140 gram gula jawa merah
                                                                                ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
177 13.  Mangkuk untuk tempat saus surabi.
Cara membuat saus manis kue surabi :
1. Siapkan panci , lalu rebus santan bersama gula jawa merah . 2.  Diamkan hingga gula larut , lalu tambahkan garam , masak hingga mendidih , angkat , sisihkan.
Cara membuat kue surabi:
1.  Campurkan semua bahan biang , aduk aduk hingga menyatu , diamkan lebih kurang 22 menit . 2.  Campurkan tepung terigu , tepung beras  , biang ,  bawking powder ,  garam , aduk aduk hingga
tercampur rata , tuangkan santan sedikit sedikit sambil di uleni hingga santan habis dan menjadi adonan .
3.  Tambahkan telur ayam , aduk rata , aduk hingga merata . 4.  Panaskan  cetakan  surabi  ,  sambil  di  olesi  minyak  ,  lalu  tuangkan  sedikit  adonan  ke  dalam
cetakan , tunggu hingga matang , angkat . Sebagai  gambaran  harga  surabi  pada  saat  ini  dijual  berkisar  antara  Rp.2.500,-  per  buah
Penjual  Surabi  di  wilayah  Pondok  Aren.    Perhitungan  untung-rugi  dari  usaha  penjualan  surabi konvensionalsecara umum untuk target masyarakat kelompok bawah, bisa dilihat dari perhitungan
di bawah ini :
Contoh kasus:
Harga  1  potong  surabi  Rp.2.500,.  Per  resep  diperoleh  12  potong.  Maka,  keuntungan  bisa dihitung :
Bahan Baku Harga Rp
120 gram tepung terigu 1.440,-
120 gram tepung beras 1.440,-
1.300 cc santan 4.000,-
1 sdm baking powder 50,-
2 butir telur ayam negeri 1.500,-
Garam secukupnya 50,-
140 gram gula jawamerah 400,-
1 sdt ragi 50,-
Lain-lain 10.070,-
Modal untuk 12 surabi 10.000,-
Pemasukan = 12 Potong x Rp 2.500,-  potong = Rp.30.000,-
Maka, keuntungan untuk 12 potong sebesar :Rp.30.000,- - 10.000,- = Rp.20.000,- Sedangkan kerugiannya adalah proses pembuatan surabi yang dilakukan masih menggunakan
resep  yang  menggunakan  pengawet,  ragi  pengembang,  dan  santan  sehingga  kurang  baik  bagi kesehatan dan tidak tahan lama.  Disamping itu, tungku  yang digunakan berbahan baku tanah liat
yang memiliki lubang terbuka dibagian depan untuk memasukkan arang dan kayu bakar sehingga
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
178 pemanasan tungku tidak maksimal ada panas yang keluar, penggunaan arang selain tidak praktis
karena harus dikipas-kipas juga menghasilkan asap, limbah abu, serta jelaga pada cetakan. Permasalahan  yang  muncul  di  SMP  Negeri  1  Terbuka  Kota  Tangerang  Selatan  TKB
Mandiri  Diponegoro  2dan  SMP    Baitul  Maal  Teuku  Umar  adalah  kondisi  mitra  merupakan kelompok  usia  produktif  yang  belum  tentu  memiliki  kesempatan  untuk  melanjutkan  sekolah  ke
jenjang  yang  lebih  tinggi.    Sehingga  mereka  harus  dibekali  ketrampilan  praktis  agar  mampu mencukupi  kebutuhan  sehari-hari.  Siswa-siswi  dikedua  sekolah  ini  harus  membantu  mencari
nafkah.    Namun  kondisi  pengetahuan  mitra  terbatas,  mitra  tidak  tahu  harus  berjualan  apa, bagaimana  mengelola  keuangan,  permodalan  serta  berwirausaha,  metode  pengemasan  dan  merek,
teknik penjualan dan pemasaran. Permasalahan yang mendapat prioritas untuk ditangani adalah: 1.  Memberikan  wawasan  bagaimana  membuat  produk  yang  sehat,  murah  dengan  menggunakan
tungku yang tidak merusak lingkungan. 2.  Memberikan informasi tentang cara mengelola keuangan, permodalan, dan berwirausaha.
3.  Memberikan dorongan membuat kemasan yang ramah lingkungan dan memberikan gambaran pentingnya merek.
4.  Memberikan saran-saran tentang teknik penjualan dan pemasaran. Target  pelatihan  berupa  peningkatan  kesejahteraan  masyarakatdengan  cara  memberikan
pelatihan  tentang  Metode  Pembuatan  Surabi  Anti  Polusi  Resep  dan  memperkenalkan  Produk Tungku Pembakar Surabi Anti Polusi.
Resep surabi  anti  polusi  tidak  menggunakan  pengawet,  ragi  pengembang,  dan  santan
sehingga menyehatkan, tetap tahan lama, dan dapat dikonsumsi segala usia. Tekstur unik surabi anti polusi adalah mengembang walau tanpa pengembang, lembut, bagian dalam surabi bersarang, dan
permukaan berpori.
Bahan Kue Surabi Anti Polusi menghasilkan 12 surabi anti polusi dengan berat  40 gram :
1.  2 butir telur ayam. 2.  100 gram tepung terigu.
3.  300 cc air 4.  Garam sedikit.
Bahan Saus Surabi Anti Polusi
: 1.  ½ butir kelapa 200 ml air.
2.  200 gram gula merah aren. 3.  1 lembar daun pandan.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
179
Peralatan yang diperlukan:
1.  Tungku pemanas Surabi Anti Polusi dipanaskan selama 5 menit sebelumnya. 2.  Cetakan tanah liat.
3.  Kompor gas portable. 4.  Sodet kecil.
5.  Timbangan bahan dan pengukur air. 6.  Wadah adonan.
7.  Pengaduk adonan. 8.  Sendok pengambil adonan.
9.  Panci. 10.  Mangkuk saji dan sendok kinca.
11.  Piring saji. 12.  Pincuk dan sendok kecil
Cara Membuat Surabi Anti Polusi :
1.  Telur ayam dimasukkan kedalam wadah adonan lalu dikocok hingga mengembang. 2.  Masukan  tepung  terigu  sedikit  demi  sedikit  sambil  terus  dikocok.    Beri  sedikit  garam  14
sendok teh atau sesuai selera. 3.  Masukan air lalu terus kocok kembali. Adonan terus dikocok hingga tercampur merata.
4.  Panaskan tungku dan cetakan dengan api besar kira-kira 5 menit. 5.  Setelah cetakan cukup panas, kecilkan api, tuangkan adonan 1 sendok kedalam cetakan.  Tutup
dan panaskan hingga mengembang dan matang dengan api kecil, kurang lebih sekitar 4 menit. Setiap kali akan menuangkan adonan ke dalam cetakan, adonan harus dikocok terlebih dahulu.
6.   Setelah matang, angkat dan letakan dalam piring saji.
Cara membuat saus manis kue surabi:
1.  200  gram  gula  merah  disisir,  masukan  ke  dalam  panci.    Tambahkan  200  ml  air.  Panaskan dengan api kecil dan aduk-aduk hingga meleleh.
2.  Masak 200 ml santan dan 1 lembar daun pandan yang diikat.  Masak dengan api kecil. Aduk- aduk hingga matang dan jangan sampai butiran santan pecah.
3.  Campurkan santan matang dengan cairan gula merah. 4.  Sajikan dalam mangkuk.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
180 Ilustrasi keuntungan dapat dilihat di bawah ini.
Bahan Baku Biaya Rp
2 butir telur ayam Rp.1.500,- 3.000,-
100 gram tepung terigu 1.200,-
300 cc air 200,-
Sedikit garam 50,-
200 ml santan 3.000,-
200 gram gula merah 250,-
1 lembar daun pandan 0,-
Total Biaya 7.500,-
Harga Surabi: Rp.2.000,-potong Hasil penjualan: 12 potong xRp.2.000,- = Rp.24.000,-
Laba bersih: Rp 24.000,- - 7.500,- = Rp.16.500,- Laba bersih dalam persen:   Rp.16.500,-  X 100  = 69 .
Rp.24.000,-
Tungku, berupa  tungku  Plat  Teser  berbentuk  kotak  dengan  lubang  yang  juga  berbentuk
kotak. Keunggulan teknologi tepat guna  yang dihasilkan ini adalah:praktis  yaitu dapat digunakan
pada  kompor  gas  portable  sehingga  sangat  mudah  membuat  surabi  baik  di  luar  maupun  di  dalam rumah  jika  sedang  hujan,  tidak  perlu  mengipas-ngipas  arang,  tidak  perlu  arang  yang
ketersediaannya  mulai  langka;  efisien  karena  bentuk  tungku  tidak  ada  lubang  di  bagian  depan
tungku  sehingga  panas  terkumpul  dan  menghasilkan  panas    maksimal  yang  mempercepat  proses
pembuatan  surabi;  murah,  yaitu  harganya  hanya  Rp.75.000,-  s.d  Rp.200.000,-  per  tungku tergantung pada ukuran tungku yang dibuat;  mobile danportable yaitu dapat dibawa kemana-mana
serta  ringan;  ergonomic  yaitu  dapat  didesain  dan  redesain  sesuai  ukuran  yang  dibutuhkan  dan
ramah  lingkungan  karena  mengurangi  asap  sehingga  aman,  nyaman  dan  sehat  bagi  penggunanya, tidak  menghasilkan  limbah  abu,  dan  higienis  yaitu  tidak  menghasilkan  jelaga  pada  cetakan.    Alat
iniergonomic,  mobile  dan  murahuntuk  membantu  UMKM  Usaha  Mikro  dan  Kecil  Menengah, dalam rumah, di pasar,  restoran, hotel dan pujasera. Alat iniberbentuk kubus berdimensi P x L x T
sama dengan 22 cm x 22 cm x 7 cm dengan berat sekitar +550 gram+ 0,55 kg. Kubus ini memiliki lubang  dengan  luas  lubang  berbentuk  kubus  berukuran  10  cm  x  10  cm  sebagai  tempat  cetakan.
Pembuatan  teknologi  tepat  guna  berupa  usulan  tungku  pemanas  surabi  yang  praktis  dan  efisien, murah, mobile,portable, dan ramah lingkungan yang akan disumbangkan kepada mitra.  Bahan dan
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
181 peralatan pembuat tungku surabi anti polusi:
1.  Lembaran Plat Teser di potong berukuran 88 cm x 13 cm. 2.  Meteran.
3.  Besi panjang untuk menarik garis. 4.  Cutter untuk memberi tanda.
5.  Gunting stainless steel. 6.  Alat las dan lempeng besi penahan.
7.  Alat bubut untuk menghaluskan. Cara Membuat tungku surabi anti polusi:
1.  Siapkan bahan plat teser dan peralatan penggaris besi, cutter, pemotong plat, meteran, las. 2.  Potong lembaran Plat Teser menjadi bentuk persegi panjang berukuran 88 x 13 cm²
3.  Beri tanda Plat dengan ukuran panjang 11 cm, 22cm, 22 cm, 22 cm, dan 11 cm; dan lebar 5 cm dan 8 cm.
4.  Tarik garis lurus dengan menggunakan batang besi, untuk memberi tanda saat melipat. 5.  Gunting Plat arah lebar sampai ukuran 5 cm tadi. Lalu lakukan pelipatan plat teser sehingga
membentuk kotak. Setelah itu lipat bagian atas plat teser.  Ukura diagonal harus sama agar bentuknya kubus yang imbang.
6.  Las bagian yang harus disambungkan.  Lalu di bubut untuk menghaluskan.
METODE PENELITIAN
Kegiatan  Iptek  bagi  Masyarakat  dalam  rangka  mendorong  jiwa  wirausaha  bagi  kedua  mitra dilaksanakan  selama  7  tujuh  bulan,  dimulai  dari  24  januari  sampai  dengan  24  Agustus  2015.
Tempat  pelaksanaan  di  halaman  sekolah  SMP  I  Terbuka  Kota  Tangerang  Selatan  Mandiri Diponegoro  2  di  kecamatan    Ciputat  serta  di  ruang  kelas  SMP  Baitul  Maal  Teuku  Umar  di
kecamatan Pondok Aren. Metode kegiatan  digambarkan dalam gambar 1 berikut, berupa solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan yang ada.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
182 Gambar 1
Metode Pelaksanaan IbM Pembuatan Surabi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program ini merupakan program yang bersifat aktual dalam rangka peningkatan pengetahuan dan  wawasan  siswa-siswi  sekolah  dhuafa,  dimana  kondisi  mereka  berekonomi  lemah  dan  perlu
kegiatan  yang  dapat  menghasilkan  uang.    Di  dalam  pelaksanaannya,  program  ini  akan  mengacu
PELATIHAN 1
Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Surabi Anti
Polusi
PELATIHAN 2
Penyuluhan dan Praktek Pengelolaan Keuangan,
Permodalan Kewirausahaan
PELATIHAN 3
Metode Pengemasan dan Merek
PELATIHAN 4
Penyuluhan dan Praktek Teknik
PenjualanManajemen
M I
T R
A
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 1
EVALUASI
LUARAN :
1.  Metode Pembuatan Surabi  AP 2.  Produk Tungku Pembakar AP
3.  PublikasiTungku Pembakar AP
PERMASALAHAN
Produk Mitra Belum Ada
SOLUSI
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 2
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 3
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 4 Dana dan
Keuangan Terbatas
Teknik Penjualan Dari
Mitra Belum Dibangun
Pemasaran Produk Mitra
Kurang Luas
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
183 pada pola sinergis antara tenaga pakar dan praktisi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dengan
pihak  sekolah  sebagai  mitra.    Disisi  lain  program  ini  diarahkan  pada  terciptanya  iklim  kerjasama mutualisme  antara  kalangan  perguruan  tinggi  dengan  masyarakat  luas  di  bawah  koordinasi
pengelola sekolah dhuafa, yaitu SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 dan  SMP  Baitul  Maal Teuku  Umar.    Kegiatan  ini  dimaksudkan  untuk  meningkatkan  pengetahuan
dan wawasan generasi masa depan.  Berdasarkan hal tersebut maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif.
Program ini dirancang sebagai jawaban dari permasalahan masalah ekonomi sehari-hari yang mereka hadapi.  Mereka ingin berjualan tetapi belum tahu produk apa yang akan mereka jual serta
bagaimana  mengolahnya,  dana  dan  keuangan  terbatas,  teknik  penjualan  belum  dibangun,  serta pemasaran produk kurang luas.
Solusi  yang  ditawarkan  adalah  memberikan  penyuluhan  dan  praktek:  pembuatan  surabi  anti polusi, pengelolaan keuangan, permodalan  kewirausahaan, metode pengemasan dan merek, serta
teknik  penjualan  dan  manajemen  pemasaran.    Model  pelaksanaan  kegiatan  dilakukan  secara  tatap muka,  dengan  pendekatan:  mendengar,  melihat,  melakukan.  Pelatihan  ini  diharapkan  dapat
memberikan  inspirasi  kepada  peserta  dalam  mencari  nafkah  untuk  tambahan  uang  saku  mereka. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka telah dilakukan evaluasi
minimal 3 tiga kali, yaitu evaluasi penyuluhan dan praktek, evaluasi penyelenggaraan penyuluhan dan  praktek,  dan  evaluasi  tindak  lanjut  dengan  cara  melakukan  monitoring  dan  pendampingan
setelah pelatihan. Pelaksanaan  penyuluhan  “IbM  Surabi  Anti  Polusi”  pada  siswa  sekolah  dhuafa  SMP  I
Terbuka  kota Tangerang  Selatan  Mandiri  Diponegoro  2  dan  SMP  Baitul  Maal Teuku  Umar  di kecamatan Ciputat dan kecamatan Pondok Aren masing-masing pada tanggal 22 April dan 30 April
2015. Sesuai  dengan  permasalahan  yang  dihadapi  oleh  mitra  dalam  kaitannya  dengan  upaya
pengembangan  wawasan  pengetahuan  dan  keterampilan  pembuatan  jenis  makanan  tertentu,  maka program  pengabdian  masyarakat  ini  dilakukan  dalam  bentuk  transfer  iptek  yang  dilakukan  berupa
penyuluhan dan praktek kepada para siswa dan pendidik di lingkungan sekolah  SMP Diponegoro 2 dan  SMP  Baitul  Maal  Teuku  Umar.    Para  siswa  adalah  kelompok  dhuafa  dimana  untuk
mendapatkan  nafkah  membantu  para  orang  tua  bekerja,  maka  kegiatan  ini  diharapkan  dapat memberikan  pembekalan  wawasan  pengetahuan  dan  keterampilan  praktik  pembuatan  resep  surabi
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
184 anti  polusi  dengan  menggunakan  tungku  antipolusi;  pengelolaan  keuangan,  permodalan  dan
kewirausahaan; metode pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran. Dipilihnya  sasaran  siswa  sekolah  dhuafa,  karena  kelompok  ini  memerlukan  suatu  kegiatan
yang  dapat  menghasilkan  uang  namun  mereka  belum  tahu  harus  bagaimana  memulainya,  serta produk apa yang harus dibuat.
Adapun  alur  pelaksanaan  program  IbM  ini  dimulai  dari:  1  tahap  persiapan;  2  tahap pelaksanaan; 3 tahap monitoring dan pendampingan; dan 4 tahap evaluasi.
1 Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : a melakukan penelitian tentang permasalahan mitra,
b penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penyuluhan, c melakukan koordinasi  dengan  mitra,  d  menyiapkan  materi  penyuluhan  Flip  chart  dan  booklet,  e
menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan, dan f  menyiapkan  jadwal  penyuluhan  menyesuaikan  dengan  perencanaan  kegiatan  yang  telah
terprogram.
2 Tahap pelaksanaan, penyuluhan dan praktek yang berkaitan dengan : a pengelolaan keuangan,
permodalan  dan  kewirausahaan;  b  melakukan  penyuluhan  dan  praktek  pembuatan  Resep  Surabi Anti Polusi menggunakan Tungku Anti Polusi; c Metode pengemasan dan merek; dan d Teknik
penjualan serta manajemen pemasaran.
3 Tahap monitoring dan pendampingan;
Berdasarkan evaluasi hasil pendampingan dapat dijelaskan sebagai berikut: a   Salah  seorang  peserta  dari  elemen  masyarakat    di  wilayah  Ciputat   tertarik  berjualan  surabi
anti  polusi.    Warga  tersebut  bernama ibu  Ipaq.    Pada  bulan  ramadhan  tahun  2015  ini  beliau berhasil  menjual  lebih  dari  100  paket  surabi,  dimana  1  paket  bersisi  10  pasang  surabi  yang
diberi harga 1 paket Rp.25.000,- duapuluh lima ribu rupiah. Keuntungan yang diperoleh 100 persen.    Sebagai  gambaran  untuk  modal  bahan  baku  sebanyak  Rp.  35.000,-  tigapuluh  lima
ribu  rupiah  beliau  mendapatkan  kembali  dananya  sebesar  Rp.70.000,-  Tujuhpuluh  ribu rupiah.
b Para siswa dalam membuat surabi ini sampai saat ini masih terbatas untuk komsumsi sendiri. Namun  mereka  merencanakan  untuk  menjadikan  pembuatan  surabi  ini  sebagai  salah  satu
alternatif untuk mencari nafkah suatu hari nanti. c  Para  pendidik  yang  ikut  berlatih,  memanfaatkan  surabi  anti  polusi    camilan  sehat  bagi
keluarga  mereka.    Pada  kesempatan  ini  terjual  sekitar  10  paket  tungku  surabi  anti  polusi dengan harga per paket Rp.125.000,- Seratus duapuluh lima ribu.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
185
4 Tahap evaluasi, yang terdiri dari a penilaian peserta berkaitan dengan penyuluhan dan praktek
oleh tim pelaksana dengan cara mengisi lembar evaluasi penyelenggaraan, b penilaian peserta berkaitan  dengan  penyelenggaraan  penyuluhan  dan  praktek  secara  keseluruhan,  dan  c  saran
penyuluhan dan praktek selanjutnya sesuai kebutuhan peserta. Evaluasi  perubahan  kemampuan  peserta sebelum  dan  sesudah  mendapatkan  penyuluhan  dan
praktek surabi AP di kedua mitra dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan dan praktek Surabi AP dikedua mitra dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1 Evaluasi Perubahan Kemampuan Peserta Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan dan
Praktek Surabi Anti Polusi di Di SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar Kecamatan Pondok Aren
Nama Pelatihan Item yang Dinilai
Diponegoro 2 SebelumSesudah
Penyuluhan Teuku Umar
SebelumSesudah Penyuluhan
Pembuatan resep surabi anti polusi
menggunakan tungku surabi anti
polusi AP. 1.  Tertarik membuat
surabi AP. 2.  Memahami cara
membuat surabi AP. 3.  Mampu membuat
surabi AP. 1,443,63
1,683,56 1,343,12
1,86 3,53 1,61 3,25
1,31 3,06
Pengelolaan keuangan,
permodalan dan kewirausahaan
1.  Pengelolaan keuangan, permodalan dan
kewirausahaan. 2.  Tertarik berwirausaha.
3.  Mampu menghitung keuntungan dengan
akurat. 1,393,37
1,773,46 1,783,49
1,28 3,56
1,94 3,03 1,56 3,00
Pengemasan dan merek
1.  Memahami makna pengemasan.
2.  Memahami fungsi merek.
3.  Mampu membuat contoh kemasan
dengan rapih. 1,443,54
1,593,32 1,853,56
1,53 3,28 1,25 3,36
1,33 3,00
Teknik penjualan dan manajemen
pemasaran 1.  Memahami teknik
penjualan. 2.  Mengerti manajemen
penjualan. 1,513,37
1,463,29 1,47 2,86
1,39 2,92
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
186 3.  Dapat melakukan 1
teknik promosi. 1,513,32
1,47 2,78
Tabel 2 Evaluasi Penyuluhan dan Praktek Surabi Anti Polusi di Di SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan
Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar kecamatan Pondok Aren
Item Penilaian Sub Item Penilaian
Diponegoro 2 Teuku Umar
Pelayanan Pelatihan.
1. Manfaat materi yang diberikan. 2. Kejelasan materi yang
disampaikan. 3. Media
pelatihan:booklet,demo,paparan. 4. Interaksi selama pelatihan.
3,61 3,49
3,34 3,24
3,80 3,53
3,58 3,33
Pelatihan yang dibutuhkan
selanjutnya. Cara membuat gorengan sehat dan aman, black forest,
rainbow cake, cup cake, nasi goreng, spagethi, balado terong, sosis, nugget, kue bolu, pizza, lontong, mie telor,
kue tradisional, donat. Cara membuat
ayam bakar, ayam goreng,
Pizza, aneka kue, kerak telor, ayam
goreng madu; Grooming;
Fashiom
Perlengkapan yang dibutuhkan
selanjutnya. Alat memasak lengkap, laptop, HP, Ipad, Oven, Mixer,
Kipas angin, AC,Buku. Jilbab kerudung,
Keterangan:
SMP Diponegoro 2 41 orang
SMP Teuku Umar 36 orang Skor
Interval Penilaian
Skor Interval
Penilaian
1,00 - 1,02 Kurang
1,00 - 1,03 Kurang
1,03 - 2,05 Sedang
1,04 - 2,06 Sedang
2,06 - 3,07 Baik
2,07 - 3,08 Baik
3,08 - 4,00 Sangat baik
3,09 - 4,00 Sangat baik
Kendala  pelaksanaan  program  adalah  sulitnya  mengatur  waktu  untuk  pelaksanaan  kegiatan, pengetahuan siswa yang masih sangat terbatas, serta keterbatasan fasilitas dapur.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
187 Untuk  mengatasi  kendala  waktu,  maka    4  empat  pelatihan  dirancang  dilakukan  pada  hari
yang  sama  sehingga  tidak  terlalu  mengganggu  kegiatan  belajar-mengajar.  Hal  ini    disebabkan peserta pelatihan adalah siswa-siswa SMP yang terikat dengan jadwal sekolah.
Untuk  mengatasi  kendala  pemahaman,  materi  yang  diberikan  dikemas  secara  sederhana dengan banyak melibatkan partisipasi siswa, dengan cara sebagai berikut:
1.  Menyiapkan materi dalam bentuk booklet, khususnya yang berkaitan dengan Resep Surabi Anti Polusi.  Booklet ini dibagikan kepada setiap peserta pelatihan.
2.  Menyiapkan flipchart agar informasi yang diberikan dapat terbaca dengan jelas dan dapat dilihat ulang.
3.  Memperlihatkan cara pembuatan surabi dengan Resep Surabi Anti Polusi dengan menggunakan Tungku Surabi Anti Polusi.  Setelah itu peserta dilibatkan untuk melakukan sendiri.  Selanjutnya
surabi yang dihasilkan dinikmati bersama. 4.  Memperlihatkan cara membuat kemasan tradisional dari bahan daun pisang.  Kemudian peserta
diminta  untuk  mempraktekkannya.    Wadah-wadah  inilah  yang  digunakan  untuk  menikmati Surabi Anti Polusi.
5.  Disediakan waktu untuk tanya-jawab. 6.  Melibatkan para pendidik dan masyarakat setempat sebagai peserta penyuluhan dan praktek
Dan terakhir, untuk memenuhi fasilitas dapur maka tim pelaksana telah menganggarkan untuk memberikan  berbagai  keperluan  dapur,  antara  lain:  tungku  dan  cetak  surabi,  tabung  gas,  kompor
gas,  selang  dan  regulator,  piring  dan  mangkuk  saji,  serta  perlengkapan  memasak  lainnya  seperti
sendok soup, pengocok adonan, lap.
Program lanjutan yang diusulkan sebagai perpanjangan dari program IbM adalah memberikan pendampingan tentang pembuatan kemasan serta merek kepada Ibu Ipaq sebagai salah satu perserta
dari unsur masyarakat Pondok Aren yang secara serius berbisnis surabi anti polusi. KESIMPULAN
Kesimpulan  yang  dapat  diperoleh  dari  pelaksanaan  program  pengabdian  kepada  masyarakat “IbM  Surabi  Anti  Polusi”  yang  menyasar  pada  pemberdayaan  siswa  SMP  I  Terbuka  kota
Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar Kecamatan Pondok Aren, adalah:
1.  Tingkat  partisipasi  yang  tinggi  dari  mitra  program  pengabdian  kepada  masyarakat  memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari hasil penyuluhan dan praktek  pembuatan
Resep  Surabi  Anti  Polusi  dengan  Tungku  Anti  Polusi;  pengelolaan  keuangan,  permodalan,
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
188 kewirausahaan; pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran dapat
berjalan dengan baik . 2.  Pelaksanaan  program  mampu  menghasilkan  luaran-luaran  yang  diharapkan  oleh  program
pengabdian kepada masyarakat ini,  yaitu: Metode pembuatan Resep Surabi Anti Polusi dengan menggunakan Tungku Pembakar Surabi Anti Polusi.
Saran
Kondisi  mitra  yang  serba  terbatas  dalam  memproduksi  produk-produk  kreatif  diharapkan mendapatkan perhatian khusus, sehingga menjadi keberlanjutan program dari kegiatan “IbM Surabi
Anti  Polusi”  yang  saat  ini  hanya  sampai  pada  penyuluhan  dan  praktek  pembuatan  Resep  Surabi
Anti  Polusi  menggunakan  Tungku  Anti  Polusi;  pengelolaan  keuangan,  permodalan  dan kewirausahaan; pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran.
Berdasarkan  transfer  iptek  yang  telah  dilaksanakan  pada  siswa  SMP  I  Terbuka  kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar
Kecamatan Pondok Aren, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu : 1.  Para  siswa  dan  pendidik  serta  masyarakat  yang  lebih  luas  yang  menyaksikan  serta
mempraktekkan  penyuluhan  yang  dilaksanakan  oleh  “Tim  Surabi  Anti  Polusi  dapat  disebar luaskan  minimal  di  keluarga  masing-masing.    Sehingga  keluarga  mereka  dapat  menikmati
makanan  khas  Indonesia  yang  sehat.    Lebih  diharapkan  lagi  jika  dapat  menjadi  tambahan penghasilan bagi keluarga mereka.
2.  Bagi  pihak  terkait,  yang  dalam  hal  ini  pihak  pengelola  sekolah  dhuafa  SMP  I  Terbuka  kota Tangerang  Selatan  Mandiri  Diponegoro  2  Kecamatan  Ciputat  dan  SMP  Baitul  Maal  Teuku
Umar  Kecamatan  Pondok  Aren  dapat  menjadikan  kegiatan  ini  sebagai  tambahan  pengetahuan pembuatan makan sehat bebas polusi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis  mengucapkan  terima  kasih  kepada  Dikti  yang  telah  memberi  dukungan  financial  terhadap
kegiatan pengabdian kepada masyarakatmelalui skema hibah IbM Iptek.
DAFTAR PUSTAKA
Afin Murtie dan Asri Andarini.2012..  Resep Jajanan Pasar Paling Laris.  Jakarta: Dunia Kreasi. Marzwan, Diana K. 2014. Resep Surabi Anti Polusi. Jakarta.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
189 Hisrich;Robert  D,  Michael  P.  Piters,  dan  Dean  A.  Sheperd.2010.Entrepreneurship.McGraw-
Hill,New York. Kotler,    R.  Philip;  John  T.,Bowen;  dan  James,  Makens.2014.  Marketing  for  Hospitality  and
Tourism:Sixth Edition.Pearson Education Limited, London. http:www.facebook.comtopic.php2013Vonny.  Anak.  Pengawet  dan  Ragi  Pengembang  Kurang
Baik Bagi Kesehatan. http:www.facebook.comtopic.php2013Ariesta  Ann  Soenarta  Konsultan  Kardiologi.  Santan
Menyebabkan Peningkatan Kolesterol. Pramanik, Dyah P, Diana K, dan Filma Festivalia. Booklet Surabi Anti Polusi. 2015.
Suharyadi,  Arissetyanto;Nugroho,  Purwanto  S.K.,dan  Maman  Faturohman.  2007.Kewirausahaan:
Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda.Penerbit salemba Empat,Jakarta. Tempat resepku.blogspot.com. Resep Serabi Hijau Manis Enak2013.
Wisata.kompasiana.comSerabi-pancake-ala-Indonesia-396683.html.2011. www.be-acoach.com. 2012.Qomari Sigit Purnomosidi. Coach Serabi Global.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
190
EFISIENSI TATANIAGA KERIPIK PISANG DI SENTRA PRODUKSI BANDAR LAMPUNG
Unggul Priyadi
Fakultas Ekonomi UII Email: Priyadi.unggulgmail.com
ABSTRAK
Pisang  adalah  salah  satu  produk  unggulan  di  provinsi  Lampung.  Untuk meningkatkan  nilai  tambah,  orang  melakukan  pisang  proses  ke  dalam  chip.  Tujuan  dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem perdagangan saluran di sentra produksi keripik  pisang  Bandar  Lampung  untuk  menganalisis  integrasi  pasar  di  sentra  produksi
keripik pisang Bandar Lampung, dan untuk menentukan elastisitas transmisi harga. Data yang  digunakan  adalah  primer  dan  sekunder.  Sumber  metode  sampling  purposive
sampling.  Analisis  data  yang  digunakan  adalah  metode  deskriptif  dan  pasar  Timers integrasi  hasil  model.The  menunjukkan  bahwa  ada  4  pola  saluran  keripik  pisang  sistem
perdagangan. Nilai IMC Indeks Connection Market antara produsen dan dealer 1.7, yang berarti  tidak  ada  integrasi  pasar  jangka  pendek  dan  jangka  panjang  antara  produsen
pedagang  tidak  ada  integrasi.  Hal  ini  ditunjukkan  oleh  koefisien  0,1512  jauh  dari  satu. Elastisitas transmisi harga antara produsen keripik pisang dengan merchant adalah sama
dengan koefisien regresi kurang dari satu, yang berarti.
Kata  kunci:
sistem  perdagangan  Efisiensi,  Banana  Chips,  integrasi  pasar,  elastisitas transmisi harga
ABSTRACT
Banana is one of the flagship products in Lampung province.  To increase value- added,  people  do  process  bananas  into  chips.  The  purpose  of  this  study  is  to  identify  the
channel trading system in the banana chips production centers Bandar Lampung to analyze the integration of markets in the banana chips production centers Bandar Lampung, and to
determine  the  price  transmission  elasticity.  The  data  used  are  primary  and  secondary. Source the sampling method is purposive sampling. Analysis of the data used is descriptive
method and Timers market integration model.The results showed that there are 4 channel patterns  banana  chips  trading  system.  IMC  value  Index  of  Market  Connection  between
manufacturers and dealers is 1.7, which means there is no short-term and long-term market integration between the producers of the traders no integration. It is shown by a coefficient
of 0.1512 far from one. Elasticity of price transmission between the producer of banana chips with merchant is equal to the regression coefficient is less than one, which means.
Keyword:
Efficiency  trading  system  ,  Banana  Chips  ,  market  integration  ,  price transmissionelasticity
PENDAHULUAN
Indonesia  merupakan  negara  pertanian  artinya  pertanian  memegang  peranan  penting  dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga
kerja  yang  hidup  dan  bekerja  pada  sektor  pertanian  atau  dari  produk  nasional  yang  berasal  dari pertanian.Sektor  pertanian  mampu  menyediakan  keragaman  menu  pangan  dan  karenanya  sektor
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
191 pertanian  sangat  mempengaruhi  konsumsi  dan  gizi  masyarakat,  sektor  pertanian  mampu
mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir. Salah  satu  hasil  pertanian adalah  buah-buahan  yang  merupakan  komoditas  hasil  hortikultura
yang mempunyai kontribusi besar bagi perkembangkan pertanian indonesia.Buahpisangmerupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, karena buah pisang
termasuk komoditi yang digemari oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Pada  4  tahun  terakhir  hasil  produksi  buah-buahan  di  indonesia  mengalami  fluktuasi  pada
setiap  jenis  buah,    hanya  pada  buah  pisang  yang  mengalami  peningkatan  produksi  setiap  tahun, tertinggi  pada  tahun  2014  yaitu  sebesar  7008407  ton.Provinsi  Lampung  merupakan  penghasil
pisang terbesar di Pulau Sumatera, 45,9 persen produksi buah pisang di Pulau Sumatra berasal dari Provinsi  Lampung  BPS  2014.  Produksinya  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  buah-buahan  yang
lainnya menghasilkan 687 761 tontahun BPS 2014. Menurut  Soekartawi  2001,  buah  pisang  termasuk  dalam  komoditi  pertanian    yang
mempunyai  sifat  tidak  menguntungkan  seperti:  relatif  panjangnya  tenggang  waktu  untuk memperoleh  hasil,  produk  mudah  busuk    perishable,  produk  yang  dihasilkan  secara  umum
memerlukan  tempat  yang  besar  bulky,  hasil  produksi  bersifat  musiman  seasional,  produk pertanian  bersifat  lokal  atau  kondisional,  sehingga  mempertinggi  biaya-biaya  pengumpulantapi
dengan  dilakukan  pengolahan  pangan  terhadap  buah  pisang  tersebut  sifat  tidak  menguntungkan dapat teratasi bahkan dapat meningkatkan keuntungan dan dapat menjadi sumber pendapatan.
Di  Provinsi  Lampung  mempunyai  produk  OVOP  one  village  one  product  yang  diproduksi dengan memanfaatkan bahan baku pisang yaitu keripik pisang rasa khas lampung, salah satu sentra
industrinya  ada  terdapat  di  Bandar  Lampung,  di  bawah  ini  pada  tabel  1  akan  disajikan  kapasitas produksi beberapa UMKM keripik pisang di Bandar Lampung setiap bulannya sebagai berikut :
Tabel : 1. Sentra UMKM Keripik Pisang di KabKota Bandar Lampung
No  Nama Perusahaan Kapasitas Produksi
Kapasitas Yang Digunakan
1 Istanan Keripik Ibu Mery
4500 kgbulan 3600 kgbulan
2 Aneka Keripik Rizka
3600 kgbulan 1800 kgbulan
3 Cipta Rasa
2600 kgbulan 2400 kgbulan
4 Askha Jaya
2000 kgbulan 1000 kgbulan
5 Ridho Jaya
1200 kgbulan 800 kgbulan
6 Dua Dara
1000 kgbulan 500 kgbulan
7 Zom zom Family
850 kgbulan 800 kgbulan
8 Lateb Jaya
600 kgbulan 400 kgbulan
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
192 9
Aneka Keripik  ASA 480 kgbulan
320 kgbulan 10  Lala
300 kgbulan 250 kgbulan
Sumber : Bank Indonesia 2014 Berdasarkan  data  pada  tabel  1  kapasitas  produksi  keripik  pisang  yang  dihasilkan  di  sentra
produksi Bandar Lampung dengan kapasitas konsumsi kalangan masyarakat terhadap keripik pisang memhasilkan rata-rata produksi sebesar 1713 kgbulan dan kapasitas konsumsi masyarakat terhadap
keripik  pisang  setiap  bulan  rata-rata  sebesar  1187  kg,  hampir  75  konsumen  mengkonsumsi keripik  pisang  setiap  bulan,  konsumsi  yang  cukup  tinggi  untuk  terus  memproduksi  keripik  pisang
bagi para pelaku industri pengolahan pangan, karena keripik pisang merupakan oleh-oleh ciri khas lampung  maka  untuk  berbisnis  keripik  pisang  di  Lampung  merupakan  peluang  yang  menjanjikan
untuk dikembangkan. Berdasarkan dari sisi permintaan yang terus mengalami peningkatan daya beli masyarakat  terhadap  keripik  pisang,  peningkatan  daya  beli  masyarakat  yang  diikuti  dengan
meningkatnya omset dan produksi terus bertambah banyak dengan pesanan-pesanan produk sejenis, ditambah lagi dengan adanya inovasi yang di lakukan pelaku industri keripik pisang dengan adanya
aneka rasa: coklat, keju, balado, melon, jagung bakar dan lain-lain. Dalam  hal  ini  sistem  tataniaga  mempunyai  peranan  yang  sangat  vital  dalam  upaya
mewujudkan  pendapatan  produsen  dan  peningkatan  nilai  tambah.  ataniaga  merupakan  kegiatan penyaluran barang yang dilakukan produsen untuk menyampaikan barang tersebut hingga ketangan
konsumen.  Oleh  karenanya  melalaui  pelaksanaan  tataniaga  yang  efisien  sangat  memungkinkan terciptanya  insentif  yang  menarik  bagi  produsen..Faktor-faktor  yang  mendukung  terciptanya
tataniaga  yang  efisien  mencakup:  struktur  pasar,  lembaga  tataniaga  yang  terlibat,  dan  transmisi harga.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan  latar  belakang  dan  rumusan  masalah  yang  telah  dipaparkan  maka  tujuan  dari penelitian ini adalah
1.  Mengidentifikasi saluran tataniaga keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung 2.  Menganalisis integrasi pasar keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung
3.  Menentukan  elastisitas  transmisi  harga  pada  usaha  keripik  pisang  di  sentra  produksi  Bandar Lampung.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
193
Kegunaan Penelitian
Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  bermanfaat  sebagai  bahan  informasi  pihak-pihak  terkait dengan usaha produksi keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung.
KAJIAN PUSTAKA
Efisiensi tataniaga sangat penting untuk mengetahui apakah keuntungan yang diterima sesuai dengan  yang  telah  dikeluarkan  pada  masing-masing  lembaga  yang  terkait  dalam  tataniaga  keripik
pisang, seperti : produsen, pedagang besar, dan pedagang kecil. Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan para ekonom yang berkaitan dengan masalah
ini. Peter Timmer 1987 dalam bukunya yang berjudul “The Corn Economy Of Indonesia” telah meneliti tentang efisiensi tataniaga jagung dengan mengambil variabel harga jagung pedesaan atau
harga  jagung  untuk  bulan  t,  harga  jagung  pusat  pasar  pusat  atau  perkotaan  untuk  bulan  t,  dan variabel musiman yang dapat mempengaruhi pembentukan harga lokal yang bebas  dari harga pusat
periode  1973 – 1982 di daerah Jawa Tengah.  Hasil IMC sebesar 5.5 menunjukan pasar Boyolali
memiliki  hubungan  buruk  dalam  jangka  pendek  dengan  pasar  Jakarta.  Hubungan  jangka  panjang pasar  di  Boyolali  merefleksikan  kekurangan  hubungan  jangka  panjang  sebesar  0.235  nilai  terlalu
kecil  dari  satu  semakin  mendekati  satu menunjukan  semakin  kuatya  hubungan  antar  pasar  dalam jangka panjang.
Listiyorini, Dani 2008,  telah mengkaji masalah ini pada keterpaduan pasar komoditas cabai merah di Kabupaten Brebes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterpaduan pasar cabai
merah dalam jangka pendek antara pasar induk dengan pasar eceran di Kabupaten Brebes. Metode penelitian adalah metode deskriptif analisis. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara sengaja
purposive sampling. Metode yang digunakan untuk analisis adalah Indeks of Market Connection IMC yang diperkenalkan oleh Timmer. Hasil penelitian menunjukan bahwa besar nilai IMC dari
analisis regresi antara pasar Sengon dan pasar Brebes serta pasar Sengon dan pasar Ketanggungan yaitu  0,09  dan  0,23.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  tingkat  keterpaduan  pasar  jangka  pendek  tinggi.
Besar nilai IMC dari analisis regresi antara pasar Sengon dan pasar  Bumiayu adalah 1,47. Hal ini berarti tingkat keterpaduan pasar cabai merah dalam jangka pendek rendah, artinya perubahan harga
yang terjadi di pasar Sengon tidak di transmisikan dengan langsung dan segera ke pasar Bumiayu.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
194
METODE PENELITIAN Teknik Pengambilan Data
Metode  pengambilan  sampel  dengan  purposive  sampling.  Data  yang  digunakan  dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari melalui wawancara,
mengajukan  daftar  pertanyaan-pertanyaan  yang  telah  dipersiapkan  untuk  responden,  Responden yang  dipilih  merupakan  responden  yang  dapat  menggambarkan  keadaan  sebenarnya  pada  pasar
tersebut, mulai dari produsen, pedagang besar dan beberapa pedagang Kecil. Data sekunder diambil dari lembaga dan instansi yang terkait.
Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  berupa  data  primer  dan  sekunder.  Data  primer dikumpulkan  dari  melalui  wawancara,  mengajukan  daftar  pertanyaan-pertanyaan  yang  telah
dipersiapkan  untuk  responden,  responden  yang  dipilih  merupakan  responden  yang  dapat menggambarkan  keadaan  pada  pasar  tersebut,  mulai  dari  produsen,  pedagang  besar  dan  beberapa
pedagang Kecil. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 20 responden produsen dan 30 responden pedagang. Data dicari pada tahun januari 2011 sampai dengan desember 2014. Data
sekunder diambil dari lembaga dan instansi yang terkait seperti : BPS dan Departemen Pertanian.
Metode Analisis Data
Penelitian  ini  menggunakan  model  analisis  deskriptif  dan  kuantitatif,  analisis  kuantitatif menggunakan  model  integrasi  pasar  model  yang  dikembangkan  oleh  Peter  Timmer  dan  elastisitas
transmisi harga. Spesifikasi model integrasi pasar  adalah sebagai berikut: Pft = do + 1 + d1 Pft-1  + d2 Prt - Prt-1 +  d3 - d1 Prt-1 + et
Keterangan: Pft = Harga keripik pisang bulanan tingkat produsen
Prt = Harga keripik pisang bulanan di tingkat pedagang di  = Parameter dugaan
et  = galat acak variabel pengganggu Melalui  pendugaan  parameter  pada  model  tersebut  dapat  dijadikan  indikator  untuk
mengetahui  integrasi  pasar  dalam  jangka  pendek  maupun  jangka  panjang.Untuk  mengetahui indikator  integrasi  jangka    pendek  dengan    mengamati  nilai  index  of  market  connection    IMC
yang formulasi persamaannya sebagai berikut:
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
195 1 + d1
IMC =  ----------- d3 - d1
Ada  pun kemungkinan nilai IMC dan  interpretasinya adalah sebagai berikut: 1.
Nilai IMC lebih kecil 1 Nilai  IMC  yang  lebih  kecil  dari  1,  menunjukkan  tingkat  integrasi  pasar  yang  tinggi.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  perubahan  harga  pada  tingkat  pedagang  baik  pedagang  besar  dan  pengecer dijadikan acuan untuk perubahan pada harga di tingkat produsen.
2. Nilai IMC lebih besar 1
Nilai  IMC  yang  lebih  besar  dari  1,  menunjukkan  tingkat  integrasi  pasar  yang  lemah.  Dalam hal ini dapat terjadi apabila kondisi lokal merupakan faktor utama dalam pembentukan harga pasar
lokal. Untuk menganalisis elastisitas transmisi harga digunakan rumus sebagai berikut:
Ln Pf = Ln 0 + 1 Ln Pr + e
Keterangan: Pf= harga ditingkat produsen RpKg
Pr= harga ditingkat pengecer RpKg α= Intersep
β= Koefisien
Kriteria sebagai berikut: Jika Et  1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga lebih besar dari 1 ditingkat produsen. Jika Et = 1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga sebesar dari 1 ditingkat produsen. Jika Et  1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga kurang dari 1 ditingkat produk
HASIL dan ANALISIS Karakteristik Responden
Karakteristik Responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan
Terbentuknya  kelompok  usaha  ini  dilatar  belakangi  sosial  ekonomi  yang  hampir  sama  satu sama  lain,  dengan  jenjang  pendidikan  dan  usia  yang  berbeda-beda.  Data  disajikan  pada  tabel  4.3,
sebagai berikut :
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
196 Tabel : 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Tingkat Pendidikan
Keterangan Produsen
Pedagang
Umur Tahun 29 - 65 tahun
26 – 62
Pendidikan SMP
– S1 SMP
– S1 Jumlah
20 30
Sumber : Data Primer, diolah Berdasarkan  tabel  di  atas  responden  yang  menjalankan  usaha  keripik  pisang,  mempunyai
tingkat  pendidikan  yang  berbeda,  pada  tingkat  produsen  20  dari  total  responden  menempuh pendidikan hanya sampai tahap SMP yaitu sebanyak 6 responden, dan 15 menempuh pendidikan
hingga  jenjang  S1  sebanyak  3  responden,  sisanya  menempuh  pendidikan  ditingkat  SMA.  Pada tingkat pedagang 16,67 responden yaitu sebanyak 5 orang menempuh pendidikan sampai tingkat
SMP,  33,33  menempuh  pendidikan  hingga  tingkat  sarjana  yaitu  10  responden,  dan  sisanya persentase  paling  tinggi  sebesar  50  menempuh  pendidikan  ditingkat  SMA.  Berdasarkan  jenjang
pendidikan responden mulai dari produsen, pedagang besar, dan pedagang kecil mempunyai tingkat pendidikan  yang  berbeda  namun  perbedaan  tingkat  pendidikan  tidak  menjadi  kendala  untuk
menjalankan  usaha  industri  keripik  pisang,  karena  menurut  hasil  observasi  yang  telah  dilakukan kendala  terdapat  dimodal  bukan  berlandaskan  jenjang  pendidikan,  menurut  data  yang  didapat
produk  yang  menguasai  pasar  banyak  dimiliki  oleh  produsen  yang  jenjang  pendidikannya  tidak mencapai  strata  1  perbedaan  jenjang  pendidikan  hanya  sekedar  pembeda  status  sosial  dalam  latar
belakang pendidikan.
Analisis tataniaga 1.
Saluran Tataniaga
Tataniaga suatu kegiatan yang dilakukan produsen untuk menempatkan barang hasil produksi kepada konsumen. Tataniaga yang berlangsung pada usaha keripik pisang dipengaruhi oleh struktur
pasar  yang  terbentuk.  Pada  saluran  tataniaga  usaha  keripik  pisang  dapat  mempengaruhi  besar kecilnya  biaya  pemasaran  dan  menentukan  harga  yang  akan  dibayarkan  oleh  para  konsumen.
Saluran  tataniaga  nantinya  akan  diketahui  setelah  proses  jual  beli  terjadi  dari  produsen  hingga sampai  kepada  konsumen.  Pada  setiap  lembaga-lembaga  tataniaga  yang  terlibat  diperlukan  sistem
informasi  pasar  yang  baik,  untuk  menunjang  terjadinya  efisiensi  tataniaga  pada  saat  proses penyampaian  produk.  Produk  yang  sampai  kepada  konsumen  terjadi  melalui  beberapa  saluran
tataniaga, secara rinci dapat dilihat melalui gambar berikut ini :
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
197 Gambar 4.5.1 :
Saluran Tataniaga Keripik Pisang di Sentra Produksi Bandar Lampung. Berdasarkan  gambar  4.5.1,  maka  pemasaran  keripik  pisang  di  sentra  produksi  Bandar
Lampung terdapat 4 saluran tataniaga, yaitu : I.
Produsen
Konsumen II.
Produsen
Pedagang Besar
Konsumen III.
Produsen
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Konsumen IV.
Produsen
Pedagang Kecil
Konsumen Dari  4  saluran  tataniaga  tersebut,  berdasarkan  fungsinya  masing-masing  melayani  penjualan  di
dalam daerah maupun ke luar daerah.
                