140 gram gula jawa merah
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
177 13. Mangkuk untuk tempat saus surabi.
Cara membuat saus manis kue surabi :
1. Siapkan panci , lalu rebus santan bersama gula jawa merah . 2. Diamkan hingga gula larut , lalu tambahkan garam , masak hingga mendidih , angkat , sisihkan.
Cara membuat kue surabi:
1. Campurkan semua bahan biang , aduk aduk hingga menyatu , diamkan lebih kurang 22 menit . 2. Campurkan tepung terigu , tepung beras , biang , bawking powder , garam , aduk aduk hingga
tercampur rata , tuangkan santan sedikit sedikit sambil di uleni hingga santan habis dan menjadi adonan .
3. Tambahkan telur ayam , aduk rata , aduk hingga merata . 4. Panaskan cetakan surabi , sambil di olesi minyak , lalu tuangkan sedikit adonan ke dalam
cetakan , tunggu hingga matang , angkat . Sebagai gambaran harga surabi pada saat ini dijual berkisar antara Rp.2.500,- per buah
Penjual Surabi di wilayah Pondok Aren. Perhitungan untung-rugi dari usaha penjualan surabi konvensionalsecara umum untuk target masyarakat kelompok bawah, bisa dilihat dari perhitungan
di bawah ini :
Contoh kasus:
Harga 1 potong surabi Rp.2.500,. Per resep diperoleh 12 potong. Maka, keuntungan bisa dihitung :
Bahan Baku Harga Rp
120 gram tepung terigu 1.440,-
120 gram tepung beras 1.440,-
1.300 cc santan 4.000,-
1 sdm baking powder 50,-
2 butir telur ayam negeri 1.500,-
Garam secukupnya 50,-
140 gram gula jawamerah 400,-
1 sdt ragi 50,-
Lain-lain 10.070,-
Modal untuk 12 surabi 10.000,-
Pemasukan = 12 Potong x Rp 2.500,- potong = Rp.30.000,-
Maka, keuntungan untuk 12 potong sebesar :Rp.30.000,- - 10.000,- = Rp.20.000,- Sedangkan kerugiannya adalah proses pembuatan surabi yang dilakukan masih menggunakan
resep yang menggunakan pengawet, ragi pengembang, dan santan sehingga kurang baik bagi kesehatan dan tidak tahan lama. Disamping itu, tungku yang digunakan berbahan baku tanah liat
yang memiliki lubang terbuka dibagian depan untuk memasukkan arang dan kayu bakar sehingga
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
178 pemanasan tungku tidak maksimal ada panas yang keluar, penggunaan arang selain tidak praktis
karena harus dikipas-kipas juga menghasilkan asap, limbah abu, serta jelaga pada cetakan. Permasalahan yang muncul di SMP Negeri 1 Terbuka Kota Tangerang Selatan TKB
Mandiri Diponegoro 2dan SMP Baitul Maal Teuku Umar adalah kondisi mitra merupakan kelompok usia produktif yang belum tentu memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi. Sehingga mereka harus dibekali ketrampilan praktis agar mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Siswa-siswi dikedua sekolah ini harus membantu mencari
nafkah. Namun kondisi pengetahuan mitra terbatas, mitra tidak tahu harus berjualan apa, bagaimana mengelola keuangan, permodalan serta berwirausaha, metode pengemasan dan merek,
teknik penjualan dan pemasaran. Permasalahan yang mendapat prioritas untuk ditangani adalah: 1. Memberikan wawasan bagaimana membuat produk yang sehat, murah dengan menggunakan
tungku yang tidak merusak lingkungan. 2. Memberikan informasi tentang cara mengelola keuangan, permodalan, dan berwirausaha.
3. Memberikan dorongan membuat kemasan yang ramah lingkungan dan memberikan gambaran pentingnya merek.
4. Memberikan saran-saran tentang teknik penjualan dan pemasaran. Target pelatihan berupa peningkatan kesejahteraan masyarakatdengan cara memberikan
pelatihan tentang Metode Pembuatan Surabi Anti Polusi Resep dan memperkenalkan Produk Tungku Pembakar Surabi Anti Polusi.
Resep surabi anti polusi tidak menggunakan pengawet, ragi pengembang, dan santan
sehingga menyehatkan, tetap tahan lama, dan dapat dikonsumsi segala usia. Tekstur unik surabi anti polusi adalah mengembang walau tanpa pengembang, lembut, bagian dalam surabi bersarang, dan
permukaan berpori.
Bahan Kue Surabi Anti Polusi menghasilkan 12 surabi anti polusi dengan berat 40 gram :
1. 2 butir telur ayam. 2. 100 gram tepung terigu.
3. 300 cc air 4. Garam sedikit.
Bahan Saus Surabi Anti Polusi
: 1. ½ butir kelapa 200 ml air.
2. 200 gram gula merah aren. 3. 1 lembar daun pandan.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
179
Peralatan yang diperlukan:
1. Tungku pemanas Surabi Anti Polusi dipanaskan selama 5 menit sebelumnya. 2. Cetakan tanah liat.
3. Kompor gas portable. 4. Sodet kecil.
5. Timbangan bahan dan pengukur air. 6. Wadah adonan.
7. Pengaduk adonan. 8. Sendok pengambil adonan.
9. Panci. 10. Mangkuk saji dan sendok kinca.
11. Piring saji. 12. Pincuk dan sendok kecil
Cara Membuat Surabi Anti Polusi :
1. Telur ayam dimasukkan kedalam wadah adonan lalu dikocok hingga mengembang. 2. Masukan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil terus dikocok. Beri sedikit garam 14
sendok teh atau sesuai selera. 3. Masukan air lalu terus kocok kembali. Adonan terus dikocok hingga tercampur merata.
4. Panaskan tungku dan cetakan dengan api besar kira-kira 5 menit. 5. Setelah cetakan cukup panas, kecilkan api, tuangkan adonan 1 sendok kedalam cetakan. Tutup
dan panaskan hingga mengembang dan matang dengan api kecil, kurang lebih sekitar 4 menit. Setiap kali akan menuangkan adonan ke dalam cetakan, adonan harus dikocok terlebih dahulu.
6. Setelah matang, angkat dan letakan dalam piring saji.
Cara membuat saus manis kue surabi:
1. 200 gram gula merah disisir, masukan ke dalam panci. Tambahkan 200 ml air. Panaskan dengan api kecil dan aduk-aduk hingga meleleh.
2. Masak 200 ml santan dan 1 lembar daun pandan yang diikat. Masak dengan api kecil. Aduk- aduk hingga matang dan jangan sampai butiran santan pecah.
3. Campurkan santan matang dengan cairan gula merah. 4. Sajikan dalam mangkuk.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
180 Ilustrasi keuntungan dapat dilihat di bawah ini.
Bahan Baku Biaya Rp
2 butir telur ayam Rp.1.500,- 3.000,-
100 gram tepung terigu 1.200,-
300 cc air 200,-
Sedikit garam 50,-
200 ml santan 3.000,-
200 gram gula merah 250,-
1 lembar daun pandan 0,-
Total Biaya 7.500,-
Harga Surabi: Rp.2.000,-potong Hasil penjualan: 12 potong xRp.2.000,- = Rp.24.000,-
Laba bersih: Rp 24.000,- - 7.500,- = Rp.16.500,- Laba bersih dalam persen: Rp.16.500,- X 100 = 69 .
Rp.24.000,-
Tungku, berupa tungku Plat Teser berbentuk kotak dengan lubang yang juga berbentuk
kotak. Keunggulan teknologi tepat guna yang dihasilkan ini adalah:praktis yaitu dapat digunakan
pada kompor gas portable sehingga sangat mudah membuat surabi baik di luar maupun di dalam rumah jika sedang hujan, tidak perlu mengipas-ngipas arang, tidak perlu arang yang
ketersediaannya mulai langka; efisien karena bentuk tungku tidak ada lubang di bagian depan
tungku sehingga panas terkumpul dan menghasilkan panas maksimal yang mempercepat proses
pembuatan surabi; murah, yaitu harganya hanya Rp.75.000,- s.d Rp.200.000,- per tungku tergantung pada ukuran tungku yang dibuat; mobile danportable yaitu dapat dibawa kemana-mana
serta ringan; ergonomic yaitu dapat didesain dan redesain sesuai ukuran yang dibutuhkan dan
ramah lingkungan karena mengurangi asap sehingga aman, nyaman dan sehat bagi penggunanya, tidak menghasilkan limbah abu, dan higienis yaitu tidak menghasilkan jelaga pada cetakan. Alat
iniergonomic, mobile dan murahuntuk membantu UMKM Usaha Mikro dan Kecil Menengah, dalam rumah, di pasar, restoran, hotel dan pujasera. Alat iniberbentuk kubus berdimensi P x L x T
sama dengan 22 cm x 22 cm x 7 cm dengan berat sekitar +550 gram+ 0,55 kg. Kubus ini memiliki lubang dengan luas lubang berbentuk kubus berukuran 10 cm x 10 cm sebagai tempat cetakan.
Pembuatan teknologi tepat guna berupa usulan tungku pemanas surabi yang praktis dan efisien, murah, mobile,portable, dan ramah lingkungan yang akan disumbangkan kepada mitra. Bahan dan
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
181 peralatan pembuat tungku surabi anti polusi:
1. Lembaran Plat Teser di potong berukuran 88 cm x 13 cm. 2. Meteran.
3. Besi panjang untuk menarik garis. 4. Cutter untuk memberi tanda.
5. Gunting stainless steel. 6. Alat las dan lempeng besi penahan.
7. Alat bubut untuk menghaluskan. Cara Membuat tungku surabi anti polusi:
1. Siapkan bahan plat teser dan peralatan penggaris besi, cutter, pemotong plat, meteran, las. 2. Potong lembaran Plat Teser menjadi bentuk persegi panjang berukuran 88 x 13 cm²
3. Beri tanda Plat dengan ukuran panjang 11 cm, 22cm, 22 cm, 22 cm, dan 11 cm; dan lebar 5 cm dan 8 cm.
4. Tarik garis lurus dengan menggunakan batang besi, untuk memberi tanda saat melipat. 5. Gunting Plat arah lebar sampai ukuran 5 cm tadi. Lalu lakukan pelipatan plat teser sehingga
membentuk kotak. Setelah itu lipat bagian atas plat teser. Ukura diagonal harus sama agar bentuknya kubus yang imbang.
6. Las bagian yang harus disambungkan. Lalu di bubut untuk menghaluskan.
METODE PENELITIAN
Kegiatan Iptek bagi Masyarakat dalam rangka mendorong jiwa wirausaha bagi kedua mitra dilaksanakan selama 7 tujuh bulan, dimulai dari 24 januari sampai dengan 24 Agustus 2015.
Tempat pelaksanaan di halaman sekolah SMP I Terbuka Kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 di kecamatan Ciputat serta di ruang kelas SMP Baitul Maal Teuku Umar di
kecamatan Pondok Aren. Metode kegiatan digambarkan dalam gambar 1 berikut, berupa solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan yang ada.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
182 Gambar 1
Metode Pelaksanaan IbM Pembuatan Surabi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program ini merupakan program yang bersifat aktual dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan siswa-siswi sekolah dhuafa, dimana kondisi mereka berekonomi lemah dan perlu
kegiatan yang dapat menghasilkan uang. Di dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu
PELATIHAN 1
Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Surabi Anti
Polusi
PELATIHAN 2
Penyuluhan dan Praktek Pengelolaan Keuangan,
Permodalan Kewirausahaan
PELATIHAN 3
Metode Pengemasan dan Merek
PELATIHAN 4
Penyuluhan dan Praktek Teknik
PenjualanManajemen
M I
T R
A
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 1
EVALUASI
LUARAN :
1. Metode Pembuatan Surabi AP 2. Produk Tungku Pembakar AP
3. PublikasiTungku Pembakar AP
PERMASALAHAN
Produk Mitra Belum Ada
SOLUSI
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 2
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 3
Monitoring dan pendampingan
setelah Pelatihan 4 Dana dan
Keuangan Terbatas
Teknik Penjualan Dari
Mitra Belum Dibangun
Pemasaran Produk Mitra
Kurang Luas
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
183 pada pola sinergis antara tenaga pakar dan praktisi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dengan
pihak sekolah sebagai mitra. Disisi lain program ini diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama mutualisme antara kalangan perguruan tinggi dengan masyarakat luas di bawah koordinasi
pengelola sekolah dhuafa, yaitu SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 dan SMP Baitul Maal Teuku Umar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan generasi masa depan. Berdasarkan hal tersebut maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif.
Program ini dirancang sebagai jawaban dari permasalahan masalah ekonomi sehari-hari yang mereka hadapi. Mereka ingin berjualan tetapi belum tahu produk apa yang akan mereka jual serta
bagaimana mengolahnya, dana dan keuangan terbatas, teknik penjualan belum dibangun, serta pemasaran produk kurang luas.
Solusi yang ditawarkan adalah memberikan penyuluhan dan praktek: pembuatan surabi anti polusi, pengelolaan keuangan, permodalan kewirausahaan, metode pengemasan dan merek, serta
teknik penjualan dan manajemen pemasaran. Model pelaksanaan kegiatan dilakukan secara tatap muka, dengan pendekatan: mendengar, melihat, melakukan. Pelatihan ini diharapkan dapat
memberikan inspirasi kepada peserta dalam mencari nafkah untuk tambahan uang saku mereka. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka telah dilakukan evaluasi
minimal 3 tiga kali, yaitu evaluasi penyuluhan dan praktek, evaluasi penyelenggaraan penyuluhan dan praktek, dan evaluasi tindak lanjut dengan cara melakukan monitoring dan pendampingan
setelah pelatihan. Pelaksanaan penyuluhan “IbM Surabi Anti Polusi” pada siswa sekolah dhuafa SMP I
Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 dan SMP Baitul Maal Teuku Umar di kecamatan Ciputat dan kecamatan Pondok Aren masing-masing pada tanggal 22 April dan 30 April
2015. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam kaitannya dengan upaya
pengembangan wawasan pengetahuan dan keterampilan pembuatan jenis makanan tertentu, maka program pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk transfer iptek yang dilakukan berupa
penyuluhan dan praktek kepada para siswa dan pendidik di lingkungan sekolah SMP Diponegoro 2 dan SMP Baitul Maal Teuku Umar. Para siswa adalah kelompok dhuafa dimana untuk
mendapatkan nafkah membantu para orang tua bekerja, maka kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pembekalan wawasan pengetahuan dan keterampilan praktik pembuatan resep surabi
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
184 anti polusi dengan menggunakan tungku antipolusi; pengelolaan keuangan, permodalan dan
kewirausahaan; metode pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran. Dipilihnya sasaran siswa sekolah dhuafa, karena kelompok ini memerlukan suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan uang namun mereka belum tahu harus bagaimana memulainya, serta produk apa yang harus dibuat.
Adapun alur pelaksanaan program IbM ini dimulai dari: 1 tahap persiapan; 2 tahap pelaksanaan; 3 tahap monitoring dan pendampingan; dan 4 tahap evaluasi.
1 Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : a melakukan penelitian tentang permasalahan mitra,
b penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penyuluhan, c melakukan koordinasi dengan mitra, d menyiapkan materi penyuluhan Flip chart dan booklet, e
menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan, dan f menyiapkan jadwal penyuluhan menyesuaikan dengan perencanaan kegiatan yang telah
terprogram.
2 Tahap pelaksanaan, penyuluhan dan praktek yang berkaitan dengan : a pengelolaan keuangan,
permodalan dan kewirausahaan; b melakukan penyuluhan dan praktek pembuatan Resep Surabi Anti Polusi menggunakan Tungku Anti Polusi; c Metode pengemasan dan merek; dan d Teknik
penjualan serta manajemen pemasaran.
3 Tahap monitoring dan pendampingan;
Berdasarkan evaluasi hasil pendampingan dapat dijelaskan sebagai berikut: a Salah seorang peserta dari elemen masyarakat di wilayah Ciputat tertarik berjualan surabi
anti polusi. Warga tersebut bernama ibu Ipaq. Pada bulan ramadhan tahun 2015 ini beliau berhasil menjual lebih dari 100 paket surabi, dimana 1 paket bersisi 10 pasang surabi yang
diberi harga 1 paket Rp.25.000,- duapuluh lima ribu rupiah. Keuntungan yang diperoleh 100 persen. Sebagai gambaran untuk modal bahan baku sebanyak Rp. 35.000,- tigapuluh lima
ribu rupiah beliau mendapatkan kembali dananya sebesar Rp.70.000,- Tujuhpuluh ribu rupiah.
b Para siswa dalam membuat surabi ini sampai saat ini masih terbatas untuk komsumsi sendiri. Namun mereka merencanakan untuk menjadikan pembuatan surabi ini sebagai salah satu
alternatif untuk mencari nafkah suatu hari nanti. c Para pendidik yang ikut berlatih, memanfaatkan surabi anti polusi camilan sehat bagi
keluarga mereka. Pada kesempatan ini terjual sekitar 10 paket tungku surabi anti polusi dengan harga per paket Rp.125.000,- Seratus duapuluh lima ribu.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
185
4 Tahap evaluasi, yang terdiri dari a penilaian peserta berkaitan dengan penyuluhan dan praktek
oleh tim pelaksana dengan cara mengisi lembar evaluasi penyelenggaraan, b penilaian peserta berkaitan dengan penyelenggaraan penyuluhan dan praktek secara keseluruhan, dan c saran
penyuluhan dan praktek selanjutnya sesuai kebutuhan peserta. Evaluasi perubahan kemampuan peserta sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan dan
praktek surabi AP di kedua mitra dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan dan praktek Surabi AP dikedua mitra dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1 Evaluasi Perubahan Kemampuan Peserta Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan dan
Praktek Surabi Anti Polusi di Di SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar Kecamatan Pondok Aren
Nama Pelatihan Item yang Dinilai
Diponegoro 2 SebelumSesudah
Penyuluhan Teuku Umar
SebelumSesudah Penyuluhan
Pembuatan resep surabi anti polusi
menggunakan tungku surabi anti
polusi AP. 1. Tertarik membuat
surabi AP. 2. Memahami cara
membuat surabi AP. 3. Mampu membuat
surabi AP. 1,443,63
1,683,56 1,343,12
1,86 3,53 1,61 3,25
1,31 3,06
Pengelolaan keuangan,
permodalan dan kewirausahaan
1. Pengelolaan keuangan, permodalan dan
kewirausahaan. 2. Tertarik berwirausaha.
3. Mampu menghitung keuntungan dengan
akurat. 1,393,37
1,773,46 1,783,49
1,28 3,56
1,94 3,03 1,56 3,00
Pengemasan dan merek
1. Memahami makna pengemasan.
2. Memahami fungsi merek.
3. Mampu membuat contoh kemasan
dengan rapih. 1,443,54
1,593,32 1,853,56
1,53 3,28 1,25 3,36
1,33 3,00
Teknik penjualan dan manajemen
pemasaran 1. Memahami teknik
penjualan. 2. Mengerti manajemen
penjualan. 1,513,37
1,463,29 1,47 2,86
1,39 2,92
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
186 3. Dapat melakukan 1
teknik promosi. 1,513,32
1,47 2,78
Tabel 2 Evaluasi Penyuluhan dan Praktek Surabi Anti Polusi di Di SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan
Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar kecamatan Pondok Aren
Item Penilaian Sub Item Penilaian
Diponegoro 2 Teuku Umar
Pelayanan Pelatihan.
1. Manfaat materi yang diberikan. 2. Kejelasan materi yang
disampaikan. 3. Media
pelatihan:booklet,demo,paparan. 4. Interaksi selama pelatihan.
3,61 3,49
3,34 3,24
3,80 3,53
3,58 3,33
Pelatihan yang dibutuhkan
selanjutnya. Cara membuat gorengan sehat dan aman, black forest,
rainbow cake, cup cake, nasi goreng, spagethi, balado terong, sosis, nugget, kue bolu, pizza, lontong, mie telor,
kue tradisional, donat. Cara membuat
ayam bakar, ayam goreng,
Pizza, aneka kue, kerak telor, ayam
goreng madu; Grooming;
Fashiom
Perlengkapan yang dibutuhkan
selanjutnya. Alat memasak lengkap, laptop, HP, Ipad, Oven, Mixer,
Kipas angin, AC,Buku. Jilbab kerudung,
Keterangan:
SMP Diponegoro 2 41 orang
SMP Teuku Umar 36 orang Skor
Interval Penilaian
Skor Interval
Penilaian
1,00 - 1,02 Kurang
1,00 - 1,03 Kurang
1,03 - 2,05 Sedang
1,04 - 2,06 Sedang
2,06 - 3,07 Baik
2,07 - 3,08 Baik
3,08 - 4,00 Sangat baik
3,09 - 4,00 Sangat baik
Kendala pelaksanaan program adalah sulitnya mengatur waktu untuk pelaksanaan kegiatan, pengetahuan siswa yang masih sangat terbatas, serta keterbatasan fasilitas dapur.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
187 Untuk mengatasi kendala waktu, maka 4 empat pelatihan dirancang dilakukan pada hari
yang sama sehingga tidak terlalu mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Hal ini disebabkan peserta pelatihan adalah siswa-siswa SMP yang terikat dengan jadwal sekolah.
Untuk mengatasi kendala pemahaman, materi yang diberikan dikemas secara sederhana dengan banyak melibatkan partisipasi siswa, dengan cara sebagai berikut:
1. Menyiapkan materi dalam bentuk booklet, khususnya yang berkaitan dengan Resep Surabi Anti Polusi. Booklet ini dibagikan kepada setiap peserta pelatihan.
2. Menyiapkan flipchart agar informasi yang diberikan dapat terbaca dengan jelas dan dapat dilihat ulang.
3. Memperlihatkan cara pembuatan surabi dengan Resep Surabi Anti Polusi dengan menggunakan Tungku Surabi Anti Polusi. Setelah itu peserta dilibatkan untuk melakukan sendiri. Selanjutnya
surabi yang dihasilkan dinikmati bersama. 4. Memperlihatkan cara membuat kemasan tradisional dari bahan daun pisang. Kemudian peserta
diminta untuk mempraktekkannya. Wadah-wadah inilah yang digunakan untuk menikmati Surabi Anti Polusi.
5. Disediakan waktu untuk tanya-jawab. 6. Melibatkan para pendidik dan masyarakat setempat sebagai peserta penyuluhan dan praktek
Dan terakhir, untuk memenuhi fasilitas dapur maka tim pelaksana telah menganggarkan untuk memberikan berbagai keperluan dapur, antara lain: tungku dan cetak surabi, tabung gas, kompor
gas, selang dan regulator, piring dan mangkuk saji, serta perlengkapan memasak lainnya seperti
sendok soup, pengocok adonan, lap.
Program lanjutan yang diusulkan sebagai perpanjangan dari program IbM adalah memberikan pendampingan tentang pembuatan kemasan serta merek kepada Ibu Ipaq sebagai salah satu perserta
dari unsur masyarakat Pondok Aren yang secara serius berbisnis surabi anti polusi. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat “IbM Surabi Anti Polusi” yang menyasar pada pemberdayaan siswa SMP I Terbuka kota
Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar Kecamatan Pondok Aren, adalah:
1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari hasil penyuluhan dan praktek pembuatan
Resep Surabi Anti Polusi dengan Tungku Anti Polusi; pengelolaan keuangan, permodalan,
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
188 kewirausahaan; pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran dapat
berjalan dengan baik . 2. Pelaksanaan program mampu menghasilkan luaran-luaran yang diharapkan oleh program
pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu: Metode pembuatan Resep Surabi Anti Polusi dengan menggunakan Tungku Pembakar Surabi Anti Polusi.
Saran
Kondisi mitra yang serba terbatas dalam memproduksi produk-produk kreatif diharapkan mendapatkan perhatian khusus, sehingga menjadi keberlanjutan program dari kegiatan “IbM Surabi
Anti Polusi” yang saat ini hanya sampai pada penyuluhan dan praktek pembuatan Resep Surabi
Anti Polusi menggunakan Tungku Anti Polusi; pengelolaan keuangan, permodalan dan kewirausahaan; pengemasan dan merek; serta teknik penjualan dan manajemen pemasaran.
Berdasarkan transfer iptek yang telah dilaksanakan pada siswa SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku Umar
Kecamatan Pondok Aren, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu : 1. Para siswa dan pendidik serta masyarakat yang lebih luas yang menyaksikan serta
mempraktekkan penyuluhan yang dilaksanakan oleh “Tim Surabi Anti Polusi dapat disebar luaskan minimal di keluarga masing-masing. Sehingga keluarga mereka dapat menikmati
makanan khas Indonesia yang sehat. Lebih diharapkan lagi jika dapat menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga mereka.
2. Bagi pihak terkait, yang dalam hal ini pihak pengelola sekolah dhuafa SMP I Terbuka kota Tangerang Selatan Mandiri Diponegoro 2 Kecamatan Ciputat dan SMP Baitul Maal Teuku
Umar Kecamatan Pondok Aren dapat menjadikan kegiatan ini sebagai tambahan pengetahuan pembuatan makan sehat bebas polusi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dikti yang telah memberi dukungan financial terhadap
kegiatan pengabdian kepada masyarakatmelalui skema hibah IbM Iptek.
DAFTAR PUSTAKA
Afin Murtie dan Asri Andarini.2012.. Resep Jajanan Pasar Paling Laris. Jakarta: Dunia Kreasi. Marzwan, Diana K. 2014. Resep Surabi Anti Polusi. Jakarta.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
189 Hisrich;Robert D, Michael P. Piters, dan Dean A. Sheperd.2010.Entrepreneurship.McGraw-
Hill,New York. Kotler, R. Philip; John T.,Bowen; dan James, Makens.2014. Marketing for Hospitality and
Tourism:Sixth Edition.Pearson Education Limited, London. http:www.facebook.comtopic.php2013Vonny. Anak. Pengawet dan Ragi Pengembang Kurang
Baik Bagi Kesehatan. http:www.facebook.comtopic.php2013Ariesta Ann Soenarta Konsultan Kardiologi. Santan
Menyebabkan Peningkatan Kolesterol. Pramanik, Dyah P, Diana K, dan Filma Festivalia. Booklet Surabi Anti Polusi. 2015.
Suharyadi, Arissetyanto;Nugroho, Purwanto S.K.,dan Maman Faturohman. 2007.Kewirausahaan:
Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda.Penerbit salemba Empat,Jakarta. Tempat resepku.blogspot.com. Resep Serabi Hijau Manis Enak2013.
Wisata.kompasiana.comSerabi-pancake-ala-Indonesia-396683.html.2011. www.be-acoach.com. 2012.Qomari Sigit Purnomosidi. Coach Serabi Global.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
190
EFISIENSI TATANIAGA KERIPIK PISANG DI SENTRA PRODUKSI BANDAR LAMPUNG
Unggul Priyadi
Fakultas Ekonomi UII Email: Priyadi.unggulgmail.com
ABSTRAK
Pisang adalah salah satu produk unggulan di provinsi Lampung. Untuk meningkatkan nilai tambah, orang melakukan pisang proses ke dalam chip. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem perdagangan saluran di sentra produksi keripik pisang Bandar Lampung untuk menganalisis integrasi pasar di sentra produksi
keripik pisang Bandar Lampung, dan untuk menentukan elastisitas transmisi harga. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Sumber metode sampling purposive
sampling. Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan pasar Timers integrasi hasil model.The menunjukkan bahwa ada 4 pola saluran keripik pisang sistem
perdagangan. Nilai IMC Indeks Connection Market antara produsen dan dealer 1.7, yang berarti tidak ada integrasi pasar jangka pendek dan jangka panjang antara produsen
pedagang tidak ada integrasi. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien 0,1512 jauh dari satu. Elastisitas transmisi harga antara produsen keripik pisang dengan merchant adalah sama
dengan koefisien regresi kurang dari satu, yang berarti.
Kata kunci:
sistem perdagangan Efisiensi, Banana Chips, integrasi pasar, elastisitas transmisi harga
ABSTRACT
Banana is one of the flagship products in Lampung province. To increase value- added, people do process bananas into chips. The purpose of this study is to identify the
channel trading system in the banana chips production centers Bandar Lampung to analyze the integration of markets in the banana chips production centers Bandar Lampung, and to
determine the price transmission elasticity. The data used are primary and secondary. Source the sampling method is purposive sampling. Analysis of the data used is descriptive
method and Timers market integration model.The results showed that there are 4 channel patterns banana chips trading system. IMC value Index of Market Connection between
manufacturers and dealers is 1.7, which means there is no short-term and long-term market integration between the producers of the traders no integration. It is shown by a coefficient
of 0.1512 far from one. Elasticity of price transmission between the producer of banana chips with merchant is equal to the regression coefficient is less than one, which means.
Keyword:
Efficiency trading system , Banana Chips , market integration , price transmissionelasticity
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara pertanian artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga
kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.Sektor pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan dan karenanya sektor
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
191 pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat, sektor pertanian mampu
mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir. Salah satu hasil pertanian adalah buah-buahan yang merupakan komoditas hasil hortikultura
yang mempunyai kontribusi besar bagi perkembangkan pertanian indonesia.Buahpisangmerupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, karena buah pisang
termasuk komoditi yang digemari oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Pada 4 tahun terakhir hasil produksi buah-buahan di indonesia mengalami fluktuasi pada
setiap jenis buah, hanya pada buah pisang yang mengalami peningkatan produksi setiap tahun, tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 7008407 ton.Provinsi Lampung merupakan penghasil
pisang terbesar di Pulau Sumatera, 45,9 persen produksi buah pisang di Pulau Sumatra berasal dari Provinsi Lampung BPS 2014. Produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang
lainnya menghasilkan 687 761 tontahun BPS 2014. Menurut Soekartawi 2001, buah pisang termasuk dalam komoditi pertanian yang
mempunyai sifat tidak menguntungkan seperti: relatif panjangnya tenggang waktu untuk memperoleh hasil, produk mudah busuk perishable, produk yang dihasilkan secara umum
memerlukan tempat yang besar bulky, hasil produksi bersifat musiman seasional, produk pertanian bersifat lokal atau kondisional, sehingga mempertinggi biaya-biaya pengumpulantapi
dengan dilakukan pengolahan pangan terhadap buah pisang tersebut sifat tidak menguntungkan dapat teratasi bahkan dapat meningkatkan keuntungan dan dapat menjadi sumber pendapatan.
Di Provinsi Lampung mempunyai produk OVOP one village one product yang diproduksi dengan memanfaatkan bahan baku pisang yaitu keripik pisang rasa khas lampung, salah satu sentra
industrinya ada terdapat di Bandar Lampung, di bawah ini pada tabel 1 akan disajikan kapasitas produksi beberapa UMKM keripik pisang di Bandar Lampung setiap bulannya sebagai berikut :
Tabel : 1. Sentra UMKM Keripik Pisang di KabKota Bandar Lampung
No Nama Perusahaan Kapasitas Produksi
Kapasitas Yang Digunakan
1 Istanan Keripik Ibu Mery
4500 kgbulan 3600 kgbulan
2 Aneka Keripik Rizka
3600 kgbulan 1800 kgbulan
3 Cipta Rasa
2600 kgbulan 2400 kgbulan
4 Askha Jaya
2000 kgbulan 1000 kgbulan
5 Ridho Jaya
1200 kgbulan 800 kgbulan
6 Dua Dara
1000 kgbulan 500 kgbulan
7 Zom zom Family
850 kgbulan 800 kgbulan
8 Lateb Jaya
600 kgbulan 400 kgbulan
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
192 9
Aneka Keripik ASA 480 kgbulan
320 kgbulan 10 Lala
300 kgbulan 250 kgbulan
Sumber : Bank Indonesia 2014 Berdasarkan data pada tabel 1 kapasitas produksi keripik pisang yang dihasilkan di sentra
produksi Bandar Lampung dengan kapasitas konsumsi kalangan masyarakat terhadap keripik pisang memhasilkan rata-rata produksi sebesar 1713 kgbulan dan kapasitas konsumsi masyarakat terhadap
keripik pisang setiap bulan rata-rata sebesar 1187 kg, hampir 75 konsumen mengkonsumsi keripik pisang setiap bulan, konsumsi yang cukup tinggi untuk terus memproduksi keripik pisang
bagi para pelaku industri pengolahan pangan, karena keripik pisang merupakan oleh-oleh ciri khas lampung maka untuk berbisnis keripik pisang di Lampung merupakan peluang yang menjanjikan
untuk dikembangkan. Berdasarkan dari sisi permintaan yang terus mengalami peningkatan daya beli masyarakat terhadap keripik pisang, peningkatan daya beli masyarakat yang diikuti dengan
meningkatnya omset dan produksi terus bertambah banyak dengan pesanan-pesanan produk sejenis, ditambah lagi dengan adanya inovasi yang di lakukan pelaku industri keripik pisang dengan adanya
aneka rasa: coklat, keju, balado, melon, jagung bakar dan lain-lain. Dalam hal ini sistem tataniaga mempunyai peranan yang sangat vital dalam upaya
mewujudkan pendapatan produsen dan peningkatan nilai tambah. ataniaga merupakan kegiatan penyaluran barang yang dilakukan produsen untuk menyampaikan barang tersebut hingga ketangan
konsumen. Oleh karenanya melalaui pelaksanaan tataniaga yang efisien sangat memungkinkan terciptanya insentif yang menarik bagi produsen..Faktor-faktor yang mendukung terciptanya
tataniaga yang efisien mencakup: struktur pasar, lembaga tataniaga yang terlibat, dan transmisi harga.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi saluran tataniaga keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung 2. Menganalisis integrasi pasar keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung
3. Menentukan elastisitas transmisi harga pada usaha keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
193
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi pihak-pihak terkait dengan usaha produksi keripik pisang di sentra produksi Bandar Lampung.
KAJIAN PUSTAKA
Efisiensi tataniaga sangat penting untuk mengetahui apakah keuntungan yang diterima sesuai dengan yang telah dikeluarkan pada masing-masing lembaga yang terkait dalam tataniaga keripik
pisang, seperti : produsen, pedagang besar, dan pedagang kecil. Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan para ekonom yang berkaitan dengan masalah
ini. Peter Timmer 1987 dalam bukunya yang berjudul “The Corn Economy Of Indonesia” telah meneliti tentang efisiensi tataniaga jagung dengan mengambil variabel harga jagung pedesaan atau
harga jagung untuk bulan t, harga jagung pusat pasar pusat atau perkotaan untuk bulan t, dan variabel musiman yang dapat mempengaruhi pembentukan harga lokal yang bebas dari harga pusat
periode 1973 – 1982 di daerah Jawa Tengah. Hasil IMC sebesar 5.5 menunjukan pasar Boyolali
memiliki hubungan buruk dalam jangka pendek dengan pasar Jakarta. Hubungan jangka panjang pasar di Boyolali merefleksikan kekurangan hubungan jangka panjang sebesar 0.235 nilai terlalu
kecil dari satu semakin mendekati satu menunjukan semakin kuatya hubungan antar pasar dalam jangka panjang.
Listiyorini, Dani 2008, telah mengkaji masalah ini pada keterpaduan pasar komoditas cabai merah di Kabupaten Brebes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterpaduan pasar cabai
merah dalam jangka pendek antara pasar induk dengan pasar eceran di Kabupaten Brebes. Metode penelitian adalah metode deskriptif analisis. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara sengaja
purposive sampling. Metode yang digunakan untuk analisis adalah Indeks of Market Connection IMC yang diperkenalkan oleh Timmer. Hasil penelitian menunjukan bahwa besar nilai IMC dari
analisis regresi antara pasar Sengon dan pasar Brebes serta pasar Sengon dan pasar Ketanggungan yaitu 0,09 dan 0,23. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keterpaduan pasar jangka pendek tinggi.
Besar nilai IMC dari analisis regresi antara pasar Sengon dan pasar Bumiayu adalah 1,47. Hal ini berarti tingkat keterpaduan pasar cabai merah dalam jangka pendek rendah, artinya perubahan harga
yang terjadi di pasar Sengon tidak di transmisikan dengan langsung dan segera ke pasar Bumiayu.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
194
METODE PENELITIAN Teknik Pengambilan Data
Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari melalui wawancara,
mengajukan daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk responden, Responden yang dipilih merupakan responden yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya pada pasar
tersebut, mulai dari produsen, pedagang besar dan beberapa pedagang Kecil. Data sekunder diambil dari lembaga dan instansi yang terkait.
Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari melalui wawancara, mengajukan daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah
dipersiapkan untuk responden, responden yang dipilih merupakan responden yang dapat menggambarkan keadaan pada pasar tersebut, mulai dari produsen, pedagang besar dan beberapa
pedagang Kecil. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 20 responden produsen dan 30 responden pedagang. Data dicari pada tahun januari 2011 sampai dengan desember 2014. Data
sekunder diambil dari lembaga dan instansi yang terkait seperti : BPS dan Departemen Pertanian.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis deskriptif dan kuantitatif, analisis kuantitatif menggunakan model integrasi pasar model yang dikembangkan oleh Peter Timmer dan elastisitas
transmisi harga. Spesifikasi model integrasi pasar adalah sebagai berikut: Pft = do + 1 + d1 Pft-1 + d2 Prt - Prt-1 + d3 - d1 Prt-1 + et
Keterangan: Pft = Harga keripik pisang bulanan tingkat produsen
Prt = Harga keripik pisang bulanan di tingkat pedagang di = Parameter dugaan
et = galat acak variabel pengganggu Melalui pendugaan parameter pada model tersebut dapat dijadikan indikator untuk
mengetahui integrasi pasar dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Untuk mengetahui indikator integrasi jangka pendek dengan mengamati nilai index of market connection IMC
yang formulasi persamaannya sebagai berikut:
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
195 1 + d1
IMC = ----------- d3 - d1
Ada pun kemungkinan nilai IMC dan interpretasinya adalah sebagai berikut: 1.
Nilai IMC lebih kecil 1 Nilai IMC yang lebih kecil dari 1, menunjukkan tingkat integrasi pasar yang tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan harga pada tingkat pedagang baik pedagang besar dan pengecer dijadikan acuan untuk perubahan pada harga di tingkat produsen.
2. Nilai IMC lebih besar 1
Nilai IMC yang lebih besar dari 1, menunjukkan tingkat integrasi pasar yang lemah. Dalam hal ini dapat terjadi apabila kondisi lokal merupakan faktor utama dalam pembentukan harga pasar
lokal. Untuk menganalisis elastisitas transmisi harga digunakan rumus sebagai berikut:
Ln Pf = Ln 0 + 1 Ln Pr + e
Keterangan: Pf= harga ditingkat produsen RpKg
Pr= harga ditingkat pengecer RpKg α= Intersep
β= Koefisien
Kriteria sebagai berikut: Jika Et 1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga lebih besar dari 1 ditingkat produsen. Jika Et = 1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga sebesar dari 1 ditingkat produsen. Jika Et 1, maka perubahan harga sebesar 1 ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan
harga kurang dari 1 ditingkat produk
HASIL dan ANALISIS Karakteristik Responden
Karakteristik Responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan
Terbentuknya kelompok usaha ini dilatar belakangi sosial ekonomi yang hampir sama satu sama lain, dengan jenjang pendidikan dan usia yang berbeda-beda. Data disajikan pada tabel 4.3,
sebagai berikut :
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
196 Tabel : 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Tingkat Pendidikan
Keterangan Produsen
Pedagang
Umur Tahun 29 - 65 tahun
26 – 62
Pendidikan SMP
– S1 SMP
– S1 Jumlah
20 30
Sumber : Data Primer, diolah Berdasarkan tabel di atas responden yang menjalankan usaha keripik pisang, mempunyai
tingkat pendidikan yang berbeda, pada tingkat produsen 20 dari total responden menempuh pendidikan hanya sampai tahap SMP yaitu sebanyak 6 responden, dan 15 menempuh pendidikan
hingga jenjang S1 sebanyak 3 responden, sisanya menempuh pendidikan ditingkat SMA. Pada tingkat pedagang 16,67 responden yaitu sebanyak 5 orang menempuh pendidikan sampai tingkat
SMP, 33,33 menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana yaitu 10 responden, dan sisanya persentase paling tinggi sebesar 50 menempuh pendidikan ditingkat SMA. Berdasarkan jenjang
pendidikan responden mulai dari produsen, pedagang besar, dan pedagang kecil mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda namun perbedaan tingkat pendidikan tidak menjadi kendala untuk
menjalankan usaha industri keripik pisang, karena menurut hasil observasi yang telah dilakukan kendala terdapat dimodal bukan berlandaskan jenjang pendidikan, menurut data yang didapat
produk yang menguasai pasar banyak dimiliki oleh produsen yang jenjang pendidikannya tidak mencapai strata 1 perbedaan jenjang pendidikan hanya sekedar pembeda status sosial dalam latar
belakang pendidikan.
Analisis tataniaga 1.
Saluran Tataniaga
Tataniaga suatu kegiatan yang dilakukan produsen untuk menempatkan barang hasil produksi kepada konsumen. Tataniaga yang berlangsung pada usaha keripik pisang dipengaruhi oleh struktur
pasar yang terbentuk. Pada saluran tataniaga usaha keripik pisang dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya pemasaran dan menentukan harga yang akan dibayarkan oleh para konsumen.
Saluran tataniaga nantinya akan diketahui setelah proses jual beli terjadi dari produsen hingga sampai kepada konsumen. Pada setiap lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat diperlukan sistem
informasi pasar yang baik, untuk menunjang terjadinya efisiensi tataniaga pada saat proses penyampaian produk. Produk yang sampai kepada konsumen terjadi melalui beberapa saluran
tataniaga, secara rinci dapat dilihat melalui gambar berikut ini :
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
197 Gambar 4.5.1 :
Saluran Tataniaga Keripik Pisang di Sentra Produksi Bandar Lampung. Berdasarkan gambar 4.5.1, maka pemasaran keripik pisang di sentra produksi Bandar
Lampung terdapat 4 saluran tataniaga, yaitu : I.
Produsen
Konsumen II.
Produsen
Pedagang Besar
Konsumen III.
Produsen
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Konsumen IV.
Produsen
Pedagang Kecil
Konsumen Dari 4 saluran tataniaga tersebut, berdasarkan fungsinya masing-masing melayani penjualan di
dalam daerah maupun ke luar daerah.