RISIKO SUKU BUNGA lanjutan INTEREST RATE RISK continued

Laporan Tahunan 2010฀Annual฀Report฀• bank bjb PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in millions of rupiah, unless otherwise stated 145 43. RISIKO OPERASIONAL 43. OPERATIONAL RISK Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Untuk mengawasi risiko operasional yang mungkin terjadi, Bank telah mengembangkan suatu sistem dengan menggunakan metodologi pengukuran sendiri self-assessment yang dilakukan oleh masing-masing risk owner, sehingga dapat dibentuk suatu peta risiko yang mungkin terjadi di setiap unit kerja. Operational risk is a risk incurred by insufficient and or malfunction of internal processes, human error, system failure, or external problems that affect the Bank’s operation. To monitor the possible occurrence of operational risk, the Bank has developed a self-assessment measurement system to be performed by each risk owner, which enables the Bank to develop a risk mapping system that could potentially be implemented at each work unit. Dengan peta risiko, risiko operasional dapat diukur berdasarkan nilai komposit risiko yang ditetapkan oleh Regulator sehingga manajemen dapat melakukan pengendalian terhadap dampak risiko yang timbul. Untuk mengalokasikan kebutuhan modal risiko operasional, sesuai dengan Basel Committee on Banking Supervision, serta roadmap implementasi Basel II di Indonesia, pertama kali Bank akan menggunakan metodologi pendekatan Basic Indicator dan saat ini masih melakukan pengumpulan data risiko yang akan digunakan dalam perhitungan beban modal Risiko operasional dengan menggunakan pendekatan yang lebih kompleks Advanced Measurement Approach. With this risk mapping, operational risks can be measured accurately and enables the management to control any arising risk impact. To allocate capital requirements in measuring operational risk, in accordance with the Basel Committee on Banking Supervision and also the roadmap of Basel II implementation in Indonesia, the Bank will use the Basic Indicator approach and currently is collecting data which will be used in the application of the Advanced Measurement Approach methodology.

44. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

44. CAPITAL ADEQUACY RATIO

Rasio kewajiban penyediaan modal minimum pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 induk perusahaan adalah sebagai berikut: The capital adequacy ratio as of December 31, 2010 and 2009 are as follow: 2010 2009 Aset tertimbang menurut risiko Risk weighted assets - Tanpa memperhitungkan risiko pasar 15.752.880 13.471.095 Without market risk - - Dengan memperhitungkan risiko pasar 15.998.862 13.636.692 With market risk - - Dengan memperhitungkan risiko operasional 18.414.975 - With operational risk - Modal Capital - Modal inti 4.278.130 2.721.103 Core capital - - Modal pelengkap 70.865 168.389 Supplementary capital - - Penyertaan saham - 33.939 Investments in shares - Jumlah modal 4.207.265 2.855.553 Total capital Rasio kecukupan modal Capital adequacy ratio - Tanpa memperhitungkan risiko pasar 26,71 21,20 Without market risk - - Dengan memperhitungkan risiko pasar tidak diaudit 26,30 20,94 With market risk unaudited - - Dengan memperhitungkan risiko operasional tidak diaudit 22,85 - With operational risk unaudited - Rasio modal inti terhadap aset tertimbang Ratio of core capital to risk tanpa memperhitungkan risiko pasar 27,16 20,20 weighted assets Rasio kewajiban penyediaan Minimum Capital Adequacy modal minimum yang diwajibkan Ratio required by oleh Bank Indonesia 8,00 8,00 Bank Indonesia Laporan Tahunan 2010฀Annual฀Report฀• bank bjb PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in millions of rupiah, unless otherwise stated 146 45. MANAJEMEN RISIKO 45. RISK MANAGEMENT Bank telah mengimplementasikan prosedur manajemen risiko sesuai dengan PBI tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang dicakup dalam PBI No. 58PBI2003 dan Surat Edaran BI No. 521DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang telah diubah melalui PBI No. 1125PBI2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sehingga Bank harus mengelola serta melakukan mitigasi risiko sesuai ruang lingkup aktivitas bisnisnya, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan. The Bank has implemented risk management procedures to comply with PBI regarding the Application of Risk Management for Commercial Banks as covered by PBI No. 58PBI2003 and BI Circular Letter No. 521DPNP regarding Application of Risk Management for Commercial Banks which had been revised by PBI No. 1125PBI2009 regarding revision for PBI No.58PBI2003 regarding Application of Risk Management for Commercial Banks, therefore the Bank has to manage and carry out risk mitigation to comply with its business activities scope, consisting of credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, legal risk, reputational risk, strategic risk and compliance risk. Profil Risiko Risk Profile Bank juga membuat profil risiko yang secara garis besar dapat memetakan unit kerja yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang menganggu kelangsungan bisnis Bank serta menggunakan 5 lima komposit untuk delapan jenis risiko yang dihadapi Bank. The Bank also prepares a risk profile that groups those business units which carry risks as well as the potential risks that affect the Bank’s ability to continue as a going concern and also use 5 composites for eight types of risk which are dealt by the Bank. Bank telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi mengindentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan pedoman serta kebijakan risiko. The Bank has developed an independent and centralized organization structure for risk management which has the function to identify, measure, monitor and maintain basic risk and to set guidelines and risk policy. Pengungkapan mengenai risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar risiko mata uang dan risiko tingkat bunga dan risiko operasional telah diungkapkan dalam catatan tersendiri Catatan 39, 40, 41, 42 dan 43. The disclosure on credit risk, liquidity risk, market risk currency risk and interest rate risk and operational risk has been made in separate notes Notes 39, 40, 41, 42 and 43. a. Risiko hukum a. Legal risks Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis dalam bisnis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Legal risk is the risk raised by weaknesses in judicial aspects of the business, which could be caused by legal claims, non-existence of supported regulation or weaknesses in agreements, such as unfulfilled terms and conditions in contracts and binding collateral which is not complete. Bank mengelola risiko hukum dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. Legal risks are managed by ensuring that all activities and business relationships between the Bank and third parties are based on rules and conditions that are capable of protecting the Bank’s interests from a legal perspective.