Responden Penelitian Pengaruh Bimbingan Spiritual Terstruktur Terhadap Peningkatan Harga Diri

Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 86

E. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala. Skala merupakan konstruk psikologis yang mendeskripsikan keadaan diri individu dalam bentuk skor Azwar, 1999. Kebahagiaan pegawai diukur menggunakan skala kepuasan hidup serta skala emosi positif dan negatif, sedangkan karakter anti korupsi pegawai diukur menggunakan skala kecenderungan kepribadian anti korupsi. Skala Kepuasan Hidup Satisfaction With Life ScaleSWLS, disusun berdasarkan kajian Diener Park, dkk 2004. Skala Emosi Positif dan negatif disusun berdasarkan Positive Affect and Negative Affect Schedule PANAS berdasarkankajianWatson, dkk 1988. Skala kecenderungan kepribadian anti korupsi disusun oleh Kumolohadi 2013 dengan mengacu pada sembilan karakter anti korupsi menurut Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, dengan koefisien reliabilitas Alpha sebesar0.970.Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi, regresi, dan uji beda dalam statistik melalui program SPSS.Analisis data ini diperlukan untuk mengetahui korelasi dan kontribusi dari variabel karakter anti korupsi terhadap kebahagiaan pegawai. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Korelasi Berdasarkan uji korelasi dari Pearson, seperti yang dijelaskan dalam tabel 1, diketahui bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara karakter anti korupsi dengan kepuasan hidup dan emosi positif pegawai serta terdapat korelasi negatif yang signifikan antara karakter anti korupsi dengan emosi negatif pegawai. Hal ini berarti semakin tinggi karakter anti korupsi yang dimiliki pegawai, akan diikuti dengan semakin tinggi pula kepuasan hidup dan emosi positif pegawai, serta semakin rendah emosi negatif pegawai. Sebaliknya, semakin rendah karakter anti korupsi yang dimiliki pegawai, akan diikuti dengan semakin rendah pula kepuasan hidup dan emosi positif pegawai, serta semakin tinggi emosi negatifnya. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa karakter anti korupsi berkorelasi positif dengan kebahagiaan pegawai. Tabel 1. Hasil analisis korelasi antara karakter anti korupsi dengan kebahagiaan pegawai No Variabel M SD 1 2 3 4 1 Kepuasan Hidup 26,47 4,72 0,73 2 Emosi Positif 38,36 4,82 0,11 - 3 Emosi Negatif 23,33 6,19 -0,27 -0,11 - 4 Karakter Anti Korupsi 156,69 17,40 0,30 0,23 -0,26 0,79 Keterangan: : taraf signifikansi 0.01; : taraf signifikansi 0.001 ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 87

2. Analisis Regresi

Berdasarkan analisis regresi menggunakan metode stepwise, diketahui bahwa karakter anti korupsi dapat memprediksi peningkatan kepuasan hidup dan emosi positif pegawai, serta penurunan emosi negatif pegawai. Karakter anti korupsi berupa berani dan bertanggung jawab memberi kontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kepuasan hidup sebesar 13.6 . Sedangkan karakter jujur memberi kontribusi secara signifikan terhadap peningkatan emosi positif pegawai sebesar 9.1 , serta memberi kontribusi secara signifikan pula terhadap penurunan emosi negatif sebesar 6.6 .

3. Analisis Varian

Berdasarkan analisis varians, diketahui bahwa terdapat perbedaan kepuasan hidup yang signifikans antara pegawai perguruan tinggi dengan pegawai perusahaan tekstil p = 0.008, serta antara pegawai pemerintah dengan pegawai perusahaan tekstil p = 0.003, namun tidak terdapat perbedaan kepuasan hidup yang signifikan antara pegawai perguruan tinggi dengan pegawai pemerintah p = 1.00. Pegawai perguruan tinggi dan pemerintah merasakan kepuasan hidup yang lebih tinggi daripada pegawai perusahaan tekstil. Berdasarkan analisis data juga diketahui tidak terdapat perbedaan emosi positif p = 0.086 maupun emosi negatif p = 0.289 yang signifikan pada pegawai ketiga organisasi tersebut. Analisis data tentang karakter anti korupsi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter anti korupsi yang signifikan antara pegawai perguruan tinggi dengan pegawai perusahaan tekstil p = 0.045, namun tidak terdapat perbedaan karakter anti korupsi yang signifikan antara pegawai perguruan tinggi dengan pegawai pemerintah p = 1.00, maupun antara pegawai pemerintah dengan pegawai perusahaan tekstil p = 0.103. Pegawai perguruan tinggi memiliki karakter anti korupsi yang lebih tinggi daripada pegawai pemerintah dan perusahaan tekstil. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter anti korupsi memberi kontribusi pada peningkatan kepuasan hidup dan emosi positif pegawai serta penurunan emosi negatif pegawai. Hasil penelitian ini mendukung kajian yang dilakukan Litman-Ovadia Davidovitch 2010 yang menemukan bahwa karakter yang baik berkorelasi positif dengan penyesuaian dalam pekerjaan dan dengan well-being pegawai. Riset mutakhir tentang karakter menunjukkan bahwa karakter lebih merupakan fungsi dari kepribadian daripada penalaran moral dan perkembangan kognitif Linley,