ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
231 Support
terdampak∩sungai meluap   =
= = 0.24
Confidence Pjateng |hujan deras =
= = 0.5454545
Confidence Phujan deras| jateng =
= = 0.2142857
Confidence Pterdampak|sungai meluap =
= = 0.4545455
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa meskipun nilai  support besarnya sama namun nilai confident tidak selalu sama. Hal ini terjadi karena nilai support menunjukan
probabilitas  muncul  atribut  A  dan  B  secara  bersama-sama  dari  seluruh  kejadian, sedangkan  nilai  confident  menunjukan  kepastian  atau  kuatnya  hubungan  antar  item
dalam sebuah apriori. b.  Pola Kombinasi Tiga Itemset Atribut
Pada  output  ini  masih  menggunakan  minimum  support  =  0.1  dengan  tiga  kombinasi itemsets,  maka  yang  ditampilkan  adalah nilai minimum  support  yang  lebih  besar atau
sama  dengan  0.1,  nilai  yang  kurang  dari  0.1  secara  otomatis  dieliminasi  oleh  sistem. Berikut hasil output pola kombinasi tiga itemset:
Gambar 5.Output Kombinasi Tiga ItemsetAtribut Data Bencana Banjir
Berdasarkan  batasan  yang  telah  ditentukan,  diketahui  bahwa  terdapat  3 aturan  asosiasi yang  terbentuk..  Informasi  yang  diperoleh  dari  Gambar  5  adalah  pada  aturan  no  19,
100 dari kejadian bencana banjir dalam tabel 2 yang terjadi di jatim dengan kerugian rumah tergenang, maka penyebabnya adalah hujan deras, dan 0.1 dari seluruh kejadian
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
232 bencana  banjir  yang  terdapat  pada  tabel  2  memuat  3  item  tersebut.  Begitu  seterusnya
untuk aturan asosiasi no 20 dan 21.
5. Analisis dengan Minimum Support 0.2, Minimum Confident 0.2 dan Main Line 2.
Dari uraian dan hasil output Gambar 5, dapat diketahui bahwa nilai  support tertinggi pada kombinasi  dua  itemsets  yaitu  0.24,  maka  akan  dianalisis  kembali  dengan  menggunakan
minimum  support  =0.2,  minimum  confident  =0.2,  dan  main  line  2  karena  nilai  support
tersebut terdapat pada kombinasi dua itemsets. Berikut script yang digunakan:
aturan.ap -
aprioriaturan,
parameter=listsupp=0.2,conf=0.2, minlen=2 inspectaturan.ap
Dengan menggunakan script di atas didapat hasil output sebagai berikut:
Gambar 6.Output Kombinasi Tiga ItemsetAtribut Data Bencana Banjir
Berdasarkan  batasan  yang  telah  ditentukan,  diketahui  bahwa  terdapat  2  aturan  asosiasi yang terbentuk.. Informasi yang diperoleh dari Gambar 6 adalah sebagai berikut:
a.  Pada  aturan  no  1  adalah  100  dari  kejadian  bencana  banjir  dalam  tabel  2  yang kerugiannya  rumah  tergenang,  maka  penyebabnya  adalah  hujan  deras,  dan  0.24  dari
seluruh kejadian bencana banjir yang terdapat pada tabel 2 memuat 2 item tersebut. b.  Pada  aturan  no  2  adalah  42.8  dari  kejadian  bencana  banjir  dalam  tabel  2  yang
penyebabnya  hujan  deras,  maka  kerugiannya  adalah  rumah  tergenang,  dan  0.24  dari seluruh kejadian bencana banjir yang terdapat pada tabel 2 memuat 2 item tersebut.
KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat dikeathui bahwa:
1. Metode  Association  Rule  dengan  algoritma  apriori  dapat  diaplikasikan  pada  data
kebencanaan, dalam hal ini data kejadian banjir di Indonesia. 2.
Pola  hubungan  assosiatif  yang  terjadi  dari  data  bencana  banjir  di  Indonesia  pada  bulan Februari 2015 sampai Juni 2015 dengan nilai support tertinggi yaitu:
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
233 a.  100  dari  kejadian  bencana  banjir  yang  kerugiannya  rumah  tergenang,  maka  penyebabnya
adalah hujan deras, dan 0.24 dari seluruh kejadian bencana banjir yang terdapat pada tabel 2 memuat 2 item tersebut.
b.  42.8  dari  kejadian  bencana  banjir  dalam  tabel  2  yang  penyebabnya  hujan  deras,  maka kerugiannya  adalah  rumah  tergenang,  dan  0.24  dari  seluruh  kejadian  bencana  banjir  yang
terdapat pada tabel 2 memuat 2 item tersebut.
REFERENSI
Badan  Nasional  Penanggulangan  Bencana.  2015.  Definisi  dan  Jenis  Bencana. http:www.bnpb.go.idpengetahuan-bencanadefinisi-dan-jenis-bencana.  Diakses  pada
tanggal 3 Desember 2015 pada pukul 10.34 WIB Berry,  M.  J.  A.  dan  Linoff,  G.  S.    2000.  Mastering  Data  Mining
–  The  Art  and  Science  of Customer Relationship Management.New York: Jhon Wiley and Sons.
Budhi, Gregorius S. and Yulia, Yulia and Abadi, Budiwati 2010 Model Rule: Multilevel And Multidimension Association Rule untuk Analisa Market Basket Pada PT. Maha Agung.
Industrial Electronics Seminar 2010. Gunadi,  G.  dan  Sensuse,  D.I.  2012.  Penerapan  Metode  Data  Mining  Market  Basket
Analysisterhadap  Data  Penjualan  Produk  Buku  Dengan  Menggunakan  Algoritma Apriori  Dan  Frequent  Pattern  GrowthFp-Growth  :  Studi  Kasus  Percetakan  Pt.
Gramedia. Jurnal Telematika Mkom, Volume 4 No.1, pp 118-132. Karthikeyan,  T.  dan  N.  Ravikumar.  2014.  A  Survey  on  Association  Rule  Mining.
International  Journal  of  Advanced  Research  in  Computer  and  Communication Engineering, Volume 3, No. 1, pp 5223-5227
Kusrini. dan Luthfi, E. T. 2009.Algoritma DataMining. Yogyakarta: PenerbitAndi. Kuswardani.  Dwina,  Deborah.  R.M.,  dan  Trihandini.  2011.  Metode  Association  Rule  untuk
Analisis Citra CT Organ Pasien Kanker Ovarium. Jurnal Ilmiah KURSOR, Volume 6, No.2, pp 0216-0544.
Margaret HD. Data Mining Introductory and Advanced Topics. Prentice Hall.2003. N.  Rajkumar,  M.R.  Karthik,  S.N.  Sivananda.  2003.  Fast  algorithm  for  mining  multilevel
association  rules,  IEEE  Trans.  Knowledge  and  Data  Eng.,  Volume  2,  No.4,  pp.  688- 692.