Eriska Ginalita Dwi Putri

ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 61 provide guidance on aspects of mental, spiritual and moral. Our national orientation of our education leads people of Indonesia to be a man who believe, fear Allah, and noble college in which there are lecturers and students is a manifestation of civil society civil society which could be a pioneer to eradicate corruption in the country. Eradication of corruption should not be left entirely to law enforcement officers that indicated much involved in corruption PENDAHULUAN Latar Belakang Korupsi di Indonesia berkembang pesat. Korupsi meluas, terjadi di mana-mana serta terjadi secara sistematis, seringkali korupsi dilakukan dengan rekayasa yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern. Itulah Korupsi yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena yang sangat meresahkan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari praktek-praktek korupsi sangat berimbas pada masyarakat karena hekekatnya korupsi merusak tatanan perekonomian, sistem politik, sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem tatanan sosial masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan terus memudar jika budaya korupsi masih berkembang di Indonesia. Praktek korupsi dengan segala variantnya sejak dahulu dan ditemui di belahan dunia manapun. Namun praktek korupsi di Indonesia meluas. Bukan hanya di level eksekutif yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi, level legislatif sebagai pengawas, bahkan level yudikatif sebagai penghukum para koruptor pun juga ada oknum-oknum yang terlibat ataupun tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi. Begitu memprihatinkanya tindak pidana korupsi ini, hasil dari Transparancy Internasional TI, memperlihatkan Indonesia merupakan negara paling korup no 6 dari 133 negara yang disurvey Korupsi sesungguhnya sudah lama ada terutama sejak manusia pertama kali mengenal tata kelola administrasi. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, seringkali perbuatan korupsi tidak lepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintah. Korupsi itu sering dikaitkan dengan politik, perekonomian dan kebijakan publik. Lord Acton pernah membuat sebuah ungkapan yang menghubunkan antara “korupsi dengan “ kekuasaan” , yakni “ power tends to corrupts and absolute power corrupts absolutely “. Bahwa “kekuasaan cenderung untuk korupsi dan kekuasaan yang absolut cenderung korupsi absolut. 24 Bentuk kejahatan yang saat ini marak diperbincangkan adalah kejahatan kerah putih white collar Crime. Drakula tanpa taring, demikianlah julukan yang paling tepat untuk para pelaku white collar crime. kejam tetapi keliatannya sopan dan berwibawa. Para pelaku dari perbuatan white 24 Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK komisi Pemberantasan Korupsi , Sinar Grafika, Jakarta, hlm 1 Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 62 collar crime tersebut biasanya terdiri dari orang-orang terhormat atau orang-orang yang mempunyai kekuasaan atau uang, atau yang biasanya menampakan dirinya sebagai orang baik-baik, bahkan banyak diantara mereka yang dikenal sebagai dermawan, yang terdiri dari para politikus, birokrat, pemerintah, penegak hukum, serta masih banyak lagi. 25 Banyak penelitian tentang kejahatan koorporasi yang mengungkap bahwa sebagian besar masyarakat kurang mengenal kejahatan koorporasi, sehingga mereka kurang menyadari bahaya yang ditimbulkan kejahatan koorporasi. Hal ini disebabkan kejahatan koorporasi sangat kompleks, ditambah lemahnya penegakan hukum serta lemahnya sanksi hukum. Sebagai perwujudan dari masyarakat Civil Society pendidikan tinggi dapat menjadi gerakan penyeimbang dan kontrol terhadap lembaga penegak hukum dan aparat keamanan dalam memberantas korupsi. Kontrol tersebut tidak bisa dimaksudkan sebagai upaya intervensi terhadap proses persidangan dan penyelidikan kasus korupsi yang sedang berlangsung namun, dalam upaya untuk menyampaikan kritik, masukan, saran, dan evaluasi terhadap proses pemberantasan korupsi yang dilakukan. Rumusan masalah Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana penegakan hukum terhadap kasus-kasus korupsi di Indonesia sekarang ini? 2. Bagaimana peran perguruan tinggi sebagai bagian dari masyarakat madani civilsociety untuk memerangi korupsi yang marak di Indonesia? PEMBAHASAN Masyarakat Madani Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan atau pengislaman dari konsep “ Civil Society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim 26 dan dikembangka oleh Nurcholis 25 Munir Fuady, Bisnis Kotor, Anatomi kejahatan Kerah Putih , Citra Aditya Bakti, Bandung , 2004,hlm22 26 Menurut Anwar Ibrahim masyarakat madani adalah masyarakat ideal yang memiliki peradaban maju dan sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyarakat, yaitu masyarakat yang cenderung memiliki usaha serta inisiatif individu baik dari segi pemikiran seni, pelaksanaan pemerintahan untuk mengikuti undang-undang bukan nafsu, demi terlaksananya sistem yang transparan. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 63 Madjid 27 . Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad. Masyarakat Madina. Menurut rumusan Perserikatan Bangsa-bangsa PBB masyarakat madani adalah masyarakat yang demokratis dan menghargai Human Dignity atau hak-hak tanggung jawab manusia. Adapun dalam frasa bahasa latin, masyarakat madani merupakan padanan frasa civilis society, artinya adalah suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup beradab. Dalam bahasa inggris, masyarakat madani dikenal dengan istilah “civil society” artinya adalah masyarakat yang menjungjung tinggi nilai-nilai peradaban untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, diperlukan terciptanya masyarakat madani. Karakteristik Masyarakat Madani Karakteristik masyarakat madani ditandai dengan adanya keterbukaan di bidang politik. ada beberapa karakteristik masyarakat madani 1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial 2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif 3. Dilengkapi program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program- program pembangunan yang berbasis negara. 4. Terjembatinya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-oganisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan- keputusan pemerintah 5. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang mulanya terhambat oleh rejim-rejim otoliter 6. Meluasnya kesetian loyalti dan kepercayaan trust sehingga individu-individu mengakui keterkaitan dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri 7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif 8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya tuhan dan menempatkan hukum tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial 27 Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada masyarakat islam yang pernah dibangun oleh nabi Muhammad Saw di negeri Madina. Masyarakat sebagai kota atau masyarakat yang berkeadaban dengan ciri antara lain egalitarisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadila, toleransi dan pluralisme serta musyawarah Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 64 9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu, maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil 10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya 11. Toleran, tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah SWT sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut 12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban 13. Berperadaban tinggi artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia 14. Berahlak mulia Prasyarat untuk terbentuknya masyarakat madani Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governace pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa secara secara demokratis dan democratic civilian atau masyarakat sipil yang sanggup menjungjung tinggi nilai- nilai keamanan sipil civil security, jawab tanggung sipil civil responsibility dan ketahan sipi civil resilience. Apabila diurai lebih mendalam lagi, ada tujuh prasyarat masyarakat madani, yaitu: 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat 2. Berkembangnya modal manusia human capital dan modal sosial social capital yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok. 3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain terbukanya akses terhadap pelayanan sosial 4. Adanya hak kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlihat dalam berbagai forum. Sehingga isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan. 5. Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan 6. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 65 7. Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan komunikasi antar masyarakat secara teratur, terbuka, dan terpercaya. Peran Perguruan Tinggi Sebagai Bagian Dari Civil Society Dalam Memerangi Korupsi Menurut Fockema Andrea, kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itu turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Ingrris yaitu corruption, corrupt; Perancis, yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptie koruptie. Dari bahasa Belanda inilah turun ke bahasa Indonesia yaitu “korupsi”. 28 Arti harfiah dari kata korupsi ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. 29 Dalam Black’s Law Dictionary, korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain, secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain Arti kata korupsi lainnya: 1. Korup : buruk, palsu, suap 2. Korup : buruk, rusak, suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi 3. Korupsi : penyuapan, pemalsuan 4. Korupsi : penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Mengacu kepada berbagai pengertian korupsi yang telah dikemukakan diatas sebenarnya secara umum diatas, sebenarnya secara umum korupsi tidak lain adalah tindakan yang tidak sah atau gelap terkait dengan keuangan atau lainnya yang dapat dinilai dengan uang yang dilakukan 28 Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 4 29 Dalam The Lexion Webster Dictionary 1978: Corruption {L.Corruptio n} The act of corruption, or the state of being corrupt; putrefactive decomposition, putid matter; moral pervesion; moral perversion; depravity,perversion of integrity; corrupt or dishonest proceedings, bribery; perversion from a state of purity; debasement, as of a language; a debased from a word Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 66 seseorang atau suatu kelompok untuk kepentingan diri sendiri, orang lain, atau kelompok yang sekarang ini disebut korporasi tidak saja merugikan negara tetapi juga seseorang atau publik karena kekuasaan yang dimilikinya. 30 Bentuk kejahatan yang saat ini marak diperbincangkan adalah kejahatan kerah putih white collar Crime. Drakula tanpa taring, demikianlah julukan yang paling tepat untuk para pelaku white collar crime. kejam tetapi keliatannya sopan dan berwibawa. Para pelaku dari perbuatan white collar crime tersebut biasanya terdiri dari orang-orang terhormat atau orang-orang yang mempunyai kekuasaan atau uang, atau yang biasanya menampakan dirinya sebagai orang baik-baik, bahkan banyak diantara mereka yang dikenal sebagai dermawan, yang terdiri dari para politikus, birokrat, pemerintah, penegak hukum, serta masih banyak lagi. 31 Korupsi ini merupakan salah satu jenis kejahatan kerah putih white collar crime atau kejahatan berdasi. Berbeda dengan kejahatan konvensional yang melibatkan para pelaku kejahatan jalanan street crime, blue collar crime, blue jeans crime, terhadap white collarcrime, pihak yang terlibat adalah mereka yang merupakan orang-orang terpandang dalam masyarakat dan biasanya berpendidikan tinggi. Bahkan modus operandi untuk white collarcrime ini, sepertinya korupsi seringkali dilakukan dengan cara-cara canggih, apalagi berbaur dengan teori-teori dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti akuntansi dan statistik. Oleh karena itu, meskipun ada permainan patgulipat, dari permukaannya seolah-olah perbuatan yang sebenarnya white collar crime dan kelihatannya merupakan perbuatan perbuatan yang biasa dan legal. Jika diukur dari canggihnya modus operandi, dilihat dari kelas orang yang terlibat, atau dilihat dari besarnya dana yang dijarah, perbuatan white collar crime jelas merupakan kejahatan kelas tinggi, yang sebenarnya dilatarbelakangi oleh prinsip yang keliru, yaitu greedy is beautiful kerakusan itu indah. Sebagaimana diketahui secara umum, korupsi dipahami sebagai suatu tindakan pejabat publik mnyelewengkan kewenangan untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, dan kelompok yang mengakibatkan kerugian negara. Korupsi berkembang luas dalam pemerintan yang dikelola secara sentralistik seperti pada masa orde baru. Sentralisme kekuasaan selalu bergandengan dengan rezim otoriter, sehingga antara otoritarisme dan korupsi berjalan paralel. Paralisme terjadi karena rezim 30 Secara yuridis pengertian korupsi, baik arti maupun jenisnya diatur dalam 30 pasal dan telah dirumuskan didalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pengertian yuridis, pengertian korupsi tidak hanya terbatas kepada perbuatan yang memenuhi rumusan delik dapat mergikan keuangan negara atau perekonomian negara, tetapi juga perbuatan-perbuatan yang memenuhi rumusan delik, yang merugikan masyarakat atau orang perseorangan 31 Munir Fuady, Bisnis Kotor, Anatomi kejahatan Kerah Putih , Citra Aditya Bakti, Bandung , 2004,hlm22 ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 67 otoriter, transparansi, checks and balances, partisipasi, dan kontrol selalu dimanipulasikan untuk tidak mengatakan tidak ada. Semakin besar kekuasaan dan kewenangan seseorang, semakin besar pula peluang melakukan korupsi. Bedanya, terletak pada pelaku-pelaku korupsi. Dalam rezim otoriter, berkembang secara luas korupsi birokrasi beaurocrazy corruption yang dilakukan oleh birokrat sipil dan militer. Militerisme menyebarkan benih korupsi.penguasa kroni merupakan jaringan patronase korupsi. Itulah sebaliknya, skala dan volume korupsi dalam rezim otoriter orde baru demikian besar dan mengakar. Sebaliknya, dalam rezim demokratis, pelaku korupsi didominasi oleh aktor-aktor politik politicien corruption. 32 Memang tak bisa dipungkiri, saat ini korupsi telah mewabah hampir pada seluruh sendi kehidupan bangsa Indonesia. Kejahatan luar biasa ini memerlukan upaya yang luar biasa untuk memberantasnya. Salah satu upaya untuk memberantasnya adalah memberikan pembekalan kepada mahasiswa sebagai pewaris masa depan. Upaya memasukkan pendidikan korupsi dalam proses pendidikan merupakan bagian dalam upaya membangun karakter para calon pemimpin bangsa yang saat ini banyak disorot. Para pelaku korupsi umumnya adalah para lulusan pendidikan tinggi. Oleh karena itu, wajar kalau dalam Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi 2012 mewajibkan matakuliah Agama dan Kewargaan Negara untuk diajarkan di perguruan tinggi. Korupsi yang masif, yang terjadi sekarang ini bisa membangkrutkan negara pada masa yang akan datang. Berbagai kemunduran dan keterbelakangan secara relatif dari negeri ini tak bisa dipungkiri disebabkan oleh adanya korupsi yang masif tesebut. Berita media belakangan ini misalnya, begitu memojokkan dunia pendidikan tinggi di tanah air, yang terkait hampir semua kampus besar PTN ditengarai terlibat dalam praktik korupsi dalam pembangunan berbagai proyek di perguruan tingginya. Adalah hal suatu hal yang ironis, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, terperangkap pada persoalan korupsi. Hampir tidak ada hari yang tanpa berita korupsi di media nasional saat ini. Bahkan kasus korupsi yang dicurigai mengait dengan dana proyek puluhan triliun dari APBN kita, sampai saat ini masih hangat dibicarakan, dengan “aktornya” Muhammad Nazaruddin. Kita katakan ironis karena Islam sebenarnya mengajarkan sangat menentang dengan praktik-praktik korupsi dan semacamnya. Tahun lalu berita politik-hukum muncul tetang pemberian grasi dan remisi kepada terpidana kasus korupsi, yang dipersoalkan banyak pihak. Tahun ini pun hal sama terjadi. Demikianlah, 32 Dwi Saputra dkk ed, Tiada Ruang Tanpa Korupsi, KP2KKN Jawa tengah, Semarang, 2004,hlm.27 dan 28 Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 68 korupsi di Indonesia sudah menunjukkan gambaran yang spektakuler, fenomenal, terus bergulir tanpa kenal henti. Kasus korupsi sudah menjadi satu masalah terbesar negeri ini. Beberapa survei internasional menempatkan Indonesia sebagai negara korup. Transparency International menempatkan Indonesia pada peringkat 110 dari 178 negara sedunia, pada 2010. Sementara Political and Economy Risk Consultancy PERC tahun 2009 lalu menyatakan Indonesia adalah negara terkorup dari 16 negara tujuan. Tidak seorang pun yang tidak prihatin melihat realita ini. Dan, yang patut menjadi catatan bahwa penyakit akut korupsi justru ada di negara kita yang dikenal berpenduduk muslim terbesar di dunia. Ini sungguh suatu paradoks. Karena dalam Islam praktik korupsi adalah perbuatan yang sangat terlarang. Tidak sedikit ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi yang menegaskan larangan melakukan ghulul mengambil harta yang bukan hak dan risywah suap sebagai padanan paling dekat dengan makna korupsi yang populer saat ini.Surat Al Baqaroh ayat 188, misalnya menegaskan agar tidak berbuat curang dalam memperoleh harta; “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui”. Ditegaskan pula melalui Surat An Nisa’ ayat 29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…”.Sementara itu, melalui hadits yang diriwayatkan Ahmad, Nabi Saw bersabda, “Laknat Allah bagi para penyuap dan penerima suap”. Di lain kesempatan, Nabi Saw juga bersabda: “Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sedekah hasil ghulul korupsi”HR. Muslim. Dalam rangka pencegahan dini, Nabi Saw bahkan melarang pejabat negara menerima hadiah dari masyarakat: “Dari Abu hamid al-Saidy sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Hadiah-hadiah pada pejabat a dalah ghulul pengkhianatan.” HR. Ahmad. Institusi pendidikan diyakini sebagai sebagai tempat terbaik untuk untuk menyebarkan nilai-nilai anti korupsi, mahasiswa yang akan menjadi tulang punggung bangsa ini mendatang sejak dini harus diajarkan dan dididik untuk menjauhi praktek korupsi, bahkan lebih dari itu, diharapkan akan turut aktif memeranginya dengan cara melakukan pembinaan pada aspek mental, spiritual dan moral. Orientasi pendidikan kita nasional kita mengarahkan manusia Indonesia untuk menjadi insan yang beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia. 33 33 hukum.kompasiana.com20121227peran-strategis-perguruan-tinggi-dalam-pemberantasan- korupsi-520047.html ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 69 Perguruan tinggi yang di dalamnya terdapat terdapat dosen dan mahasiswa merupakan perwujudan masyarakat sipil civil society yang dapat menjadi pelopor pemberantasan korupsi di negara ini. Pemberantasan korupsi tidak boleh sepenuhnya diserahkan kepada aparat penegak hukum yang diindikasi banyak terlibat dalam praktik korupsi. Institusi pendidikan diyakini sebagai sebagai tempat terbaik untuk untuk menyebarkan nilai- nilai anti korupsi, mahasiswa yang akan menjadi tulang punggung bangsa ini mendatang sejak dini harus diajarkan dan dididik untuk menjauhi praktek korupsi, bahkan lebih dari itu, diharapkan akan turut aktif memeranginya dengan cara melakukan pembinaan pada aspek mental, spiritual dan moral. Orientasi pendidikan kita nasional kita mengarahkan manusia Indonesia untuk menjadi insan yang beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia. 34 Perguruan tinggi yang di dalamnya terdapat terdapat dosen dan mahasiswa merupakan perwujudan masyarakat sipil civil society yang dapat menjadi pelopor pemberantasan korupsi di negara ini. Pemberantasan korupsi tidak boleh sepenuhnya diserahkan kepada aparat penegak hukum yang diindikasi banyak terlibat dalam praktik korupsi KESIMPULAN 1. Korupsi merupakan permasalahan yang sangat serius untuk bangsa Indonesia dan ancaman yang serius bagi kehidupan bangsa Indonesia, sehingga kejahatan tersebut dikategorilan sebagai extraordinary crime atau kejahatan yang luar biasa karena sangat merusak tatanan perekonomian, tata pemerintahan, hukum, dan juga sistem sosial. Para pelaku kejahatan korupsi pun adalah oknum-oknum sebagai pejabat di badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. penanganan kasus korupsi pun terkadang tebang pilih, mereka yang melakukan kejahatan korupsi terkadang mendapatkan hukuman yang setimpal. 2. Kemudian jenis kejahatan ini tidak bisa mengandalkan aparat penegak hukum saja, tetapi harus melibatkan peran masyarakat dan institusi pendidikan yang merupakan bagian dari masyarakat madani civil society yang diyakini sebagai tempat yang tepat untuk menyebarkan nilai-nilai moralitas, kejujuran, dan aspek penegakan hukum lainnya melalui perguruan tinggi inilah akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai aklaq yang baik DAFTAR PUSTAKA 34 hukum.kompasiana.com20121227peran-strategis-perguruan-tinggi-dalam-pemberantasan- korupsi-520047.html Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 70 Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK komisi Pemberantasan Korupsi , Sinar Grafika, Jakarta. Dwi Saputra dkk ed, Tiada Ruang Tanpa Korupsi, KP2KKN, Jawa tengah, Semarang, 2004. Marwan Effendy, Korupsi dan Strategi Nasional, Pencegahan Serta Pemberantasannya, Refensi, Jakarta 2013,. O.C Kaligis, Deponeering Teori dan Praktik, Alumni, Bandung, Wahyudi Kumorotomo, akuntabilitas Birokrasi Publik, Sketsa Pada Masa Transisi, Yogyakarta : Magister Administrasi Publik MAP dan Pustaka Pelajar 2008. Yesmi Anwar, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, 2010 Website hukum.kompasiana.com20121227peran-strategis-perguruan-tinggi-dalam-pemberantasan- korupsi-520047.html Eddy Suandi Hamid, Praktek Korupsi dan Peran Perguruan Tinggi Untuk Mengatasi Korupsi, diaksespada tanggal 16 Agustus 2015, dppm.uii.ac.id...DPPM- UII_EDY_SUANDI_HAMID. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 71 ANALISIS KONDISI AWAL SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN XYZ SUMATERA SELATAN DALAM MENCIPTAKAN PELAYANAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN Saladdin Wirawan Effendy STIM Amkop Palembang uibila360gmail.com ABSTRAK Sebagai suatu unsur Pemerintah Daerah, Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan sangat membutuhkan suatu sistem manajemen mutu yang dapat memberikan proses penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi kepada Pemerintah. Untuk dapat mengembangkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maka perlu adanya analisis awal terhadap sistem manajemen mutu tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk menganalisis data digunakan teknik triangulasi. Dengan metode pengambilan data yaitu observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Kondisi arsip yang tidak baik dimana arsip-arsip yang ada tidak tertata, tersimpan dan teridentifikasi dengan baik sehingga sering kali saat suatu arsip diperlukan arsip tersebut tidak ada atau ditemukan dalam waktu yang relatif lama. 2. Belum adanya standar operasional prosedur sehingga menyebabkan pekerjaan menjadi kurang terarah, tertata dan terstruktur dengan baik, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi terganggu Kata kunci: Kondisi awal, sistem manajemen mutu ABSTRACT As a local government, Secretariat District XYZ South Sumatra is in dire need of a quality management system that can deliver the process of governance and administration to the Government. To be able to develop a quality management system ISO 9001: 2008, the need for a preliminary analysis of the quality management system. This study uses descriptive qualitative research design. To analyze the data used triangulation techniques. With this method of data collection, observation and interviews. The results showed that 1. Conditions were not good records where the archives that there are arranged, stored and identified properly so that often when a required filing the archive does not exist or is found in a relatively long time. 2. The absence of standard operating procedures, causing the work to be less focused, organized and well structured, so that the public service be disrupted Keywords: Initial conditions, the quality management system PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan terhadap masyarakat merupakan tugas utama dari Pemerintah Daerah, sebagai penyelenggara pemerintahan pada sebuah kabupatenkota. Pelayan yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan bentuk dari pelayanan publik. Dalam rangka memberikan pelayanan publik pemerintah daerah harus dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan benar sesuai dengan Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 72 peraturan dan perundangan yang belaku. Untuk itu maka pemeritah daerah dibantu oleh sekretariat daerah dalam penyelenggaraannya. Sekretariat Daerah bertugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat Daerah Kabupaten. Untuk dapat menyelenggarakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat Daerah Kabupaten maka Sekretariat Daerah harus mempunyai suatu sistem manajemen yang baik untuk pengelolaannya. Untuk itu maka di butuhkan suatu perangkat atau instrumen yang dapat menjamin tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Sebagai suatu unsur Pemerintah Daerah, Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan sangat membutuhkan suatu sistem manajemen mutu yang dapat memberikan proses penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi kepada Pemerintah. Salah satu bentuk dari sistem manajemen mutu yaitu ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 sebagai salah satu Sistem Manajemen Mutu yang telah diakui dunia internasional serta diadaptasi oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk diterapkan pada instansi-instansi pemerintah untuk di laksanakan. ISO 9001:2008 merupakan landasan dasar untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management.. Sebagai suatu unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan, Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan berkeinginan untuk dapat menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dengan penerapanSistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008Sekretariat Daerah Kabupaten Oga Komering Ilir dapat membangun dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu di lingkungan kerjanya sehingga pada akhirnya dapat membuat dan menetapkan sistem kerja yang baku untuk dapat dipakai sebagai acuan kerja yang standar. Untuk dapat menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maka dibutuhkan suatu tata kearsipan yang baik. Tata kearsipan ini merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. Sehingga perlu adanya perbaikan dan pengembangan tata kearsipan untuk menciptakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Sekretarian Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 73 Untuk dapat mengembangkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maka perlu adanya analisis awal terhadap sistem manajemen mutu tersebut. Berdasarkan kondisi awa maka penulis tertaris untuk mengambil tema penelitian “Analisis kondisi awal sistem manajemen mutu pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan dalam menciptakan pelayanan masyarakat yang berkeadilan” Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang diangkat adalah bagaimana kondisi awal sistem manajemen mutu pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan dalam menciptakan pelayanan masyarakat yang berkeadilan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis kondisi awal sistem manajemen mutu pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan dalam menciptakan pelayanan masyarakat yang berkeadilan. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Maman 2002 penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data-data untuk penelitian ini dengan obeservasi dan wawancara. Key Informan Adapun key inforan pada penelitian ini adalah Sekretaris Daerah, Kepala Bagian dan Staf Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 74 Fokus Penelitian Pada penelitian yang menjadi fokus penelitian adalah tata arsip dan ketersediaan prosedur kerja. Teknik Analisis Untuk menganalisis data digunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian Moloeng, 2004. Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda Nasution, 2003 yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil bahwa arsip-arsip yang ada tidak tertata dan tersimpan dengan baik secara umum adalah: 1. Tidak mengelola arsip secara baik 2. Tidak melakukan identifikasi terhadap arsip hanya pada bagian umum dan bagian perlengkapan kondisi idientifikasi dan penyimpanan arsipnya relatif baik. 3. Pada bagian keuangan, bagian ekonomi, bagian kesra identifikasi arsip tidak baik, tata letak dan penyimpaan serta lingkungan kerja tidak melindungi arsip yang ada sehingga tingkat potensi kerusakan arsip sangat tinggi. Selain itu tidak adanya daftar arsip untuk mengetahui arsip yang disimpan atau dikelola. 4. Pada bagian umum dan perlengkapan penyimpanan arsip telah di tertatta dengan baik tetapi tidak mempunyai daftar arsip yang disimpan 5. Tidak adanya personi yang bertanggung jawab terhadap tata kelola arsip atau arsiparis 6. Selain dari tata penyimpanan arsip yang tidak terkelola dengan baik, kondisi lingkungan kerja juga tidak tertata dengan baik. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 75 Secara umum contoh kondisi di atas dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini : Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Kondisi Penyimpanan 1 Kondisi Penyimpanan 2 Lingkungan Kerja Dari ketiga gambar tersebut menunjukkan bahwa tata kelola arsip pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan tidak berjalan dengan baik sehingga pengelolaannyapun menjadi tidak baik juga. Selain dari arsip yang tidak terkelola dengan baik, bagian-bagian pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan belum mempunyai standar operasional prosedur dalam menjalankan pekerjaan pelayanan kepada masyakat. Sehingga dalam penyelesaian suatu pekerjaa tidak mempunyai standar yang baku. Hal ini diantaranya berdasarkan hasi wawancara dengan beberapa bagian diantaranya bagian ekonomi dimana salah satu kasubagnya merasa bingung saat harus melakukan pengawasan terhadap penyaluran gas lpg 3 kg ke masyarakat. Selain itu juga pada bagian kesra, belum mempunyai standar operasional prosedur dalam penyaluran bantuan hibah sehingga aparatur pada bidang tersebut tidak mempunyai standar baku daam pelaksanaan pelayanan. Pada bidang pemerintahan belum adanya standar baku dari penetapan batas desa walaupun sudah terdapat peraturan pemerintah yang mengaturnya tetapi peraturan tersebut masih bersifat umum belum secara spesifik mengatur sesuai dengan kondisi di Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. Dengan standar operasional prosedur ini akan merangkum peraturan-peraturan yang telah ada sehingga dapat dengan mudah diterjemahkan dalam bentuk kegiatan pelayanan. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 76 Pembahasan Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 Pasal 3 Ayat D tentang Kearsipan menyatakan bahwa pengelolaan arsip bertujuan untuk menjamin pelindungan kepentingan negara danhak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaandan pemanfaatan arsip yang autentik danterpercaya. Dalam Klausul 4.2.4 dinyatakan bahwa Rekaman arsip yang ditetapkan untuk memberi bukti kesesuaian terhadap persyaratan dan keefektifan operasi sistem manajemen mutu harus di kendaIikan. Organisasi harus menetapkan prosedur tendokumentasi untuk menentukan pengendalian yang dibutuhkan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan kembali, masa simpan dan pemusnahan rekaman. Rekaman arsip harus tetap bisa dibaca, mudah dikenali dan diambil. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 pasal 3 ayat b-d dinyatakan bahwa tata kearsipan bertujuan untuk:  menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah;  menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan;  menjamin perlindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya; Dari kondisi ini menunjukkan bahwa tata kearsipan yang tidak baik akan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat menjadi tidak baik sebab tidak ada perlindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat tidak terjamin perlindungannya. Salah satu contoh yang terjadi adalah kalahnya pemerintah dalam sengketa hak atas tanah dengan pihak swasta sebagi akibat dari tidak tersimpannya surat bukti kepemilikan atas tanah tersebut. Hal ini menjadi bukti bahwa betapa pentingnya tata kearsipan yang baik. Selain itu pada beberapa kejadian pemeriksaan oleh instansi terkait seringkali arsip yang diperlukan tidak ditemukan saat diminta atau penemuan arsip tesebut membutuhkan waktu yang relatif lama. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 77 Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir dan budaya kerja dalam sistem manajemen pemerintahan. Sehingga penataan tata laksana instansi pemerintah menjadi faktor penting untuk diperbaiki. Salah satu upaya penataan tata laksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi standar Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan standar operasional prosedur administrasi pemerintahan menyatakan bahwa manfaat standar operasional prosedur adalah: 1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; 2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas; 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan; 4. Membantu aparatur menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari; 5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; 6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan; 7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi; 8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur; 9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh aparatur dalam melaksanakan tugasnya; 10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi aparatur; 11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya; Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 78 12. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan; 13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; 14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan; 15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa belum adanya standar operasional prosedur yang dipunyai oleh bagian-bagian yang ada di Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. Dalam pelaksanaan pekerjaannya mereka lebih mengandalkan peraturan perudangan yang berlaku, sehingga seringkali ada ketidaksesuaian penyelesaian suatu masalah antara peraturan perundangan yang berlaku dengan kondisi riil lapangan. Hal ini terjadi disebabkan karena peraturan perundangan yang berlaku tidak membahasa hingga detail penyelesaian permasalahan pelayanan. Ketiadaan standar operasional prosedur ini menyebabkan aparatur pemerintah dalam menyelesaikan suatu permasalahan harus mempunyai bahan referensi untuk di jadikan bahan pertimbangan, padahal jika mereka mempunyai standar operasional prosedur referensi tersebut telah dirangkum dalam standar operasional prosedur tersebut. Standar operasional prosedur ini merupakan langkah-langkah pekerjaan yang dirangkum atau dibuat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku sehingga memudahkan aparatur pemerintahan dalam menimplementasikannya. Rekomendasi Dari hasil penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Perbaikan tata kelola arsip yang meliputi: a. Identifikasi arsip b. Pembuatan daftar arsip c. Perbaikan penyimpanan arsip d. Penyusunan arsip 2. Penunjukkan personil sebagai arsiparis untuk masing-masing unit kerja untuk melaksanakan tata kelola arsip. 3. Perlu adanya tempat penyimpanan arsip secara sentralisasi pada Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 79 4. Membuat standar operasional prosedur pelayanan untuk masing-masing bagian yang didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku dan hasil obserbasi kondisi di daerah kabupaten XYZ Sumatera Selatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi sistem manajemen mutu di Sekretariat Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan belum berjalan dengan baik hasil ini dapat terlihat dari: 1. Kondisi arsip yang tidak baik dimana arsip-arsip yang ada tidak tertata, tersimpan dan teridentifikasi dengan baik sehingga sering kali saat suatu arsip diperlukan arsip tersebut tidak ada atau ditemukan dalam waktu yang relatif lama. 2. Belum adanya standar operasional prosedur sehingga menyebabkan pekerjaan menjadi kurang terarah, tertata dan terstruktur dengan baik, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi terganggu. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian diantaranya: 1. Sekretaris Daerah Kabupaten XYZ Sumatera Selatan 2. Staf DPPKAD Kabupaten XYZ Sumatera Selatan 3. Staf Bagian Ekonomi, Kesra, Pemerintahan dan Organisasi Kabupaten XYZ Sumatera Selatan DAFTAR PUSTAKA Maman. 2002. Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV.Pustaka Setia Moloeng. L J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosda Karya Nasution. 2003. Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentangTata Kearsipan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan standar operasional prosedur administrasi pemerintahan Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 80 KARAKTER ANTI KORUPSI DAN KEBAHAGIAAN PEGAWAI Sus Budiharto Retno Kumolohadi Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Email: budihartouii.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi karakter anti korupsi terhadap kebahagiaan pegawai. Kebahagiaan merupakan salah satu kajian penting dalam dunia psikologi, karena berperan penting terhadap kualitas kehidupan manusia. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan skala karakter anti korupsi yang disusun oleh Kumolohadi 2013 mengacu karakter anti korupsi menurut Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, skala kepuasan hidup menurut Diener, Emmons, Larsen, Griffin 1985, serta skala emosi positif dan negatif menurut American Psychological Association Watson, Clark, Tellegen, 1988. Data telah diperoleh berdasarkan 126 pegawai di tiga jenis organisasi di Indonesia, yaitu pegawai perguruan tinggi 48, pemerintah 40, dan perusahaan tekstil 38. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi, regresi, dan analisis varian. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa karakter anti korupsi berkorelasi positif dengan kepuasan hidup dan emosi positif pegawai, serta berkorelasi negatif dengan emosi negatif pegawai. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa karakter berani dan tanggung jawab memberi kontribusi terhadap peningkatan kepuasan hidup pegawai, sedangkan karakter jujur memberi kontribusi terhadap peningkatan emosi positif dan penurunan emosi negatif pegawai. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa responden pegawai perguruan tinggi dan pemerintah merasakan kepuasan hidup yang lebih tinggi daripada responden pegawai perusahaan tekstil. Diketahui pula bahwa responden pegawai perguruan tinggi memiliki karakter anti korupsi yang lebih tinggi daripada responden pegawai pemerintah dan perusahaan tekstil. Kata kunci: karakter anti korupsi, kepuasan hidup, emosi positif, emosi negatif, kebahagiaan ABSTRACT This study aims to determine the character of the anti-corruption contribute to the happiness of employees. Happiness is one of the key studies in psychology, because it is vital to the quality of human life. Methods of data collection is done by spreading scale character of the anti-corruption compiled by Kumolohadi 2013 refers to the character of the anti- corruption by the Corruption Eradication Commission KPK, the scale of life satisfaction according to Diener, Emmons, Larsen, Griffin 1985, and the scale of positive emotions and negative according to the American Psychological Association Watson, Clark, Tellegen, 1988. Data have been obtained by 126 employees in three types of organizations in Indonesia, namely employees of universities 48, government 40, and textile companies 38. Data were analyzed using correlation analysis, regression and analysis of variance. Results of correlation analysis showed that the anti-corruption character positively correlated with life satisfaction and positive emotions of employees, as well as negatively correlated with negative emotions employee. Regression analysis showed that the bold character and responsibility to contribute to an increase in life satisfaction of employees, while the honest character contributing to the increase in positive emotions and negative emotions decrease employee. Results of analysis of variance showed that respondent colleges and government employees to feel higher life satisfaction than respondents employees of a textile company. It found that the respondent employees of the college has the character of an anti-corruption higher than the respondent government officials and textile companies. Keywords: anti-corruption character, life satisfaction, positive emotions, negative emotions, happiness ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 81 PENDAHULUAN Kebahagiaan merupakan variabel penting yang mempengaruhi kinerja organisasi Yang, 2014. Kajian tentang kebahagiaan dalam organisasi dan dunia kerja dilakukan oleh para peneliti yang mendalami psikologi positif. Psikologi positif merupakan studi terhadap pengalaman positif, sifat individu yang positif, dan kebiasaan yang mengantarkan pengembangan diri. Psikologi positif menekankan pencapaian kebahagiaan dalam tiga ruang lingkup, yaitu individu, kelompok dan komunitas Compton, 2005. Kebahagiaan berdasarkan perspektif hedonik dimaknai sebagai evaluasi kognitif terhadap kepuasan hidup, serta mengalami emosi positif yang lebih banyak daripada emosi negatif Diener, Lucas, Oishi, 2002. Semakin banyak pemerintah yang menggunakan data penelitian tentang kebahagiaan dalam proses pembuatan kebijakan yang memungkinkan rakyat untuk hidup lebih baik. Kebahagiaan dianggap sebagai cara yang tepat untuk mengukur kemajuan sosial dan pemenuhan kebijakan publik. Berdasarkan data yang dirilis oleh Gallup Organization diketahui beberapa faktor yang menjadi indikator kebahagiaan, yaitu produk domestik bruto per kapita, rata-rata usia harapan hidup, tingkat korupsi, dan kebebasan sosial. Survey indeks kebahagiaan terhadap 158 negara pernah dilakukan pada tahun 2012. Berdasarkan survey tersebut, negara yang paling bahagia adalah Swiss, Islandia, Denmark, Norwegia, dan Kanada. Sedangkan negara yang paling tidak bahagia adalah Togo, Burundi, Suriah, Benin, dan Rwanda BBC Indonesia, 2015. Korupsi merupakan bentuk kejahatan yang merampas hak-hak warga negara sehingga keuangan negara yang seharusnya dimanfaatkan untuk mencukupi hajat hidup orang banyak dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk kesejahteraan hidupnya sendiri. Alkostar 2012 mengemukakan bahwa korupsi merupakan kejahatan yang korbannya adalah negara dan rakyat. Korupsi juga dapat merusak moral, karakter, dan budaya bangsa. Korupsi juga merupakan faktor penghalang pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan budaya bangsa Muqoddas, 2011. Karakter yang positif merupakan faktor penting bagi terwujudnya kebahagiaan.Kajian tentang karakter dapat diambil dari perspektif teori tentang sifat dan karakter yang relevan dengan nilai moralCohen Morse, 2014. Park, Peterson Seligman 2004 mengkaji hubungan karakter yang positif strength character dengan kepuasan hidup pada 5299 orang dewasa. Kepuasan hidup merupakan salah satu aspek dalam kebahagiaan. Hasil kajian survey melalui internet, diketahui bahwa harapan hope, kerja keras zest, syukur gratitude, dancinta love berhubungan dengan kepuasan hidup. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 82

A. Kebahagiaan

Konsep tentang kebahagiaan well being dimaknai sebagai pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal Ryan dan Deci, 2008. Terdapat dua tinjauan tentang kebahagiaan yang berasal dari dua paradigma filsafat yang berbeda, yaitu hedonic dan eudaimonic. Paradigma hedonic memandang bahwa kebahagiaan adalah mendapat kenikmatan secara optimal. Tujuan hidup yang utama adalah kebahagiaan respondentif dan fokus pada pengalaman yang mendatangkan kenikmatan. Paradigma eudaimonic menganggap bahwa kebahagiaan adalah aktualisasi potensi manusia dalam menghadapi tantangan hidup. Aktualisasi tersebut mengarahkan manusia menemukan dirinya yang sejati daimon Keyes, Shmotkin, Ryff, 2002. Diri yang sejati dapat ditemukan melalui aktivitas yang sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini, serta yang memungkinkan diri terpikat untuk terlibat secara penuh fully engaged. Ryan Deci, 2001. Kebahagiaandalam bekerja menurut Keyes, dkk 2002 dipengaruhi oleh keyakinan, nilai, dan evaluasi yang merupakan karakteristik kepribadian seseorang. Ketika individu bersikap dan bertingkah laku konsisten dengan nilai hidup dan keyakinannya, maka mudah untuk merasakan kebahagiaan. Namun ketika bersikap dan bertindak tidak konsisten dengan nilai-nilai yang diyakininya, maka akan sulit merasakan kebahagiaan, sebagai konsekuensinya dapat muncul keluhan fisik maupun psikis. Tindakan tidak konsisten dapat terjadi ketika individu memiliki nilai hidup yang diyakini, namun tak mampu menerapkannya, atau tak kuasa menghadapi tekanan rekan, atasan, kelompok, serta sistem dan budaya organisasi yang bertentangan dengan nilai tersebut sehingga turut melakukan pelanggaran. Kebahagiaan berkorelasi dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi dan merupakan pengalaman respondentif seseorang Avey, Luthans, Smith, Palmer, 2010; Singh Mansi, 2009. Dengan kata lain, individu yang secara psikologis bahagian akan membuat dirinya mampu untuk melakukan hal yang diinginkan. Kajian Avey, dkk 2010 menemukan bahwa pemahaman terkait kesehatan psikologis akan berpengaruh timbal balik dengan kinerja, sehingga penting untuk memperhatikan hubungan antara pekerjaan dengan kebahagiaan yang juga dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebahagiaan dalam paradigma hedonic memfokuskan pada pengalaman respondentif yang membuat manusia berorientasi terhadap kehidupan yang menyenangkan. Diener Chen and Cooper, 2014 menyatakan bahwa kebahagiaan well being terdiri dari tiga aspek, yaitu memiliki perasaan positif terhadap pengalaman yang menyenangkan, memiliki perasaan negatif terhadap ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 83 pengalaman yang menyedihkan, serta melakukan evaluasi kognitif yang positif terhadap pengalaman hidupnya. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebahagiaan adalah optimisme, efikasi diri, dan kendali diri. Optimisme mampu meningkatkan kebahagiaan seseorang dan meningkatkan penyesuaian diri dari lingkungan yang penuh tekanan stressful. Efikasi diri self efficacy dapat mengendalikan emosi positif dan emosi negatif dalam interaksi seseorang sehingga meningkatkan kepuasan hidupnya. Kendali diri internal Internallocus of control membantu seseorang untuk mengendalikan tingkah lakunya, lebih aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan mengenai situasi yang dihadapi, sehingga dapat kebahagiaannya Singh Mansi, 2009. Penelitian ini menggunakan kebahagiaan well-being menurut Diener 2000, karena konsep tersebut dianggap lebih sesuai dalam dunia kerja. Pembahasan tentang kepuasan kerja, keterlibatan kerja, komitmen organisasi afektif, keterpikatan kerja, motivasi intrinsik, secara eksplisit menjelaskan besarnya peran emosi dalam konteks pekerjaan, dan emosi merupakan bagian dari kebahagiaan.

B. Karakter Anti korupsi

Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “Charaketer”, artinya memotong atau mengukir. Karakter merupakan kumpulan sifat dalam diri individu. Karakter menjelaskan makna siapa diri manusia sesungguhnya. Karakter seseorang menunjukkan nilai-nilai yang diyakininya, serta kebiasaan bertingkah laku menghadapi lingkungan tertentu. William James Chen Cooper, 2014 menyatakan bahwa karakter adalah sikap mental dan moral tertentu yang menunjukkan perasaan mendalam bahwa individu bersemangat dan merasa “hidup”. Aliran Aristotelian, Judeo- Christian, dan Konfusianis juga meyakini bahwa karakter merupakan suatu konstrak yang meliputi tiga dimensi moral, yaitu disiplin moral, kelekatan moral, dan otonomi moral. Orang yang berkarakter memiliki disiplin moral, artinya mampu mengendalikan diri, bahkan mampu menekan dorongan pribadinya agar bertindak sesuai dengan nilai moral yang diyakininya. Kelekatan moral yaitu individu memiliki komitmen terhadap sesuatu yang penting melebihi dirinya sendiri. Otonomi moral menunjukkan bahwa individu tidak hanya memiliki pertimbangan, namun juga kebebasan untuk bertindak sesuai nilai moral Chen Cooper, 2014. Perkembangan karakter seseorang terkait dengan lingkungan sosialnya yang sekaligus juga mempengaruhi cara orang tersebut bersikap dan bertingkah laku. Hal ini mengakibatkan seseorang yang berkarakter tidak hanya membangun suatu hubungan baik tetapi juga menjaganya,