,799 million from the IPO offering are still unused. This fund will be used to expand the office network and to improve IT. Biaya Penawaran Umum telah disesuaikan berdasarkan biaya emisi yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmandji, dan Dadang Public Offering costs have been adjusted based on the costs emissions that have been audited by Public Accounting Firm Doli, Bambang, Sudarmandji and Dadang No. Jenis Penawaran Umum Public Offering Type Tanggal Efektif Effective Date Nilai Realisasi Hasil Penawaran Umum Value Public Offering Realization Biaya Penawaran Umum Cost of Public Offering Hasil Bersih Net Result Rencana Penggunaan Dana Menurut Prospektus Planned Use of Funds According to the Prospectus Ekspansi Jaringan Kantor Expansion of Branch Network Ekspansi Teknologi Informasi Expansion of Information Technology Total Total Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus Actual Use of Funds According to the Prospectus Ekspansi Jaringan Kantor Expansion of Branch Network Ekspansi Teknologi Informasi Expansion of Information Technology Total Total Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Remaining Proceeds From Public Offering Jumlah Hasil Penawaran Umum Amount of Public Offering Ekspansi Kredit Expansion of Credit Ekspansi Kredit Expansion of Credit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Penawaran Umum IPO Public Offering 8-7-2010 1.454.444 25.003 1.429.441 1.143.553 142.944 142.944 1.429.441 1.143.553 56.354 8.735 1.208.641 220.799 Jumlah Total 1.454.444 25.003 1.429.441 1.143.553 142.944 142.944 1.429.441 1.143.553 56.354 8.735 1.208.641 220.799 Information for Investors Informasi bagi Investor 73 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Kebijakan Pembagian Deviden Berdasarkan Anggaran Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. jumlah dividen yang dibagikan yang berasal dari laba bersih yang besarannya ditetapkan dalam keputusan RUPS Tahunan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keputusan untuk membayarkan dividen tergantung pada laba, kondisi keuangan, likuiditas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi bank bjb setelah memperoleh persetujuan RUPS. Dividends Dividends will be paid according to the resolution from the General Annual Shareholders’ taking with consideration of existing legislation and regulations. The decision to pay dividends depends on earnings, financial condition, liquidity, compliance with laws and regulations and other factors deemed relevant by the Board of Directors after obtaining approval from the next General Annual Shareholders’’ Meeting. Testimoni Investor dan Analis Wisma GKBI Lt. 17, Jl. Jendral Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Contact Person: Customer Service Nomor Telepon: 021 2598 9600, 021 574 1442 Alamat web: www.etrading.co.id E-mail: customerserviceetrading.co.id -September 2010- bank bjb adalah bank daerah pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. bank bjb pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa pada tanggal 8 Juli 2010 dengan harga pembukaan sebesar Rp 900,- per lembar atau naik 50 dari harga IPO sebesar Rp 600,-. Permintaan saham bank bjb pada saat IPO tercatat oversubscribed dari jumlah yang ditawarkan sebesar 4,1. Rp 6 triliun. Investor and Analyst Testimonials -September 2010- bank bjb is the first regional bank to be listed at the Indonesia Stock Exchange. bank bjb first listed its shares on the Stock Exchange on 8 July, 2010 with an opening price of Rp 900 per share or up 50 from the IPO price of Rp 600. Demand for bank bjb shares recorded oversubscribe at the time of IPO from the original amount listed by 4.1. Rp 6 trillion. 74 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb PT ANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITAS Equity Tower Building 22 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 – Indonesia Telp: +62 21 2991 6600 Fax: +62 21 515 2454 -Oktober 2010- BJBR saat ini ditransaksikan pada 3,5x-3,0x PBV dan 13,7x- 12,9x PE FY 10FFY 11F. Dengan tingkat ROE diatas 30 dan NPL masih terjaga rendah, kami melihat masih ada potential upside untuk saham BJBR mengingat ROE peers di 2011 menurut perhitungan di level 25,6 dengan rata- rata PBV 3,2x. Dengan demikian jika mengacu pada relative valuation, harga BJBR masih berpotensi menuju level Rp 1.830,- menstranslasikan potential upside 6. -October 2010- BJBR currently traded at 3.5 x-3, 0x PBV and 13.7 x-12, 9x PE FY 10FFY 11F. With ROE above 30 and low NPLs still low, we see there is still upwards potential for BJBR shares to achieve ROE peers in 2011 according to calculations at the level of 25.6 with an average of PBV 3.2 x. When referred to the relative valuation, BJBR shares still have the potential to rise to a level of Rp 1,830 with a potential upward trend of 6. PT CLSA Indonesia WISMA GKBI Suite 901 Jl Jendral Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Phone: +62 21 2554 8888 Fax: +62 21 574 6920 -Juli 2010- Bank bjb merupakan bank pembangunan daerah pertama yang melakukan IPO di Indonesia. bank bjb memiliki aset sebesar Rp 35 triliun dengan 17 pinjaman konsumen yang pangsa pasarnya berasal dari Jawa Barat yang jumlah populasinya sebesar 41 Juta Jiwa. Pinjaman konsumen untuk Pegawai Negeri Sipil disediakan sebesar 75 dari pembukuan pinjaman dan dana IPO akan digunakan untuk memperluas segmen usaha di wilayah Jawa Barat. -July 2010- First regional bank IPO bank bjb is the first initial public offering of a regional development bank in Indonesia. It has US3.5 billion in assets with a 17 consumer loan market share in West Java, which has a population of approximately 41 million people. Consumer lending to local government civil servants accounts for 75 of the loan book and IPO funds will be used for further expansion in this area. Information for Investors Informasi bagi Investor 75 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb PT Macquarie Capital Securities Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Menara I, Lantai 8 Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: 62 21 2598 8300 Fax: 62 21 515 0849 INDONESIA -September 2010- Konsumen dan Pasar Utama Lebih dari 80 pendapatan bunga BJBR terserap dari sektor pinjaman. Dari 1H10, buku pinjaman telah mencapai sebesar Rp 21,5 triliun. Pinjaman nasabah adalah segmen terbesar dari penyaluran pinjaman, namun saat ini bank bjb juga mencoba untuk menumbuhkan segmen produktivitas pinjamannya dengan menfokuskan penyaluran pinjaman pada usaha kecil dan menengah. Penyaluran pinjaman tersebut sebagian besar berasal dari bisnis jasa, perdagangan dan industri manufaktur yang menjadi keunggulan provinsi Jawa Barat dan Banten. -September 2010- Major customers and markets More than 80 of BJBR’s interest income is from loans. By 1H10, its loan book Had reached Rp 21.5 trillion. Consumer loans are loans Biggest its segment, but the Also the bank is Trying to grow its loan productive segment by focusing on small-and medium-sized enterprises. These loans are Mostly from the trading and business service industries, an advantage in the manufacturing-oriented provinces of West Java and Banten. Deutsche Bank AG Kantor Cabang Jakarta Deutsche Bank Building No. 80 Jalan Imam Bonjol Jakarta 10310 Tel: +62 21 3193 1092 Fax: +62 21 3193 5252 -Juli 2010- Pemberian pinjaman kredit nasabah untuk daerah berkembang, bank bjb menfokuskan pada pemberian pinjaman nasabah sebesar 75 dari total pembukuan pinjaman. Hal ini menjadi pertanda baik untuk memperluas lapangan kerja di wilayah tersebut. Total tenaga kerja Wilayah Jawa Barat WJB telah meningkat dari 17.3 juta di tahun 2003 menjadi 20.6 juta di tahun 2009, menandakan peningkatan 3 dalam 6 tahun CAGR. bank bjb saat ini menjadi pemimpin pasar di Wilayah Jawa Barat dengan 17 pangsa pasarnya berasal dari kredit konsumen. Dengan pengawasan pemerintah daerah WJB telah memberikan bank bjb beberapa keunggulan yang kompetitive dalam pasar captive karena pegawai negeri sipil sebagai targetnya. Pelanggan utama bank bjb untuk kredit konsumen telah berkembang dari 246.000 di tahun 2005 sampai 378.200 di tahun 2009, menandakan peningkatan 11 dalam empat tahun pelanggan CAGR. bank bjb telah mampu mempertahankan 13 pertumbuhan kredit konsumen pada tahun 2008 dan 2009, walaupun pertumbuhan konsumen utama hanya 4 dan 1 untuk periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan daya beli pelanggan bank bjb. -July 2010- Leading consumer lender to a growing region bank bjb’s focus on consumer loans which account for 75 of total loan book bodes well given expanding employment in the regions. Indeed, WJB’s total workforce has risen from 17.3m in 2003 to 20.6 million in 2009, at a 3 six-year CAGR. bank bjb is currently the market leader in WJB with a 17 consumer loans market share. Being controlled by the regional governments in WJB has given bank bjb some competitive advantage in terms of captive markets as it targets civil servants. The bank’s customer base for consumer loans has grown from 246,000 in 2005 to 378,200 in 2009, implying an 11 four-year customer CAGR. The bank has been able to maintain 13 growth in its consumer loans in 2008 and 2009, despite growth in the customer base of only 4 and 1 for the same period. This indicates the growing purchasing power of bank bjb’s customer base. 76 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Lembaga Penunjang Efek Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Puri Datindo Wisma Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10210 Tel : 62-21 570 9009 Fax : 62-21 570 9026 Penjamin Pelaksana Emisi Efek PT Bahana Securities Graha Niaga, Lantai 19 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 Tel : 62-21 250 5081 Fax : 62-21 522 5869, 2505070-71 PT CIMB Securities Indonesia The Indonesian Stock Exchange Building Tower II, Lantai 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel : 62-21 515 1330 Fax : 62-21 515 4661, 515 1335 Auditor Independen Ernst Young KAP Purwantono Sarwoko Sandjaja The Indonesian Stock Exchange Building Tower II, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel : 62-21 5289 5000 Fax : 62-21 5289 4747, 5289 4600 Pemeringkat Efek PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo Setiabudi Atrium, Lantai 8 Suite 809-810 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Kuningan, Jakarta 12920 Tel : 62-21 521 0077 Fax : 62-21 521 0078 Lembaga Hukum Makes Partners Menara Batavia, Lantai 7 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : 62-21 574 7181 Fax : 62-21 574 7180 Supporting Security Institutions Share Registrar PT Datindo Entrycom Puri Datindo Wisma Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10210 Tel : 62-21 570 9009 Fax : 62-21 570 9026 Underwriter PT Bahana Securities Graha Niaga, 19 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 Tel : 62-21 250 5081 Fax : 62-21 522 5869, 2505070-71 PT CIMB Securities Indonesia The Indonesian Stock Exchange Building Tower II, 20 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel : 62-21 515 1330 Fax : 62-21 515 4661, 515 1335 Independen Auditor Ernst Young KAP Purwantono Sarwoko Sandjaja The Indonesian Stock Exchange Building Tower II, 7 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel : 62-21 5289 5000 Fax : 62-21 5289 4747, 5289 4600 Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo Setiabudi Atrium, 8 th Floor Suite 809-810 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Kuningan, Jakarta 12920 Tel : 62-21 521 0077 Fax : 62-21 521 0078 Legal InstitutionsMakes Partners Batavia Tower, 7 th Floor Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : 62-21 574 7181 Fax : 62-21 574 7180 Information for Investors Informasi bagi Investor 77 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Notaris Fathiah Helmi, SH Graha Irama, Lantai 6 Suite C Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1 2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Tel : 62-21 5290 7304-6 Fax : 62-21 526 1136 Appraisal PT VPC Indonesia Menara Batavia, Lantai 28 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : 62-21 5795 0505 Fax : 62-21 5795 0555 Event Organizer EO PT Media Komunika Kita Jl. Cilandak Permai Raya No. 11 Cilandak Barat Jakarta 12430 Tel : 62-21 7591 3985-6 Fax : 62-21 750 4126 Notary Fathiah Helmi, SH Graha Irama, 6 th Floor Suite C Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1 2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Tel : 62-21 5290 7304-6 Fax : 62-21 526 1136 Appraisal PT VPC Indonesia Batavia Tower, 28 th Floor Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : 62-21 5795 0505 Fax : 62-21 5795 0555 Event Organizer EO PT Media Komunika Kita Jl. Cilandak Permai Raya No. 11 Cilandak Barat Jakarta 12430 Tel : 62-21 7591 3985-6 Fax : 62-21 750 4126 78 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion Analysist 79 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb +25,51 Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Income +25,53 Laba Bersih Net Profit 80 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen T I N J A U A N P E R E K O N O M I A N INDONESIA Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tren yang positif dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 mencapai 6,0 yoy. Prospek pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh semakin pulihnya kinerja ekspor dan mulai meningkatnya kegiatan investasi. Membaiknya ekspor sejalan dengan perbaikan prospek perekonomian global terutama Negara-negara maju. Meningkatnya permintaan eksternal dan menguatnya permintaan domestik diperkirakan mendorong dunia usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, tekanan terhadap inflasi tetap terkendali. Dalam perspektif yang lebih panjang, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap membaik karena didukung oleh berbagai upaya peningkatan kapasitas, produktivitas, dan efesiensi perekonomian secara berkesinambungan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dan diperkirakan mencapai kisaran 6,5-7,5 yoy pada tahun 2014. Peningkatan kapasitas perekonomian tersebut mendukung upaya menurunkan inflasi kearah sasaran inflasi jangka menengah 4+ 1 yoy. Hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat baik apabila dibandingkan dengan banyak Negara lainnya yang baru beranjak dan masih terpuruk dari krisis keuangan global yang terjadi pada akhir 2008. Kondisi ini menunjukkan fundamental perekonomian nasional yang kuat serta kepercayaan para pemodal yang tinggi terhadap iklim investasi di Indonesia, tidak terkecuali untuk sektor perbankan. bank bjb percaya bahwa tren prekonomian Indonesia yang baik ini dapat terus terjaga dan semakin membaik pada tahun-tahun mendatang. Kinerja ekonomi domestik menunjukkan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang masih terus berlanjut didorong oleh komsumsi dan perbaikan investasi. Evaluasi terhadap kinerja dan prospek prekonomian secara umum menunjukkan perbaikan. Kuatnya komsumsi dalam negeri didukung oleh berbagai faktor antara lain daya beli yang membaik. Kinerja pasar keuangan terus membaik, tercermin dari peningkatan IHSG yang mencapai level tertinggi sepanjang sejarah dan yield SUN yang menurun untuk semua tenor. Kinerja pasar keuangan yang membaik INDONESIA’S ECONOMIC REVIEW The Indonesia’s economic condition was in the positive trend, with the economic growth approximately reaching 6.0 yoy by the year of 2010. The prospect of economic growth was also supported by the recovery of export performance and the increased of investment. Exporting activities was getting better in accordance to the improvement of global economic prospect, especially in developed countries. The increase of external demand and the improvement of domestic demand were predicted could support business area in order to increase production capacity. Even though the economic growth was increased, the pressure throughout inflation controllable. In longer perspective, Indonesia’s economic condition was predicted still getting better, due to the support of many improvements in economic capacity, productivity and efficiency continuously. The acceleration of economic growth will continue increasing and projected reaching approximately 6.5 - 7.5 yoy in the year of 2014. The improvement of the economic capacity will support the effort of decreasing the inflation to the middle term assumption projected inflation 4 +1yoy. It was the best achievement compare to other countries which was just barely learn to stand and still collapse because of the global monetary crisis happened at the end of 2008. It has shown the strong national economical fundamental and high trust of investors to the investment climate in Indonesia, including for banking sector. bank bjb was confident that this excellence of Indonesia’s economic trend will always be looked after and getting better in the upcoming years. Domestic economic performance had shown the acceleration of progressive economic growth supported by investment consumption and its recovery. The evaluation to the economic performance and prospect generally had shown its progress. The strong domestic consumption is supported by many factors such as the increase of purchasing power. The Performance of money market was getting better, reflected by the improvement of IHSG that reached the highest level throughout the history and SUN yield has decreased for all tenor. The improvement 81 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb terutama dipengaruhi oleh besarnya arus masuk modal asing. Dari segi transimisi kebijakan moneter, suku bunga perbankan masih terus mengalami penurunan. Suku bunga perbankan, baik simpanan maupun kredit masih terus turun, meski melambat dan spread yang semakin kecil. Dari jalur kredit, pertumbuhan kredit menunjukkan tren yang meningkat, terutama didorong oleh kredit komsumsi meskipun kontribusi kredit investasi dan KMK juga menunjukkan peningkatan. Dari sisi likuiditas, kondisi likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian. Likuiditas perbankan masih masih cukup tinggi sehingga tidak ada kendala dalam pemenuhan GWM 8. Stabilitas sistem keuangan masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Hal itu ditunjukkan antara lain oleh tingginya rasio kecukupan modal CARCapital Adequacy Ratio perbankan yang saat ini mencapai 16,4 dan terjaganya rasio kredit bermasalah NPLNon Performing Loan gross di bawah 5,0. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang meningkat mencapai 22,8yoy Perkembangan pertumbuhan kredit perbankan tersebut masih sesuai denga Rencana Bisnis Bank RBB dimana pertumbuhan kredit mencapai kisaran 22-24. Sementara itu pertumbuhan kredit ytd untuk seluruh sektor sudah positif. Bank Indonesia meyakini prospek perekonomian kedepan semakin membaik ditandai oleh laju pertumbuhan PDB yang meningkat, prospek inflasi yang terjaga pada kisaran sasaran yang ditetapkan, dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali. Industri Perbankan di Indonesia Informasi dan statistik yang termasuk dalam bagian ini yang berkenaan dengan latar belakang industri diambil dan diolah dari berbagai sumber publik. bank bjb tidak memberikan pernyataan atas akurasi dari informasi dan statistik dimaksud, yang mungkin akan berbeda atau tidak konsisten dengan kompilasi informasi dan statistik lainnya yang berasal dari dalam maupun luar Indonesia. Informasi of money market performance was affected especially by the enormous amount of foreign capital flow. From the side of monetary policy transmittion, banking interest rate was still declining. The banking interest rate for deposit and loans was still declining, eventhough it was slower and with the small amount of spread. From the line of loans, the loan growth had shown improving trend, especially supported by consumer loan, while investment loan contribution and KMK Working Capital Loan was also showing the improvement. From the Liquidity point of view, the economic liquidity condition tended to increase along the improvement of economical activities. Banking Liquidity was still high enough, therefore there was no obstacles in fullfilling GWM Required Minimum Balance of Current Account 8 . The stability of monetary system was still in controll and supported by the strong and steady condition of banking sector in facing several risk, and also the better recovery of banking intermediation function. It was delivered by the high amount of Capital Adequacy Ratio in banking industry nowadays heading through 16.4 and the stabilization of total Non Performing Loan NPL Ratio gross under 5.0. The improvement of Banking intermediation function was reflected from the increasing number of Loan growth raised 22.8 yoy at the end of October 2010. That development of banking Loan growth was still in accordance to RBB Banking Business Plan, whereas the growth of loan was reach the level around 22-24. At the same time the loan growth for all sector was already positive. Bank Indonesia assured that the economic prospect in the future is getting better addressed by the rate of growth of increased PDB Gross Domestic Product, inflation project is stable on the assumed projection and the stability of monetary system which always in controll. Banking Industry in Indonesia The information and statistics related to the background of industry includes in this section was taken and processed from several public sources. In case of any differences or inconsistency with other compilation of information and statistics came from inside or outside Indonesia, bank bjb doesn’t give any statement based on its accuracy. The information and statistics in this section is not being 82 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen dan statistik yang ada pada bab ini tidak diverifikasi, secara masing-masing maupun bersama-sama, oleh bank bjb atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh bank bjb. Struktur Industri Sebelum bulan November 1988, sektor perbankan Indonesia terdiri dari Bank Umum, Bank Tabungan dan Bank Pembangunan dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada saat ini, sektor perbankan Indonesia terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat “BPR”. Ditinjau dari segi kepemilikan, di Indonesia terdapat bank milik Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah, Bank Swasta Nasional, bank hasil joint venture, cabang bank-bank asing dan BPR. Per 31 Desember 2010, total aset bank milik Pemerintah adalah sebesar 37, Bank Pembangunan Daerah adalah sebesar 7,9, Bank Swasta Nasional adalah sebesar 42,6 dan bank hasil joint venture adalah sebesar 4,9, BPR adalah sebesar 1,5. Berikut ini adalah tabel rangkuman perkembangan sektor perbankan Indonesia dalam kurun waktu delapan tahun terakhir: Per 31 Desember 2010 By December 31 Bank 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Bank Bank Umum General Bank Bank milik Pemerintah 5 5 5 5 5 5 4 4 Bank owned by the Government Bank Pembangunan Daerah 26 26 26 26 26 26 26 26 Regional Development Bank Bank Swasta Nasional 76 72 71 71 71 68 65 67 National Private Bank Bank hasil joint venture dan cabang Bank Asing 31 31 29 28 28 25 26 26 Joint Venture Bank and Foreign Bank Total Bank Umum 138 134 131 130 130 124 121 123 Total General Bank Bank Perkreditan Rakyat BPR 2.141 2.159 2.009 1.880 1.817 1.772 1.733 1.767 Rural Bank BPR Tabel berikut adalah aset, kredit dan simpanan dari top 10 bank dalam negeri per tanggal 31 Desember 2010: No Bank Bank Aset Asset Kredit Credit Simpanan Saving 1 Bank Mandiri 408.771 217.089 249.790 2 Bank Rakyat Indonesia 395.394 241.020 245.298 3 Bank Central Asia 323.349 153.176 174.218 4 Bank Negara Indonesia 218.704 132.431 180.195 5 Bank CIMB Niaga 142.921 102.715 125.800 6 Bank Danamon 113.860 75.254 79.883 7 Bank Panin 106.507 55.705 76.688 8 Bank Internasional Indonesia 71.624 50.065 60.915 9 Bank Permata 73.570 51.529 58.243 10 Bank Tabungan Negara 68.334 51.458 58.257 verified each or simultanuosly by bank bjb or other parties appointed by bank bjb. Industrial Structure Before November 1988, Indonesian banking sector consisted of Public Bank, Savings Bank and Development Bank with Bank Indonesia as the Central Bank. At this moment, Indonesia’s Banking Sector consists of Public Bank and Public Credit Banks BPR. From the ownership point of view , there are banks owned by The Government, Regional Development Bank, National Private Bank , Joint venture Bank, Foreign Bank Branches and Public Credit Banks in Indonesia. By 31 December 2010, bank’s total assets owned by the government was 37, Regional development bank was 7.9, National Private Bank was 42.6, joint venture bank was 4.9 and Rural Banks was 1.5 The following table is summary of the development of Indonesia’s banking sector in the last eight years: The following table shows asset, credit and saving of the Top 10 Indonesia’s bank on December 31, 2010: Rp Juta Rp Million 83 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb The Development of Banking Industry in Indonesia The following is the development of banking industry in Indonesia from 1983 up till now. Deregulation Period year of 1983 - 1991 In early 1983, the government had published several deregulation policy and bureaucrachy for banking industry in order to develop good, eficience and strong banking system. The deregulation steps that already on processed are deleting credit ceiling, decreasing GWM Minimum Balance of Current Account, giving flexibility to the banks in deciding their own interest rate of loans, savings and Deposits and also introducing money market instrument. Before 1998, banking sector in Indonesia consisted of Public Bank, Savings Bank, and Development Bank, but dominated by 7seven banks owned by the government, which had control over 60.0 from total banking loan. In order to developed the Indonesia’s banking sector, mobilize the domestic deposit and support the competitive climate between banks in Indonesia, the government through The Minister of Finance had published several deregulation package in October 1988. One of the important banking reformation policy was to enlighten the requirements to grand permissions for building new banks, that had caused many new banks were built rapidly in the next coming years. That banking deregulation had succeed to increase the competitiveness and also the amount of deposits and loan significantly on 1989 and 1990. Nevertheless, considering several reasons, the rapid level of growth in banking industry was followed by the decreasing quality of assets significantly and the increasing amount of unsound loan. Through several sequel of initiative policies, the government try to improve the banking system and better banking climate. The government had published new detailed policies in February 1991 and completing the deregulation policy package in October 1988. Those policies was then being repaired by implementing the rules of minimum CAR Capital Adequacy Ratio 8.0 on ATMR Balancing Assets According to Risk and implemented in every banks around Indonesia. Perkembangan Industri Perbankan di Indonesia Berikut ini merupakan perkembangan industri perbankan di Indonesia dari tahun 1983 hingga saat ini. Periode Deregulasi Tahun 1983-1991 Pada awal tahun 1983, Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan deregulasi dan birokrasi pada industri perbankan untuk mengembangkan sistem perbankan yang baik, efisien dan kuat. Langkah-langkah deregulasi yang telah dijalankan antara lain adalah menghapuskan pagu kredit, menurunkan GWM, memberikan fleksibilitas bagi bank-bank untuk menetapkan sendiri tingkat suku bunga kredit, tabungan dan simpanan serta memperkenalkan instrumen pasar uang. Sebelum tahun 1988, sektor perbankan Indonesia terdiri dari Bank Umum, Bank Tabungan dan Bank Pembangunan namun tetap didominasi oleh 7 tujuh bank milik Pemerintah, yang menguasai lebih dari 60,0 total kredit perbankan. Dalam rangka pengembangan sektor industri perbankan Indonesia, mobilisasi simpanan dalam negeri dan mendukung iklim persaingan antar bank di Indonesia, Pemerintah, melalui Menteri Keuangan, telah mengeluarkan beberapa paket deregulasi pada bulan Oktober 1988. Salah satu kebijakan reformasi perbankan yang penting yaitu meringankan persyaratan untuk mendapat izin pendirian bank baru, yang mengakibatkan berdirinya bank-bank baru dengan pesat pada tahun-tahun berikutnya. Kebijakan deregulasi perbankan tersebut telah berhasil meningkatkan persaingan serta jumlah simpanan dan pinjaman secara signifikan pada tahun 1989 dan 1990. Namun demikian, karena beberapa alasan, tingkat pertumbuhan industri perbankan yang sangat cepat tersebut diiringi dengan penurunan kualitas aset secara signifikan dan peningkatan kredit bermasalah. Melalui beberapa inisiatif kebijakan lanjutan, Pemerintah berusaha untuk meningkatkan sistem perbankan dan meningkatkan iklim perbankan yang lebih baik. Pada bulan Februari 1991, Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yang lebih rinci dan melengkapi paket kebijakan deregulasi bulan Oktober 1988. Kebijakan tersebut kemudian diperbaiki dengan menerapkan peraturan mengenai minimum CAR sebesar 8,0 atas ATMR dan diterapkan di seluruh bank di Indonesia. 84 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen Periode Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1991-1996 Semenjak kebijakan uang ketat diberlakukan pada awal tahun 1991, sektor perbankan Indonesia mengalami periode konsolidasi dan melambatnya pertumbuhan kredit. sampai pertengahan tahun 1993. Pada periode ini, beberapa bank Pemerintah dan bank swasta nasional mengalami penurunan tingkat pertumbuhan kredit dan harus meningkatkan modal untuk menaikkan CAR hingga tingkat minimum yang disyaratkan oleh ketetapan Bank Indonesia. Pada bulan Agustus tahun 1994, Pemerintah menetapkan batas 25 pada posisi devisa neto valuta asing. Selama periode tahun 1992 dan 1993, tingkat suku bunga simpanan dan kredit mengalami penurunan secara bertahap. Dimulai pada awal tahun 1994, tingkat suku bunga di Indonesia meningkat kembali sebagai reaksi terhadap kenaikan tingkat suku bunga luar negeri yang diakibatkan oleh kenaikan tingkat suku bunga diskonto dan ringkat suku bunga pendanaan Bank Sentral AS. Namun setelah penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral AS pada bulan Juli 1995, tingkat suku bunga di Indonesia mulai stabil dan kemudian secara perlahan menurun.` Krisis Ekonomi dan Pemulihan: Tahun 1997 Sampai Sekarang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memberikan beban yang besar bagi industri perbankan di Indonesia dan sebagian besar bank mengalami masalah likuiditas yang serius dikarenakan penarikan uang dari nasabah dan turunnya tingkat kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan. Akibat semakin banyaknya bank yang gagal memenuhi ketentuan tingkat GWM, Pemerintah mengambil langkah untuk memberikan BLBI kepada bank-bank tersebut. BLBI tersebut diperpanjang dengan persyaratan ketat. BPPN Menghadapi krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 1997, BPPN dibentuk melalui Keputusan Presiden Kepres pada tanggal 26 Januari 1998 berupa badan otonom dibawah Menteri Keuangan. BPPN didirikan untuk mencapai 3 tiga tujuan utama sehubungan dengan penyelesaian bank-bank bermasalah, Economic Growth Period - Year of 1991-1996 Since tight money policy was being implemented in the early 1991 until the middle year of 1993, Indonesia’s banking sector had encountered consolidation period and the slowing down of loan growth. At this period several government banks and national private banks had experienced a down turn of loan growth level and had to increase capital including CAR until the minimum required level stated by the regulation of Bank Indonesia. In August 1994, the government had stated the limitation 25 on the Foreign Exchange net position. During the period of 1992 and 1993, the interest rate level of deposit and loan had decreasing gradually. Starting from the early 1994, the interest rate level in Indonesia had started to increase again as the reaction to the increase of leasing level and interest fund rate United State Central Bank. Nevertheless, after US Central Bank interest rate had decreased on July 1995, the level of interest rate in Indonesia were beginning to be stable and slowly declining. Economic Crisis and its Recovery : year of 1997 until now The Economic crisis that attacked Indonesia since the middle year of 1997 has given abundant burden to the banking industry in Indonesia and most of all to the bank who had encountered serious liquidity problems due to rush by the customer and the down turn of customer trust level to the banking system. Caused by many banks that failed to fulfill GWM Required Minimum Balance of Current Account level regulation, the government has taken steps to give BLBI Liquidity Supply from Bank Indonesia. That BLBI was being extended with tight requirements. BPPN Indonesia Banking Recovery Agency Facing the economic crisis on the early 1997, BPPN was built according to Presidential Decree on January 26, 1998 as an autonomous committee under the Minister of Finance. BPPN was built to achieve 3 three main purposes concerning the recovery of banks which is in trouble : 1 managing the guarantee to the banks 85 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb under the name of government according to the above Presidential Decree, 2 supervising and restructuring unsound banks; 3 taking the law step if needed in the frame of banks’s restructurization. Generally, BPPN mission is to guide the Indonesia’s economic recovery through banks’ restucturization and corporate loan, also optimizing the return of government money being lended to the government in the form of liquidity an government obligation in order to reduce the burden of APBN National Cost and Income Budget. Based on the regulation occured at that moment, BPPN had the unllimited authority, including the authority to : restructurization, rehabilitate the banks under BPPN management, and also the authority to do the merger and acquisition. Through BPPN, the government has executed the closing of several banks, recapitalized, merger and acquisition to pursue the final outcomes from public banks by diminishing the amount of banks and strengthen those banks with the larger geografis scope and offering many kinds of services. Government Guarantee Program Since 1998 as an answer to the economic crisis and a support to the decline of banking industry in Indonesia, the government has implemented the Government Guarantee Program and Exchange Offer program to give guarantee to debitor and creditor. Basically, the obligation guaranteed by the government in this program is the payment for an on balance sheet of national public bank obligation and also its off balance sheet, including national obligation and creditor, the obligation to pay in rupiah currency or other currencies from the foreign bank itself to the investors and in foreign money according to the regulation in the program. yaitu: i mengelola pemberian jaminan kepada bank-bank atas nama Pemerintah sesuai Kepres tersebut diatas; ii mengawasi dan melakukan restrukturisasi atas bank-bank yang telah dinyatakan tidak layak beroperasi unsound; iii melakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan dalam kerangka restrukturisasi bank-bank tersebut. Secara umum, misi yang diemban BPPN adalah untuk mengawal pemulihan ekonomi Indonesia, melalui restrukturisasi bank dan pinjaman korporasi, serta mengoptimalkan tingkat pengembalian uang negara yang dipinjamkan kepada bank-bank dalam bentuk bantuan likuiditas dan Obligasi Pemerintah dalam rangka mengurangi beban APBN. Berdasarkan peraturan yang berlaku saat itu, BPPN memiliki kewenangan yang luas, termasuk kewenangan; merestrukturisasi, merehabilitasi bank-bank dibawah kelolaan BPPN, termasuk kewenangan melakukan merger dan akuisisi. Melalui BPPN, Pemerintah mengeksekusi penutupan beberapa bank, merekapitalisasi, melakukan merger dan akuisisi untuk mengejar tujuan akhir dari bank umum dengan mempersedikit jumlah bank dan memperkuat bank-bank tersebut dengan cakupan geografis yang luas dan menawarkan berbagai layanan. Program Penjaminan Pemerintah Sejak tahun 1998, Pemerintah, sebagai jawaban atas krisis ekonomi dan sebagai dukungan terhadap menurunnya industri perbankan di Indonesia, telah menerapkan program penjaminan Pemerintah Government Guarantee Program dan program penawaran pertukaran Exchange Offer Program, untuk memberikan jaminan kepada penyimpan bank dan kreditur. Secara umum, kewajiban yang dijamin oleh Pemerintah dalam program ini adalah pembayaran atas kewajiban bank umum nasional baik yang tercatat di neraca on- balance sheet maupun yang tidak tercatat dalam neraca off-balance sheet termasuk kewajiban kantor cabang luar negeri bank-bank tersebut kepada penyimpan asing dan dalam negeri serta para kreditur, termasuk kewajiban untuk membayar dalam mata uang Rupiah atau mata uang asing sesuai dengan ketentuan dalam program tersebut. 86 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen Sesuai dengan ketentuan dalam Program Penjaminan Pemerintah, jangka waktu penjaminan akan dengan sendirinya terus diperpanjang setiap enam bulan; kecuali sebelum akhir dari jangka waktu enam bulan tersebut, menyatakan tidak akan memperpanjang program tersebut. Program Penjaminan Pemerintah sebelumnya dilaksanakan dan dikelola oleh BPPN. Pasca penutupan BPPN di awal tahun 2004, penjaminan ini dilaksanakan dan dikelola oleh suatu unit dibawah Menteri Keuangan dengan nama Unit Pengelola Penjaminan Pemerintah UP3. Program Penjaminan Pemerintah berakhir di bulan September 2005. Penjaminan kewajiban pembayaran bank selanjutnya dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan LPS yang didirikan berdasarkan Undang-undang No.242004 tanggal 22 September 2004 sebagaimana telah diamandemen oleh Peraturan Pemerintah Undang- undang No. 72009, tanggal 13 Januari 2009 dan mulai menjaminkan kewajiban pembayaran bank simpanan. Jenis tabungan yang diasuransikan oleh LPS adalah dana-dana pihak ketiga non-bank, deposito antar bank, termasuk didalamnya giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito danatau bentuk-bentuk tabungan lainnya yang diperlakukan sama dengan jenis-jenis tabungan diatas. Jumlah tabungan yang diasuransikan oleh LPS adalah saldo tabungan yang terdiri dari pokok dan bunga berjalan pada saat izin usaha bank masih berlaku. Jumlah saldo yang diasuransikan untuk tiap nasabah pada tiap bank adalah jumlah saldo seluruh rekening nasabah di bank tersebut, baik secara sendiri maupun bersama pihak lain, yang bernilai maksimum Rp100 juta efektif mulai 22 Maret 2007, akan tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 662008, tanggal 13 Oktober 2008, nilainya telah ditingkatkan menjadi Rp 2 miliar. Program Exchange Offer Program Exchange Offer dimulai setelah adanya 2 dua kesepakatan yang dicapai antara Bank Indonesia dengan kreditur tertentu dari bank di Indonesia. Program Exchange Offer yang pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1998 setelah adanya kesepakatan yang dicapai pada tanggal 18 Agustus 1998 dan yang kedua diperkenalkan pada pertengahan tahun 1999 setelah adanya kesepakatan pada tanggal 25 Mei 1999. Program yang disponsori oleh Pemerintah tersebut bertujuan untuk membantu According to the regulation on Government Guarantee Program, time range of the guarantee will be extended by itself every six months, except before the end of six months time range, states that is not willing to extend the program. Government Guarantee Program was being organized and managed by BPPN. After the closing of BPPN in early 2004, this program were organized and managed by a unit under The Minister of Finance by the name of UP3 Government Guarantee Management Unit. The Government Guarantee Program ended on September 2005. The Obligation Guarantee for bank payment then being organized by LPS Deposits Guarantee Institution built by the law number 242004 dated on September 22, 2004 as amandement by Government Regulation Law Number 72009 dated on January 13 ,2009 and start to guaranteed the obligation of bank payment deposits. Type of savings being insuranced by LPS is the third parties deposits non bank, Deposits between banks, including Demand Deposit, Savings, Time Deposits, Deposits certificates andor other form of deposits that being treated the same with the above deposits. The amount of deposits insuranced by LPS is the deposit balance consist of capital and working interest at the time the working permit of the Bank is still valid. The amount of balance that being insuranced for every debitor in each banks is the balance of all debitor accounts in the bank, individually or with other parties, with maximum amount of 100 million rupiahs effectively started from March 22, 2007, but based on Government Regulation Number 662008 dated on October 13 , 2008, the amount had been increased into 2 billion rupiahs. Exchange Offer Program The Exchange Offer Program was started after the agreement between Bank Indonesia and same creditors of banks in Indonesia. The Exchange Offer Program was first introduced at the end of 1998, after the deal on August 18, 1998. The second one was introduced in the middle of 1999 after the deal on May, 25,1999. The program which sponsored by the government have the intention to help restructurize debt by changing for instance level of interest rate or its time range. In the 87 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Exchange Offer program, Bank Indonesia has offered certain and unrequired guarantees for the obligation of related Indonesian Banks. In 1998 Exchange Offer Program, loans that met the qualifications of the program were exchanged into new credit contract, devided into 4 four stages with the validation time period : one year, two years, three years and four years. The participant of Exchange Offer Program exchange the qualified loan into a new loan being devided into 4 four stages with validation time period : three, four, five and six years. The qualified loan in 1998 Exchange Offer Program defined as non rupiahs loan balance from i loan obligation between banks and short term obligor obligation which due before April 1, 1999, ii current portion from midle and long term obligation of obligor valid before April 1, 1999. The qualified loan in 1998 Exchange Offer Program defined as non rupiahs loan balance from i deposits obligation between bank and short term obligation of obligor valid before January 1, 2002, ii current portion from midle and long term obligation of obligor valid before restrukturisasi hutang dengan mengubah, misalnya, tingkat suku bunga atau jangka waktu. Dalam program Exchange Offer ini, Bank Indonesia menyediakan jaminan pasti dan tanpa syarat untuk kewajiban dari bank-bank Indonesia yang terkait. Dalam Program Exchange Offer 1998, pinjaman yang memenuhi syarat dalam program tersebut ditukar menjadi perjanjian kredit baru yang dibagi ke dalam 4 empat tahap dengan periode jatuh tempo: satu tahun, dua tahun, tiga tahun dan empat tahun. Peserta dari Program Exchange Offer 1999, menukarkan pinjaman yang memenuhi syarat menjadi pinjaman baru yang dibagi ke dalam 4 empat tahap dengan periode jatuh tempo: tiga, empat, lima dan enam tahun. Pinjaman yang memenuhi syarat dalam Program Exchange Offer 1998 didefinisikan sebagai saldo pinjaman non- Rupiah dari i kewajiban pinjaman antar bank dan kewajiban jangka pendek obligor yang jatuh tempo sebelum tanggal 1 April 1999, ii porsi lancar dari kewajiban jangka menengah dan panjang obligor yang akan jatuh tempo sebelum tanggal 1 April 1999. Pinjaman yang memenuhi syarat dalam Program Exchange Offer 1999 didefinisikan sebagai saldo pinjaman non-Rupiah dari i kewajiban simpanan antar bank dan kewajiban 88 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen January 1, 2002 beside the obligation which the time range being fasten except that fasten happened before March, 15, 1999 according to the exist contract. Obligor defined as the government bank, national private bank and its group in overseas, branches in overseas, also the office agent overseas. Banking Recapitalization Program Based on the Decree of Minister of Finance and Governor of Bank Indonesia on February 1999, Banking Recapitalization Program was conducted in order to increase Capital Adequacy Ratio CAR of the bank reaching 4 minimum. For the banks which participate in the program except Banks owned by the government and Regional Development Bank, and banks taking over by BPPN, the controller of shareholder have to deposit the fund at least 20 from capital shortage needed to reach 4 of CAR. The shareholder controller could combinate the funds with strategic investor fund deposit, or the whole fund was being deposited by strategic investor. The shareholder controller hold 25 or more than total amount of published bank”s shares, or other parties who owned less than 25 of banks’s shares, but they controll the bank directly and indirectly. Within three years of Investment Management and Performance Agreement IMPA implementation, every shareholder had the right to buyback the government shares with Call Option mechanism. In the interim , the government could sell those shares to the public after one time offering to other shareholder. On March 13, 1999, the government stated 74 banks assumed to be able to continue their operation without the help of Banking Recapitalization Program. There were Bank Niaga, Bank Lippo, Bank International Indonesia, Bank Bali, Bank Universal, Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin, Bank Prima Express, Bank Arta Media and Bank Patriot. On July and September 1999, in sequence Bank Niaga and Bank Bali were out from jangka pendek obligor yang jatuh tempo sebelum tanggal 1 Januari 2002, ii porsi lancar dari kewajiban jangka menengah dan panjang obligor yang akan jatuh tempo sebelum tanggal 1 Januari 2002 selain dari kewajiban yang jatuh temponya dipercepat, kecuali percepatan tersebut terjadi sebelum tanggal 15 Maret 1999 sesuai kontrak yang ada. Obligor didefinisikan sebagai bank Pemerintah dan swasta nasional dan Anak-anak Perusahaannya di luar negeri, cabang-cabangnya di luar negeri, maupun kantor agennya di luar negeri. Program Rekapitalisasi Perbankan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia bulan Pebruari 1999, dilakukan Program Rekapitalisasi Bank yang bertujuan meningkatkan Rasio Kecukupan Modal CAR bank mencapai minimum 4. Bagi bank-bank yang ikut-serta dalam program tersebut kecuali bank-bank milik Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah, serta bank-bank yang diambil-alih BPPN, pemegang saham pengendali diwajibkan untuk menyetorkan dana sedikitnya 20 dari kekurangan modal yang diperlukan untuk mencapai CAR 4. Pemegang saham pengendali dapat mengkombinasikan dana tersebut dengan dana setoran investor strategis, ataupun dana tersebut seluruhnya disetorkan oleh Investor Strategis. Dalam hal ini, pemegang saham pengendali memiliki 25 atau lebih dari total saham bank yang dikeluarkan, atau pihak-pihak yang memiliki kurang dari 25 saham bank namun mengendalikan bank tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Dalam 3 tiga tahun pelaksanaan Investment Management and Performance Agreement IMPA, tiap pemegang saham berhak membeli kembali saham Pemerintah dengan mekanisme Opsi Beli Call Option. Selanjutnya Pemerintah dapat menjual saham tersebut kepada masyarakat setelah satu kali penawaran kepada pemegang saham lainnya . Pada tanggal 13 Maret 1999, Pemerintah menetapkan 74 bank dinilai cukup mampu melanjutkan operasinya tanpa bantuan Program Rekapitalisasi Bank. Bank-bank ini terdiri dari: Bank Niaga, Bank Lippo, Bank International Indonesia, Bank Bali, Bank Universal, Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin, Bank Prima Express, Bank Arta Media dan Bank Patriot. Dalam bulan Juli dan September 1999, secara berurutan Bank Niaga dan Bank Bali keluar dari 89 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Program Rekapitalisasi Bank dan BPPN mengambil alih pengendaliannya. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pada bulan Maret 1999, pada pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank untuk Bank Diambi Alih BTO, Pemerintah mengambil alih sementara bank- bank tertentu dengan CAR kurang dari 4. Penanaman Modal Sementara PMS Pemerintah tersebut diputuskan berdasarkan kajian uji-tuntas oleh pihak independen yang ditunjuk oleh BPPN. Lima bank Pemerintah juga digabungkan dan direkapitalisasi pada bulan Juli 1999, untuk meningkatkan CAR bank hasil penggabungan mencapai minimal 4. Pada bulan Juni 2000, Pemerintah melalui BPPN, menggabungkan 8 delapan bank BTO Bank Duta, Bank Rama, Bank Tamara, Bank Tiara Asia, Bank Nusa Nasional, Bank Pos Nusantara, Jayabank International dan Bank Risjad Salim ke dalam Bank Danamon. Pada bulan Desember 2001, Pemerintah melalui BPPN mengumumkan rencana penggabungan 5 bank komersil, yaitu Bank Bali, Bank Universal, Bank Artamedia, Bank Prima Express dan Bank Patriot. Penggabungan bank- bank ini secara hukum menjadi efektif pada tanggal 30 September 2002, dengan entitas hasil penggabungan bernama Bank Permata. Konsolidasi Perbankan Sektor perbankan Indonesia terus mengalami konsolidasi dari tahun 2000 sampai sekarang, sebagian dikarenakan Peraturan Bank Indonesia No.715PBI2005 juncto Peraturan Bank Indonesia No.916PBI2007 tentang Modal Inti Minimum Bank Umum yang mengharuskan bank komersial untuk memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp80 miliar pada akhir tahun 2007 dan modal inti minimum sebesar Rp100 miliar pada akhir tahun 2010. Setelah pelaksanaan peraturan ini banyak terjadi konsolidasi bank, antara lain; PT Bank Artha Graha bergabung ke dalam PT Bank Inter-Pacific pada tahun 2005, PT Bank Hana membeli PT Bank Bintang Manunggal pada tahun 2007, PT Bank Commonwealth Indonesia melakukan merger dengan PT Bank Arta Niaga Kencana Tbk pada tahun 2007 dan PT Bank Bukopin Tbk membeli PT Bank Persyarikatan Indonesia pada tahun 2008. Banking Recapitalization Program and BPPN took over the controll. Based on the Decree of Minister of Finance and the Governor of Bank Indonesia on March 1999, on the implementation of Banking Recapitalization Program for take over bank BTO, the government temporarily took over certain banks with CAR less than 4. That Temporary Capital investment PMS by the government was decided over final measurement of independent party appointed by BPPN. Five government banks were also gathered and recapitalized on July 1999 to increase bank’s CAR and reached the amount of 4 minimum. The government has merged 8 eight banks On June 2000 through BPPN: BTO Bank Duta, Bank Rama, Bank Tamara, Bank Tiara Asia, Bank Nusa Nasional, Bank pos Nusantara, Jayabank International and Bank Risjad Salim into Bank Danamon The government has also declared the plan to unite 5 five commercial banks, on December 2001, through BPPN which are : Bank Bali, bank Universal, Bank Artamedia, Bank Prima Express and Bank Patriot. The merger of those banks legally efective on September 30, 2002, with the entity resulted from the merger was named Bank Permata. Banking Consolidation The Indonesia’s banking sector has experienced consolidation from 2000 until now, part of it due to Bank Indonesia rules number 715PBI2005 juncto Bank Indonesia regulation number 916PBI2007 about Minimum Core Capital of General Bank which required commercial bank to fulfill the minimum core capital about 80 billion rupiahs at the end of 2007 and 100 billion rupiahs of minimum core capital at the end of 2010. After the implementation of this regulation, there were many banks’s consolidations, such as : PT Bank Artha Graha joined PT Bank Inter-Pacific on 2005, PT Bank Hana bought PT Bintang Manunggal on 2007, PT. Bank Commonwealth Indonesia done a merger with PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk on 2007 and PT. Bank Bukopin Tbk bought PT. Bank Persyarikatan Indonesia on 2008. 90 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb Management Discussion Analysist Pembahasan dan Analisa Manajemen Kepemilikan Asing Secara historis, bank asing hanya diberikan izin untuk beroperasi sebagai kantor cabang yang dimiliki sepenuhnya dengan pembatasan-pembatasan operasional dan sebagai bank hasil joint venture atau kantor perwakilan. Pada tahun 1999, Bank Indonesia mengizinkan bank dengan 99,0 kepemilikan asing untuk beroperasi di Indonesia tanpa batasan. Akibatnya, ABN Amro Bank, American Express Bank Ltd sudah tutup, Bank of America, NA, Bank of China Limited, Citibank NA, Deutsche Bank AG, JP Morgan Chase Bank, N.A, Standard Chartered Bank, The Bangkok Bank Comp. Ltd, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd dan Hongkong Shanghai Banking Corporation telah membuka cabang di Indonesia. Saat ini, sektor perbankan Indonesia telah mengurangi pembatasan terhadap bank asing dan, sebagai akibat dari restrukturisasi sektor perbankan dan inisiatif pemerintah, investor asing strategis dan pemegang saham mengendalikan tujuh dari sepuluh bank-bank terbesar berdasarkan jumlah aset di Indonesia. Sejak bulan Maret 2002, partisipasi asing dalam sektor perbankan Indonesia telah meningkat dikarenakan penjualan saham-saham mayoritas di bank di Indonesia kepada investor asing. BCA, Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank NISP Tbk., PT Bank Buana Tbk., PT Bank Bumiputra Tbk., PT Bank Permata Tbk. dan PT Bank Danamon Tbk. mayoritas dimiliki oleh investor asing. Bank asing hanya diberikan izin untuk beroperasi sebagai kantor cabang yang dimiliki sepenuhnya dengan pembatasan-pembatasan operasional atau kantor perwakilan dan sebagai bank hasil joint venture. Tabel berikut adalah daftar seluruh bank-bank asing dengan kantor cabang di Indonesia: No Bank-bank asing dengan kantor-kantor cabang di Indonesia Foreign Bank with branches in Indonesia 1 ABN AMRO Bank ABN AMRO Bank 2 Bank of America, N.A. Bank of America, N.A. 3 Bank of China Limited Bank of China Limited 4 Citibank N.A. Citibank N.A. 5 Deutsche Bank AG. Deutsche Bank AG. 6 JP. Morgan Chase Bank, N.A. JP. Morgan Chase Bank, N.A. 7 Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank 8 The Bangkok Bank Comp. Ltd The Bangkok Bank Comp. Ltd 9 The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd 10 The Hongkong Shanghai B.C. The Hongkong Shanghai B.C. Sumber: Bank Indonesia Source: Bank Indonesia Foreign Ownership Historically foreign bank only got permission to operate as branch office which is fully owned with operational limitation and as a joint venture bank or representative bank. Bank Indonesia on 1999 had allowed banks with 99.0 foreign ownership to operate in Indonesia without boundaries. In return, there were many banks opened their branches in Indonesia, such as ABN Amro Bank, American Express Bank Ltd already closed, Bank of America, NA, Bank of China Limited, Citibank NA, Deutsche Bank AG, JP Morgan Chase Bank, NA, Standard Chartered Bank, The Bangkok Bank Comp.Ltd, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd and Hongkong Shanghai Banking Corporation. currently, Indonesia’s banking sector has decrease the limit of foreign bank and as the result of banking sector restructrurization and government initiative, strategic foreign investor and shareholders controll seven from ten biggest banks in Indonesia according to the amount of assets. Since march 2002, the foreign participation on Indonesia’s banking sector had increased due to the selling of majorities shares of banks in Indonesia to foreign investors. BCA, Bank International Indonesia Tbk., P T B a n k N I S P T b k . , P T B a n k B u a n a T b k . , PT Bank Bumiputera Tbk., PT Bank Permata Tbk. Dan PT Bank Danamon Tbk., were mostly owned by foreign investors. Foreign Bank will only be given permission to operate as branch office which is fully owned with operational limitation or representative and as a joint venture bank. The following table is the list of all foreign banks with its branches in Indonesia: 91 Laporan Tahunan 2010 Annual Report • bank bjb

1. Kebijakan Kepemilikan Tunggal