Masalah Internal Masalah Eksternal Solusi Internal Solusi eksternal

Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 122 Dari uraian di atas maka model jaringan ANP dalam rangka mengembangkan wirausaha kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada gambar 2. Dari model jaringan yang telah dibuat pada gambar 2, maka langkah selanjutnya yaitu membuat kuesioner dan menyebarkannya kepada para responden pakar untuk dicari jawaban yang paling menjadi prioritas atas permasalahan yang sedang diteliti. Selanjutnya kuesioner diinput ke dalam software dengan membandingkan tiap jawaban seperti pada gambar 3. Gambar 2: Simulasi Input Kuesioner ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 123 Gambar 3: Model Jaringan ANP PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KREATIF BERBASIS SYARIAH DI KOTA TASIKMALAYA Keterbatasan modal Lemahnya kualitas produk Pelatihan manajemen usaha berbasis kreasi yang sesuai syariah Pelatihan teknik produksi dan desain Diversifikasi produk yang ada Pendampingan usaha kreatif dari pemerintah Dukungan perbankan syariah dalam permodalan Diperlukan lembaga asosiasi pengusaha berbasis syariah Masalah Solusi I N T E R N A L Lemahnya kreativitas desain dan inovasi produk Adanya kebijakan pemerintah menggunakan produk lokal yang sesuai syar`i Peningkatan penggunaan sistem komputerisasi sebagai media promosi dan silaturahmi Manajemen keuangan yang tidak baik Kurangnya kesadaran mengenai hukum syariah Islam Minimnya peran lembaga pendidikan dalam menciptakan wirausahawan yang Islami Kurangnya dukungan pemerintah dalam menciptakan wirausahawan yang Islami E K S T E R N A L Belum ada lembaga asosiasi wirausahawan kreatif berbasis syariah Kurangnya dukungan perbankan syariah Kondisi perekonomian yang fluktuasi Mengikuti pendidikan agama ekonomi syariah sebagai dasar menumbuhkan jiwa yang Islami Peningkatan peran lembaga pendidikan dalam melahirkan wirausahawan yang Islami I N T E R N A L E K S T E R N A L Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 124 PEMBAHASAN berdasarkan hasil analisis menggunakan software super decision berdasarkan konsensus dari para responden pakar maka diketahui urutan masalah yang paling dominan pada kategori masalah internal digambarkan pada gambar 4: Gambar 4: Prioritas Masalah Internal Berdasarkan gambar 4 maka dapat diketahui bahwa dari sudut internal masalah yang paling dominan dalam menghambat berkembangnya kewirausahaan kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya yaitu “lemahnya kreativitas desain dan inovasi produk”. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kreativitas para wirausahawan, padahal dalam rangka menunjang eksistensi usaha maka suatu produk perlu dibuat sedemian rupa sehingga masyarakat menyukai produk yang dihasilkan. Faktanya memang kreativitas selalu terlihat dari masing-masing produk yang dihasilkan namun tidak dilakukan secara konsisten dan sungguh-sungguh sehingga usaha tidak berjalan lama. Urutan kedua yang paling dominan yaitu “manajemen keuangan yang tidak baik”. hal ini sudah diakui oleh mayoritas wirausahawan di Kota Tasikmalaya bahwa manajemen keuangan terkadang tidak dilakukan. Fokus yang terpenting menurut mereka adalah bagaimana caranya agar produk yang dibuat dapat terjual dengan baik tanpa memperhitungkan besaran laba atau rugi yang diperoleh. Selain itu, budaya pengusaha di Kota Tasikmalaya yang sangat konsumtif sehingga keuangan yang dimiliki yang bersumber dari pinjaman misalnya malah dipakai untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Selanjutnya urutan ketiga yaitu “kurangnya kesadaran mengenai hukum syariah Islam ”. Hal ini sangat berdampak pada jati diri seseorang bahkan sampai kesadaran untuk menjalankan prinsip-prinsip syariat Islam. Jika para wirausahawan belum menyadari bahwa kehidupannya diatur oleh hukum Islam maka pasti dalam menjalankan usahanya tidak akan sesuai 1. Keterbatasan Modal 2. Kurangnya kesadaran mengenai hukum … 3. Lemahnya kreativitas desain dan inovasi produk 4. Lemahnya kualitas produk 5. Manajemen Keuangan yang tidak Baik 0.188996 0.210706 0.239884 0.121236 0.239177 Masalah Internal ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 125 dengan ajaran Islam. Nilai rater agreement yaitu sebesar W=0,994 atau 99,4yang artinya menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi di antara responden dalam menjawab masalah. Selanjutnya untuk mengetahui urutan masalah yang paling dominan dari aspek masalah eksternal dapat dilihat pada gambar 5: Gambar 5: Prioritas Masalah Eksternal Dari gambar 5 dapat diketahui bahwa urutan masalah yang paling dominan dari sudut eksternal yaitu “minimnya peran lembaga pendidikan dalam menciptakan wirausahawan kreatif berbasis syariah ”. Hal ini menjadi masalah yang paling besar mengingat para wirausahawan di Kota Tasikmalaya rata-rata berpendidikan sarjana sehingga peran lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal akan memberikan dampak yang luar biasa khususnya dalam memberikan basic para wirausahawan kreatif. Fakta yang terjadi adalah lembaga pendidikan hanya memberikan materi kewirausahaan yang bersifat konvensional, belum memberikan materi yang berbasis syariah sehingga di lapangan yang terjadi adalah masyarakat yang berbisnis akan menjalankannya dengan konsep konvensional. Selanjutnya urutan masalah kedua yaitu “kurangnya dukungan pemerintah dalam menciptakan wirausahawan yang islami ”. Sampai saat ini pemerintah selalu gencar dalam membantu para wirausahawan baik memberikan kredit lunak ataupun pelatihan-pelatihan namun dalam tataran konvensional. Kemudian urutan masalah ketiga yaitu “belum adanya lembaga asosiasi wirausahawan kreatif berbasis syariah ”. Jika belum ada koordinasi antara wirausahawan kreatif berbasis syariah khususnya dalam bentuk komunitasasosiasi maka akan lama untuk terjadinya lingkungan bisnis yang Islami di Kota Tasikmalaya karena masing-masing akan berjalan 1. Belum ada lembaga asosiasi wirausahawan … 2. Kondisi perekonomian yang fluktuasi 3. Kurangnya dukungan pemerintah dalam … 4. Kurangnya dukungan perbankan syariah 5. Minimnya peran lembaga pendidikan dalam … 0.204294 0.143400 0.211849 0.130803 0.309650 Masalah Eksternal Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 126 sendiri. Nilai rater agreement yaitu sebesar W=0,994 atau 99,4 yang artinya menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi di antara responden dalam menjawab masalah. Untuk melihat prioritas masalah yang paling dominan dari seluruh masalah yang ada, dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6: Prioritas Masalah Keseluruhan Dari gambar 6, dapat dilihat bahwa masalah yang paling dominan menghambat berkembangnya wirausaha kreatif dari seluruh masalah yang ada yaitu “lemahnya kreativitas dan inovasi produk ”.Nilai rater agreement yaitu sebesar W=0,998 atau 99,8 yang artinya menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi di antara responden dalam menjawab masalah. Setelah mengetahui permasalahan, maka diketahui pula solusi-solusi dalam rangka mengembangkan kewirausahaan kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya. Urutan solusi dari aspek internal dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7: Prioritas Solusi Internal 0.089 0.065 0.089 0.054 0.131 0.104 0.119 0.141 0.070 0.137 Masalah 1. Diversifikasi produk yang ada 2. Mengikuti pendidikan agama ekonomi syariah … 3. Pelatihan manajemen usaha berbasis kreasi … 4. Pelatihan teknik produksi dan desain 5. Peningkatan penggunaan sistem komputerisasi … 0.204500 0.216207 0.199507 0.202177 0.177607 Solusi Internal ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 127 Dari gambar 7 dapat diketahui solusi yang paling dominan dari aspek internal yaitu “mengikuti pendidikan agama ekonomi syariah sebagai dasar menumbuhkan jiwa yang Islami”. Ini menjadi solusi internal terbaik menurut para responden karena pendidikan agama adalah modal dasar bagi para wirausahawan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu setiap lembaga pendidikan khususnya yang mengajarkan pendidikan ekonomi harus disertai dengan pendidikan agama yang kuat agar jiwa-jiwa Islami tumbuh pada hati para wirausahawan. Solusi kedua yaitu “diversifikasi produk yang ada”. Artinya dituntut kreativitas para wirausahawan untuk terus mengembangkan produk melalui inovasi-inovasi terbaru agar eksistensi usahanya terus terjaga. Sedangkan urutan sol usi ketiga yaitu “pelatihan teknik produksi dan desain”. Artinya diperlukannya dukungan dari berbagai pihak agar masing-masing individu para wirausahawan mampu meningkatkan kualitas produksi dengan desain yang bagus. Jika hal ini telah terjadi maka akan menghasilkan wirausahawan yang berjiwa islami dengan kreativitas yang baik. Nilai rater agreement solusi internal yaitu W=0,986 atau 98,6 yang artinya menunjukkan kesepakatan yang tinggi di antara responden dalam memberikan solusi. Selanjutnya untuk mengetahui solusi terbaik dari aspek eksternal dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8: Prioritas Solusi Eksternal Dari gambar 8 di atas dapat diketahui bahwa urutan solusi eksternal yang paling dominan adalah “pendampingan usaha kreatif dari pemerintah”. Meskipun pemerintah telah banyak melakukan sosialisasi namun menurut para responden hal itu cukup mengingat untuk membentuk iklim yang Islami diperlukan pendampingan yang secara konsisten dan berkelanjutan sampai pada tumbuhnya jiwa kreativitas yang tinggi. U rutan solusi kedua yaitu “dukungan perbankan syariah dalam permodalan ”. Telah banyak berdiri perbankan syariah di Kota Tasikmalaya, namun karena 1. Adanya kebijakan pemerintah menggunakan … 2. Diperlukan lembaga asosiasi pengusaha … 3. Dukungan perbankan syariah dalam permodalan 4. Pendampingan usaha kreatif dari pemerintah 5. Peningkatan peran lembaga pendidikan dalam … 0.193161 0.139724 0.198413 0.272911 0.195790 Solusi Eksternal Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 128 orientasi bank syariah masih pada tataran bisnis maka imbasnya adalah para pengusaha khususnys UMKM dan UKM masih merasa kesulitan untuk meminta bantuan bank syariah mengingat persyarakat yang begitu rumit disertai dengan tingkat pengembalian cukup besar. Oleh karena itu perbankan syariah harus membantu untuk menyelesaikan permodalan dengan syarat-syarat yang mudah dan tingkat pengembalian yang rendah bagi para wirausahawan. Sedangkan urutan solusi ketiga yaitu “peningkatan peran lembaga pendidikan dalam melahirkan wirausahawan yang Islami ”. Ini menjadi solusi terbaik ketiga karena peran lembaga pendidikan sangat besar dalam melahirkan wirausahawan-wirausahawan yang kreatif, bahkan tidak cukup kreatif saja melainkan wirausahawan harus memiliki jiwa religius yang kuat sebagai bekal dalam menjalankan aktivitas usahanya. Nilai rater agreement solusi internal yaitu W=0,990 atau 99,0 yang artinya menunjukkan kesepakatan yang tinggi di antara responden dalam membuat solusi. Dari keseluruhan solusi yang ada, maka dapat dilihat solusi yang terbaik dalam rangka mengembangkan wirausahan kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya pada gambar 9. Gambar 9: Prioritas Solusi Keseluruhan Gambar 9 menunjukkan bahwa dari keseluruhan solusi yang ada, solusi yang terbaik untuk mengembangkan wirausaha kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya adalah “Pendampingan usaha kreatif dari Pemerintah ”. Nilai rater agreement yaitu sebesar W=0,997 atau 99,7 yang artinya menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi di antara responden dalam menjawab solusi. 0.091 0.066 0.091 0.127 0.089 0.107 0.118 0.107 0.107 0.097 Solusi Solusi ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 129 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masalah-masalah yang dapat menghambat perkembangan wirausaha kreatif berbasis syariah di Tasikmalaya diantaranya: a masalah internal yaitu “lemahnya kreativitas desain dan inovasi produk”, “manajemen keuangan yang tidak baik” dan “kurangnya kesadaran mengenai hukum syariah Islam”, b masalah eksternal yaitu “minimnya peran lembaga pendidikan dalam menciptakan wirausahawan kreatif berbasis syariah”, “kurangnya dukungan pemerintah dalam menciptakan wirausahawan yang islami”, dan “belum adanya lembaga asosiasi wirausahawan kreatif berbasis syariah”. 2. Solusi-solusi yang dapat ditawarkan dalam rangka mengembangkan wirausaha kreatif berbasis syariah di Tasikmalaya diantaranya: a solusi internal yaitu “mengikuti pendidikan agama ekonomi sya riah sebagai dasar menumbuhkan jiwa yang Islami”, “diversifikasi produk yang ada” dan “pelatihan teknik produksi dan desain”, b solusi eksternal yaitu “pendampingan usaha kreatif dari pemerintah”, “dukungan perbankan syariah dalam permodalan”, dan “peningkatan peran lembaga pendidikan dalam melahirkan wirausahawan yang Islami” Adapun saran yang hendak disampaikan dalam rangka menyempurnakan hasil penelitian dan implikasinya adalah sebagai berikut: 1. Lingkup penelitian selanjutnya agar diperluas supaya hasil penelitian dapat diterapkan di daerah lain tidak hanya di Kota Tasikmalaya 2. Dapat pula dicoba dengan metode penelitian yang lainnya agar hasil penelitian dapat diperbandingkan, seperti menggunakan Analytic Hierarchy Process atau yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman. http:www.iaei-pusat.orgmemberpostkiat-bisniswirausaha-muslim?language =id. Diakses pada tanggal 181115 pkl 14.13 Aprijon. 2013. Kewirausahaan dan Pandangan Islam. Menara, vol. 121 Ascarya. 2005.Analytic Network Process ANP: Pendekatan Baru Studi Kualitatif, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 130 _______. 2011. The Persistence of Low Profit and Loss Sharing Financing in Islamic Banking: The Case of Indonesia. Review of Indonesian economic and business studies vol. 1. LIPI Economic Research Center Ascarya dan Yumanita, Diana. 2010. Determinan dan Persistensi Margin Perbankan Konvensional dan Syariah di Indonesia. working paper series No.WP1004. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. Baidowi, Aris. 2011. Etika Bisnis Islam Perspektif Islam. JHI, Vol. 92 Febianto, Irawan. 2010. Shariah Compliant Model of Business Entities. Faculty of Economic University of Padjadjaran. Bandung Ghazali, Sheikh, dkk.. 1992. an Introduction to “Islamic Finances”. Jarkasih, Muhamad. 2008. Analisis Masalah dalam Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia dengan Metode Analytic Network Process ANP. Skripsi pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI Tazkia, tidak diterbitkan. Khoirozzadittaqwa. 2015. Kajian Maqahid Syariah pada Pedagang di Pasar Kidul Bangil. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya Muhammad. 2009. Label Halal dan Spiritualitas Bisnis : Interpretasi atas Bisnis Home Industry. Jurnal Salam. Vol 12 2 Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. 2006. Decision Making with the Analitic Network Process. Economic, Political, Social and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs and Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh Sriharini. 2006. Pengembangan Etos Kewirausahaan Masyarakat Islam. Aplikasia,JurnalAplikasi Ilmu Agama, vol. 7 2: 122-131 Sudarsono, Heri. 2003. Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Adipura Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya No 7 tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 131 PENGGUNAAN METODE TRIPLE EKSPONETIAL SMOOTHING TIGA PARAMETER DARI HOLT- WINTER’S DALAM MENYUSUN FOOD BALANCE SHEET PROJECTION UNTUK DATA TANAMAN PANGAN KEDELAI TAHUN 2015-2019 Kharisma Mujahid Akbar 1, RB Fajriya Hakim 2 1 Mahasiswa Program Studi Statistika, FMIPA UII Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Statistika, FMIPA UII Yogyakarta kharismamujahidakbargmail.com ABSTRAK Data yang digunakan adalah data sekunder Supply dan Demand Kedelai untuk tahun 1984 hingga 2014. Berdasarkan data tersebut ingin disusun food balance sheet project kedelai dengan menggunakan metode peramalan triple exponential smoothing 3 parameter dari holt- winter’s selama 5 periode kedepan dari tahun 2015-2019. Metode holt- winter’s terbagi menjadi 2 yaitu Holt Winter’s Multiplikatif digunakan apabila terdepat kecenderungan pola musiman bergantung pada ukuran datdan Holt Wi nter’s Aditif digunakan apabila kecenderungan tersebut tidak terjadi. Food balance sheet project bertujuan untuk mengetahui apakah konsumsi kedelai local pada tahun tersebut terpenuhi atau tidak. Proses peramalan yang dilakukan menunjukan bahwa konsumsi kedelai local dari tahun 2015-2019 terpenuhi dengan perubahan fluktuatif setiap tahunnya untuk konsumsi kedelai lokal. Kata Kunci: Kedelai,Supply, Demand, Peramalan, Holt’s Winter, Peramalan, Pusdatin, Kementerian Pertanian. ABSTRACT Data used is secondary data for joybean supply and demand since 1984 til 2014. Basen on the data, researcher will create food balance sheet projection by forcasting method. That is triple exponential smoothing by Holt’s Winter.. Forcasting is for 5 periode. Holt’s Winter’s is include in two kind, Multiplikative and additive. Food balance sheet projection is purpose to find out that supply and demand in years is adequate. the result of forcasting procces show that consumed joybean since 2015 till 2019 is adequate. but fluctuate in every single years. Keywords: Soybean , Supply , Demand, Forecasting , Holt s Winter , Forecasting , Media Centre , the Ministry of Agriculture . PENDAHULUAN Tanaman Pangan merupakan salah satu jenis komoditas paling penting dimasyarakat. Pangan adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi setiap harinya guna kelangsungan hidup tiap individu. Salah satu tanaman pangan yang paling sering dijadikan sebagai olahan pangan adalah kedelai. Khususnya dikalangan masyarakat Indonesia, olahan kedelai paling popular yang banyak dikonsumsi adalah TahuTofu, Tempe, Kecap, Tauco, dan Susu Kedelai. Sehingga penting bagi para stake holder untuk menjamin terjaganya ketersediaan kedelai guna memenuhi asupan kebutuhan masyarakat Indonesia akan salah satu tanaman pangan tersebut. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 132 Isu kedelai menjadi salah satu permasalahan di Indonesia yang selalu menarik untuk dibahas selama beberapa tahun terakhir. Isu yang paling sering diangkat adalah naiknya harga kedalai yang berimbas pada para pelaku industri dibidang olahan kedelai seperti tempe dan tahu. Berdasarkan kutipan artikel yang ditampilkan oleh bisnis.liputan6.com, salah satu pengrajin tempe disemarang sampai mengurangi ukuran tempe yang dijual agar menghindari kerugian akibat kenaikan harga kedelai saat ini. Hal ini tidak terlepas adalah ketidakmampuan petani dalam negeri dalam memenuhi tingginya permintaan masyarakat terhadap pangan kedelai. sehingga berdampak pada ketergantugan pada kedelai impor yang harganya relative lebih mahal dibandingkan harga kedelai lokal. Kedelai impor sendiri masih bertahan dengan harga tinggi, sejak pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Saat ini harga kedelai impor mencapai Rp.8000 per kilogram Kg.Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan, saat ini produksi kedelai local hanya sekitar 995 ribu ton, sedangkan kebutuhannya mencapai 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton pertahun. Artinya dari data tersebut masih ada sekitar 1,5 juta ton yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Akhirnya jalan yang harus diambil adalah melalui kegiatan impor kedelai. Beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya Indonesia lepas dari ketergantungan impor jenis tertentu adalah sulitnya mengembangkan kedelai didalam negeri sendiri dan kualitas kedelai di Indonesia pun dianggap masih rendah dibandingkan Negara lain. Sehingga Impor kedelai dianggap wajar. Dari pemaparan tersebut maka perlu dilakukan analisis akan seberapa permintaanDemand dan penawaranSupply kedelai ditahun-tahun yang akan datang. Hasil analisis tersebut akan sangat berguna bagi instansi pemerintah terkait seperti Kementerian Pertanian maupun Kementerian Perdagangan dalam mengambil kebijakan yang tepat guna menyelesaikan permasalah pemenuhan kebutuhan kedelai di Indonesia. bidang ilmu statistika kegiatan metode yang tepat untuk mengestimasi seberapa besar jumlah permintaan dan penawaran kedelai ditahun mendatang adalah dengan PeramalanForecasting. Metode peramalan sendiri terdiri dari beberapa jenis metode yang bias digunakan, bergantung pada data yang ada. METODE PENELITIAN Data yang digunakan data sekunder yang diambil dari beberapa official WebsiteASEAN Food Security Information System Afsis dan Food and Agriculture Organization of The United Nations. Alamat situs nya adalah http:www.afsisnc.org dan http:faostat3.fao.org. selain itu data juga diperoleh dari outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Kedelai 2014. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 133 Hasil analisis time series yang ada pada makalah ini menggunakan bantuan program Eviews 6 dan Microsoft Excel, sehingga sangat membantu proses analisis dan peramalan untuk data supply dan demand kedelai tahun 1984-2014. Hasil dan Pembahasan Food Balance Sheet Project Metode Food Balance Sheet Project merupakan metode yang digunakan untuk melihat keseimbangan dari Supplypersediaansuatu barang dengan demandpermintaan. Hal ini sangat membantu untuk melihat apakah kebutuhan suatu barang di suatu negara secara keseluruhan pada tahun tertentu terpenuhi atau tidak. Target Komoditi Target komoditi dalam menggunakan Food Balance Sheet Project adalah tanaman pangancorps. Secara lebih sepesifik tanaman pangan yang dipilih adalah kedelaisoybeans. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang paling populer bagi masyarakat indonesia pada umumnya. Konsumsi utamanya dalam bentuk tempe dan tahu yang merupakan lauk pauk vital bagi masyarakat Indonesia. Bentuk lain produk kedelai adalah kecap, tauco dan susu kedelai.Pusdatin,2014 Peramalan Supply-Demand Kegiatan peramalan dilakukan terhadap data supply dan demand kedelai tahun 1984-2014, untuk kemudian diramalkan 5 periode kedepan. Artinya proses peramalan data supply dan demand untuk tahun 2015-2019. Langkah awal sebelum melakukan permalan adalah dengan melihat plot data. Tujuannya adalah untuk menentukan metode yang tepat digunakan untuk meramalakan nilai diwaktu mendatang. Dibawah ini ditunjukan plot data untuk supply dan demand kedelai tahun 1984-2014. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 134 500 1000 1500 2000 2500 3000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 Jum la h ton Jumlah Permintaan Kedelai Tahun 1984-2014 Demand 0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00 5000.00 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 Ju m la h ton Jumlah Penawaran Kedelai Tahun 1984-2014 Supply Plot data pada grafik penawan menunjukan ada kecenderungan data mengandung komponen trend. Hal ini terlihat dari pergerakan data yang cenderung naik. Walaupun terjadi pergerakan naik turun dalam waktu yang singkat namun secara menyeluruh data menunjukan pola yang terus naik dalam kurun waktu 31 tahun yaitu dari tahun 1984-2014 Sehingga pemilihan metode peramalan yang dianggap tepat adalah dengan menggunakan Triple eksponential smoothing tiga parameter dari Holt-Winter Multiplikatif Angka tertinggi suppy kedelai berada di tahun 1984 yaitu sebesar 1.170.000 ton sedangkan angka tertinggi adalah pada tahun 2006 yaitu dengan jumlah supply sebesar 4.027.000 ton. Gambar 4.8.Grafik Supply Kedelai Gambar 4.9.Grafik Demand Kedelai ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 135 0.000 1000.000 2000.000 3000.000 4000.000 5000.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 Ju m la h ton Perbandingan Angka Aktual dan Ramalan Supply kedelai Supply Forcast_S Hal yang sama terjadi pada plot data untuk permintaan demand kedelai tahun 1984-2014, terindikasi terjadinya pola data trend pada sehingga metode Holt-Winter Aditif dianggap sebagai metode yang tepat digunakan. Pada 9 periode awal dari tahun 1984-1992 terjadi kenaikan secara terus menerus hingga jumlah permintaan kedelai pada tahun 1994 mencapai angka 2.435.000 ton. Kemudian pada tahun berikutnya hingga 6 periode kedepan dari tahun 1993-1998 terjadi penuruan secara terus menerus menyentuh angka 1.573.000 ton selanjutnya naik secara signifikan pada tahun 1999 dengan jumlah konsumsi kedelai pada tahun tersebut yaitu 2.551.000 ton dan terus mengalami kenaikan dan penuruan jangka pendek hingga mencapai jumlah kosumsi tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 2.796.000 ton dan pada tahun 2012-2014 mengalami penurunar yang tidak terlalu signifikan. Record data terakhir pada tahun 2014 jumlah konsumsi kedelai dalam negeri adalah sebesar 2.433.541 juta ton. Berdasarkan hasil rekap data supply dan demand kedelai tersebut kemudian dilakukan peramalan dengan menggunakan Eviews.periode yang diramalkan adalah 5 tahun kedepan yaitu sejak 2015-2019. Peramalan untuk supply kedelai menggunakan konstanta alphadata 0,96 dan konstanta Bethatrend 0,0000 lalu gammamusiman 0,000 menghasilkan Sum of Square residual sebesar 582829 dengan Root Mean Squared Error sebesar 433,6093. output tertera pada bagian lampiran gambar. Berikut ditunjukan hasil perbandingan antara plot angka actual dengan hasil peramalan supply kedelai menggunakan metode holt-winter Multiplikatif. Gambar 4.8.Grafik perbandingan Supply Kedelai Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 136 0.000 500.000 1000.000 1500.000 2000.000 2500.000 3000.000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 Ju m la h ton Perbandingan Angka Aktual dan Ramalan Supply kedelai Demand Forecast_D Selanjutnya dilakukan hasil peramalan dengan metode yang sama untuk demand tanaman pangan kedelai.Peramalan untuk demand kedelai memakai konstanta Alpha data sebesar 0,93 lalu konstnta Betatrend 0,0000 dan konstanta gammamusiman 0,0000 dengan menghasilkan Sum of Square Residual 288417 dan Root Mean Square Error 305,0212. Berikut ditunjukan hasil perbandingan antara plot angka actual dengan hasil peramalan Demand kedelai menggunakan metode holt-winter Aditive. Mengacu pada hasil peramalan tersebut, penyusunan untuk FBS food balanced project dapat dilakukan. Table 1 berikut menunjukan table food balance sheet yang terdiri dari hasil ramalan suplai dan konsumsi kedelai pada tahun 2015-2019 serta neraca keduanya. Tabel 1. Food Balance Sheet Kedelai 2015-2019 Tahun Peramalan Kebutuhan SupplyS DemandD NeracaS-D 2015 2792.596 2509.495 283.102 Terpenuhi 2016 3063.709 2592.328 471.381 Terpenuhi 2017 2763.574 2656.279 107.295 Terpenuhi 2018 2816.619 2474.432 342.187 Terpenuhi 2019 2962.123 2713.755 248.368 Terpenuhi Berdasarkan hasil peramalan pada table 1 menunjukan bahwa prediksi jumlah konsumsi kedelai pada tahun 2015 adalah sebesar 2.505.495 ton dengan jumlah suplai kedelai yang masuk Gambar 4.9.Grafik perbandingan Demand Kedelai ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 137 diperkirakan sekitar 2.792.596. sehingga kemungkinan pada tahun 2015 asupan konsumsi kedelai dalam negeri masih mampu terpenuhi dengan tambahan stock kedelai sebesar 283.102 ton. Lalu pada tahun 2016 diperkirakan terjadi kenaikan jumlah konsumsi kedelai dalam negeri menjadi sebesar 2.592.495 dengan suplai kedelai pada tahun tersebut adalah 3.063.709. pada tahun 2016 juga diperkiran asupan kedelai dalam negeri masih terpenuhi dengan menyisakan ending stock sebanyak 471.381 ton. Tahun 2017 diperkirakan jumlah konsumsi kedelai lokal meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 2.656.279 ton, sedangkan untuk suplai kedelai menurun menjadi sebesar 2.763.574. namun pada tahun 2017 konsumsi kedelai lokal masih terpenuhi dengan sisa pada tahun tersebut adalah 107.295 ton. Untuk tahun 2018 dan 2019 jumlah suplai relative meningkat setiap tahunnya sedangkan untuk konsumsi kedelai pada tahun 2018 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2019 yaitu diangka 2.713.755. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang di dapat mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut: a. FBSfood balance sheet project sangat berguna untuk melihat keterpenuhan asupan kedelai pada tahun terntentu. b. Peramalan dengan menggunakan metode holt- winter’s dalam menyusun FBS dianggap tepat untuk meramalkan supply dan demand kedelai untuk 5 periode kedepan karena melihat pola data yang terindikasi membentuk pola data trend baik untuk data supply maupun demand. c. Secara keseluruhan perkiraan untuk 5 periode kedepan asupan konsumsi dalam negeri masih terpenuhi, dan terjadi peningkatan secara terus menerus dari tahun ketahun dan puncaknya adalah jumlah konsumsi kedelai tertinggi yaitu pada tahun 2015 jumlah asupan kedelai dalam negeri yaitu 2.698.785 dengan suplai kedelai sebesar 3.214.070 dan menyisakan ending stock sebesar 515.284 ton. UCAPAN TERIMA KASIH Selama penyusunan makalah ini telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penyusun bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 138 1. Allah SWT, atas rahmat, kesehatan, karunia dan petunjuk yang telah diberikan. 2. Nabi Muhammad SAW. 3. Kedua orang tua saya tercinta, Adik-adik serta keluarga saya yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan selama saya menyusun makalah ini. 4. Bapak Dr. RB. Fajriya Hakim,M.Si, selaku ketua jurusan statistika dan sekaligus sebagai dosen pembimbing saya, yang telah banyak memberikan dukungan, masukan yang membangun membimbing saya, memberikan arahan dan memberikan saran dalam menyusun makalah ini. 5. Ibu Aruh Handini Primandaei S.Si, M.Sc,selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Runtun Waktu yang telah ikut membantu memberikan masukan dalam proses penyusunan makalah. Terima kasih kepada semua pihak lainnya yang telah memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah dalam rangka mengikuti seminar nasional ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua orang yang membaca laporan ini. Amin. DAFTAR PUSTAKA [Afsis] ASEAN Food Security Information System. 2015. Soy Bean Balance sheet of Indonesia. http:www.afsisnc.orgstatisticsdataselected.12 Februari 2015. [Afsis] ASEAN Food Security Information System. 2015. Database Query.http:www.afsisnc.orgstatisticsdatabase-query. 12 Februari 2015. Annisa, Andi Kresna Jaya dan Adi Suwandi. 2015. Peramalan Data Time Series dengan Metode Penghalusan Eksponensial Holt-Winter. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin Makasar. Arriyoso. 2010. Model Holt Winter. https:ariyoso.wordpress.com. 18 Juni 2015 [FAO] Food and Agriculture Organization of The United Nations.2015.Food Balance Sheet.http:faostat3.fao.orgdownloadFBCCE. 12 Februari 2015. Makridakis, Mc.Gee, dan Wheelwringht. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan.Terjemahan Ir.Hari Suminto dari forecasting : Methods Applocation, Second Edition Jakarta: Binarupa Aksara. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 139 [Pusdatin] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2014. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Kedelai 2014. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta. SAS institute Inc. 1988. SASEST User’s Guide, Version 6, First Edition. SAS SAS institute Inc. USA Silfiani, Mega. 2011. Holt-Winter Seasonal dan Trend Smoothinh. http:simegs.blogspot.com201107. 12 Februari 2015. Waryanto,Budi. 2015. Analisis Keberlanjutan Usaha Tani Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Disertasi. IPB Bogor. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 140 OPINI MASYARAKAT ATAS HOTEL BERBASIS SYARIAH DI KOTA YOGYAKARTA Luthfi Yuliana Utami 1 , Sri Siska Wirdaniyati 1 , Dian Pravitasari 1 , Cindy Florencia B 1 , Wuri Permadiningtyas 1 , Baiq Yulia R 1 , Unib Sedya P 1 , Kariyam 2 1 Mahasiswa Prodi Statistika Universitas Islam Indonesia 2 Dosen Prodi Statistika Universitas Islam Indonesia Luthfiyuliana441gmail.com, kariyamuii.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat terhadap hotel berbasis syariah di Kota Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan menggunakan metode nonprobability sampling, karena populasi yang diteliti infinite jumlah populasi tidak diketahui yaitu accidental sampling dengan adalah analisis deskriptif kualtitatif. Dari hasil penelitian tentang hotel syariah di Kota Yogyakarta diperoleh bahwa opini masyarakat memilih 53,97 untuk mengoptimalkan fasilitas hotel, 38.92 untuk mengoptimalkan pelayanan, dan 7.11 untuk mengoptimalkan pengelolaan. Sebanyak 83.33 hotel syariah di Kota Yogyakarta telah memenuhi kriteria multak usaha hotel syariah berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pedoman Pe nyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Kriteria mutlak yang belum memenuhi meliputi: penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain untuk menjaga pandangan, dapurpantry khusus yang mengolah makanan dan minuman yang halal yang terpisah dari dapur biasa, informasi jadwal waktu shalat, dan spa hanya melayani pijat kesehatan dan perawatan kecantikan. Kata kunci: hotel, syariah, kualitatif, accidental ABSTRACT The purpose of this research was to determine how public opinion thinking about shariah-based hotel in Yogyakarta. The sampling technique using nonprobability methode, because the population research infinite total population is unknown is accidental sampling with the descriptive qualitative analysis from the result of research onshariah hotel in Yogyakarta showed that 53,97 of public opinion choose to optimize the hotel fasilities, 38,92 to optimize the service, and 7,11 to optimize the management. The total of 83,33 of sharia hotel in the city of Yogyakarta has met the criteria mutlak sharia hotel business based on the Regukation of the Minister of Turism and Creative Economy, Republic of Indonesia Number 2 Year 2004 concerning Guideline held by Bisnis Hotel Shariah. Criteria absolute that not include: insulation between the urinal one with a urinal another to maintain the view, kitchen pantry special process food and drink kosher separate from regular kitchen, schedule information prayer time, and spa only serve massage health and beauty treatments . Key word: hotel, sharia, qualitative, accidental PENDAHULUAN Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dengan perkembangan ekonomi yang sangat baik. Hal tersebut sangat didukung oleh perkembangan atau kemajuan di bidang pariwisata sehingga banyak pelaku usaha yang mengadakan usaha penginapan yang diperuntukkan kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan. Salah satu usaha yang ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 141 diminati oleh pelaku usaha di kota Yogyakarta adalah kegiatan usaha hotel. Usaha ini selain memberikan keuntungan bagi pelaku usaha juga dapat meningkatkan pendapatan pemerintah kota Yogyakarta. Pada saat ini hotel sudah berkembang menjadi sebuah bidang bisnis yang sangat menjanjikan, dimana semua masyarakat modern yang pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan atau hiburan sangat membutuhkan jasa penginapan atau hotel. Oleh karena itu, hotel menjadi salahsatu pendorong utama dalam meningkatkan pertumbuhan pariwisata di Indonesia. Sehingga bisnis hotel memiliki prospek yang sangat menjanjikan meskipun dalam pengelolaannya membutuhkan modal usaha yang besar dan tenaga kerja yang banyak. Akan tetapi tidak sedikit dari para pengusaha- pengusaha yang ada di Indonesia tergiur dan mulai menanamkan modalnya dibidang perhotelan demi memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya disamping memberikan kenyaman bagi tamu hotel. Seiring dengan semakin berkembangnya Islam di Indonesia, saat ini banyak lembaga yang menerapkan prinsip syariah dalam menjalankan usahanya, seperti: perbankan syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, pasar modal syariah hingga sektor bisnis di bidang perhotelan juga menerapkan prinsip syariah. Konsep hotel syariah berbeda dengan hotel konvensional. Diantaranya dengan membatasi layanan-layanan tertentu. Makanan, minuman, dan restoran harus bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia MUI. Bahkan ada seleksi tamu dalam pelayanan hotel, artinya tidak semua tamu bisa diterima untuk menginap di hotel syariah. Selain dari itu, produk syariah bagus untuk semua orang, bukan hanya untuk muslim saja. Menurut Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia BEI Daerah Istimewa Yogyakarta, Irfan Noor Riza, mengungkapkan bahwa di DIY ada 11.941 investor. Peminat produk syariah sangat besar yakni sekitar 40 dari total investor atau sekitar 4.776 nasabah Harian Jogja, 2015. Pemberian label “Syariah” pada Hotel Syariah, bukan hanya sekedar klaim pihak pengelola semata, karena “Syariah” oleh para ahli hukum Islam, diartikan sebagai “seperangkat peraturan atau ketentuan dari Allah untuk manusia yang disampaikan melalui Rasul- Nya” Al-Sahdili dalam P3EI UII, 2013. Sehingga dalam program Wisata Syariah yang dicanangkan oleh pemerintah, baik oleh pemerintah pusat melalui Kemenparekraf maupun pemerintah daerah, hotel-hotel yang ada akan disertifikasi oleh LPPOM MUI, mana yang memenuhi unsur Syariah dan mana yang tidak. Sertifikasi hotel tersebut dilihat dari cara penyediaan tempat dan alat shalat serta penunjuk arah kiblat di kamar hotel, atau penyajian makanan yang halal serta penyediaan minuman non-alkohol di Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 142 bar sebuah hotel. Sertifikasi itu menunjukkan betapa penyediaan fasilitas dan sarana di hotel tersebut termasuk dalam kategori Muslim Friendly, atau yang lebih dikenal dengan istilah “Ramah bagi Umat Islam” LPPOM MUI dalam bisnis.com, 2014. Berdasarkan peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kratif nomor 2 tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan usaha hotel syariah, pemerintah membagi golongan menjadi hotel syariah hilal-1 dan hotel syariah hilal-2. Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim. Sedangkan hotel syariah hilal-2 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. Usaha hotel syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria usaha hotel syariah yang mencangkup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan. Di bawah ini adalah standar aspek-aspek Hotel syariah untuk kategori Hilal-1 dan kategori Hilal-2 yang telah ditetapkan pemerintah. Kategori Hilal-1 meliputi aspek produk yang terdiri dari 8delapan unsur dan 27dua puluh tujuh sub unsur, aspek pelayanan terdiri dari 6enam unsur dan 20dua puluh sub unsur, dan aspek pengelolaan yang terdiri dari 2 dua unsur dan 2 dua sub unsur. Opini publik digambarkan sebagai proses menggabungkan pikiran, perasaan dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik dan perselisihan pendapat. Opini publik memiliki tiga unsur Arifin, 2011 yaitu pertama, ada isu peristiwa atau kata-kata yang aktual, penting dan menyangkut kepentingan umum yang disiarkan melalui media massa. Kedua, ada sejumlah orang yang mendiskusikan isu tersebut, sampai menghasilkan kata sepakat mengenai sikap, pendapat dan pandangan mereka. Ketiga, pendapat mereka diekspresikan atau dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan gerak-gerik. Menurut Blumer dalam Arifin 2011:195 Opini publik tidak berarti harus merupakan pendapat bulat dari semua orangeveryone, melainkan hanya pendapat sejumlah orangnumber of persons. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Opini Masyarakat Atas Hotel Berbasis Syariah Di Kota Yogy akarta.” Dengan demikian tulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat terhadap hotel syariah di Kota Yogyakarta. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 143 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode survei, hal ini dilakukan karena penelitian ini lebih banyak mengkaji sejumlah besar individu atau kelompok. Sehingga sangat tidak mungkin melakukan penelitian ini secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif dikarenakan jumlah unit yang telah diteliti cukup besar. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sedang atau pernah mengunjungimenginap di sebuah hotel. Masyarakat yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan kriteria, umur di bawah 20 tahun sampai di atas 50 tahun, memiliki pengetahuan tentang informasi Hotel, dan sedang atau pernah mengnap di sebuah hotel Berdasarkan website masing-masing hotel syariah diketahui terdapat tiga di Kota Yogyakarta untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Berikut ini adalah nama-nama hotel syariah di Kota Yogyakarta: 1. Hotel Namira Syariah. Alamat: Jalan Magelang km 4.5 depan TVRI 2. Hotel Wisma Nendra Syariah. Alamat: Jalan Dagen No. 50 3. Hotel Limaran 1. Alamat: Kawasan Titik Nol Yogyakarta, Malioboro, Beringharjo, Keraton. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimupulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objeksubjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristiksifat oleh objek atau subjek itu Sugiyono, 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar Kota Yogyakarta yang sedang atau pernah menginap disebuah hotel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009. Bila populasi besar dan tidak diketahui, maka tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada pada populasi. Hal itu disebabkan karena keterbatasan data, tenaga dan waktu. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian diambil sesuai kebutuhan dan harus representatif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode non –probability sampling, karena populasi yang diteliti infinite jumlah populasi tidak diketahui yaitu Accidental sampling. Accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui sesuai dengan kriteria sampling yang dibutuhkan. Kriteria responden Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 144 yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah seseorang yang sedang atau pernah menginap di sebuah hotel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survei dengan kuisioner dan wawancara. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner online dan offline yang dibagikan kepada responden yang dianggap memenuhi kriteria. Kuisioner yang digunakan bersifat semi terbuka. HASIL DAN PEMBAHASAN Opini Masyarakat Atas Hotel Berbasis Syariah Di Kota Yogyakarta Berikut ini adalah proporsi fasilitas hotel: Gambar 1 . Diagram Proporsi Fasilitas Hotel Syariah Analisis deskriptif seperti pada gambar 1. mengenai harapan tentang fasilitas hotel syariah menunjukkan hasil perhitungan bahwa sebanyak 46,27 dari responden adalah memilih untuk mengoptimalkan fasilitas ibadah. Hal ini merujuk dari sebuah hadist yang menyerukan bahwa seluruh tempat dimuka bumi ini adalah tempat untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda : “Seluruh bumi dijadikan tempat sholat dan untuk bersuci. Siapapun saja dari umatku yang mendapati waktu shalat, maka sholatla h di tempat tersebut”. HR. Bukhari 438 dan Muslim 521 Menurut KBBI, hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap. Untuk itu yang menjadi prioritas selanjutnya adalah pengoptimalan fasilitas kamar tidur tamu sebesar 18,44. Dimana pengoptimalan ini adalah untuk tidak menyediakan akses pornografi dan tindakan asusila dalam bentuk apapun. Bersamaan dengan fasilitas kamar ada fasilitas kamar mandi tamu yang mengahasilkan opini masyarakat sebesar 15,97 untuk mengoptimalkan kamar mandi yang tertutup.Fasilitas tambahan berdasarkan opini masyarakat 9.33 18.44 15.97 46.27 9.99 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 Fasilitas Toilet Umum Fasilitas Kamar Tidur Tamu Fasilitas Kamar Mandi Tamu Fasilitas Ibadah Fasilitas SPA Proporsi Fasilitas Hotel Syariah Proporsi ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 145 sebesar 9,99 untuk mengoptimalkan pengadaan spa yang ruang terapinya terpisah antara pria dan wanita. Sebesar 9,33 adalah untuk mengoptimalkan fasilitas toilet umum yang praktis dalam penggunaannya. Gambar 2. Diagram Proporsi Layanan Hotel Syariah Unsur penting dalam suatu perusahaan jasa adalah pelayanan. Menurut Tjiptono 2005 lima dimensi kulitas jasa salah satunya, yaitu reliabilitas, diwujudkan dengan pelayanan yang tepat kepada seluruh tamu hotel. Memberikan pelayanan terbaik selalu menjadi salah satu misidalam mencapai tujuan. Pelayanan pada hotel syariah harus menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah atau pedoman ajaran Islam baik kepada tamu muslim maupun non-muslim. Berdasarkan hasil penelitian ini opini masyarakat mengarah pada adanya pelayanan informasi yang baik dari pelayanan kantor depan sebesar 28,23, terlebih penginformasian resto halal terdekat. Pelayanan selanjutnya sebesar 22,68 opini masyarakat untuk mengoptimalkan perlengkapan ibadah yang bersih dan terawat. Hal ini sesuai dengan konsep syariah yang diusung. Produk makanan dan minuman halal menjadi peengotimalan selanjutnya sebesar 21,77. Terlebih lagi produk yang diberikan bersertifikat halal dari MUI sebagai penjamin kehalalan produk guna meningkatkan rasa aman para tamu. Pelayanan tambahan yang menjadi opini masyarakat adalah sebesar 13,70 untuk pelayanan fasilitas hiburan untuk meniadakan fasilitas hiburan yang mengarah kepada pornografi dan pornoaksi serta tindakan asusila. 13,62 sisanya adalah memilih untuk mengoptimalkan pelayanan olahraga, rekreasi, dan kebugaran yaitu memberikan instruktur pria untuk tamu pria, begitu juga degan tamu wanita. 28.23 22.68 21.77 13.62 13.70 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 P. Kantor Depan P. Tata Graha Makanan dan Minuman Olahraga, rekreasi, dan Kebugaran Fasilitas Hiburan Proporsi Layanan Hotel Syariah Proporsi Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 146 Gambar3 . Diagram Prioritas Manajemen Hotel Syariah Realitas klaim dan label syariah bukan menjadi hal yang salah selama pihak manajemen hotel tetap berusaha mengimplemantasikan aturan-aturan syariah. Konsep hotel syariah pada sebuah bisnis hotel menjadi menarik dikarenakan perkembangan hotel berbasis syariah sendiri kini menjadi semakin diminati oleh para pengunjung. Animo masyarakat untuk menginap di hotel syariah pun menjadi semakin tinggi. Hal ini lah yang menjadi pengoptimalan seimbang 50 antara manajemen usaha menggunakan sistem syariah dan sumberdaya manusia yang mengimplementasikan prinsip syariah. Jadi yang menjadi salah satu alasan kuat mengapa tamu memilih hotel berbasis syariah daripada hyangotel konvensional adalah dikarenakan rasa aman dan hotel dirasakan nyaman oleh para tamu keluarga selain itu hotel berbasis syariah juga terkesan jauh dari hal-hal negatif karena prinsipnya sudah mengikuti prinsip syariah. Gambar 4 . Diagram Fasilitas, Pelayanan, dan Pengelolaan. Dari hasil penelitian tentang hotel syariah di Kota Yogyakarta diperoleh bahwa opini masyarakat memilih 53,97 untuk mengoptimalkan fasilitas hotel, 38.92 untuk mengoptimalkan pelayanan, dan 7.11 untuk mengoptimalkan pengelolaan. Kesuaian Hotel Syariah di Kota Yogyakarta dengan Kriteria Multak Usaha Hotel Syariah berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah 50 50 20 40 60 Manajemen Usaha SDM Proporsi Manajemen Hotel Syariah Proporsi 53.97 38.92 7.11 0.00 20.00 40.00 60.00 Fasilitas Pelayanan Pengelolaan Proporsi Proporsi ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 147 Berikut ini adalah diagram lingkaran untuk menggambarkan pemenuhan kriteria multak hotel syariah di Kota Yogyakarta: Gambar 5. Kriteria Mutlak Hotel Syariah di Kota Yogyakarta Dari sampel hotel yang teliti, 83.33 hotel syariah di Kota Yogyakarta telah memenuhi terhadap Kriteria Multak Usaha Hotel Syariah berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Sedangkan sisinya tidak memenuhi kriteria pada penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain untuk menjaga pandangan, dapurpantry khusus yang mengolah makanan dan minuman yang halal yang terpisah dari dapur biasa, informasi jadwal waktu shalat, dan Spa hanya melayani pijat kesehatan dan perawatan kecantikan. KESIMPULAN Berdasarkan pengumpulan data dan analisis proporsi, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Opini masyarakat tentang hotel berbasis syariah adalah sebanyak 46,27 dari responden adalah memilih untuk mengoptimalkan fasilitas ibadah, pengoptimalan fasilitas kamar tidur tamu sebesar 18,44, fasilitas kamar mandi tamu yang mengahasilkan opini masyarakat sebesar 15,97 untuk mengoptimalkan kamar mandi yang tertutup.Fasilitas tambahan berdasarkan opini masyarakat sebesar 9,99 untuk mengoptimalkan pengadaan spa yang ruang terapinya terpisah antara pria dan wanita. Sebesar 9,33 adalah untuk mengoptimalkan fasilitas toilet umum yang praktis dalam penggunaannya. Opini masyarakat mengarah pada adanya pelayanan informasi yang baik dari pelayanan kantor depan sebesar 28,23, terlebih penginformasian resto halal terdekat. Pelayanan selanjutnya sebesar 22,68 opini masyarakat untuk mengoptimalkan perlengkapan ibadah yang bersih dan terawat. Sedangkan proporsi untuk manajemen usaha menggunakan sistem syariah dan Penuh 83 Tidak Memenuh i 17 Kriteria Mutlak Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 148 sumberdaya manusia yang mengimplementasikan prinsip syariah masing-masing sebesar 50. Selain dari itu, 83.33 hotel syariah di Kota Yogyakarta telah memenuhi kriteria mutlak usaha hotel syariah berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pedoman Pe nyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. DAFTAR PUSTAKA Al-Sahdili. 2013. Pemberian Label “Syariah” Pada Hotel Syariah. P3EI UII. Arifin, Anwar. 2011. Komunikasi Politik Filsafat – Paradigma – Teori-Tujuan Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. ____________. 2011. Opini Publik. Jakarta : Penerbit Pustaka Indonesia. Bukhari, dan Muslim. Hadist Riwayat 438 dan 521. KBBI. Pengertian Hotel. http:kbbi.web.id LPPOM MUI. 2014. http:bisnis.com Peraturan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif republik Indonesia Nomer 2, Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah, tahun 2014. Riza, Irfan Noor. 2015. Konsep Hotel Syariah. http:harianjogja.com Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta Tjiptono, Fandy dan Gregodius Chandra, 2005,Service, Quality Satisfaction, Yogyakarta : Penerbit Andi. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 149 PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA BERBASIS SYARIAH Studi Kasus pada Toko Besi Bangunan di Kabupaten Pati Nanik Ermawati, Amin Kuncoro FakultasEkonomiUniversitas Muria Kudus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Pesantren Mathali’il Falah Pati n444n111k gmail.co m ABSTRAK Perkembangan bisnis dengan latar belakang agama, yaitu Syari’ah kian marak dan menjamur. Salah satu usaha yang berlatar belakang syaria’ah adalah toko besi dan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan etika bisnis berbasis syariah pada toko besi dan bangunan dalam kegiatan bisnisnya. Penelitian ini dilakukan pada toko besi dan bangunan “Rina Khatulistiwa” di Kabupaten Pati. Fokus permasalahan dalam penelitian ini tentang bagaimana penerapan etika bisnis tentang kesejahteraan karyawan dan pelayanan terhadap pelanggan toko dalam perspektif syari’ah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research dengan sifat penelitian deskriptif dan untuk memecahkan masalah dengan pendekatan normatif dengan analisa kualitatif. Informasi data di ambil dari pemilik toko, karyawan toko, pelanggan toko. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara ke tempat penelitian secara langsung. Setelah data terkumpul kemudian di analisa menggunakan metode kualitatif dengan cara induktif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa praktek etika bisnis yang dilakukan oleh UD Rina Khatulistiwa dalam pemenuhan kesejahteraan karyawan sudah sesuai dengan syariah, dan pelayanan terhadap pelanggan toko sudah sesuai dengan prinsip syariah. Kata Kunci : bisnis berbasis syariah, etika bisnis, kesejahteraan karyawan. ABSTRACT Business development with religious backgrounds, namely Shariah increasingly prevalent and flourishing. One of the business background to shariah is a hardware store and building. This study aims to determine the application of sharia-based business ethics at the hardware and building store in its business activities. This research was conducted at the hardware store and building Rina Khatulistiwa in Pati regency. The problem of this study on how the implementation of business ethics on the welfare of employees and customer service in the store Shariah perspective.The method used in this research is a field research with descriptive study nature and to solve problems with the normative approach with a qualitative analysis. Data information is taken from shopkeepers, store employees, customers shop. Data obtained through observations and interviews to the research directly. After the data collected then analyzed using qualitative methods by way of inductive. Results of this study prove that the practice of business ethics conducted by UD Rina Khatulistiwa in the fulfillment of employee benefits has been in accordance with sharia, and customer service shop is in conformity with Islamic principles. Keywords: Sharia-based business, business ethics, employee welfare, service. PENDAHULUAN Perkembangan bisnis dengan latar belakang agama, yaitu Syari’ah kian marak dan menjamur. Seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 150 terhadap penggunaan dan pemanfaatan produk barang maupun jasa yang halal dan barokah, maka peran produsen atau perusahaan-perusahaan berbasis syariah menjadi sebuah alternative masa depan yang sangat menjanjikan Adimas Fahmi, 2013. Bisnis dengan berbasis syariah akan membawa wirausaha muslim kepada kesejahteraan dunia dan akhirat dengan selalu memenuhi standar etika perilaku bisnis yaitu : taqwa, kebaikan, ramah, amanah Hasan Ali, 2009. Wirausaha muslim hendaknya memiliki perilaku yang baik seperti bertindak ramah kepada konsumen Hasan Ali, 2009. Perilaku yang baik dalam hal ini bisa dilihat dalam aspek pelayanan karyawan terhadap pelanggan toko. Pelanggan toko merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat penjualan toko. Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang maupun pelayanan hendaknya memberikan yang berkualitas, jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas kepada orang lain.Seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267: yang Artinya: “Hai orang–orang yang beriman,nafkahkanlah dijalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik –baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk –buruk lalu kamu nafkahkan darinya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji ” DepartemenAgama RI, 2004:46. Menurut Thorik G. dan Utus H. 2006:77 pentingnya memberikan pelayanan yang berkualitas disebabkan pelayanan service tidak hanya sebatas mengantarkan atau melayani. Service berarti mengerti, memahami, dan merasakan sehingga penyampaiannyapun akan mengenai heart share konsumen dan pada akhirnya memperkokoh posisi dalam mind share konsumen. Dengan adanya heart share dan mind share yang tertanam, loyalitas seorang konsumen pada produk atau usaha perusahaan tidak akan diragukan. Islam menganjurkan setiap pelaku bisnis untuk bersikap profesional yakni dapat bekerja dengan cepat dan tepat sehingga tidak menyia-nyiakan amanat yang menjadi tanggung jawabnya, sebagaimana terdapat dalam hadis Rasulullah saw diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya: “apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” Thorik G. dan Utus H., 2006:116. Adiwarman Karim 2003:73 menjelaskan bahwa baik buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses- gagalnya bisnis yang dijalankan. Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 menjelaskan Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka; mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesuangguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya ” Departemen Agama RI, 2004:72 Berdasarkan ayat diatas, jelas bahwa setiap manusia dituntun untuk berlaku lemah lembut agar orang lain merasakan kenyamanan bila berada disampingnya. Apalagi dalam pelayanan yang ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 151 mana konsumen banyak pilihan, bila pelaku bisnis tidak mampu memberikan rasa aman dengan kelemah lembutannya maka konsumen akan berpindah ke perusahaan lain. Pelaku bisnis dalam memberikan pelayanan harus menghilangkan jauh jauh sikap keras hati dan harus memiliki sifat pemaaf kepada pelanggan agar pelanggan terhindar dari rasa takut, tidak percaya, dan perasaan adanya bahaya dari pelayanan yang diterima. Karyawan yang baik akan menjalankan tugas dengan baik, oleh karena itu perusahaan harus memberikan reward atas kerja keras yang telah dilakukan oleh karyawan. Dalam hal ini perusahaan wajib memenuhi hak sebagai seorang karyawan. Menurut Muhammad, 2008 ada empat prinsip untuk memuliakan hak-hak pekerja 1 kemerdekaan manusia, 2 kemuliaan derajat manusia, 3 keadilan dan anti-diskriminasi, 4 kelayakan upah pekerja. Upah atau gaji adalah hak pemenuhan ekonomi bagi pekerja yang menjadi kewajiban dan tidak boleh diabaikan oleh para majikan atau pihak yang mempekerjakan. Sebegitu pentingnya masalah upah pekerja ini, Islam memberi pedoman kepada para pihak yang mempekerjakan orang lain bahwa prinsip pemberian upah harus mencakup dua hal, yaitu adil dan mencukupi. Prinsip tersebut terangkum dalam sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Al- Baihaqi, “Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan.” Seorang pekerja berhak menerima upahnya ketika sudah mengerjakan tugas-tugasnya, maka jika terjadi penunggakan gaji pekerja, hal tersebut selain melanggar kontrak kerja juga bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Selain ketepatan pengupahan, keadilan juga dilihat dari proporsionalnya tingkat pekerjaan dengan jumlah upah yang diterimanya. Di masa sekarang, proporsionalitas tersebut terbahasakan dengan sistem UMR Upah Minimum Regional. Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan agar pihak yang mempekerjakan orang lain mengindahkan akad atau kesepakatan mengenai sistem kerja dan sistem pengupahan, antara majikan dengan pekerja. Jika adil dimaknai sebagai kejelasan serta proporsionalitas, maka kelayakan berbicara besaran upah yang diterima haruslah cukup dari segi kebutuhan pokok manusia, yaitu pangan, sandang serta papan. Oleh karena itu perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri Hasibuan, 2003. Maka karyawan harus diperhatikan kesejahteraannya jangan hanya dituntut kewajibannya saja dengan berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan karyawan yang jangan hanya menuntut hak mereka tetapi pekerjaan dan tanggung jawab sebagai karyawan tidak diselesaikan. Namun masih ada perusahaan yang kurang memperhatikan karyawannya sehingga karyawan menjadi kehilangan motivasi, malas, dan terkesan tidak baik hasil pekerjaannya. Sehingga mereka beranggapan bahwa sekeras apa pun mereka bekerja perusahaan tidak mempedulikan mereka, apalagi untuk memberikan kesejahteraan dan imbalan yang layak untuk mereka. Untuk memcegah terjadinya tindakan karyawan yang tidak diinginkan oleh perusahaan, maka tugas manajemen perusahaan yang harus memenuhi tuntutan karyawan dengan memberikan kesejahteraan yang adil dan bijaksana, semua itu dilakukan demi terciptanya kesejahteraan karyawan dan kesejahteraan perusahaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempertegas Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 152 pentingnya kelayakan upah dalam sebuah hadis: “Mereka para budak dan pelayanmu adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah asuhanmu, sehingga barangsiapa mempunyai saudara di bawah asuhannya maka harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya sendiri dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya sendiri, dan tidak membebankan pada mereka tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka hendaklah membantu mereka mengerjakannya.” HR. Muslim. Pengusaha diberbolehkan memiliki harta namun kepemilikannya bukanlah untuk dirinya saja, karena seharusnya juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar yang perlu dibantu sehingga ada fungsi sosial di dalamnya. Pengusaha selalu berpedoman pada segitiga abadi yang menggambarkan hubungan antara Allah SWT sebagai penguasa tunggal, dengan harta dan manusia Buchari Alma, 2007. Betapa pentingnya hubungan antara pengusaha, karyawan dan pelanggan maka ketiga aspek tersebut harus bisa di kelola dengan baik. Pengelolaan itu harus didasarkan dengan etika yang berlaku. Etika dibutuhkan dalam perusahaan untuk menghindari persaingan serta mewujudkan bisnis yang sehat, maka dikenal istilah etika bisnis. Etika bisnis yang digunakan untuk mengendalikan persaingan bisnis agar tidak menjauhi norma-norma yang ada. Pandangan etika kontemporer berbeda dari sistem et ika syari’ah. Ada enam sistem etika yang menjadi acuan pemikiran etika bisnis yaitu : kepentingan pribadi relativisme, perhitungan untung rugi utilitarianisme, kewajiban universalisme, hak, kepentingan individu dan keadilan Rafik Isa, 2004. Etika b isnis Syari’ah menjamin, baik pebisnis, mitra bisnis, maupun konsumen, masing masing akan saling mendapatkan keuntungan Johan Arifin, 2009. Dalam realitas bisnis kekinian terdapat kecenderungan bisnis tanpa memperhatikan etika. Disinilah peran dari syari ’ah sebagai suatu sistem yang bisa menjawab permasalahan tersebut. Variasi produk syariah yang bermunculan saat ini ternyata tidak lebih dari sekedar ‘berganti nama’. Secara paradigmatic sebuah perusahaan bisa saja tetap berpijak pada konsep bisnis sekuler-kapitalistik, tapi di poles dengan polesan syariah atau tepatnya etika syari’ah, seperti : jujur, amanah dan sejenisnya. Selanjtnya yang penting bagi perusahaan itu mendapatkan market share yang menguntungkan di pasar syariah. Religion brand sebagaimana produk syariah kini, meski mungkin pangsa pasarnya lebih spesifik dan sangat segmented, sangat mungkin dalam waktu dekat akan menjadi produk yang banyak dibutuhkan oleh semua orang, bukan saja umat Syari’ah. Inilah tantangan kita, khususnya bagi pengusaha m uslim untuk membangun peradaban bisnis yang syar’i. Bukan saja sekedar polesan, tapi juga asas, konsep, manusia, implementasi dan hasil yang benar-benar menampilkan sosok bisnis berbasis syariah yang utuh, unik dan barokah. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti memilih Toko Bangunan Rina Khatulistiwa sebagai objek penelitian dengan alasan toko ini merupakan toko bangunan yang sudah dua puluh tahun berdiri dan terlama di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Selain itu pemilik dari toko ini seorang haji dengan menjalankan bisnis nya menggunakan konsep syariah. RUMUSAN MASALAH Apakah pelayanan dan kesejahteraan karyawan UD Rina Khatulistiwa sesuai dengan prinsip syariah? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep syariah pelayanan dan kesejahteraan karyawan UD Rina Khatulistiwa. ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 153 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Etika Maryani Ludigdo 2001, etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi. K. Bertens, dalam buku berjudul Etika 1994, mendefinisikan etika sebagai berikut: 1 Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. . 2 Etika adalah nurani bathiniah, bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. 3 Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. 4 Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.

2. EtikaBisnis dan Etika Bisnis Syariah

Perusahaan-perusahaan besar, model abad 21, kelihatannya juga mempunyai kecenderungan baru untuk mengimplementasikan etika bisnis sebagai visi masyarakat yang bertanggung-jawab secara sosial dan ekonomis. Realitas di atas, dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh James Liebig, penulis Merchants of Vision. Dalam penelitian itu, ia mewawancarai tokoh-tokoh bisnis di 14 negara. James Liebig, 2005 menemukan enam perspektif, yang umum berlaku, sbb: 1. Bertindak sesuai etika, 2. Mempertinggi keadilan sosial, 3. Melindungi lingkungan, 4. Pemberdayaan kreatifitas manusia, 5. Menentukan visi dan tujuan bisnis yang bersifat sosial dan melibatkan para karyawan dalam membangun dunia bisnis yang lebih baik, menghidupkan sifat kasih sayang dan pelayanan yang baik dalam proses perusahaan, 6. Meninjau ulang pandangan klasik tentang paradigma ilmu ekonomi yang bebas nilai. Perspektif di atas menunjukkan bahwa etika bisnis yang selama ini jadi cita-cita, kini benar-benar menjadi mudah diwujudkan sebagai kenyataan. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk menolak etika dalam dunia bisnis, bahkan kepatuhan kepada etika bisnis, sesungguhnya, bersifat kondusif terhadap upaya meningkatkan keuntungan pengusaha atau pemilik modal. Etika bisnis syari’ah adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur’an dan Hadis yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis Djakfar Muhammad, 2008. Syari’ah merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Syari’ah memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial. Al- Qur’an sangat banyak mendorong manusia untuk melakukan bisnis. Qs. 62:10,. Al- Qur’an memberi pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak ada unsur eksploitasi QS. 4: 29 dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti keharusan membuat administrasi transaksi kredit QS. 2: 282. Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang selama ini dipahami dalam kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan orientasi jangka panjang akhirat. Prinsip ini dipastikan lebih mengikat dan tegas Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 154 sanksinya. Etika bisnis syariah memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek trasparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder perusahaan.

3. Pelayanan konsumen Kualitas Pelayanan Menurut Perspektif Islam

Pelayanan adalah aspek yang tidak bisa disepelehkan dalam persaingan bisnis manapun. Karena dengan pelayanan konsumen akan menilai kemudian menimbang apakah selanjutnya dia akan loyal kepada pemberi layanan tersebut. Hingga tak jarang para pebisnis memaksimalkan layanannya untuk menarik konsumen sebesar-besarnya. Maka dari itu, bila ingin menarik konsumen dengan sebanyak-banyaknya harus mengetahui arti dari layanan itu sendiri. Pelayanan adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain Purwadarminto, 1996. Untuk memahami pengertian kualitas pelayanan menurut perspektif Islam, yang dijadikan tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan yaitu standarisasi syariah. Islam mensyariatkan kepada manusia agar selalu terikat dengan hukum syara dalam menjalankan setiap aktivitas ataupun memecahkan setiap permasalahan. Di dalam islam tidak mengenal kebebasan beraqidah ataupun kebebasan beribadah, apabila seseorang telah memeluk Islam sebagai keyakinan aqidahnya, maka baginya wajib untuk terikat dengan seluruh syariah Islam dan diwajibkan untuk menyembah Allah SWT sesuai cara yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, variabel-variabel yang diuji dalam suatu penelitian tidaklah murni menggunakan teori konvensional saja. Namun menjadikan syariah sebagai standar penilaian atas teori tersebut. 1. Reliability keandalan menurut Parasuraman et. al., 1984 adalah Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan. Artinya pelayanan yang diberikan handal dan bertanggung jawab, karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan baik maka konsumen merasa sangat dihargai. 2. Tangibles kemampuan fisik menurut Parasuraman et. al., 1984 adalah Tampilan fasilitas fisik, peralatan, karyawan, dan materi komunikasi. Salah satu catatan penting bagi pelaku lembaga keuangan syariah, bahwa dalam menjalankan operasional perusahaannya harus memperhatikan sisi penampilan fisik para pengelola maupun karyawannya dalam hal berbusana yang santun, beretika, dan syari. 3. Responsivness daya tanggap menurut Parasuraman et. al., 1984 adalah Keinginan untuk membantu konsumen dan menyediakan jasa tepat waktu. Dalam Islam kita harus selalu menepati komitmen seiring dengan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan tidak bisa menepati komitmen dalam memberikan pelayanan yang baik, maka resiko yang akan terjadi akan ditinggalkan oleh pelanggan. 4. Assurance jaminan menurut Parasuraman et. al., 1984 adalah kemampuan karyawan alas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam membedkan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen hendaklah selalu memperhatikan etika