Kinerja Operasional UMKM Penggunaan Informasi Akuntansi
                                                                                Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
98 bisnis.Adapun  indikator  dari  penggunaan  informasi  akuntansi  dalam  penelitian  ini  menurut  Aufar
2014 adalah menggunakan informasi akuntansi operasional, informasi akuntansi manajemen, dan informasi  akuntansi  keuangan.Pengukuran  menggunakan  skala  likert  1-5  terdiri  dari  angka  1
Sangat Tidak Setuju STS, 2 Tidak Setuju TS, 3 Cukup Setuju CS, 4 Setuju S, 5 Sangat Setuju SS.
Pengujian Instrumen
Metode  pengujian  instrument  yaitu  Uji  validitas  dilakukan  dengan  menggunakan  korelasi product  moment  pearson.Uji  Reliabilitas  menggunakan  Cronbach  Alpha.Tingkat  signifikan  yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 Yarnest : 67, 2004.
Pengujian Regresi Berganda
Model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: 
 
 
.....
1 1
X b
a Y
Keterangan: 
Y Kinerja Operasional UMKM
1
X Penggunaan Informasi Akuntansi
 a
harga Y jika X = 0 konstanta
 b
angka arahkoefisien regresi linear berganda
Uji t Uji Signifikan Parameter Individual
Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5 Ghozali, 2005.Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabelmaka Ha diterima yang menyatakan bahwa suatu
variabel  independen  secara  individual  mempengaruhi  variabel  dependen.  Kriteria  pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a.  Ho diterima dan Ha ditolak ; apabila nilai signifikansi t  dari nilai alpha 0,05. b.  Ho ditolak dan Ha diterima ; apabila nilai signifikansi t  dari nilai alpha 0,05.
Koefisien Determinasi
2
R
Koefisien  determinasi
2
R   mengukur  seberapa  jauh  kemampuan  model  dalam menerangkan  variasi  variabel  dependen.  Nilai  koefisien  determinasi  adalah  antara  nol  dan
satuGhozali, 2005.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
99
Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  yang  harus  dipenuhi  sebelum  dilakukan  regresi  berganda  terhadap  model persamaan di atas, yaitu:
1.  Uji Normalitas Dalam  penelitian  ini  cara  yang  digunakan  untuk  menguji  normalitas  adalah  uji  Kolmogorov
SmirnovGhozali, 2005. 2.  Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat variance inflation factors VIF. Apabila nilai VIF  10, maka tidak terdapat
multikolinearitas Ghozali, 2005. 3.  Uji Heteroskedastisitas
Ada  tidaknya  heteroskedastisitas  dapat  diketahui  dengan  melihat  tingkat  signifikansinya terhadap  alpha
 . Jika nilai signifikansinya lebih besar dari  alpha   maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dan Pembahasan Tabel 6.1
Hasil Uji Validitas Penggunaan Informasi Akuntansi X1 Variabel
Korelasi Pearson
PIA1 0,631
PIA2 0,714
PIA3 0,724
PIA4 0,603
PIA5 0,656
PIA6 0,527
PIA7 0,345
PIA8 0,545
PIA9 0,362
PIA10 0,525
PIA11 0,705
PIA12 0,474
PIA13 0,597
PIA14 0,512
Hasil  uji  tersebut  menunjukkan  bahwa  semua  nilai  korelasi  pearson    lebih  dari  0,3  yang berarti semua pernyataan dinyatakan valid.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
100
Tabel 6.2 Hasil Uji Validitas Kinerja Operasional  Y
Variabel Korelasi Pearson
KO1 0,477
KO2 0,447
KO3 0,626
KO4 0,637
KO5 0,644
KO6 0,708
KO7 0,666
KO8 0,754
KO9 0,546
KO10 0,312
Hasil  uji  tersebut  menunjukkan  bahwa  semua  nilai  korelasi  pearson    lebih  dari  0,3  yang berarti semua pernyataan dinyatakan valid.
Tabel 6.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Keterangan
Penggunaan Informasi Akuntansi 0,837
Reliabel Kinerja Operasional
0,784 Reliabel
Dari  hasil  uji  tersebut  menunjukkan  bahwa  nilai cronbach’s  alphavariabel  penggunaan
informasi  akuntansi  dan  kinerja  operasionallebih  dari  0,60.  Hal  ini  berarti  variabel-variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 6.4 Hasil Uji Regresi Berganda Uji t
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka persamaan regresi berganda adalah: 
 
 
.........
1 1
X b
a Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 15.768
2.411 6.539
.000 PIA
.548 .049
.846 11.199
.000 a. Dependent Variable: KO
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
101
1
548 ,
768 ,
15 X
Y 
Hasil Uji t H1: Penggunaan Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja operasional UMKM
Hasil  penelitian  menunjukkan  nilai  signifikansi  0,000  0,05  maka  Ho  ditolak  dan  H1 diterima.  Hal  ini  berarti  penggunaan  informasi  akuntansi  berpengaruh  terhadap  kinerja  operasioal
UMKM.Pemilik  UMKM  yang  menggunakan  informasi  akuntansi  dapat  mengidentifikasi  dan memprediksi permasalahan yang mungkin timbul dikemudian hari, kemudian mengambil tindakan
koreksi  tepat  waktu,  mengetahui  kondisi  usahanya  apakah  terjadi  kemajuan  atau  kemunduran, dapat  mengambil  keputusan  bisnis  dengan  tepat,  dapat  memahami  makna  laba  atau  rugi  yang
diperoleh,  kemudian  dapat  melakukan  evaluasi  kinerja  sehingga  dapat  meningkatkan  kinerja UMKM.
Tabel 6.5Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.846
a
.715 .709
2.187 a. Predictors: Constant, PIA
Berdasarkan  tabel  6.5  menunjukkan  bahwa  nilai  Adjusted  R  Square  sebesar  0,709  atau 70,9.  Hal  ini  berarti  variabel  penggunaan  informasi  akuntansi  mempengaruhi  variabel  kinerja
operasional sebesar 70,9 dan sisanya 29,1 dipengaruhi oleh faktor yang lain.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap
kinerja  operasioal  UMKM.  Pemilik  UMKM  yang  menggunakan  informasi  akuntansi  dapat mengidentifikasi dan memprediksi permasalahan yang mungkin timbul dikemudian hari, kemudian
mengambil  tindakan  koreksi  tepat  waktu,  mengetahui  kondisi  usahanya  apakah  terjadi  kemajuan atau  kemunduran,  dapat mengambil  keputusan  bisnis  dengan  tepat,  dapat  memahami  makna laba
atau rugi yang diperoleh, kemudian dapat melakukan evaluasi kinerja sehingga dapat meningkatkan kinerja UMKM.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
102
DAFTAR PUSTAKA Aufar,  2014.Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Penggunaan  Informasi  Akuntansi  Pada  UMKM
Survei Pada Perusahaan Rekanan PT. PLN Persero di Kota Bandung.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Diah,  2013.Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Penggunaan  Informasi  Akuntansi  Pada  Usaha Kecil dan Menengah.Jurnal Universitas Diponegoro.
Ghozali,  Imam.  2005.  Aplikasi  Analisis  Multivariance  dengan  program  SPSS.  Badan  Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Harahap,  Yenni  R.  2014.Kemampuan  Menyusun  Laporan  Keuangan  Yang  Dimiliki  Pelaku  UKM Dan Pengaruhnya Tehadap Kinerja UKM.Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis. Vol.14, No.1,
Maret.Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Salemba Empat.
Indriantoro,  Nur  dan  Supomo,  Bambang.  1999.  Metode  Penelitian  Bisnis  untuk  Akuntansi  dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Ismail, N. A.,  King, M. 2007.Factors Influencing the Alignment of Accounting Information Systems in Small and Medium Sized Malaysian Manufacturing Firms.Journal of Information
Systems andSmall Business , I 1-2, 1-20. Miles,  P  Morgan,  Covin  G  Jefferey,  Heeley  B  Michael.  2000.  The  Relationship  Between
Environmental Dynamism and Small Firm Structure, Strategy and Performance.Journal of Marketing Theory and Practice. Pp. 63-74.
Mulyadi, 1997 Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Edisi ke-5, Cetakan ke-1, Jakarta. Pinasti,  Margani.  2007. Pengaruh Penyelenggaraan  dan  Penggunaan  Informasi  Akuntansi
Terhadap  Persepsi  Pengusaha  Kecil  atas  Informasi  Akuntansi:  Suatu  Riset Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10 3. Hal. 321-331.
Poniman.  2010.  Pengaruh  Informasi  Akuntansi  Terhadap  Kinerja  Manajer  Dengan  DuaVariabel Moderating: Studi Empiris BKK. Jurnal Admisi dan Bisnis. Vol. 11 No.3
Suhairi,  Sofri  Yahya    Hasnah  Haron.  2004.  Pengaruh  Pengetahuan  Akuntansi,  Kepribadian Wirausaha  Terhadap  Penggunaan  Informasi  Akuntansi  Dalam  Pengambilan  Keputusan
Investasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII.Denpasar. Sutanto dan Rosita. 2012. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajer. Jurnal
Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 9, No. 1, Oktober 2012: 1 – 10
Undang-Undang  Republik  Indonesia Nomor  20  Tahun  2008 Tentang Usaha  Mikro,  Kecil  Dan Menengah.
Yarnest. 2004. Panduan Aplikasi Statistik dengan SPSS. Dioma : Malang.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
103
ANALISIS PERBANDINGAN RATA-RATA DEVISA MELALUI DATA EKSPOR-IMPOR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 DENGAN MENGGUNAKAN UJI T
INDEPENDEN TEST Askoning1, Arum Handini Primandari2
1
Mahasiswa Jurusan Statistika Fakultas MIPA UII
2
Dosen Pembimbing Kerja Praktek Fakultas MIPA UII askoning09gmail.com
ABSTRAK
Indonesia  merupakan  negara  di  Asia  Tenggara  yang  tergabung  dalam  komunitas ASEAN. Pada Tahun 2015 akhir mendatang negara-negara yang tergabung dalam anggota
ASEAN    akan  melakukan  kegiatan  ekonomi  atau  yang  disebut  dengan  MEA  Masyarakat Ekonomi  ASEAN  termasuk  negara  Indonesia,  tak  terkecuali  dengan  D.I  Yogyakarta.
Dalam  menghadapi  kegiatan  MEA,  tidak  terlepas  dari  kegiatan  ekspor  maupun  impor. Salah satu indikator kesiapan dalam menghadapi MEA adalah ketika kegiatan ekspor lebih
tinggi  dibanding  impor.  Karena  dengan  produktivitas  yang  tinggi  mencerminkan  daya saing  tinggi  dan  daya  saing  tinggi  berpotensi  menghasilkan  pertumbuhan  ekonomi  yang
tinggi  pula.  dengan  begitu  maka  mampu  mengindikasikan  bahwa  daerah  tersebut  sudah baik  dalam  hal  perekonomiannya  atau  sudah  dikatakan  siap  menghadapi  MEA.  Oleh
karena  hal  tersebut  penelitian  ini  menggunakan  analisis    perbandingan  rata-rata  devisa ekspor dan impor dengan menggunakan metode  uji t-independent test.  Setelah dilakukan
analisis diperoleh kesimpulan bahwa  rata-rata devisa ekspor lebih tinggi dibanding rata- rata devisa impor.
Kata Kunci: ekspor-impor, devisa, MEA
ABSTRACT
Indonesia  is  a  country  in  Southeast  Asia  which  are  members  of  the  ASEAN community.  At  the  end  of  the  upcoming  2015  countries  that  are  members  of  the  ASEAN
members  will  carry  out  economic  activities  or  called  by  the  AEC  ASEAN  Economic Community  countries  including  Indonesia,  not  least  withYogyakarta.  In  the  face  of  AEC
activities, not apart from exports and imports. One indicator of preparedness in the face of AEC  is  when  exports  higher  than  imports.  Due  to  the  high  productivity  reflects  high
competitiveness  and  high  competitiveness  potential  to  generate  high  economic  growth  as well.  so  it  is  able  to  indicate  that  the  area  had  been  good  in  terms  of  economy  or  are
already  said  to  be  ready  to  face  AEC.  Therefore  in  this  research  using  a  comparative analysis of the average foreign exchange export and import using independent t-test. After
the  analysis  we  concluded  that  the  average  foreign  exchange  export  is  higher  than  the average import of foreign exchange
Keywords: export-import, foreign exchange, MEA
PENDAHULUAN
Masyarakat  Ekonomi  ASEAN  MEA  merupakan  kegiatan  ekonomi  di  negara-negara ASEAN.  MEA  muncul  untuk  meningkatkan  perekonomian  di  negara-negara  Asia  Tenggara.
Anggota dari MEA adalah Brunnei, Filiphina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Laos. MEA ini dibentuk agar masyarakat yang berada pada negara-negara
yang  termasuk  dalam  anggota  ASEAN  mampu  menghadapi  ASEAN  Community  komunitas
104 ASEAN 2020. Untuk menjembantani kemampuan bangsa yang berbeda-beda maka lahirlah MEA
yang  diselenggarakan  tahun  2015.  MEA  adalah  bentuk  integrasi  ekonomi  ASEAN  dalam  artian adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN.
Masyarakat  Ekonomi  Asean dengan  sasarannya  yang  mengintegrasikan  ekonomi  regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi,
kawasan  ekonomi  yang  sangat  kompetitif,  kawasan  pengembangan  ekonomi  yang  merata  atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.
Dalam  pelaksanaan  MEA  tentu  saja  tidak  terlepas  pada  kegiatan  ekspor  dan  impor  suatu negara.  Hal-hal  yang  mampu  menjadi  motor  penggerak  pertumbuhan  ekonomi  dalam  konteks
perekonomian  yang  terbuka  yaitu  perdagangan  internasional,  dalam  hal  ini  adalah  ekspor  dan impor,  serta  aliran  modal  masuk  dari  sumber  valuta  asing    devisa.  Basri  2010:  8  menjelaskan
bahwa  keterbukaan  akan  memungkinkan  suatu  negara  untuk  melakukan  perdagangan  luar  negeri dalam  bentuk  ekspor  dan  impor  barang  dan  jasa.  Dengan  demikian  ekspor  dan  impor  memegang
peranan yang penting dalam pendapatan nasional dari suatu perekonomian terbuka. Salah  satu  indikator  utama  keberhasilan  pembangunan  ekonomi  suatu  negara  adalah
mengenai  pertumbuhan  ekonomi.  Oleh  karena  itu,  kebijakan  makro  ekonomi  suatu  negara  pasti akan  diarahkan  untuk  mengoptimalkan  pertumbuhan  ekonomi.  Sukirno  2006:  10.  Peningkatan
ekspor  mengisyaratkan  membaiknya  ekonomi  BPS  :  2010,  karena  ekspor  merupakan  kegiatan memproduksi  maka  produktivitas  yang  tinggi  mencerminkan  daya  saing  tinggi  dan  daya  saing
tinggi  berpotensi  menghasilkan  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi.  Sementara  itu  untuk  mampu menghadapi  MEA  maka  perekonomian  harus  baik.  Dengan  demikian  suatu  daerah  mampu
menghadapi  MEA  jika  perekonomian  daerah  tersebut  baik.  Kondisi  baik  yang  dimaksud  disini yakni saat kegiatan ekspor lebih tinggi dibanding impor.
Mengacu  pada  hal  tersebut  maka  penyusun  bermaksud  mengkaji  kemampuan  Daerah Istimewa  Yogyakarta  dalam  menghadapi  MEA.  Penyusun  meneliti  dengan  menggunakan  data
sekunder  yang  diperoleh  dari  Kantor  Pengawasan  Dan  Pelayanan  Bea  Dan  Cukai  Tipe  Madya Pabean  B  Yogyakarta  mengenai  kegiatan  ekspor-impor  dan  devisa  ekspor  maupun  devisa  impor.
Dengan  demikian  melalui  data  tersebut  diharapkan  dapat  memberikan  pemahaman  kepada masyarakat D.I Yogyakarta.
Yogyakarta, 16 Desember 2015
105
METODOLOGI PENILITIAN Tabel 1 diagram alur
PEMBAHASAN
a.  Statistik Deskriptif Ekspor Berikut akan dijelaskan mengenai pendapatan ekspor:
Tabel 1. Pendapatan Ekspor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
396,970.59 224,054.6
Terendah 97,498.23
72,339.8
Jumlah  pendapatan  netto-brutto  tertinggi  disektor  ekspor  terjadi  dibulan  maret  dengan prediksi  penyebabnya  adalah  pada  bulan  Maret  merupakan  bulan  peralihan  musim  yakni  pada
tanggal  1-20  Maret  merupakan  musim  dingin,  sedangkan  tanggal  21-30  Maret  merupakan  musim semi  bagi  negara  Amerika  dan  Eropa  atau  wilayah  belahan  bumi  Utara.  Hal  ini  berbeda  dengan
wilayah bumi selatan, dimana pada tanggal 1-20 Maret merupakan musim panas dan pada tanggal 21-31 Maret merupakan musim gugur.
Pada  sektor ekspor  Yogyakarta  banyak  mengekspor  mengenai  pakaian  jadi  tekstil  yang  bisa dikirim saat musim dingin di belahan bumi serta pada musim panas dibelahan bumi selatan, sarung
tangan  kulit  yang  disinyalir  dikirim  untuk  mengahadapi  musim  dingin  di  wilayah  belahan  Utara, dan  pengiriman  seperti  kerajnan  kayu    wood  industry,  papan  kemas    pack  board,  mebel  kayu
wood  furniture,  untuk  membuat  rak-rak  pada  tanaman  saat  musim  semi  dibagian  belahan  bumi
106 utara. Sedangkan dibelahan bumi selatan terjadi musim panas di awal Maret dan disinyalir terjadi
ekspor pakaian jadi tekstile. Penghujung  bulan  maret  terdapat  hari  nyepi  yang  merupakan  hari  raya  umat  Hindu  yang
banyak mendiami negara India. Sebelum diadakannya Nyepi tentu warga disana membeli berbagai macama makanan untuk memenuhi kebutuhan selama nyepi, seperti buah-buahan yang dikirim dari
Yogyakarta  seperti  halnya  salak,  rambutan,  dll.  Jika  dilihat  dari  datanya  brutto  ekspor  tertinggi yakni  pada  bulan  Februari  sebesar  396970.59  yang  disusul  dengan  bulan  Oktober  yakni  sebesar
307.986.03.  karena  perbedaan  yang  tidak  terlalu  jauh  ternyata  pada  netto  ekspor  tertinggi  adalah pada  bulan  Oktober  yakni  sebesar  224054.6  yang  kemudian  disusul  dengan  bulan  November  dan
kemudian  bulan  Maret  sebesar  218092.72  Kg,  disinyalir  saat  ditimbang  barang-barang  tersebut lebih  berat  karena  brutto  merupakan  berat  kotor  yang  menimbang  bersamaan  dengan  tempatnya,
namun  saat  dihitung  berat  bersihnya  ekspor  pada  bulan  Februari  ternyata  lebih  kecil  dari  bulan Oktober dan November.
Berdasarkan  data  BPS  negara  tujuan  kegiatan  ekspor  meliputi  negara  Amerika  Serikat, Jerman,  Jepang,  Australia,  Inggris,  Singapura,  Korea  Selatan,  India,  Thiongkok,  Belgia,  Belanda.
Barang-barang  tersebut  berasal  dari  D.I  Yogyakarta  yang    dikirim  melalui  beberapa  pelabuhan  di Indonesia.  Komoditas  yang  diekspor  meliputi  pakaian  jadi  bukan  rajutan,  perabot,  penerangan
rumah,  barang-barang  dari  kulit,  pernagkat  optik,  barang-barang  rajutan,  bahan  kimia  organik, plastik  dan  barang  dari  plastik,  kayu,  barang  dari  kayu,  jangat  dan  kulit  mentah,  jerami    bahan
anyaman.
b.  Statistika Deskriptif  Impor Tabel 2. Pendapatan Impor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
8,851.6 8,298.66
Terendah 571
526
Dari  grafik  impor  lihat  dilampiran  grafik  impor  jumlah  hasil  brutto  pada  sektor  impor selama  tahun  2014  dapat  dilihat  bahwa  ada  perbedaan  yang  signifikan  pada  pendapatan  brutto
disektor impor. Jumlah pendapatan Brutto  tertinggi disektor impor terjadi dibulan November dan yang terendah terjadi pada bulan Mei.
Dari tabel pendapatan impor diatas jumlah hasil netto pada sektor impor selama tahun 2014 dapat  dilihat  bahwa ada  perbedaan  yang  signifikan  pada  pendapatan  netto  disektor  impor.  Jumlah
Yogyakarta, 16 Desember 2015
107 pendapatan  netto  tertinggi  disektor  impor  terjadi  dibulan  November  dan  juga  terendah  pada  bulan
Mei lihat lampiran, tabel data impor. Pada  data  diatas  terlihat  jika  kegiatan  impor  tertinggi  pada  bulan  november.  Menurut  data
BPS  impor  yang  banyak  merupakan  impor  jenis  spare  parts  mesin  pertaian    agricultural machinery  spare  parts,  karena  saat  bulan  tersebut  di  Indonesia  sedang  terjadi  musim  hujan  dan
banyak para petani yang menanam padi, untuk itulah diperlukan beberapa mesin, kemudian adanya impor dari barang-barang baku dari industri seperti tekstile, dll.
Dalam  perhitungan  ini  didapatkan  suatu  kesimpulan  bahwa  pada  Bulan  Mei  merupakan bulan  yang  bisa  dibilang  bulan  yang  sepi  karena  pada  bulan  tersebut  kota  Yogyakarta  pada  tahun
2014  memiliki  aktivitas  yang  sedikit  dalam  ekspor  dan  impor.  Hal  tersebut  disinyalir  disebabkan oleh permintaan ekspor yang sedikit dibulan Mei, begitu juga dengan aktivitas impor, bisa juga saat
bulan Mei sedang tidak musim buah yang biasanya diimpor,dsb.
c.  Statistika Deskriptif  Devisa Ekspor – Impor
Bila  dilihat  pada  data  ekspor-impor  terlihat  jika  pada  sektor  ekspor  lebih  tinggi  dibanding dengan impor, ini terlihat dengan jumlah tertinggi yang didapatkan ekspor mencapai 396970.59 kg,
dan  impor  tertinggi  8298.66  kg.  Untuk  itulah  dilakukan  analisis  pada  devisa  ekspor  dan  impor karena  menginat  data  yang  ada  pada  devisa  memiliki  selisih  data  yang  tidak  jauh  antara  devisa
ekspor dan impornya adapun analisisnya sebagai berikut: Tabel 3. Devisa Ekspor-Impor
Pendapatan Bruto
Netto Teringgi
10,077,39.70 382,462,64
Terendah 616,571,1
37,848
Dari tabel jumlah hasil devisa ekspor lihat dilampiran,pada tabel devisa eksor-impor selama tahun  2014  dapat  dilihat  bahwa  ada  perbedaan  yang  signifikan  pada  pendapatan  setiap  bulannya  .
devisa ekspor merupakan devisa yang diterima dari hasil penjualan. pada bulan oktober Yogyakarta memiliki  penghasilan  devisa  tertinggi.  Pada  kegiatan  ekspor  di  bulan  Oktober  termasuk  tinggi
kegiatan ekspornya, bulan Oktober tertinggi kedua setelah bulan November yang merupakan bulan yang memiliki nilai ekspor tertinggi lihat graik line devisa ekspor-impor dilampiran. Namun jika
dilihat  dalam  data  devisa  justru  pada  bulan  Oktober  merupakan  bulan  yang  memiliki  devisa tertinggi, ini diperkirakan bahwa pada bulan Maret yang memiliki kegiatan ekspor  memiliki nilai
ekspor  tertinggi,  secara  kuantiitas  kg  terbilang  besar.  Namun  belum  tentu  barang-barang  yang dieskpor  bernilai  tinggi,  berbeda  dengan  pada  bulan  Oktober  yang  merupakan  penghasilan
108 terbanyak.  Disinyalir  dibulan  Oktober  2014  pada  ekspor  terjadi  pengeksporan  barang  yang  secara
kuantitatif  kg  cukup  tinggi  serta  memiliki  nilai  yang  tinggi  dibanding  pada  bulan  Maret  di  data ekspor sehingga mampu menyumbang devisa tertinggi di D.I Yogyakarta.
Dari tabel jumlah hasil devisa ekspor selama tahun 2014 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang  signifikan.  Devisa  impor  merupakan  devisa  yang  dibayar  dari  hasil  penjualan.  pada  bulan
oktober Yogyakarta memiliki harga pembayaran devisa tertinggi  yakni sebesar USD 382462.64 di tahun  2014.  Sama  halnya  dengan  pendapatan  impor  yang  terjadi  pada  bulan  Oktober  merupakan
rata-rata. Hal ini juga disinyalir memiliki penyebab yang sama, bahwa pada bulan November yang memiliki  kegiatan  impor    memiliki  nilai  impor  tertinggi,  secara  kuantitas  kg  terbilang  besar.
Namun  belum  tentu  barang-barang  yang  diimpor  bernilai  tinggi,  berbeda  dengan  pada  bulan Oktober  yang  merupakan  penghasilan  terbanyak.  Disinyalir  dibulan  Oktober  2014  pada  impor
terjadi  impor  barang  yang  secara  kuantitatif  kg  cukup  tinggi  serta  memiliki  nilai  yang  tinggi dibanding pada bulan November di data impor sehingga mampu mengeluarkan devisa devisa bayar
tertinggi di D.I Yogyakarta.
d.  Uji Normalitas Sebelum  melakukan  Uji  Independent  sampel  t-test  yakni  ada  tahapan  berupa  pemenuhan
asumsi normalitas. Berikut adalah analisisnya:
Tabel 4 Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic Df
Sig. dev_masuk
.232 12
.075 .881
12 .090
dev_keluar .202
12 .188
.866 12
.059 a. Lilliefors Significance Correction
1. Devisa masuk  ekspor
Berdasarkan output pada  tabel 1, karena  data yang  diteliti  50 data, maka menggunakan metode
Shapiro-Wilk,  diperoleh  nilai  0.090.  Diperoleh  keputusan  bahwa  Gagal  tolak  H ,  karena  nilai
signifikansi    α  0.05.  Dari  analisis  tersebut  maka  didapatkan  kesimpulan  bahwa  dengan menggunakan  tingkat  kepercayaan  95  maka  diperoleh  keputusan  untuk  gagal  menolak  H0  yang
berarti bahwa data devisa ekspor yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
109 2. Devisa keluar  impor
Berdasarkan output pada  tabel 1, karena  data yang diteliti  50 data, maka menggunakan metode
Shapiro-Wilk, diperoleh nilai 0.059. diperoleh keputusan Gagal  tolak H , karena nilai signifikansi
α  0.05.  Dari  analisis  tersebut  didapatkan  kesimpulan  bahwa  dengan  menggunakan  tingkat kepercayaan  95  maka  diperoleh  keputusan  untuk  gagal  menolak  H0  yang  berarti  bahwa  data
devisa impor yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
e.  Uji Homogenitas
Gambar 5  Hasil Uji Independent Sampel Test
Dalam pengujian t-test independent ada dua tahapan analisis yang harus dilakukan  yakni  yang pertama  peneliti  harus  menguji  terlebih  dahulu  asumsi  apakah  variansi  populasi  kedua  sample
tersebut adalah sama equal variance assumed ataukah berbeda equal variance assumed dengan melihat  nilai  levene  test  atau  uji  homogenitas  data,  adapun  kesimpulannya  adalah  Berdasarkan
output pada gambar 4.9, diperoleh nilai signifikansi = 0.001. diperoleh keputusan Tolak H0, karena nilai signifikansi  α. Oleh karena itu maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan
tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh keputusan tolak H0 yang berarti bahwa data devisa masuk maupun keluar berasal dari populasi yang berbeda  unequal variance.
f.  Uji Independent Sample t-test Uji  rata-rata  menggunakan  independent  sample  t-test  untuk  data  devisa  ekspor  dan  impor
daerah  Provinsi  Yogyakarta  tahun  2014.Hasil  rata-rata  devisa  masuk  ekspor  dan  devisakeluar impor
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
110 Gambar 6  Hasil Uji Independent Sampel Test
Pada  hasil  output  diatas  terlihat  bahwa  rata-rata  devisa  dalam  bulan  untuk  devisa  masuk  adalah USD  7,3115E5  sedangkan  untuk  rata-rata  devisa  keluar  USD  4.1178.4833E4.  Secara  visual  jelas
bahwa  rata-rata  devisa  berbeda  dengan  devisa  masuk  dan  keluar,  untuk  mengetahui  apakah perbedaan  ini  memang  nyata  secara  statistik  maka  peneliti  harus  mampu  melihat  output  bagian
kedua independent sampel test Karena  pada  pengujian  homogenitas  diperoleh  kesimpulan  bahwa  data  keduanya  berasal
dari  populasi  dengan  populasi  yang  berbeda,  maka  statistik  uji  yang  digunakan  uji  t  dua  sampel independen  menggunakan  t  hitung  dan  nilai  signifikansi  pada  baris  equal  variances  not  assumed
lihat gambar 6. Berdasarkan output pada gambar 6 t-test for equality means, diperoleh nilai signifikansi
dua  sisi  =  0.000.  diperoleh  keputusan Tolak  H , karena nilai signifikansi  α2. Oleh karena itu
didapatkan  kesimpulan  bahwa  dengan  menggunakan  tingkat  kepercayaan  95    maka  diperoleh keputusan  tolak  H
yang  berarti  bahwa  rata-rata  nilai  devisa  ekspor  berbeda  dibanding  devisa impor.
Tabel 5 Group Statistics
Devisa N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Rata_Devisa  devisa_masuk
12 7.3115E5 4.15675E5
1.19995E5 devisa_keluar
12 4.4833E4  32974.10091 9518.80302
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
111 Pada  hasil  output  diatas  terlihat  bahwa  rata-rata  devisa  dalam  bulan  untuk  devisa  masuk
adalah  USD  7,3115E5  sedangkan  untuk  rata-rata  devisa  keluar  USD  4.1178.4833E4.  maka  dapat diberi kesimpulan bahwa devisa ekspor masuk lebih besar dbanding devisa impor keluar.
g.  Studi Kelayakan MEA Badan  Pusat  Statistika  Mengatakan  dalam  bukunya  bahwa  “peningkatan  ekspor
membaiknya  ekonomi”.  Ekspor  merupakan  kegiatan  memproduksi  dimana  produktivitas  yang tinggi mencerminkan daya saing tinggi dan daya saing tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan
ekonomi  yang  tinggi.  Memiliki  produktivitas  yang  tinggi  mengisyaratkan  bahwa  barang-barang ekspor  yang  ada  sangat  laku    sangat  digandrungi  di  pasar  Internasional.    Berdasarkan  pengujian
terhadap  data  devisa  ekspor-impor  menggunakan  uji  t-independent  sample  test,  dapat  diambil kesimpulan  bahwa  kegiatan  ekspor  di  D.I  Yogyakarta  lebih  tinggi  dibanding  impor.Hal  ini  dapat
mengindikasikan bahwa pemasukan pendapatan negara dari sektor ekspor adalah lebih besar, hal ini dapat  dilihat  pada  nilai  devisa  impor  yakni  sebesar  1,037,998.30  dan  untuk  jumlah  devisa  ekspor
yakni  sebesar  20,283,374.98  ini  mengisyaratkan  bahwa  kegiatan  ekspor  lebih  tinggi  dibanding impor.  Sementara  itu  untuk  mampu  menghadapi  MEA  maka  perekonomian  harus  baik  terlebih
dahulu. Dalam hal ini perekonomian suatu daerah dikatakan baik adalah jika kegiatan ekspor lebih tinggi  dibandingkan  impor  karena  produktivitas  yang  tinggi  mencerminkan  daya  saing  tinggi  dan
daya saing tinggi berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. dengan begitu maka mampu mengindikasikan bahwa daerah tersebut sudah baik dalam hal perekonomiannya atau
sudah  dikatakan  siap  menghadapi  MEA,  karena  kegiatan  MEA  adalah  semua  kegiatan  secara internasional,  terlebih  lagi  dalam  perdagangan.  Jadi,  jika  ditelaah  lebih  dalam  jika  suatu  daerah
memiliki kegiatan ekspor yang lebih tinggi dibanding impor maka, daerah tersebut siap menghadapi MEA.  Daerah  Yogyakarta  merupakan  daerah  yang  memiliki  kondisi  yang  seperti  itu  dimana
kegiatan  ekspor  ternyata  lebih  tinggi  dibanding  Impor,  dan  memberi  isyarat  jika  D.I  Yogyakarta merupakan daerah yang siap menghadapi MEA.
KESIMPULAN
Dari  hasil  analisis  dan  pembahasan  dalam  studi  kasus  pada  laporan  ini,  maka  dapat  diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  kesiapan  suatu  daerah  dalam  menghadapi  MEA
yakni: kegiatan ekspor, impor, devisa, dll.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
112 2.
Data  devisa  baik  ekspor  maupun  impor  memenuhi  asumsi  normalitas.  Berdasarkan  uji homogenitas keduanya memiliki variansi yang berbeda.
3. Berdasarkan hasil akhir analisis perbandingan rata-rata, kesimpulan yang didapat adalah rata-
rata kegiatan ekspor lebih tinggi dibanding kegiatan impor.  Oleh sebab itu Daerah Istimewa Yogyakarta siap menghadapi MEA. Selisih kuantitas dari nilai ekspor dan impor cukup tinggi
yakni sebesar 4,677,778.54 kg.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih  kepada  Allah SubhanahuWaTa’aladan  Rasulullah  SAW  yang  selalu
memberikan rahmat, berkah, kesehatan, dan petunjuk bagi hamba-Nya. Kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya.  Ibu  Arum  HandiniPrimandari, M.Sc yang
telah sabar membimbing penulis selama penyusunan paper ini.Teman-teman Jurusan Statistika UII angkatan  2012yang  sudah  banyak  memberikan  semangat  dan  bantuan  dalam  memulai  dan
mengakhiri paper ini.Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA Basri, Faisal dan Haris M. 2010. Dasar-dasar Ekonomi Internasional. Jakarta: Kencana.
Bea Cukai. http:www.beacukai.go.id , diakses pada 2 Mei 2015. BPS. 2012. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2011. Yogyakarta: BPS.
BPS. 2013. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2012. Yogyakarta: BPS. BPS. 2014. D.I Yogyakarta dalam Angka Tahun 2013. Yogyakarta: BPS.
Fried, Robert. 1976. Introduction to Statistics Revised edition. New York : Gardner Press, Inc. Ghozali,  Imam.  2011.  Aplikasi  Analisis  Multivariate  dengan  Program  IBM  SPSS  19  Edisi  5.
Semarang : Universitas Diponegoro. Hakim. Abdul. 2004. Statistika Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis. CV Adipura : Sleman.
Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-pokok Materi Statistik 2 Statistik Inverensi. Jakarta : Bumi Aksara J.  Bain,  Lee  and  Max  Engelhardt.  1991.  Introduction  To  Probability  And  Mathematical  Statistics
second edition. United States of Amerika : Duxbury Press. Sri  Wahyudi  S,  Kesiapan  Indonesia  Menghadapimasyarakat  Ekonomi  Asean  2015.
https:www.academia.edu10331907KESIAPAN_INDONESIA_MENGHADAPI_MASYA RAKAT_EKONOMI_ASEAN_2015. Diakses Pada Tanggal 2 Mei 2015
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Suparmono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta : Andi Offset.
Walpole R., Myers R., 1986.  Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung :
Penerbit ITB.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
113
MODEL PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KREATIF BERBASIS SYARIAH DI KOTA TASIKMALAYA MELALUI PENDEKATAN METODE ANP
Irman Firmansyah
1
, Agus Ahmad Nasrulloh
2 ,
Lina Marlina
3
1
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
2, 3
Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi irmanfirmansyahunsil.ac.id
ABSTRAK
Kreativitas  dalam  berwirausaha  menunjukkan  keseriusan  dalam  menjalankan bisnisnya sehingga akan ada kolaborasi yang saling menguntungkan secara ekonomi dan
spiritual  antara  bisnis  yang  dijalankan  dengan  kreatif  dengan  unsur-unsur  keagamaan yang  melekat  pada  setiap  aktivitasnya  khususnya  wirausaha  yang  ada  di  Kota
Tasikmalaya.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menemukan  permasalahan  yang  dapat menghambat  perkembangan  kewirausahaan  kreatif  yang  berbasis  syariah  di  Kota
Tasikmalaya  serta  menemukan  solusi-solusi  terbaik  dalam  rangka  mengembangkan wirausaha  kreatif  berbasis  syariah  menuju  masyarakat  madani.  Metode  penelitian  yang
digunakan yaitu kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan metode analytic network process ANP.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  permasalahan  yang  dapat  menghambat
perkembangan kewirausahaan kreatif berbasis syariah di Kota Tasikmalaya terdiri atas 2 cluster,  yaitu  cluster  masalah  internal  terdiri  dari:  1  lemahnya  kreativitas  desain  dan
inovasi  produk,  2  Manajemen  keuangan  yang  tidak  baik,  3  kurangnya  kesadaran mengenai  hukum  syariat  Islam,  serta  cluster  masalah  eksternal  terdiri  dari:  1  minimnya
peran lembaga pendidikan dalam menciptakan  wirausahawan kreatif berbasis syariah, 2 kurangnya  dukungan  pemerintah  dalam  menciptakan  wirausahawan  kreatif  berbasis
syariah,  3  belum  ada  lembaga  asosiasi  wirausahawan  kreatif  berbasis  syariah.  Adapun solusi  terbaik  yang  menjadi  alternatif  penyelesaian  masalah  terdiri  atas  2  cluster,  yaitu
cluster  solusi  internal  terdiri  dari:  1  mengikuti  pendidikan  agama  ekonomi  syariah sebagai  dasar  menumbuhkan  jiwa  yang  Islami,  2  Diversifikasi  produk  yang  ada,  3
pelatihan  teknik  produksi  dan  desain,  serta  cluster  solusi  eksternal  terdiri  dari:  1 pendampingan  usaha  kreatif  dari  pemerintah,  2  dukungan  perbankan  syariah  dalam
permodalan,  3  meningkatkan  peran  lembaga  pendidikan  dalam  menciptakan
wirausahawan  yang  Islami.  Adapun  nilai  koefisien  kendall’s  W  berkisar  antara  0,986 sampai  0,998
yang  menunjukkan  kesepakatan  yang  tinggi  diantara  jawaban  para responden.
Kata kunci: wirausaha kreatif, analytic network process, Kota Tasikmalaya
ABSTRACT
Creativity  in  entrepreneurship  show  seriousness  in  running  the  business  so  there would  be  a  mutually  beneficial  collaboration  in  economic  and  spiritual  between  creative
businesses  with  religious  elements  inherent  in  any  entrepreneurial  activity,  especially  in Tasikmalaya  City.  This  study  aims  to  find  problems  that  could  hinder  the  development  of
sharia-based creative entrepreneurship in Tasikmalaya  City and find the best solutions in order  to  developing  a  sharia-based  creative  entrepreneurs  towards  civil  society.  The
method used is qualitative-quantitative  with analytic of  network process  ANP approach. The results showed that problems that could hinder the developing of sharia-based creative
entrepreneurship  in  Tasikmalaya  City  consists  of  two  clusters,  cluster  internal  problems consist of: 1 weakly of design creativity and product innovation, 2 financial management
is not good, 3 lack of awareness Islamic law, and external cluster consists of: 1 lack of role of educational institutions in creating a sharia-based creative entrepreneurs, 2 lack of
government  support  in  creating  a  sharia-based  creative  entrepreneurs,  3  there  is  no association  institution  of  sharia-based  creative  entrepreneurs.  The  best  solution  is  an
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
114
alternative problem solving consists of two clusters, cluster internal solution consists of: 1 follow  the  religious  education  Islamic  economics  as  the  basis  for  foster  Islamic,  2
diversification of products, 3 training of production techniques and design. And external solutions cluster  consists of: 1 assisting the creative efforts from government, 2 support
from Islamic banking in the capital, 3 increase the role of educational institutions in the create of Islamic entrepreneurs. The Kendalls coefficient W ranging from 0.986 to 0.998
which showed high agreement between the answers of the respondents. Keywords: creative entrepreneurs, analytic network process, Tasikmalaya City
PENDAHULUAN
Menciptakan  lingkungan  bisnis  yang  kreatif  disertai  dengan  keamanan  dan  kenyamanan baik  secara  lahiriah  maupun  batiniyah  adalah  keinginan  semua  orang.  Terlebih  untuk  orang  yang
mempunyai rasa keimanan yang kuat akan merasakan beban yang berat disaat kegiatan bisnis yang dilakukannya  bertolak  belakang  dengan  keyakinannya.  Hal  ini  terjadi  karena  lingkungan  bisnis
yang  ada  di  sekitar  kita  masih  terkontaminasi  oleh  transaksi-transaksi  yang  tidak  sesuai  dengan syariat  islam.  Padahal  jika  lingkungan  bisnis  sudah  sesuai  dengan  aturan  islam  maka  akan  terjadi
kemaslahatan di dunia dan akhirat. Umer  Chapra  dalam  Ghazali,  1992:  2  menjelaskan  bahwa  pembangunan  ekonomi  Islam
dibangun  berdasarkan  nilai-nilai etika  dan  moral  serta mengacu  pada tujuan  syariat  maqashid  al- syari’ah,  yaitu  memelihara  iman  faith,  hidup  life,  nalar  intellect,  keturunan  posterity,  dan
kekayaan  wealth.  Konsep  ini  menjelaskan  bahwa  sistem  ekonomi  hendaknya  dibangun    berawal dari suatu keyakinan iman dan berakhir dengan kekayaan property. Pada gilirannya tidak akan
muncul  kesenjangan  ekonomi  atau  perilaku  ekonomi  yang  bertentangan  dengan  prinsip-prinsip syariat.
Basis  utama  sistem  ekonomi  syariah  sesungguhnya  terletak  pada  aspek  kerangka  dasarnya yang  berlandaskan  syariah,  tetapi  juga  pada  aspek  tujuannya  yaitu  mewujudkan  suatu  tatanan
ekonomi  masyarakat  yang  sejahtera  berdasarkan  keadilan,  pemerataan,  dan  keseimbangan.  Atas dasar itu, maka pemberdayaaan ekonomi syariah di Indonesia hendaknya dilakukan dengan strategi
yang  ditujukan  bagi  perbaikan  kehidupan  dan  ekonomi  masyarakat.  Tuntutan  masyarakat  dewasa ini  terutama  di  lapisan  masyarakat  bawah  adalah  bagaimana  memenuhi  kebutuhan  hidup  mereka
yang paling mendasar. Islam  telah  mengatur  kehidupan  manusia  dengan  ketentuan-ketentuan  yang  semestinya.
Keberadaan  aturan  itu  semata-mata  untuk  menunjukkan  jalan  bagi  manusia  dalam  memperoleh kemuliaan.  Kemuliaan  bisa  didapatkan  dengan  jalan  melakukan  kegiatan  yang  diridai  Allah  Swt.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
115 Sikap  manusia  yang  menghargai  kemuliaan  akan  s
elalu berusaha “menghadirkan” Allah di dalam setiap tarikan napasnya Sudarsono, 2003: 104.
Oleh  karena  itu,  jelas  bahwa  bisnis  yang  dijalankan  oleh  wirausahawan  seharusnya  sesuai dengan  ketentuan  Islam  karena  islam  telah  mengatur  segala  bentuk  mualamah  di  dunia  termasuk
dalam aspek perniagaan. Febianto 2010 menyebutkan bahwa Fiqh Muamalah adalah hukum Islam yang mengatur hubungan antara manusia dan manusia dan semua tindakan mereka dan interkoneksi
kegiatan  apa  pun  diizinkan  kecuali  ada  ketentuan  yang  melarangnya.  Senada  dengan  pendapat tersebut,  Muhammad  2009  menyimpulkan  hasil  penelitiannya  bahwa  nilai  fundamental  dalam
bisnis  yang  sering  terabaikan adalah  nilai  spiritual.  Lantaran  pelaku  bisnis  terjebak  pada  adigium, bahwa wilayah bisnis dan agama adalah wilayah yang berbeda.
Berangkat  dari  konsep  bisnis  yang  dijalankan  secara  Islami  tersebut,  maka  dalam  rangka meningkatkan  taraf  hidup  masyarakat  kita  harus  mampu  menghadirkan  kreativitas  diantara  para
wirausahawan.  Kreativitas  menunjukkan  keseriusan  dalam  menjalankan  bisnisnya  sehingga  akan ada  kolaborasi  yang  saling  menguntungkan  secara  ekonomi  dan  spiritual  antara  bisnis  yang
dijalankan dengan kreatif dengan unsur-unsur keagamaan yang melekat pada setiap tindakannya. Menurut Abdurrahman dalam artikelnya yang ditulis pada website IAEI pusat menjelaskan
mengenai  beberapa  integritas  wirausahawan  muslim  terlihat  dalam  sifat-sifatnya,  antara  lain:1 Taqwa, tawakal,  zikir  dan  bersyukur,  2  Motivasinya  bersifat  vertical  dan  horisontal,  3  Niat  Suci
dan Ibadah, 4 Memandang Status dan profesi sebagai amanah, 5 Aktualisasi diri untuk melayani, 6  Mengembangkan  Jiwa  Bebas  Merdeka,  7  Azam  Bangun  Lebih  Pagi,  8  Selalu  berusaha
Meningkatkan llmu dan Ketrampilan, 9 Semangat Hijrah, 10 Keberanian Memulai, 11 Memulai Usaha dengan Modal Sendiri Walaupun Kecil, 12 Sesuai Bakat, 13 Jujur, 14 Suka Menyambung
Tali  Silaturahmi,  15  Memiliki  Komitmen  Pada  Pemberdayaan,  16  Menunaikan Zakat,  Infaq  dan Sadaqah  ZIS,  17  Puasa,  Sholat  Sunat  dan  Sholat  Malam,  18  Mengasuh  Anak  Yatim,  19
Memampukan  Orang  Miskin,  20  Mengembangkan  Sikap  Toleransi,  21  Bersedia  Mengakui Kesalahan  dan  Suka  Bertaubat.  http:www.iaei-pusat.orgmemberpostkiat-bisniswirausaha-
muslim?language= id Salah satu daerah yang sangat peduli syariat Islam adalah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Melalui Peraturan Daerah No 7 tahun 2014, Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya mengajak untuk  mewujudkan  peningkatantatanan  kehidupan  masyarakat  Kota  Tasikmalaya  yang  berharkat,
bermartabat  dan  berakhlak  mulia  yang  berdasarkan  kepada  norma-norma  yang  tumbuh  dan
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
116 berkembang  di  masyarakat  Kota  Tasikmalaya  dengan  tetap  berpedoman  kepada  peraturan
perundang-undangan. Berkaitan dengan kegiatan perekonomian, pada Perda tersebut secara eksplisit menjelaskan
dalam pasal 11 yaitu sebagai berikut: 1  Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang perekonomian.
2  Dalam  melaksanakan  kegiatan  perekonomian,  setiap  orang  menerapkan  prinsip  kejujuran, adil dan persaingan sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3  Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap muslim: a.
diutamakan menggunakan sistem ekonomi syari’ah; b.  dilarang  melakukan praktek riba danatau ijon; dan
c.  dalam  melakukan  usaha  jasa  pembiayaan  keuangan,  diutamakan  menerapkan  sistem ekonomi  syari’ah  atau  membentuk  unit  usaha  syari’ah  yang  terpisah  dari  usaha
konvensional Kehadiran Perda tersebut memberikan sinyal dukungan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya
untuk melahirkan wirausahawan-wirausahawan yang religius. Meskipun demikian kehadiran Perda tersebut  belum  tentu  dapat  melahirkan  wirausahawan  yang  Islami  yang  mampu  memberikan
suasana  aktivitas  perekonomian  yang  religius  di  Kota  Tasikmalaya.  Hal  ini  dikarenakan  membuat kondisi  yang  baru  pada  suatu  daerah  khususnya  di  perkotaan  tidak  serta-merta  mudah  untuk
direalisasikan  mengingat  transaksi  perekonomian  di  Kota  Tasikmalaya  masih  didominasi  oleh peranan perbankan konvensional.
Merubah  lingkungan  bisnis  yang  konvenional  menuju  lingkungan  yang  islami  tentunya sangat banyak tantangan yang harus dilalui karena begitu kompleknya permasalahan yang ada. Jika
dimulai  dari  kesadaran  masing-masing  individu  pebisnis  maka  tentunya  akan  lebih  memudahkan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang Islami. Hal ini mengingat banyaknya potensi UMKM  di
Kota Tasikmalaya yang bergerak pada komoditas unggulan lihat tabel 1.
Tabel 1: Potensi Industri Kecil dan Menengah Kota Tasikmalaya
NO KOMODITI DAN KLASIFIKASI INDUSTRI
UNIT USAHA A. KOMODITI UNGGULAN :
1 Bordir
1.356 2
Kerajinan Mendong 173
3 Kerajinan Bambu
75 4
Alas Kaki Kelom Geulis, Sandal, Sepatu 509
5 Kayu Olahan Meubel :
202
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
117
6 Batik
41 7
Payung Geulis 7
8 Makanan Olahan
525
JUMLAH A …………………… 2.888
                