Kinerja Operasional UMKM Penggunaan Informasi Akuntansi
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
98 bisnis.Adapun indikator dari penggunaan informasi akuntansi dalam penelitian ini menurut Aufar
2014 adalah menggunakan informasi akuntansi operasional, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan.Pengukuran menggunakan skala likert 1-5 terdiri dari angka 1
Sangat Tidak Setuju STS, 2 Tidak Setuju TS, 3 Cukup Setuju CS, 4 Setuju S, 5 Sangat Setuju SS.
Pengujian Instrumen
Metode pengujian instrument yaitu Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment pearson.Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.Tingkat signifikan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 Yarnest : 67, 2004.
Pengujian Regresi Berganda
Model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
.....
1 1
X b
a Y
Keterangan:
Y Kinerja Operasional UMKM
1
X Penggunaan Informasi Akuntansi
a
harga Y jika X = 0 konstanta
b
angka arahkoefisien regresi linear berganda
Uji t Uji Signifikan Parameter Individual
Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5 Ghozali, 2005.Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabelmaka Ha diterima yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Ho diterima dan Ha ditolak ; apabila nilai signifikansi t dari nilai alpha 0,05. b. Ho ditolak dan Ha diterima ; apabila nilai signifikansi t dari nilai alpha 0,05.
Koefisien Determinasi
2
R
Koefisien determinasi
2
R mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satuGhozali, 2005.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
99
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang harus dipenuhi sebelum dilakukan regresi berganda terhadap model persamaan di atas, yaitu:
1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji Kolmogorov
SmirnovGhozali, 2005. 2. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat variance inflation factors VIF. Apabila nilai VIF 10, maka tidak terdapat
multikolinearitas Ghozali, 2005. 3. Uji Heteroskedastisitas
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap alpha
. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari alpha maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dan Pembahasan Tabel 6.1
Hasil Uji Validitas Penggunaan Informasi Akuntansi X1 Variabel
Korelasi Pearson
PIA1 0,631
PIA2 0,714
PIA3 0,724
PIA4 0,603
PIA5 0,656
PIA6 0,527
PIA7 0,345
PIA8 0,545
PIA9 0,362
PIA10 0,525
PIA11 0,705
PIA12 0,474
PIA13 0,597
PIA14 0,512
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa semua nilai korelasi pearson lebih dari 0,3 yang berarti semua pernyataan dinyatakan valid.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
100
Tabel 6.2 Hasil Uji Validitas Kinerja Operasional Y
Variabel Korelasi Pearson
KO1 0,477
KO2 0,447
KO3 0,626
KO4 0,637
KO5 0,644
KO6 0,708
KO7 0,666
KO8 0,754
KO9 0,546
KO10 0,312
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa semua nilai korelasi pearson lebih dari 0,3 yang berarti semua pernyataan dinyatakan valid.
Tabel 6.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Keterangan
Penggunaan Informasi Akuntansi 0,837
Reliabel Kinerja Operasional
0,784 Reliabel
Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alphavariabel penggunaan
informasi akuntansi dan kinerja operasionallebih dari 0,60. Hal ini berarti variabel-variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 6.4 Hasil Uji Regresi Berganda Uji t
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka persamaan regresi berganda adalah:
.........
1 1
X b
a Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 15.768
2.411 6.539
.000 PIA
.548 .049
.846 11.199
.000 a. Dependent Variable: KO
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
101
1
548 ,
768 ,
15 X
Y
Hasil Uji t H1: Penggunaan Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja operasional UMKM
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi 0,000 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja operasioal
UMKM.Pemilik UMKM yang menggunakan informasi akuntansi dapat mengidentifikasi dan memprediksi permasalahan yang mungkin timbul dikemudian hari, kemudian mengambil tindakan
koreksi tepat waktu, mengetahui kondisi usahanya apakah terjadi kemajuan atau kemunduran, dapat mengambil keputusan bisnis dengan tepat, dapat memahami makna laba atau rugi yang
diperoleh, kemudian dapat melakukan evaluasi kinerja sehingga dapat meningkatkan kinerja UMKM.
Tabel 6.5Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.846
a
.715 .709
2.187 a. Predictors: Constant, PIA
Berdasarkan tabel 6.5 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,709 atau 70,9. Hal ini berarti variabel penggunaan informasi akuntansi mempengaruhi variabel kinerja
operasional sebesar 70,9 dan sisanya 29,1 dipengaruhi oleh faktor yang lain.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap
kinerja operasioal UMKM. Pemilik UMKM yang menggunakan informasi akuntansi dapat mengidentifikasi dan memprediksi permasalahan yang mungkin timbul dikemudian hari, kemudian
mengambil tindakan koreksi tepat waktu, mengetahui kondisi usahanya apakah terjadi kemajuan atau kemunduran, dapat mengambil keputusan bisnis dengan tepat, dapat memahami makna laba
atau rugi yang diperoleh, kemudian dapat melakukan evaluasi kinerja sehingga dapat meningkatkan kinerja UMKM.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
102
DAFTAR PUSTAKA Aufar, 2014.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM
Survei Pada Perusahaan Rekanan PT. PLN Persero di Kota Bandung.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Diah, 2013.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah.Jurnal Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariance dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Harahap, Yenni R. 2014.Kemampuan Menyusun Laporan Keuangan Yang Dimiliki Pelaku UKM Dan Pengaruhnya Tehadap Kinerja UKM.Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis. Vol.14, No.1,
Maret.Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Salemba Empat.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Ismail, N. A., King, M. 2007.Factors Influencing the Alignment of Accounting Information Systems in Small and Medium Sized Malaysian Manufacturing Firms.Journal of Information
Systems andSmall Business , I 1-2, 1-20. Miles, P Morgan, Covin G Jefferey, Heeley B Michael. 2000. The Relationship Between
Environmental Dynamism and Small Firm Structure, Strategy and Performance.Journal of Marketing Theory and Practice. Pp. 63-74.
Mulyadi, 1997 Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Edisi ke-5, Cetakan ke-1, Jakarta. Pinasti, Margani. 2007. Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10 3. Hal. 321-331.
Poniman. 2010. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajer Dengan DuaVariabel Moderating: Studi Empiris BKK. Jurnal Admisi dan Bisnis. Vol. 11 No.3
Suhairi, Sofri Yahya Hasnah Haron. 2004. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Kepribadian Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII.Denpasar. Sutanto dan Rosita. 2012. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajer. Jurnal
Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 9, No. 1, Oktober 2012: 1 – 10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
Yarnest. 2004. Panduan Aplikasi Statistik dengan SPSS. Dioma : Malang.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
103
ANALISIS PERBANDINGAN RATA-RATA DEVISA MELALUI DATA EKSPOR-IMPOR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 DENGAN MENGGUNAKAN UJI T
INDEPENDEN TEST Askoning1, Arum Handini Primandari2
1
Mahasiswa Jurusan Statistika Fakultas MIPA UII
2
Dosen Pembimbing Kerja Praktek Fakultas MIPA UII askoning09gmail.com
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam komunitas ASEAN. Pada Tahun 2015 akhir mendatang negara-negara yang tergabung dalam anggota
ASEAN akan melakukan kegiatan ekonomi atau yang disebut dengan MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN termasuk negara Indonesia, tak terkecuali dengan D.I Yogyakarta.
Dalam menghadapi kegiatan MEA, tidak terlepas dari kegiatan ekspor maupun impor. Salah satu indikator kesiapan dalam menghadapi MEA adalah ketika kegiatan ekspor lebih
tinggi dibanding impor. Karena dengan produktivitas yang tinggi mencerminkan daya saing tinggi dan daya saing tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi pula. dengan begitu maka mampu mengindikasikan bahwa daerah tersebut sudah baik dalam hal perekonomiannya atau sudah dikatakan siap menghadapi MEA. Oleh
karena hal tersebut penelitian ini menggunakan analisis perbandingan rata-rata devisa ekspor dan impor dengan menggunakan metode uji t-independent test. Setelah dilakukan
analisis diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata devisa ekspor lebih tinggi dibanding rata- rata devisa impor.
Kata Kunci: ekspor-impor, devisa, MEA
ABSTRACT
Indonesia is a country in Southeast Asia which are members of the ASEAN community. At the end of the upcoming 2015 countries that are members of the ASEAN
members will carry out economic activities or called by the AEC ASEAN Economic Community countries including Indonesia, not least withYogyakarta. In the face of AEC
activities, not apart from exports and imports. One indicator of preparedness in the face of AEC is when exports higher than imports. Due to the high productivity reflects high
competitiveness and high competitiveness potential to generate high economic growth as well. so it is able to indicate that the area had been good in terms of economy or are
already said to be ready to face AEC. Therefore in this research using a comparative analysis of the average foreign exchange export and import using independent t-test. After
the analysis we concluded that the average foreign exchange export is higher than the average import of foreign exchange
Keywords: export-import, foreign exchange, MEA
PENDAHULUAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA merupakan kegiatan ekonomi di negara-negara ASEAN. MEA muncul untuk meningkatkan perekonomian di negara-negara Asia Tenggara.
Anggota dari MEA adalah Brunnei, Filiphina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Laos. MEA ini dibentuk agar masyarakat yang berada pada negara-negara
yang termasuk dalam anggota ASEAN mampu menghadapi ASEAN Community komunitas
104 ASEAN 2020. Untuk menjembantani kemampuan bangsa yang berbeda-beda maka lahirlah MEA
yang diselenggarakan tahun 2015. MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN.
Masyarakat Ekonomi Asean dengan sasarannya yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi,
kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.
Dalam pelaksanaan MEA tentu saja tidak terlepas pada kegiatan ekspor dan impor suatu negara. Hal-hal yang mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam konteks
perekonomian yang terbuka yaitu perdagangan internasional, dalam hal ini adalah ekspor dan impor, serta aliran modal masuk dari sumber valuta asing devisa. Basri 2010: 8 menjelaskan
bahwa keterbukaan akan memungkinkan suatu negara untuk melakukan perdagangan luar negeri dalam bentuk ekspor dan impor barang dan jasa. Dengan demikian ekspor dan impor memegang
peranan yang penting dalam pendapatan nasional dari suatu perekonomian terbuka. Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, kebijakan makro ekonomi suatu negara pasti akan diarahkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi. Sukirno 2006: 10. Peningkatan
ekspor mengisyaratkan membaiknya ekonomi BPS : 2010, karena ekspor merupakan kegiatan memproduksi maka produktivitas yang tinggi mencerminkan daya saing tinggi dan daya saing
tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sementara itu untuk mampu menghadapi MEA maka perekonomian harus baik. Dengan demikian suatu daerah mampu
menghadapi MEA jika perekonomian daerah tersebut baik. Kondisi baik yang dimaksud disini yakni saat kegiatan ekspor lebih tinggi dibanding impor.
Mengacu pada hal tersebut maka penyusun bermaksud mengkaji kemampuan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menghadapi MEA. Penyusun meneliti dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta mengenai kegiatan ekspor-impor dan devisa ekspor maupun devisa impor.
Dengan demikian melalui data tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat D.I Yogyakarta.
Yogyakarta, 16 Desember 2015
105
METODOLOGI PENILITIAN Tabel 1 diagram alur
PEMBAHASAN
a. Statistik Deskriptif Ekspor Berikut akan dijelaskan mengenai pendapatan ekspor:
Tabel 1. Pendapatan Ekspor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
396,970.59 224,054.6
Terendah 97,498.23
72,339.8
Jumlah pendapatan netto-brutto tertinggi disektor ekspor terjadi dibulan maret dengan prediksi penyebabnya adalah pada bulan Maret merupakan bulan peralihan musim yakni pada
tanggal 1-20 Maret merupakan musim dingin, sedangkan tanggal 21-30 Maret merupakan musim semi bagi negara Amerika dan Eropa atau wilayah belahan bumi Utara. Hal ini berbeda dengan
wilayah bumi selatan, dimana pada tanggal 1-20 Maret merupakan musim panas dan pada tanggal 21-31 Maret merupakan musim gugur.
Pada sektor ekspor Yogyakarta banyak mengekspor mengenai pakaian jadi tekstil yang bisa dikirim saat musim dingin di belahan bumi serta pada musim panas dibelahan bumi selatan, sarung
tangan kulit yang disinyalir dikirim untuk mengahadapi musim dingin di wilayah belahan Utara, dan pengiriman seperti kerajnan kayu wood industry, papan kemas pack board, mebel kayu
wood furniture, untuk membuat rak-rak pada tanaman saat musim semi dibagian belahan bumi
106 utara. Sedangkan dibelahan bumi selatan terjadi musim panas di awal Maret dan disinyalir terjadi
ekspor pakaian jadi tekstile. Penghujung bulan maret terdapat hari nyepi yang merupakan hari raya umat Hindu yang
banyak mendiami negara India. Sebelum diadakannya Nyepi tentu warga disana membeli berbagai macama makanan untuk memenuhi kebutuhan selama nyepi, seperti buah-buahan yang dikirim dari
Yogyakarta seperti halnya salak, rambutan, dll. Jika dilihat dari datanya brutto ekspor tertinggi yakni pada bulan Februari sebesar 396970.59 yang disusul dengan bulan Oktober yakni sebesar
307.986.03. karena perbedaan yang tidak terlalu jauh ternyata pada netto ekspor tertinggi adalah pada bulan Oktober yakni sebesar 224054.6 yang kemudian disusul dengan bulan November dan
kemudian bulan Maret sebesar 218092.72 Kg, disinyalir saat ditimbang barang-barang tersebut lebih berat karena brutto merupakan berat kotor yang menimbang bersamaan dengan tempatnya,
namun saat dihitung berat bersihnya ekspor pada bulan Februari ternyata lebih kecil dari bulan Oktober dan November.
Berdasarkan data BPS negara tujuan kegiatan ekspor meliputi negara Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Australia, Inggris, Singapura, Korea Selatan, India, Thiongkok, Belgia, Belanda.
Barang-barang tersebut berasal dari D.I Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia. Komoditas yang diekspor meliputi pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan
rumah, barang-barang dari kulit, pernagkat optik, barang-barang rajutan, bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, kayu, barang dari kayu, jangat dan kulit mentah, jerami bahan
anyaman.
b. Statistika Deskriptif Impor Tabel 2. Pendapatan Impor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
8,851.6 8,298.66
Terendah 571
526
Dari grafik impor lihat dilampiran grafik impor jumlah hasil brutto pada sektor impor selama tahun 2014 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pendapatan brutto
disektor impor. Jumlah pendapatan Brutto tertinggi disektor impor terjadi dibulan November dan yang terendah terjadi pada bulan Mei.
Dari tabel pendapatan impor diatas jumlah hasil netto pada sektor impor selama tahun 2014 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pendapatan netto disektor impor. Jumlah
Yogyakarta, 16 Desember 2015
107 pendapatan netto tertinggi disektor impor terjadi dibulan November dan juga terendah pada bulan
Mei lihat lampiran, tabel data impor. Pada data diatas terlihat jika kegiatan impor tertinggi pada bulan november. Menurut data
BPS impor yang banyak merupakan impor jenis spare parts mesin pertaian agricultural machinery spare parts, karena saat bulan tersebut di Indonesia sedang terjadi musim hujan dan
banyak para petani yang menanam padi, untuk itulah diperlukan beberapa mesin, kemudian adanya impor dari barang-barang baku dari industri seperti tekstile, dll.
Dalam perhitungan ini didapatkan suatu kesimpulan bahwa pada Bulan Mei merupakan bulan yang bisa dibilang bulan yang sepi karena pada bulan tersebut kota Yogyakarta pada tahun
2014 memiliki aktivitas yang sedikit dalam ekspor dan impor. Hal tersebut disinyalir disebabkan oleh permintaan ekspor yang sedikit dibulan Mei, begitu juga dengan aktivitas impor, bisa juga saat
bulan Mei sedang tidak musim buah yang biasanya diimpor,dsb.
c. Statistika Deskriptif Devisa Ekspor – Impor
Bila dilihat pada data ekspor-impor terlihat jika pada sektor ekspor lebih tinggi dibanding dengan impor, ini terlihat dengan jumlah tertinggi yang didapatkan ekspor mencapai 396970.59 kg,
dan impor tertinggi 8298.66 kg. Untuk itulah dilakukan analisis pada devisa ekspor dan impor karena menginat data yang ada pada devisa memiliki selisih data yang tidak jauh antara devisa
ekspor dan impornya adapun analisisnya sebagai berikut: Tabel 3. Devisa Ekspor-Impor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
10,077,39.70 382,462,64
Terendah 616,571,1
37,848
Dari tabel jumlah hasil devisa ekspor lihat dilampiran,pada tabel devisa eksor-impor selama tahun 2014 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pendapatan setiap bulannya .
devisa ekspor merupakan devisa yang diterima dari hasil penjualan. pada bulan oktober Yogyakarta memiliki penghasilan devisa tertinggi. Pada kegiatan ekspor di bulan Oktober termasuk tinggi
kegiatan ekspornya, bulan Oktober tertinggi kedua setelah bulan November yang merupakan bulan yang memiliki nilai ekspor tertinggi lihat graik line devisa ekspor-impor dilampiran. Namun jika
dilihat dalam data devisa justru pada bulan Oktober merupakan bulan yang memiliki devisa tertinggi, ini diperkirakan bahwa pada bulan Maret yang memiliki kegiatan ekspor memiliki nilai
ekspor tertinggi, secara kuantiitas kg terbilang besar. Namun belum tentu barang-barang yang dieskpor bernilai tinggi, berbeda dengan pada bulan Oktober yang merupakan penghasilan
108 terbanyak. Disinyalir dibulan Oktober 2014 pada ekspor terjadi pengeksporan barang yang secara
kuantitatif kg cukup tinggi serta memiliki nilai yang tinggi dibanding pada bulan Maret di data ekspor sehingga mampu menyumbang devisa tertinggi di D.I Yogyakarta.
Dari tabel jumlah hasil devisa ekspor selama tahun 2014 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan. Devisa impor merupakan devisa yang dibayar dari hasil penjualan. pada bulan
oktober Yogyakarta memiliki harga pembayaran devisa tertinggi yakni sebesar USD 382462.64 di tahun 2014. Sama halnya dengan pendapatan impor yang terjadi pada bulan Oktober merupakan
rata-rata. Hal ini juga disinyalir memiliki penyebab yang sama, bahwa pada bulan November yang memiliki kegiatan impor memiliki nilai impor tertinggi, secara kuantitas kg terbilang besar.
Namun belum tentu barang-barang yang diimpor bernilai tinggi, berbeda dengan pada bulan Oktober yang merupakan penghasilan terbanyak. Disinyalir dibulan Oktober 2014 pada impor
terjadi impor barang yang secara kuantitatif kg cukup tinggi serta memiliki nilai yang tinggi dibanding pada bulan November di data impor sehingga mampu mengeluarkan devisa devisa bayar
tertinggi di D.I Yogyakarta.
d. Uji Normalitas Sebelum melakukan Uji Independent sampel t-test yakni ada tahapan berupa pemenuhan
asumsi normalitas. Berikut adalah analisisnya:
Tabel 4 Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic Df
Sig. dev_masuk
.232 12
.075 .881
12 .090
dev_keluar .202
12 .188
.866 12
.059 a. Lilliefors Significance Correction
1. Devisa masuk ekspor
Berdasarkan output pada tabel 1, karena data yang diteliti 50 data, maka menggunakan metode
Shapiro-Wilk, diperoleh nilai 0.090. Diperoleh keputusan bahwa Gagal tolak H , karena nilai
signifikansi α 0.05. Dari analisis tersebut maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh keputusan untuk gagal menolak H0 yang
berarti bahwa data devisa ekspor yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
109 2. Devisa keluar impor
Berdasarkan output pada tabel 1, karena data yang diteliti 50 data, maka menggunakan metode
Shapiro-Wilk, diperoleh nilai 0.059. diperoleh keputusan Gagal tolak H , karena nilai signifikansi
α 0.05. Dari analisis tersebut didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh keputusan untuk gagal menolak H0 yang berarti bahwa data
devisa impor yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
e. Uji Homogenitas
Gambar 5 Hasil Uji Independent Sampel Test
Dalam pengujian t-test independent ada dua tahapan analisis yang harus dilakukan yakni yang pertama peneliti harus menguji terlebih dahulu asumsi apakah variansi populasi kedua sample
tersebut adalah sama equal variance assumed ataukah berbeda equal variance assumed dengan melihat nilai levene test atau uji homogenitas data, adapun kesimpulannya adalah Berdasarkan
output pada gambar 4.9, diperoleh nilai signifikansi = 0.001. diperoleh keputusan Tolak H0, karena nilai signifikansi α. Oleh karena itu maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan
tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh keputusan tolak H0 yang berarti bahwa data devisa masuk maupun keluar berasal dari populasi yang berbeda unequal variance.
f. Uji Independent Sample t-test Uji rata-rata menggunakan independent sample t-test untuk data devisa ekspor dan impor
daerah Provinsi Yogyakarta tahun 2014.Hasil rata-rata devisa masuk ekspor dan devisakeluar impor
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
110 Gambar 6 Hasil Uji Independent Sampel Test
Pada hasil output diatas terlihat bahwa rata-rata devisa dalam bulan untuk devisa masuk adalah USD 7,3115E5 sedangkan untuk rata-rata devisa keluar USD 4.1178.4833E4. Secara visual jelas
bahwa rata-rata devisa berbeda dengan devisa masuk dan keluar, untuk mengetahui apakah perbedaan ini memang nyata secara statistik maka peneliti harus mampu melihat output bagian
kedua independent sampel test Karena pada pengujian homogenitas diperoleh kesimpulan bahwa data keduanya berasal
dari populasi dengan populasi yang berbeda, maka statistik uji yang digunakan uji t dua sampel independen menggunakan t hitung dan nilai signifikansi pada baris equal variances not assumed
lihat gambar 6. Berdasarkan output pada gambar 6 t-test for equality means, diperoleh nilai signifikansi
dua sisi = 0.000. diperoleh keputusan Tolak H , karena nilai signifikansi α2. Oleh karena itu
didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh keputusan tolak H
yang berarti bahwa rata-rata nilai devisa ekspor berbeda dibanding devisa impor.
Tabel 5 Group Statistics
Devisa N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Rata_Devisa devisa_masuk
12 7.3115E5 4.15675E5
1.19995E5 devisa_keluar
12 4.4833E4 32974.10091 9518.80302
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
111 Pada hasil output diatas terlihat bahwa rata-rata devisa dalam bulan untuk devisa masuk
adalah USD 7,3115E5 sedangkan untuk rata-rata devisa keluar USD 4.1178.4833E4. maka dapat diberi kesimpulan bahwa devisa ekspor masuk lebih besar dbanding devisa impor keluar.
g. Studi Kelayakan MEA Badan Pusat Statistika Mengatakan dalam bukunya bahwa “peningkatan ekspor
membaiknya ekonomi”. Ekspor merupakan kegiatan memproduksi dimana produktivitas yang tinggi mencerminkan daya saing tinggi dan daya saing tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Memiliki produktivitas yang tinggi mengisyaratkan bahwa barang-barang ekspor yang ada sangat laku sangat digandrungi di pasar Internasional. Berdasarkan pengujian
terhadap data devisa ekspor-impor menggunakan uji t-independent sample test, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan ekspor di D.I Yogyakarta lebih tinggi dibanding impor.Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa pemasukan pendapatan negara dari sektor ekspor adalah lebih besar, hal ini dapat dilihat pada nilai devisa impor yakni sebesar 1,037,998.30 dan untuk jumlah devisa ekspor
yakni sebesar 20,283,374.98 ini mengisyaratkan bahwa kegiatan ekspor lebih tinggi dibanding impor. Sementara itu untuk mampu menghadapi MEA maka perekonomian harus baik terlebih
dahulu. Dalam hal ini perekonomian suatu daerah dikatakan baik adalah jika kegiatan ekspor lebih tinggi dibandingkan impor karena produktivitas yang tinggi mencerminkan daya saing tinggi dan
daya saing tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. dengan begitu maka mampu mengindikasikan bahwa daerah tersebut sudah baik dalam hal perekonomiannya atau
sudah dikatakan siap menghadapi MEA, karena kegiatan MEA adalah semua kegiatan secara internasional, terlebih lagi dalam perdagangan. Jadi, jika ditelaah lebih dalam jika suatu daerah
memiliki kegiatan ekspor yang lebih tinggi dibanding impor maka, daerah tersebut siap menghadapi MEA. Daerah Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki kondisi yang seperti itu dimana
kegiatan ekspor ternyata lebih tinggi dibanding Impor, dan memberi isyarat jika D.I Yogyakarta merupakan daerah yang siap menghadapi MEA.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan dalam studi kasus pada laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan suatu daerah dalam menghadapi MEA
yakni: kegiatan ekspor, impor, devisa, dll.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
112 2.
Data devisa baik ekspor maupun impor memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan uji homogenitas keduanya memiliki variansi yang berbeda.
3. Berdasarkan hasil akhir analisis perbandingan rata-rata, kesimpulan yang didapat adalah rata-
rata kegiatan ekspor lebih tinggi dibanding kegiatan impor. Oleh sebab itu Daerah Istimewa Yogyakarta siap menghadapi MEA. Selisih kuantitas dari nilai ekspor dan impor cukup tinggi
yakni sebesar 4,677,778.54 kg.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Allah SubhanahuWaTa’aladan Rasulullah SAW yang selalu
memberikan rahmat, berkah, kesehatan, dan petunjuk bagi hamba-Nya. Kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya. Ibu Arum HandiniPrimandari, M.Sc yang
telah sabar membimbing penulis selama penyusunan paper ini.Teman-teman Jurusan Statistika UII angkatan 2012yang sudah banyak memberikan semangat dan bantuan dalam memulai dan
mengakhiri paper ini.Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA Basri, Faisal dan Haris M. 2010. Dasar-dasar Ekonomi Internasional. Jakarta: Kencana.
Bea Cukai. http:www.beacukai.go.id , diakses pada 2 Mei 2015. BPS. 2012. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2011. Yogyakarta: BPS.
BPS. 2013. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2012. Yogyakarta: BPS. BPS. 2014. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2013. Yogyakarta: BPS.
Fried, Robert. 1976. Introduction to Statistics Revised edition. New York : Gardner Press, Inc. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5.
Semarang : Universitas Diponegoro. Hakim. Abdul. 2004. Statistika Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis. CV Adipura : Sleman.
Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-pokok Materi Statistik 2 Statistik Inverensi. Jakarta : Bumi Aksara J. Bain, Lee and Max Engelhardt. 1991. Introduction To Probability And Mathematical Statistics
second edition. United States of Amerika : Duxbury Press. Sri Wahyudi S, Kesiapan Indonesia Menghadapimasyarakat Ekonomi Asean 2015.
https:www.academia.edu10331907KESIAPAN_INDONESIA_MENGHADAPI_MASYA RAKAT_EKONOMI_ASEAN_2015. Diakses Pada Tanggal 2 Mei 2015
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Suparmono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta : Andi Offset.
Walpole R., Myers R., 1986. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung :
Penerbit ITB.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
113
MODEL PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KREATIF BERBASIS SYARIAH DI KOTA TASIKMALAYA MELALUI PENDEKATAN METODE ANP
Irman Firmansyah
1
, Agus Ahmad Nasrulloh
2 ,
Lina Marlina
3
1
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
2, 3
Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi irmanfirmansyahunsil.ac.id
ABSTRAK
Kreativitas dalam berwirausaha menunjukkan keseriusan dalam menjalankan bisnisnya sehingga akan ada kolaborasi yang saling menguntungkan secara ekonomi dan
spiritual antara bisnis yang dijalankan dengan kreatif dengan unsur-unsur keagamaan yang melekat pada setiap aktivitasnya khususnya wirausaha yang ada di Kota
Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan yang dapat menghambat perkembangan kewirausahaan kreatif yang berbasis syariah di Kota
Tasikmalaya serta menemukan solusi-solusi terbaik dalam rangka mengembangkan wirausaha kreatif berbasis syariah menuju masyarakat madani. Metode penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan metode analytic network process ANP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan kewirausahaan kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya terdiri atas 2 cluster, yaitu cluster masalah internal terdiri dari: 1 lemahnya kreativitas desain dan
inovasi produk, 2 Manajemen keuangan yang tidak baik, 3 kurangnya kesadaran mengenai hukum syariat Islam, serta cluster masalah eksternal terdiri dari: 1 minimnya
peran lembaga pendidikan dalam menciptakan wirausahawan kreatif berbasis syariah, 2 kurangnya dukungan pemerintah dalam menciptakan wirausahawan kreatif berbasis
syariah, 3 belum ada lembaga asosiasi wirausahawan kreatif berbasis syariah. Adapun solusi terbaik yang menjadi alternatif penyelesaian masalah terdiri atas 2 cluster, yaitu
cluster solusi internal terdiri dari: 1 mengikuti pendidikan agama ekonomi syariah sebagai dasar menumbuhkan jiwa yang Islami, 2 Diversifikasi produk yang ada, 3
pelatihan teknik produksi dan desain, serta cluster solusi eksternal terdiri dari: 1 pendampingan usaha kreatif dari pemerintah, 2 dukungan perbankan syariah dalam
permodalan, 3 meningkatkan peran lembaga pendidikan dalam menciptakan
wirausahawan yang Islami. Adapun nilai koefisien kendall’s W berkisar antara 0,986 sampai 0,998
yang menunjukkan kesepakatan yang tinggi diantara jawaban para responden.
Kata kunci: wirausaha kreatif, analytic network process, Kota Tasikmalaya
ABSTRACT
Creativity in entrepreneurship show seriousness in running the business so there would be a mutually beneficial collaboration in economic and spiritual between creative
businesses with religious elements inherent in any entrepreneurial activity, especially in Tasikmalaya City. This study aims to find problems that could hinder the development of
sharia-based creative entrepreneurship in Tasikmalaya City and find the best solutions in order to developing a sharia-based creative entrepreneurs towards civil society. The
method used is qualitative-quantitative with analytic of network process ANP approach. The results showed that problems that could hinder the developing of sharia-based creative
entrepreneurship in Tasikmalaya City consists of two clusters, cluster internal problems consist of: 1 weakly of design creativity and product innovation, 2 financial management
is not good, 3 lack of awareness Islamic law, and external cluster consists of: 1 lack of role of educational institutions in creating a sharia-based creative entrepreneurs, 2 lack of
government support in creating a sharia-based creative entrepreneurs, 3 there is no association institution of sharia-based creative entrepreneurs. The best solution is an
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
114
alternative problem solving consists of two clusters, cluster internal solution consists of: 1 follow the religious education Islamic economics as the basis for foster Islamic, 2
diversification of products, 3 training of production techniques and design. And external solutions cluster consists of: 1 assisting the creative efforts from government, 2 support
from Islamic banking in the capital, 3 increase the role of educational institutions in the create of Islamic entrepreneurs. The Kendalls coefficient W ranging from 0.986 to 0.998
which showed high agreement between the answers of the respondents. Keywords: creative entrepreneurs, analytic network process, Tasikmalaya City
PENDAHULUAN
Menciptakan lingkungan bisnis yang kreatif disertai dengan keamanan dan kenyamanan baik secara lahiriah maupun batiniyah adalah keinginan semua orang. Terlebih untuk orang yang
mempunyai rasa keimanan yang kuat akan merasakan beban yang berat disaat kegiatan bisnis yang dilakukannya bertolak belakang dengan keyakinannya. Hal ini terjadi karena lingkungan bisnis
yang ada di sekitar kita masih terkontaminasi oleh transaksi-transaksi yang tidak sesuai dengan syariat islam. Padahal jika lingkungan bisnis sudah sesuai dengan aturan islam maka akan terjadi
kemaslahatan di dunia dan akhirat. Umer Chapra dalam Ghazali, 1992: 2 menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi Islam
dibangun berdasarkan nilai-nilai etika dan moral serta mengacu pada tujuan syariat maqashid al- syari’ah, yaitu memelihara iman faith, hidup life, nalar intellect, keturunan posterity, dan
kekayaan wealth. Konsep ini menjelaskan bahwa sistem ekonomi hendaknya dibangun berawal dari suatu keyakinan iman dan berakhir dengan kekayaan property. Pada gilirannya tidak akan
muncul kesenjangan ekonomi atau perilaku ekonomi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat.
Basis utama sistem ekonomi syariah sesungguhnya terletak pada aspek kerangka dasarnya yang berlandaskan syariah, tetapi juga pada aspek tujuannya yaitu mewujudkan suatu tatanan
ekonomi masyarakat yang sejahtera berdasarkan keadilan, pemerataan, dan keseimbangan. Atas dasar itu, maka pemberdayaaan ekonomi syariah di Indonesia hendaknya dilakukan dengan strategi
yang ditujukan bagi perbaikan kehidupan dan ekonomi masyarakat. Tuntutan masyarakat dewasa ini terutama di lapisan masyarakat bawah adalah bagaimana memenuhi kebutuhan hidup mereka
yang paling mendasar. Islam telah mengatur kehidupan manusia dengan ketentuan-ketentuan yang semestinya.
Keberadaan aturan itu semata-mata untuk menunjukkan jalan bagi manusia dalam memperoleh kemuliaan. Kemuliaan bisa didapatkan dengan jalan melakukan kegiatan yang diridai Allah Swt.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
115 Sikap manusia yang menghargai kemuliaan akan s
elalu berusaha “menghadirkan” Allah di dalam setiap tarikan napasnya Sudarsono, 2003: 104.
Oleh karena itu, jelas bahwa bisnis yang dijalankan oleh wirausahawan seharusnya sesuai dengan ketentuan Islam karena islam telah mengatur segala bentuk mualamah di dunia termasuk
dalam aspek perniagaan. Febianto 2010 menyebutkan bahwa Fiqh Muamalah adalah hukum Islam yang mengatur hubungan antara manusia dan manusia dan semua tindakan mereka dan interkoneksi
kegiatan apa pun diizinkan kecuali ada ketentuan yang melarangnya. Senada dengan pendapat tersebut, Muhammad 2009 menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa nilai fundamental dalam
bisnis yang sering terabaikan adalah nilai spiritual. Lantaran pelaku bisnis terjebak pada adigium, bahwa wilayah bisnis dan agama adalah wilayah yang berbeda.
Berangkat dari konsep bisnis yang dijalankan secara Islami tersebut, maka dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat kita harus mampu menghadirkan kreativitas diantara para
wirausahawan. Kreativitas menunjukkan keseriusan dalam menjalankan bisnisnya sehingga akan ada kolaborasi yang saling menguntungkan secara ekonomi dan spiritual antara bisnis yang
dijalankan dengan kreatif dengan unsur-unsur keagamaan yang melekat pada setiap tindakannya. Menurut Abdurrahman dalam artikelnya yang ditulis pada website IAEI pusat menjelaskan
mengenai beberapa integritas wirausahawan muslim terlihat dalam sifat-sifatnya, antara lain:1 Taqwa, tawakal, zikir dan bersyukur, 2 Motivasinya bersifat vertical dan horisontal, 3 Niat Suci
dan Ibadah, 4 Memandang Status dan profesi sebagai amanah, 5 Aktualisasi diri untuk melayani, 6 Mengembangkan Jiwa Bebas Merdeka, 7 Azam Bangun Lebih Pagi, 8 Selalu berusaha
Meningkatkan llmu dan Ketrampilan, 9 Semangat Hijrah, 10 Keberanian Memulai, 11 Memulai Usaha dengan Modal Sendiri Walaupun Kecil, 12 Sesuai Bakat, 13 Jujur, 14 Suka Menyambung
Tali Silaturahmi, 15 Memiliki Komitmen Pada Pemberdayaan, 16 Menunaikan Zakat, Infaq dan Sadaqah ZIS, 17 Puasa, Sholat Sunat dan Sholat Malam, 18 Mengasuh Anak Yatim, 19
Memampukan Orang Miskin, 20 Mengembangkan Sikap Toleransi, 21 Bersedia Mengakui Kesalahan dan Suka Bertaubat. http:www.iaei-pusat.orgmemberpostkiat-bisniswirausaha-
muslim?language= id Salah satu daerah yang sangat peduli syariat Islam adalah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Melalui Peraturan Daerah No 7 tahun 2014, Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya mengajak untuk mewujudkan peningkatantatanan kehidupan masyarakat Kota Tasikmalaya yang berharkat,
bermartabat dan berakhlak mulia yang berdasarkan kepada norma-norma yang tumbuh dan
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
116 berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya dengan tetap berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan. Berkaitan dengan kegiatan perekonomian, pada Perda tersebut secara eksplisit menjelaskan
dalam pasal 11 yaitu sebagai berikut: 1 Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang perekonomian.
2 Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap orang menerapkan prinsip kejujuran, adil dan persaingan sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3 Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap muslim: a.
diutamakan menggunakan sistem ekonomi syari’ah; b. dilarang melakukan praktek riba danatau ijon; dan
c. dalam melakukan usaha jasa pembiayaan keuangan, diutamakan menerapkan sistem ekonomi syari’ah atau membentuk unit usaha syari’ah yang terpisah dari usaha
konvensional Kehadiran Perda tersebut memberikan sinyal dukungan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya
untuk melahirkan wirausahawan-wirausahawan yang religius. Meskipun demikian kehadiran Perda tersebut belum tentu dapat melahirkan wirausahawan yang Islami yang mampu memberikan
suasana aktivitas perekonomian yang religius di Kota Tasikmalaya. Hal ini dikarenakan membuat kondisi yang baru pada suatu daerah khususnya di perkotaan tidak serta-merta mudah untuk
direalisasikan mengingat transaksi perekonomian di Kota Tasikmalaya masih didominasi oleh peranan perbankan konvensional.
Merubah lingkungan bisnis yang konvenional menuju lingkungan yang islami tentunya sangat banyak tantangan yang harus dilalui karena begitu kompleknya permasalahan yang ada. Jika
dimulai dari kesadaran masing-masing individu pebisnis maka tentunya akan lebih memudahkan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang Islami. Hal ini mengingat banyaknya potensi UMKM di
Kota Tasikmalaya yang bergerak pada komoditas unggulan lihat tabel 1.
Tabel 1: Potensi Industri Kecil dan Menengah Kota Tasikmalaya
NO KOMODITI DAN KLASIFIKASI INDUSTRI
UNIT USAHA A. KOMODITI UNGGULAN :
1 Bordir
1.356 2
Kerajinan Mendong 173
3 Kerajinan Bambu
75 4
Alas Kaki Kelom Geulis, Sandal, Sepatu 509
5 Kayu Olahan Meubel :
202
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
117
6 Batik
41 7
Payung Geulis 7
8 Makanan Olahan
525
JUMLAH A …………………… 2.888