Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal terhadap Kadar pH Saliva
                                                                                ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
633 Selain  pengaruh  hormone  progesterone  dan  estrogen  pada  pat  berpengaruh  kontrasepsi
hormonal.  Factor  lain  seperti  makanan,  minuman,  obat-obatan  dan  juga  pola  stress  dapat berpengaruh  pada  hasil  penelitian.  Jenis  makanan  minuman  tertentu  dapat  meningkatkan  dan
menurunkan status PH. Lamanya waktu makan dan minum sebelum maupun baru beraktivitas dapat mempengaruhi PH saliva.
Pada penelitian ini pH saliva pada pengguna kontrasepsi pil lebih tinggi dibandingkan pada pengguna  kontrasepsi  suntik  dan  implant.  Hal  ini  diduga  akibat  efek  dari  kandungan  hormone
progesterone dan estrogen dalam bentuk estradol yang terdapat pada kontreasepsi pil teriutama pil kombinasi akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kortisol jika dibandingkan dengan
kandungan  hormone  pada  kontrasepsi  suntik  dan  implant  yang    hanya  mengandung  hormone progesterone saja, sehingga akan memberikan hasil yang berbeda dalam peningkatan status pH.
Kandungan yang terdapat pada pil adalah estrogen Ethinyl estradiol EE dan Mestranol diubah di hepar  menjadi  EE  yang  aktif,  progesteron  dari  kelompok  Norethindron  bervariasi  antara  0,4
– 2 mg.  Dosis  progestin  dari  kelompok  Norgestrel  bervariasi  anatar  0,05
–  0,15  mg.Progestin  dari kelompok  Norgestrel  lebih  baik  dalam  mengontrol  perdarahan  ireguler  dibandingkan  dengan
Progestin dari kelompo Norethindrone.
Dari penelitian yang saya lakukan pada penggunaan kontrasepsi pil kadar pHnya lebih tinggi dibandingkan  dengan  pengguna  kontrasepsi  hormonal  suntik  dan  implan  hal  ini  diakibatkan  efek
dari  kandungan  hormon  progesteron  dan  estrogen  dalam  bentuk  estradiol  yang  terdapat  pada kontrasepsi  pil  akan  memberikan  pengaruh  yang  lebih  besar  terhadap  kortisol,  jika  dibandingkan
dengan kontrasepsi hormonal suntik dan implan yang hanya mengandung hormon progesteron saja. Pada  responden  yang  mengalami  keasaman  pH  saliva  akan  mempengaruhi  kesehatan  mulut
terutama gigi, sehingga responden harus menjaga kesehatan mulut dan gigi. Karena keasaman kadar pH  saliva  mengakibatkan  demineralisasi  elemen-elemen  gigi  dengan  cepat  yang  nantinya  akan
berupa pengeroposan gigi.
KESIMPULAN.
Ada pengaruh  penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar pH saliva di RB Muslimat Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang. nilai asymp.sigh 0,014  α = 0,0.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
634
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. 2013. Gambaran Status Ph dan Volume Saliva Pada Pengguna kontraepsi Hormonal. 13.
anna glasier, a. g. 2006.  Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 4 ed.. S.  Ns. Yuyun Yuningsih, Penyunt. jakarta: EGC.
Ariani.  2008.  Makanan  Pendamping  ASI  MP  ASI.  Dipetik  Maret  4,  2014,  dari www.parentingislami.wordpress.com.
BKKBN.  2012,  februari.  Hasil  pelaksanaan  subsistem  pencatatan  dan  pelaporan  pelayanan kontrasepsi. Dipetik maret 2014, dari www.bkkbn.go.id
Diana  Soesilo,  R.  E.  2005.  Peranan  sorbitol  dalam  mempertahankan  kestabilan  pH  saliva. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga , 1-2.
guncu  GN,  T.  T.  2005.  Effect  of  endogenous  sex  hormones  on  the  periodontium-review  of literature. Australian dental journal , 138-145.
Hartanto,  d.  H.  2013.  Keluarga  Berencana  dan  Kontrasepsi  6  ed..  Jakarta:  Pustaka  Sinar Harapan.
halen, v., jan M, K.,  Carolyn L, G. 2007. buku ajar asuhan kebidanan 4 ed., Vol. 1. w. Esty, k. renata, y. yuyun, m. eny, Penyunt., l. ana, m. laily, t. gita,  e. wilda, Penerj. jakarta: EGC.
Handajani, J. M. 2010. Contraceptive pill and injection increase pH and volume of saliva. Dentika Dental Journal , 1-5.
Hidayat, A. A. 2010. Riset Keperawatan Teknik Penulisan Ilmiah. janet medfort, s. b. 2012. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Bidan. W. Praptiani, Penyunt.,
D. Yulianti, Penerj. jakarta: EGC. Kartiningrum, e. d. 2013. Modul Pengantar Biostatistik. Mojokerto.
Marasabessy, f. a. 2013, november. Hubungan Volume Dan Ph Saliva Pada Lansia. 25. Notoatmodjo, S. 2010. metodologi penelitian kesehatan. jakarta: PT.Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Parvasani, A. 2012. pengaruh radioterapi area kepala dan leher terhadap pH Saliva. 27-29.
prawirohardjo, s. 2006. ilmu kandungan. jakarta: bina pustaka sarwono prawirohardjo. Primada. 2004. The effect of hormonal contraception usage on gingivitis. 76-82.
Prof.Dr.Sugiono. 2008. statistika untuk penelitian. bandung: CV Alfabeta.
Prof. Dr. dr. Biran Affandi, S. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rahayu,  F. s. 2010. Mengonsumsi minuman beralkohol dapat menurunkan derajat keasaman dan volume saliva. Dentika Dental Journal , 15-19.
Rose F, L. M. 2004. Periodontics Medicine surgery and implants. Sauer JR, E. R. 2006. Salivary gland in ixodid ticks: control and mechanism of secretion.  Journal
of Insect Physiologi . sibue M, H. I. 2010. The gingivl of oral contraceptives users at desa Hergarmanah, kec.Jatinangor.
Padjajaran Journal Of Dentistry , 58-62.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
635 Simatupang dedy, 2006. Metode Pengukuran Saliva dan Pemeriksaan kelenjar Saliva Skripsi.
Medan Universitas Sumatera Utara. Sibue M, hendiani I, Rusyanti Y., 2010. The Ginggiva of oral contrasepsi user at desa Hergamanah
kec. Padjajaran journal of density 20110: 22 1: 58-62. Simatupang, D. 2006. Metode pengukuran saliva dan pemeriksaan iva of  saliva.
Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Wiknjosastro, H. 2005. Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
636
EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
Yudha Anggit Jiwantoro
1
, Siti Nurhayati
2
1,2
Stikes Pertamedika stikespertamedikagmail.com
ABSTRAK
DiabetesMelitus  adalah  salah  satu  dari  penyakit  tidak  menular  yang  sedang  mengancam kesehatan  penduduk  Indonesia  saat  ini.  Jumlah  penderita  diabetes  terus  meningkat  dari
tahun  ke  tahun,  hal  ini  disebabkan  beberapa  faktor  antara  lain  keturunan  genetik,  pola makan  diet,  tingkat  aktivitas  olahraga,  dan  kurangnya  pengetahuan  tentang  penyakit.
Tujuan  penelitian  ini  adalah  mengetahui  efektivitas  terapi  bekam  terhadap  penurunan kadar  gula  darah  DM  di  RW  10  Kebayoran  Lama,  Jakarta  Selatan.Penelitian  ini
menggunakan metode one group pre test post test design, sampel penelitian adalah seluruh warga di RW 10 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan  yang terdiagnosa diabetes melitus
sebanyak  32  orang.  Teknik  sampling  yang  digunakan  adalah  total  sampling.  Analisa  uji statistik  yang  digunakan  wilcoxon  0,05.Hasil  uji  wilcoxon  menunjukkan  nilai  Z  4,938
dan p value 0,000  0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara statistik terhadap  penurunan  kadar  gula  darah  antara  sebelum  dan  setelah  pemberian  terapi
bekam.  Selain  itu  dari  nilai  mean  antara  sebelum  dan  setelah  dilakukan  bekam menunjukkan penurunan yang siginifikan, dari 236,88 menjadi 189,75.
Kata Kunci : terapi bekam, kadar gula, diabetes melitus
ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of the non-communicable diseases that are threatening the health of  the  indonesian  population  today.  The  number  of  diabetics  are  increasing  from  year  to
year,  this  is  due  to  several  factors  including  heredity  genetics,  diet  diet,  the  level  of activity sports, and lack of knowledge about the disease. The purpose of this study was to
determine the effectiveness of cupping therapy to decrease blood glucose levels DM in RW 10 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. this research methode  was using one group pretest
post  test  design,  sample  research  are  all  residents  in  RW  10  Kebayoran  Lama,  South Jakarta  with  was  diagnosed    diabetes  mellitus    as  many  as  32  people.  The  sampling
technique was using total sampling. The statistical analysis was  using  Wilcoxon test 0.05 The results of Wilcoxon test showed the value of Z 4.938 and p value 0,000 0,05. It can
be concluded that there was a statistically significant effect on reducing blood sugar levels before  and  after  administration  of  cupping  therapy.  Addition  of  the  mean  value  between
before and after cupping showed significant decline, from 236.88 to 189.75. Keyword : Cupping therapy, blood glucose levels, diabetes mellitus.
PENDAHULUAN
Diabetes  Melitus  adalah  salah  satu  dari  penyakit  tidak  menular  yang  sedang  mengancam kesehatan  penduduk  Indonesia  saat  ini.  Jumlah  penderita  diabetes  terus  meningkat  dari  tahun  ke
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
637 tahun, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain keturunan genetik, pola makan diet, tingkat
aktivitas olahraga, dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi  tipe 1 dan  tipe 2 Ganong, 2010.
Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan DM adalah 6,9  persen.  Prevalensi  diabetes  yang  terdiagnosis  dokter  tertinggi  terdapat  di  Yogyakarta  2,6,
DKI  Jakarta  2,5,  Sulawesi  Utara  2,4,  dan  Kalimantan  Timur  2,3  Kemenkes, 2013.Berdasarkan studi pendahuluan di RW 10 Kelurahan Kebayoran Lama Utara didapatkan data
dari  hasil  pendataan  sebanyak  43  warga  dengan  berbagai  keluhan,  sebanyak  32  69  warga dengan  keluhan  glukosa  darah  tinggi,  dan  sisanya  11  31  dengan  hipertensi,  kolesterol,  dan
keluhan pusing. Data 2 dua tahun terakhir masyarakat yang meninggal karena penyakit diabetes di RW 10 sebanyak 7 orang.
Diabetes pada anak atau remaja ini sering juga disebut dengan Maturity Onset Of Diabetes In  The  Young  MODY.  Penyakit  diabetes  ini  umunya  dimulai  pada  usia  pertengahan  dengan
masalah  utama  pada  reseptor  insulin.  Permasalah lainnya  adalah  karena  terlalu  banyaknya  asupan karbohidrat dalam tubuh seperti gula dan tepung gandum, lemak jahat yang tidak sehat, anak yang
kurang  menyukai  sayur  dan  buah  serta anak  yang  sangat  kurang  beraktifitas  atau bergerak  seperti berolahraga Herlinawati, 2013.
Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel beta di pankreas. Zat  nitrit  oksida  NO  yang  diproduksi  tubuh  karena  stimulasi  sayatan  dalam  proses  bekam,
berperan  meningkatkan  sirkulasi  darah  di  pankreas  dan  membantu  meningkatkan  kadar  insulin. Bekam  juga  mengendalikan  produksi  insulin,  baik  dalam  kasus  kekurangan  insulin
hipoinsulinisme yang terjadi pada penderita diabetes tipe1 maupun dalam kasus kelebihan insulin hiperinsulinisme sebagaimana yang terjadi pada penderita diabetes tipe 2 Maulana, 2014.
METODE PENELITIAN
Penelitian  ini  jenis  pra  eksperimen  dengan  one  group  pre  test  post  test  design,  yaitu melakukan  pre  test  kadar  gula  darah  pada  penderita  Diabetes  Melitus,  kemudian  dilakukan  terapi
bekam  dan  setelah  itu  dilakukan  pengukuran  post  test  kadar  gula  darah  pada  penderita  Diabetes Melitus.  Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  warga  di  RW  10  Kebayoran  Lama,  Jakarta
Selatan  yang  terdiagnosa  diabetes  melitus  sebanyak  32  orang.  Teknik  samping  yang  digunakan adalah total sampling. Sampel penelitian adalah seluruh warga di RW 10 Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan  yang  terdiagnosa  diabetes  melitus  sebanyak  32  orang.  Instrumen  yang  digunakan  untuk
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
638 mengukur  kadar  gula  darah  adalah  glucometer,  dan  terapi  bekam  menggunakan  alat  bekam
sebanyak  2  set.  Analisa  data  menggunakan  uji  wilcoxon.  Alur  penelitian  peneliti  melakukan pengecekan  gula  darah  yang  kemudian  dilanjutkan  melakukan  terapi  bekam,  kemudian  dilakukan
pengecekan ulang kadar gula darah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian selanjutnya dilakukan uji statistik dengan program SPSS 21 for windows dengan menggunakan uji wilcoxon.
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RW 10 Kebayoran  Lama Utara,
27 Juli 2015
No. Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1 Laki-laki
14 43,8
2 Perempuan
18 56,3
Jumlah 32
100 Sumber: Data Primer, 2015
Data tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 56,3  dan laki-laki sebanyak 14 43,8.
Tabel 2 Distribusi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Umur  di  RW  10  Kebayoran  Lama  Utara,  27  Juli
2015
No. Umur
Jumlah Persentase
1 ≤ 50 tahun
15 46,9
2 50 tahun
17 53,1
Jumlah 32
100 Sumber: Data Primer, 2015
Data tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 50  tahun sebanyak 17 53,1 dan ya
ng berumur ≤ 50 tahun sebanyak 6 46,9.
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di RW 10 Kebayoran Lama Utara, 27
Juli 2015
No. Pendidikan
Jumlah Persentase
1 SMA
27 84,4
2 D3S1
5 15,6
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
639 Jumlah
32 100
Sumber: Data Primer, 2015 Data  tabel  3  menunjukkan  bahwa  mayoritas  responden  berpendidikan  akhir  SMA  sebanyak  27
84,4 dan yang berpendidikan D3S1 sebanyak 5 15,6.
Tabel 4 Distribusi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Pekerjaan  di  RW  10  Kebayoran  Lama  Utara,  27
Juli 2015
No. Pekerjaan
Jumlah Persentase
1 Ibu Rumah Tangga
15 46,9
2 Swasta
10 31,3
3 Wiraswasta
6 18,8
4 PNS
1 3,1
Jumlah 32
100 Sumber: Data Primer, 2015
Data tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja  sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 46,9, bekerja swasta sebanyak 10 31,3, bekerja wiraswasta sebanyak 6 18,8, dan yang
bekerja PNS sebanyak 1 3,1. Tabel 5
Hasil uji wilcoxonkadar gula darah pre dan post terapi bekam di RW 10 Kebayoran Lama Utara, 27 Juli 2015
Mean Pre Mean Post
Z P  value
Kadar Gula Darah 236,88
189,75 -4,938
0,000 Sumber: Data Primer, 2015
Hasil  uji  wilcoxon  menunjukkan  nilai  Z  4,938  dan  p  value  0,000    0,05.  Maka  dapat disimpulkan  bahwa  ada  pengaruh  secara  statistik  terhadap  penurunan  kadar  gula  darah  antara
sebelum dan setelah pemberian terapi bekam. Selain itu dari nilai mean antara sebelum dan setelah dilakukan  bekam  menunjukkan  penurunan  yang  siginifikan,  dari  sebelum  terapi  bekam  236,88
dan setelah terapi bekam menjadi 189,75. Berdasarkan  data  yang  telah  di  peroleh  di  dapatkan  responden  dengan  jenis  kelamin
perempuan sebanyak 18 56,3  dan sisanya 14 laki laki  43,8    dari total responden sebanyak 32 orang, dari hasil penelitian yang di lakukan  PERKENI, menunjukan  bahwa, dengan  tinggi dan
berat badan sama, wanita Asia lebih berisiko mengidap diabetes dibandingkan wanita yang tinggal di    benua  lainnya.  Indonesia  termasuk  dari  bagian  wilayah  asia.  Menurut  dugaan,  penyebabnya
karena  mereka  telah  meninggalkan  pola  makan  dan  gaya  hidup  tradisional,  dan  menggantinya dengan gaya hidup  yang tidak sehat. Misalnya: pola makan yang serampangan dan porsi olahraga
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
640 yang  semakin  minim.  Perubahan  gaya  hidup  seperti  ini  bisa  memicu  semacam  dampak  biologis
yang  dapat  mengganggu  proses  pengolahan  gula  darah,  yang  pada  akhirnya  berakibat diabetes. Selain  itu faktor yang sangat berpengaruh adalah kondisi stress yang dapat menyebabkan
system  saraf  pusat  simpatis  dan  axis  hipotalamus  pituitari  adrenal  teraktivasi  sehingga mengakibatkan  produksi  hormone  kortisol  yang  berlebihan  dan  menyebabkan  ketidakseimbangan
dalam tubuh. Hal ini dapat menyebakan terjadinya obesitas,resistensi insulin, dan peningkatan profil lipid dalam darah. Bila berlangsung terus maka akan berlanjut menjadi diabetes mellitus tipe 2.
Berdasarkan umur pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden  berumur 50  tahun sebanyak  17  53,1  dan  yang  berumu
r ≤ 50 tahun sebanyak 6 46,9. Pada penderita diabetes tipe  2  akan  terjadi  peningkatan  seiring  bertambahnya  usia  dan  berkaitan  dengan  peningkatan
resistensi terhadap efek insulin di tempat tempat kerjanya. Diabetes Melitus dapat menyerang warga penduduk dari berbagai lapisan, baik dari segi ekonomi rendah, menengah, atas, ada pula dari segi
usia.  Tua  maupun  muda  dapat  menjadi  penderita  DM.  Umumnya  manusia  mengalami  perubahan fisiologi  yang  secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul
setelah  seseorang  memasuki  usia  rawan,  terutama  setelah  usia  45  tahun  pada  mereka  yang  berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. Teori yang ada mengatakan
bahwa seseorang ≥ 45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya DM dan intoleransi glukosa  yang  di  sebabkan  oleh  faktor  degeneratif  yaitu  menurunya  fungsi  tubuh,  khususnya
kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin. Data  hasil  responden  berdasarkan  pendidikan  akhir  SMA  sebanyak  27  84,4  dan  yang
berpendidikan D3S1 sebanyak 5 15,6. Menurut penelitian  yang  diadakan  di Amerika Serikat, tingginya pendidikan  turut  berpengaruh  terhadap  prevalensi  diabetes  mellitus.  Penelitian yang
dilakukan    oleh    Aliasgharzadeh,    et    al.    menunjukan    hasil    meningkatnya  tingkat  pendidikan seiring dengan meningkatnya kepatuhan dalam berdiet, berolah raga dan obat-obatan pada penderita
diabetes melitus White K, Borell L, 2013. Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa sebagian besar responden  penelitian  ini  berpendidikan  SMA,  sehingga  kepatuhan  mereka  terhadap  minum  obat
ataupun olahraga kurang yang menyebabkan sebagian besar pada penelitian ini. Berdasarkan    pekerjaan  pada  penelitian  ini  bahwa  mayoritas  responden  adalah  ibu  rumah
tangga sebanyak 15 46,9, bekerja swasta sebanyak 10 31,3, bekerja wiraswasta sebanyak 6 18,8,  dan  yang  bekerja  PNS  sebanyak  1  3,1.  Aktifitas  fisik  dapat  mengontrol  gula  darah.
Glukosa  akandiubah  menjadi  energi  pada  saat  berkatifitas  fisik.  Aktifitas  fisik  mengakibatkan insulin  semakin  meningkat  sehingga  kadar  gula  dalam  darah  akan  berkurang.  Pada  orang  yang
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
641 jarang  berolahraga,  zat  makanan  yang  masuk  kedalam  tubuh  tidak  dibakar  tetapi  ditimbun  dalam
tubuh  sebagai  lemak  dan  gula.  Jika  insulin  tidak  mencukupi  untuk  mengubah  glukosa  menjadi energi  maka  akan  timbul  DM.  Rata-rata  semua  informan  memiliki  aktivitasnya  masing  masing.
Secara  umum  aktifitas  fisik  di  bagi  dalam  tiga  kategori,  yaitu  aktivitas  Ringan,  Aktivitas  Sedang, dan  aktifitas  berat.  Di  mana  ibu  rumah  tangga  tidak  terlalu  banyak  melakukan  aktifitas  sehingga
proses metabolisme di dalam tubuhnya tidak sempurna. Hasil  uji  bivariat  pada  penelitian  ini  di  dapatkan angka  signifikan  pada  responden  yang  di
lakukan terapi bekam basah. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai Z 4,938 dan p value 0,000 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara statistik terhadap penurunan kadar gula
darah  antara  sebelum  dan  setelah  pemberian  terapi  bekam.  Penurunan    pada    kadar    gula    darah penderita  diabetes  melitus  ini  dapat disebabkan oleh karena bekam berperan menstimulasi darah
dan  mensuplai  nutisi  ke    sel-sel    beta    pankreas,    kekuatan    isapan    dalam    proses    pembekaman dapat  mengeluarkan  zat-zat  sisa  metabolisme  usus  dari  sirkulasi  portal  dihati,    zat  asam
heksosamin  dari  otot  dan  jaringan  lemak  dibawah  kulit  sehingga  dapat  membuka  jalan    bagi insulin  untuk  melekat  pada  reseptor-reseptornya  serta  meningkatkan kepekaan reseptor insulin
yang menyebabkan kadar gula dalam darah menurun. Bekam juga mengendalikan produksi insulin, baik dalam kasus kekurangan insulin hipoinsulinisme yang terjadi pada penderita diabetes tipe 1
maupun dalam kasus kelebihan insulin hiperinsulinisme sebagaimana yang terjadi pada penderita diabetes tipe 2 Maulana, 2014.
KESIMPULAN
1.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi bekam secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah, dengan nilai z hitung Z 4,938 dan p value 0,000
0,05. 2.  Hasil  terapi  bekam  lebih  efektif  jika  dikombinasi  dengan  menjaga  pola  makan  yang  sehat
dan olahraga teratur. 3.  Terapi  bekam  efektif  dilakukan  1  satu  bulan  sekali  untuk  menjaga  sirkulasi  darah  dalam
tubuh tetap baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
1.  Dr.Mardjo  Soebiandono,  Sp.B.,  selaku  Direksi  Pertamedika  dan  pembina  Yasayan Pendidikan Pertamedika.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
642 4.  Dr.Dany  Amrul  Ichdan,  SE,  MSc.,  selaku  Ketua  Pengurus  Yayasan  Pendidikan
Pertamedika. 5.  Muhammad  Ali,  SKM.M.Kep,  selaku  Ketua  STIKes  Pertamedika  yang  selalu  memberi
motivasi selama pembuatan penelitian ini. 6.  Ketua  RW  10  Kelurahan  Kebayoran  Lama  Utara  Jakarta  Selatan,  yang  telah  memberi  ijin
peneliti dalam melakukan pengambilan data awal penelitian. 7.  Seluruh masyarakat RW 10 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Andari,  Rizki  2013.  Pengaruh  Bekam  Basah  Terhadap  Kadar  Gula  Darah  Puasa  Pada  Pasien Diabetes Melitus Di Semarang. UNDIP : Jurnal Media Medika Muda.
Brunner  Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Ganong, W.F. 2010. Patofisiologi  Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Edisi 5.
Jakarta: EGC. WHO. 2010. Data statistik jumlah penderita diabetes di dunia versi WHO. Bersumber dari
http:indodiabetes.comdata-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-who.html [diakses pada 26 Mei 2015].
Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Herlinawati, E. 2013. Penyakit diabetes pada anak dan remaja. Bersumber dari http:buletinkesehatan.compenyakit-diabetes-pada-anak-dan-remaja. [diakeses pada 26 Mei
2015]. PDPERSI. 2011. RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia. Bersumber
dari http:www.pdpersi.co.idcontentnews.php?mid=5catid=23nid=618 [diakses pada 26 Mei 2015].
Kasmui.  2013.  Bekam    Pengobatan    Menurut    Sunnah    Nabi    [Internet].  Semarang:    Komunitas Thibbun
Nabawi ‘ISYFI’.
Bersumber dari:
http:assunnah- qatar.comphocadownloadPDFBEKAM.pdf [diakses pada 26 Mei 2015].
Maulana, Y.A.
2014. Mengobati
Diabetes Dengan
Bekam. Bersumber
dari https:www.islampos.commengobati-diabetes-dengan-bekam-2-habis-136516  [diakses  pada  27
Mei 2015]. Nashr,  M,  2005,  Bekam  Cara  Pengobatan  Menurut  Sunah  Nabi,    Jakarta:  Pustaka  Imam  Asy-
syafi’i. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.  2011.  Konsep  dan  penerapan  metodologi  penelitian  ilmu  keperawatan.  Jakarta: Salemba Medika.
Omar, et.al 2006. Metode pengobatan nabi. Jakarta: Griya Ilmu. Riyanto, A
. 2009. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saryono.  2008.  Metodologi  Penelitian  Kesehatan  Penuntun  Praktis  Bagi  Pemula.  Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press. Soegondo,  Sidartawan,  dkk.  2009.  Penatalaksanaan  Diabetes  Melitus  Terpadu.  Jakarta:  Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
643 Sugiyono
.  2012.  Metode  Penelitian  Pendidikan  Pendekatan  Kuantitatif  dan  Kualitatif,  dan  RD. Bandung : CV.Alfabeta.
Suhardi,  K,  dan  Syafa’ah  A,  2006,  Uraian  Kode  Anatomi  Hijamah  Titik-titik  Bekam,  Jakarta: Pustaka As-Sabil.
Zawiyah,  S.   2006.   Teknik  Bekam  Hijamah  Tingkat  Dasar:  Kaedah  Perawatan  dan Penyembuhan  menurut  Sunnah  Rasul  SAW.   Pusat  Penyelidikan  Perubatan  Jawi,  Darul  Aman,
Malaysia. Yasin, Syihab Al Badri. 2005. Bekam: Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis.  Al Qowwam, Solo.
Lampiran 1 Distribusi Data Jenis Kelamin
Frequency  Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid  Perempuan
18 56.3
56.3 56.3
Laki-laki 14
43.8 43.8
100.0 Total
32 100.0
100.0
Umur
Frequency  Percent  Valid Percent Cumulative
Percent Valid   50 th
17 53.1
53.1 53.1
50 th 15
46.9 46.9
100.0 Total
32 100.0
100.0
Pendidikan
Frequency  Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid  SMA
27 84.4
84.4 84.4
D3S1S2 5
15.6 15.6
100.0 Total
32 100.0
100.0
Pekerjaan
Frequency  Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid  Ibu Rumah
Tangga 15
46.9 46.9
46.9 Wiraswasta
6 18.8
18.8 65.6
Swasta 10
31.3 31.3
96.9 PNS
1 3.1
3.1 100.0
Total 32
100.0 100.0
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
644
Lampiran 2 Hasil Penelitian Tests of Normality
KELOMPO K
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic df
Sig. NILA
I PRE
.156 32
.047 .888
32 .003
POST .183
32 .008
.873 32
.001 a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
N Mean Rank  Sum of Ranks
Post - Pre  Negative Ranks 32
a
16.50 528.00
Positive Ranks
b
.00 .00
Ties
c
Total 32
a. Post  Pre b. Post  Pre
c. Post = Pre
Test Statistics
a
Post - Pre Z
-4.938
b
Asymp. Sig. 2- tailed
.000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
645
USAHA PENINGKATAN RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI NILAM BAGI PETANIPENYULING MINYAK NILAM DI DESA PAMOTAN KABUPATEN MALANG
Aning Ayucitra
1
, Wenny Irawaty
1
, Ery Susiany Retnoningtyas
1
, dan Hadi Santosa
2
1
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya email:
aningukwms.ac.id
ABSTRAK
Minyak  atsiri  nilam  merupakan  salah  satu  komoditas  ekspor  non  migas  Indonesia  yang cukup  strategis  peranannya  dalam  menghasilkan  devisa  negara.  Minyak  atsiri  nilam
Indonesia  sangat  digemari  oleh  pasar  Eropa  dan  Amerika  dan  banyak  digunakan  untuk bahan  baku  industri  pembuatan  minyak  wangi,  kosmetik,  farmasi,  sabun,  dll.  karena
merupakan  bahan  fiksatif    pengikat  wewangian.  Di  Desa  Pamotan  Kabupaten  Malang, penyuling  minyak  nilam  masih  menggunakan  metode  dan  peralatan  yang  sederhana
sehingga  rendemen  minyak  nilam  yang  dihasilkan  relatif  rendah    1,7.  Penanganan hasil  pasca  produksi,  seperti  proses  pemisahan  dan  penyimpanan  minyak,  juga  belum
dilakukan  dengan  optimal  sehingga  kualitas  minyak  nilam  yang  dihasilkan  kurang  baik kadar patchouli alcohol dalam minyak nilam rendah sehingga kurang mampu bersaing di
pasar  internasional.  Harga  jual  crude  minyak  atsiri  nilam  dari  penyuling  minyak  cukup rendah.  Oleh  karena  itu,  inovasi  dan  penerapan  teknologi  tepat  guna  dalam  pengolahan
minyak  nilam  merupakan  salah  satu  solusi  untuk  meningkatkan  rendemen  dan  kualitas
minyak nilam. Program “IbM Kelompok Penyuling Minyak Atsiri Nilam di Desa Pamotan Kabupaten  Malang”  ditujukan  bagi  penyuling  minyak  nilam  yang  berada  di  Dukuh
Dawuhan dan Dukuh Umbulrejo, Desa Pamotan Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Kegiatan program ini meliputi: perancangan alat dan implementasi teknologi tepat guna,
diskusi  upaya  peningkatan  rendemen  dan  kualitas  minyak  nilam,  dan  pendampingan  di lapangan  pasca  implementasi  alat  hasil  inovasi  teknologi  baru  yang  tepat  guna.  Dengan
berbekal  pengetahuan  dan  alat  teknologi  tepat  guna  sebagai  luaran  program  IbM  ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas minyak nilam yang berdampak pada
peningkatan  kesejahteraan  penyuling  minyak  atsiri  nilam  di  Desa  Pamotan  Kabupaten Malang.
Kata kunci : Distilasi uap, fraksinasi, minyak nilam, patchouli alcohol
ABSTRACT
Patchouli  essential  oil  is  one  of  major  non-oilgas  commodity  of  Indonesia  which  has strategic  role  in  state  revenues.  It  is  very  popular  in  Europe  and  US  market  due  to  its
fixative  property  for  perfumery,  cosmetics,  pharmaceutical,  and  soap  products.  In  Desa Pamotan Kabupaten Malang, farmers and distillers of patchouli oil have been using  very
simple and conventional method and equipments, thus the quantity and quality of patchouli oil  is  relatively  low    1.7.  Its  patchouli  alcohol  content  is  about  29.  This  situation
reduces  oil  competitiveness  in  global  market.  An  innovative  method  is  thus  needed  in processing this patchouli oil to impr
ove oil’s quantity and quality. Through IbM program entitled  “IbM  Kelompok  Penyuling  Minyak  Atsiri  Nilam  di  Desa  Pamotan  Kabupaten
Malang”, the quantity and quality of patchouli oil product could be improved. A pilot scale fractionation  equipment  was  designed  and  built.  By  discussion,  workshop,  and
implementation of this fractionation equipment, as part of the IbM program, farmers and distillers  may  get  better  understanding  of  knowledge  as  well  as  better  technology  in
processing  of  patchouli  oil.Therefore,  the  economic  level  and  prosperity  of  farmers  and distillers in Desa Pamotan Kabupaten Malang may also be improved.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
646
Keywords : steam distillation, fractionation, patchouli oil, patchouli alcohol
PENDAHULUAN
Minyak  nilam  merupakan  salah  satu  minyak  atsiri  yang  banyak  digunakan  di  industri parfum  dan  kosmetik.  Aroma  parfum  yang  dicampur  dengan  minyak  nilam  dimana  komponen
utamanya  adalahpatchouli  alcohol  C
15
H
26
dapat  bertahan  lebih  lama  mengingat  sifatnya  sebagai bahan fiksatif. Kandungan senyawa patchouli alcohol di dalam minyak nilam dapat mencapai 23,2
,  disamping  senyawa  aktif  lainnya  seperti α-patchoulene 3,3, β-patchoulene  4,2, dan  α-
guaiene 14,6 Sundaresan dkk., 2009. Selain itu, minyak nilam juga dapat digunakan sebagai campuran  minyak  rambut  dan  saus  tembakau.Di  pasaran  minyak  atsiri  dunia,mutu  minyak  nilam
Indonesia dikenal paling baik dan rnenguasai pangsa pasar dunia sampai 80-90Sarifudin, 2009; Redaksi Trubus, 2012.Sentra produksi minyak nilam di  Indonesia adalah Daerah Istimewa Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, dan Sulawesi. Tanaman  nilam  merupakan  salah  satu  komoditas  perkebunan  yang  banyak  dibudidayakan
oleh masyarakat Kabupaten Malang, Jawa Timur, selain tebu dan kopi. Iklim yang cocok sekaligus nilai  jual  minyak  nilam  yang  tinggi  berpotensi  mengangkat  perekonomian  masyarakat  Kabupaten
Malang  yang  membudidayakan  tanaman  tersebut.  Berbagai  permasalahan  seperti  keterbatasan modal  dan  proses  produksi  yang  konvensional  seringkali  menjadi  kendala  pengembangan  usaha
produksi minyak nilam. Permasalahan  yang  sering  dijumpai  di  dalam  proses  produksi  minyak  atsiri  nilam  adalah
rendahnya  rendemen  dan  kualitas  minyak  atsiri  yang  diperoleh.  Rendemen  berkaitan  dengan perolehan  minyak  nilam  dari  proses  penyulingan,  sedangkan  kualitas  minyak  atsiri  nilam  terkait
dengan  besarnya  kandungan  bioaktif  utama  dalam  minyak  yaitu  patchouli  alcohol.  Faktor-faktor yang  mempengaruhi  rendemen  minyak  nilam  adalah  cara  penanganan  bahan  baku
pemotonganperajangan,  pelayuan,  dan  pengeringan  danteknik  penyulingan  yang  masih menggunakan  metode  dan  peralatan  sederhana.  Sementara  itu,faktor  yang  mempengaruhi  mutu
minyak nilam antara lain adalah lokasi penghasil nilam, teknik penyulingan, dan penanganan hasil pasca penyulingan Sarifudin, 2009.
Di  Desa  Pamotan,  Kecamatan  Dampit,Kabupaten  Malang,  minyak  nilam  yang  dibudidayakan  dan diolah berasal dari tanaman nilam jenis nilam Aceh Pogostemon cablin Benth. Contoh perkebunan
nilam  Aceh  di  Desa  Pamotan  dapat  dilihat  pada  gambar  di  Lampiran  4.  Proses  produksi  minyak
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
647 atsiri  nilam  di  Desa  Pamotan  melibatkan  beberapa  pihak  seperti  petani  tanaman  nilam,  penyuling
minyak  nilam,  dan  pengusaha  mikromakro  pengolah  minyak  nilam.  Hasil  survey  ke  lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar penyuling minyak nilam di Desa Pamotan masih menggunakan
metode  dan  peralatan  penyulingan  yang  sederhana  sehingga  rendemen  minyak  nilam  yang dihasilkan  relatif  rendah    1,7,  lebih  rendah  dari  rendemen  minyak  nilam  Aceh  yang  umum
diperoleh dan dijumpai di literatur 2,5. Demikian pula halnya dengan penanganan hasil pasca produksi,  seperti  proses  pemisahan  dan  penyimpanan  minyak,  masih  belum  dilakukan  dengan
optimal  sehingga  kualitas  minyak  nilam  yang  dihasilkan  kurang  baik  kadar  patchouli  alcohol dalam minyak nilam rendah dan kurang mampu bersaing di pasar internasional.
Disparitas  harga  dari  petani tanaman  nilam  selaku  penyuplai  bahan  baku,  penyuling  nilam selaku  penghasil  crude  minyak  nilam,  dan  pengusaha  pengolah  minyak  nilam, cukup  besar.  Daun
dan  ranting  nilam  basah  dari  petani  nilam  dihargai  Rp  1.400,-  hingga  Rp  1.600,-  per  kg  oleh kelompok  penyuling  nilam;  sedangkan  yang  kering  dihargai  Rp  10.000,-    hingga  Rp  15.000,-  per
kg. Kadar air dalam daun dan ranting nilam basah tanpa proses pengeringan adalah sekitar 80. Cuaca  seringkali  menjadi  faktor  penentu  bagi  petani  dalam  menjual  nilamnya,  dengan  atau  tanpa
pengeringan,  karena  masih  mengandalkan  proses  pengeringan  di  bawah  sinar  matahari.  Fluktuasi harga  yang  terjadi  pada  beberapa  tahun  terakhir  yang  cukup  tajam  telah  menyebabkan  banyak
petani  nilam  beralih  pilihan  menjadi  petani  tebu  atau  kopi.  Petani  nilam  yang  masih  bertahan jumlahnya  menurun  dan  suplai  daunranting  nilam  menjadi  sangat  terbatas.  Harga  jual  crude
minyak atsiri nilam dari penyuling minyak ke pengepul cukup rendah, hanya sebesar Rp 610.000,- hingga  Rp  640.000,-  per  kg-nya.  Hal  ini  disebabkan  oleh  beberapa  faktor,  seperti:  1  metode
penyulingan  yang  sederhana  pada  kondisi  operasi  yang  tidak  optimum  sehingga  dihasilkan rendemen dan kualitas minyak yang rendah; 2 hasil penyulingan dijual dalam bentuk crude, masih
mengandung pengotorendapan karena tidak diolah lebih lanjut. Metode penyulingan saat ini hanya menggunakan ketel uap air sederhana berkapasitas rata-rata 1 ton daunranting nilam basah yang
dilengkapi  dengan  bakkolam  pendingin.  Rangkaian  alat  penyulingan  yang  umum  digunakan  oleh para  penyuling  di  Desa  Pamotan
–  Kabupaten  Malang  dapat  dilihat  pada  Gambar3.  Proses penyulingan  memakan  waktu  sekitar  8  jam,  sehingga  rata-rata  dalam  1  hari  para  penyuling  bisa
menjalankan  2  kali  proses  penyulingan,  bila  bahan  bakunya  mencukupi.  Para  penyuling  lebih memilih  untuk  langsung  menjual  produknya  ke  pengepul  karena  keterbatasan  wawasan  dan
teknologi  yang  dimiliki.  Proses  pengolahan  lebih lanjut  diserahkan  kepada  para  pengusaha  makro pengolah minyak nilam, yang mendapatkan crude minyak dari para pengepul dengan harga rendah,
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
648 dan  kemudian  menjual  produk  akhirnya  pada  kisaran  harga  Rp  1.800.000,-  per  kg  minyak  nilam
patchouli  oil.  Saat  ini,  para  penyuling  minyak  nilam  di  Desa  Pamotan,  Kecamatan  Dampit, Kabupaten Malang lebih memilih rendemen minyak  yang tinggi dibandingkan kualitasnya, karena
harga yang diterima para penyuling dari pengolah minyak nilam lebih didasarkan pada kuantitasnya per  kg  minyak,  bukan  kualitasnya.  Oleh  karena  itu,  inovasi  dan  penerapan  teknologi  tepat  guna
dalam  proses  produksi  dan  pengolahan  minyak  nilam  merupakan  salah  satu  solusi  untuk meningkatkan rendemen dan kualitas minyak nilam.
Inovasi  pengembangan  teknik  penyulingan  minyak  nilam  merupakan  salah  satu  terobosan dalam usaha meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri nilam yang selama ini merugikan
baik bagi para petani maupun penyulingpenghasil minyak atsiri karena sumber minyak nilam dinilai tidak ekonomis dan harga jualnya tidak dapat maksimal. Melalui program I
b
M ini diharapkan dapat memberikan  bekal  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  sekaligus  menggugah  motivasi  para  petani
tanaman  nilam  dan  penyuling  minyak  atsiri  nilam  untuk  dapat  terus  meningkatkan  kuantitas  dan kualitas produk minyak atsiri nilam yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN
Program  abdimas  “IbM  Kelompok  Penyuling  Minyak  Atsiri  Nilam  di  Desa  Pamotan Kabupaten Malang” ditujukan bagi penyuling minyak nilam yang berada di Dukuh Dawuhan dan
Dukuh  Umbulrejo,  Desa  PamotanKecamatan  Dampit,  Kabupaten  Malang.  Program  ini  dirancang berlangsung selama 10 sepuluh bulan dengan berbagai kegiatan  yang meliputi :  perancangandan
implementasi teknologi tepat guna, workshop serta penyuluhan peningkatan rendeman dan kualitas minyak  nilam,  pendampingan  di  lapangan  pasca  implementasi  teknologi  fraksinasi,  penyusunan
laporan  dan  publikasi,  serta  diseminasi  hasil  program.  Sebagai  awalan,  survey  dan  studi  lapangan telah  dilakukan  untuk  bertemu  dan  berdiskusi  langsung  dengan  kelompok  petani  dan  penyuling
minyak  nilam  di  Desa  Pamotan  sekaligus  mengamati  secara  langsung  proses  budidaya  dan penyulingan  minyak  nilam  yang  dilakukan  oleh  para  petani  dan  penyuling  di  dua  dukuh  yang
termasuk dalam Desa Pamotan, Kabupaten Malang. Dari studi lapangan yang telah dilakukan dapat diperoleh  gambaran  teknologi  inovasi  apa  yang  paling  tepat  untuk  diberikan  kepada  para  mitra
sehingga dapat membantu meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri nilam para mitra. Sebagai tindak lanjut atas hasil survey dan studi lapangan yang dilakukan, tim mengusulkan
metode dan teknologi tepat guna yang akan diimplementasikan di lapangan. Proses diskusi dengan para  mitra  terus  dijalin  sehingga  dapat  dihasilkan  metode  dan  teknologi  yang  paling  tepat  untuk
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
649 para mitra yang meliputi metode ekstraksi dan fraksinasi. Pada tahap inidilakukan uji coba proses
ekstraksi  dan  proses  fraksinasi  terlebih  dahulu  di  Laboratorium  Proses  Jurusan  Teknik  Kimia Universitas  Katolik  Widya  Mandala  Surabaya  dan  juga  pengujian  kualitas  minyak  nilam  yang
diperoleh  dengan  menggunakan  Gas  Kromatografi  GC  di  Laboratorium  Analisa  Instrumen Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Setelah uji coba laboratorium
berhasil, dilakukan perancangan alat fraksinasipemurnian skala pilot yang sederhana dan ekonomis sehingga  dapat  digunakan  oleh  mitra  di  Desa  Pamotan,  Kecamatan  Dampit,  Kabupaten  Malang.
Proses  pembuatan,  pengecatan,  dan  perakitan  alat  fraksinasi  melibatkan  empat  bengkel  yang berbeda yang berlokasi di Surabaya maupun Sidoarjo.
Selain  implementasi  teknologi  baru,  juga  dilakukan  penyuluhan  bagi  para  mitra petanipenyuling  minyak  nilam.  Penyuluhan  yang  diberikan  mencakup  kajian  mengenai  analisis
finansial yang dibutuhkan beserta perkiraan keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh. Kelayakan produksi  minyak  nilam  juga  dilihat  dari  mutu    kualitas  minyak  nilam  yang  dihasilkan  yang
dibandingkan  dengan  data  standar  mutu  produksi  minyak  nilam  Indonesia  SNI  06-2385- 1991.Setelah  kegiatan  workshop  dan  penyuluhan  dilaksanakan,  pendampingan  di  lapangan
dilakukan pada saat proses produksi yang meliputi kajian dan pemecahan persoalan yang mungkin timbul  dalam  proses  pengolahan  minyak  nilam  menggunakan  teknologi  yang  telah
diimplementasikan.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pelaksanaan Program IbM
CAPAIAN
DAMPAK BAGI MITRA
MAUPUN PEMERINTAH
DAERAH
LUARAN SOLUSI
PROBLEM
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
650
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi  implementasi  program  IbM  dilakukan  pada  dua  mitra  pelaku  usaha  tanisuling minyak nilam di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Program ini dilaksanakan
sejak  bulan  Februari  dan  selesai  pada  bulan  November  2015.Pada  tahap  awal  program,  dilakukan observasi dan diskusi untuk melihat kondisi nyata dari proses produksi yang dilakukan oleh mitra di
lapangan.  Hal  ini  mencakup  proses  tanam  dan  panen  nilam,  ketersediaan  nilam  untuk  disuling, proses  penyulingan,  hingga  pemasaran  crude  minyak  nilam  yang  diperoleh.  Dengan  demikian,
diharapkan  transfer  ilmu  dan  teknologi  dapat  sesuai  dengan  yang  dibutuhkan  oleh  mitra.  Tahapan ini  dilakukan  dengan  beberapa  cara,  yaitu:  1  wawancara  langsung  dengan  kedua  mitra,  dan  2
observasi  di  lapangan.  Proses  wawancara  dilakukan  kepada  kedua  mitra  dengan  materi  mencakup hal-hal  yang  tersebut  di  atas.  Keluhan  dari  mitra  antara  lain:  a  metode  tanam  nilam  masih  asal
tanam dan seadanya, belum ada upaya intensif untuk meningkatkan hasil panen; hal ini berpengaruh pada  suplai  ketersediaan  daun  nilam  untuk  disuling;  b  musim  keringkemarau  yang
berkepanjangan  menyebabkan  langkanyasuplai  bahan  baku  nilam  segar  yang  berujung  pada terhambatnya  proses  produksi  minyak  atsiri  nilam;  c  metode  pengeringan  dilakukan  dengan
bantuan  sinar  matahari  untuk  mengurangi  biaya  produksi  sehingga  sangat  bergantung  dengan musim;  apabila  musim  kemarau  seperti  saat  ini  hanya  dibutuhkan  waktu  3  hari  sedangkan  bila
musim  penghujan  dibutuhkan  waktu  setidaknya  1  minggu;  d  rendemen  yang  dihasilkan  relatif rendah  karena  keterbatasan  alat  penyulingan  metode  uap  yang  sederhana  +  2;  e  harga  jual
minyak nilam cukup rendah, yaitu antara Rp 610.000,- – Rp 640.000,-kg karena yang dijual adalah
crude minyak hasil pemisahan sederhana dekantasi dan tidak adanya tahap pemurnian lebih lanjut; minyak nilam yang bagus kualitasnya harganya bisa naik 3 kali lipat; f margin laba yang diperoleh
relatif  kecil,  sebagai  gambaran,  untuk  memproses  sejumlah  1  ton  daun  nilam  kering  laba  bersih yang  didapat  kurang  lebih  Rp  200.000,- dengan  rendemen  minyak  yang  berhasil diperoleh  sekitar
2;  dan  g  keterbatasan  jalur  pemasaran  dimana  selama  ini  minyak  nilam  dijual  ke  pengusaha pemurnian  minyak  nilam  di  dekat  desa  sebagai  pengepul,  dan  saat  ini  hanya  ada  satu  perusahaan
saja sehingga harga jual dimonopoli oleh perusahaan tersebut.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
651 Gambar 2. Tumpukan nilam dan alat penyuling sederhana di lokasi mitra
Berdasarkan  observasi  mendalam  ke  lapangan,  pada  dasarnya  diperlukan  alat  pendukung proses  produksi  yaitu  seperangkat  alat  pemurnian  atau  fraksinasi  yang  cukup  sederhana
teknologinya  dan  ekonomis  dalam  hal  biaya  operasionalnya.  Di  samping  itu,  diperlukan  juga adanya  pelatihanpenyuluhan  dan  pendampingan  untuk  membantu  meningkatkan  hasil  rendemen
maupun kualitas minyak nilam sekaligus kemungkinan perbaikan pemasarannya dan alternatif cara pemanfaatan  limbah  ampas  nilam  untuk  menambah  pendapatan  penyuling.Dari  informasi  yang
diperoleh  di  lapangan  dan  serangkaian  percobaan  di  laboratorium,  dirancanglah  suatu  alat pemurnian minyak nilam yang sederhana dan ekonomis dalam pengoperasiannya. Sketsa desain alat
pemurnian dapat dilihat pada Gambar3.
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
652 Gambar 3. Rangkaian alat fraksinasi yang diserahkan ke mitra
a
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
653 b
Gambar 4. Proses diskusi dengan mitra: a Pak Panenadi; b Pak Yanto
Berikut adalah spesifikasi peralatan fraksinasi minyak nilam yang dihasilkan: 1 alat yang dirancang memiliki kapasitas maksimum 15 L dengan dimensi total 2 m x 1,5 m x 1,5 m; 2 bagian
utama dari rangkaian alat ini antara lain: tungku pembakaran, kolom fraksinasi, dan bak pendingin; 3  alat  juga  dilengkapi  dengan  tangki  umpan,  keran  pengeluaran  minyak,  keran  pengeluaran,
perpipaan,  cerobong  asap,  dan  penyangga;  4  bahan  bakar  untuk  operasional  adalah  kayu  bakar, sesuai permintaan mitra supaya tidak menambah beban biaya produksi; dan 5 bahan konstruksi
untuk rangkaian alat ini terdiri dari stainless steel, aluminium, pipa PVC, batu bata.
KESIMPULAN
Program  abdimas  “IbM  Kelompok  Penyuling  Minyak  Atsiri  Nilam  di  Desa  Pamotan Kabupaten Malang” yang ditujukan bagi penyuling minyak nilam yang berada di Dukuh Dawuhan
dan  Dukuh  Umbulrejo,  Desa  Pamotan,  Kecamatan  Dampit,  Kabupaten  Malang  telah  berlangsung dengan baik dan sesuai rencana. Para mitra memperoleh manfaat dari adanya kegiatan abdimas ini
dan mengharapkan
adanya program
pemberdayaan masyarakat
lainnya di
masa mendatang.Seperangkat  alat  fraksinasi  minyak  nilam  telah  diserahkan  kepada  mitra  penyuling
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
654 minyak  nilam.  Hasil  analisis  dengan  kromatografi  gas  menunjukkan  bahwa  minyak  nilam  yang
dihasilkan memiliki kandungan patchouli alcohol sebesar 29,87.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Kemristekdikti yang telah membantu membiayai kegiatan ini melalui program Ipteks bagi Masyarakat IbM pendanaan tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Sundaresan,  V.,  Singh,  S.P.,  dan  Mishra,  A.N.,  2009.  Composition  and  Comparison  of  Essential Oils  of  Pogostemon  cablin  Blanco  Benth.  Patchouli  and  Pogostemon  travancoricus  Bedd.  var.
travancoricus. Journal of Essential Oil Research, Vol. 21, pp. 220-222.
Sarifudin,  A.,  2009.  Peningkatan  Budi  Daya  dan  Produksi  Pengolahan  Minyak  Nilam  di  Tingkat Petani Desa dan Agroindustri Skala Kecil dan Menengah, Institut Pertanian Bogor.
Redaksi  Trubus,  2012.  My  Potential  Business:  Potensi  Baru  Nilam.  PT.  Trubus  Swadaya, Depok.Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983. Limnology. International Student Edition. Mc. Graw
Hill. Int. Book. Co. Tokyo.
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
655
KARAKTERISASI OLEORESIN DAUN SIRIH DAN BANGLE AMPAS DESTILASI UKM YLANG-YLANG BOYOLALI
Lia Umi Khasanah
1
, RohulaUtami
2
, Godras Jati Manuhara
3
Prodi IlmudanTeknologiPangan, FakultasPertanian, UniversitasSebelasMaret Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta, Indonesia
Email: liaumikhasanahyahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  karakteristik  mutu  oleoresin  daun  sirih dan  bangle  ampas  destilasi  UKM  Ylang-ylang  Boyolali  yang  meliputi  rendemen,  kadar
minyak  atsiri  dan  kandungan  senyawa  aktif.  Oleoresin  ampas  destilasi  daun  sirih mempunyai  rendemen  sebesar  11,35  ,  kadar  minyak  atsiri  4,27    dan  kandungan
senyawa  aktif  2-propanone,  propane  dan  2-methyl-2 α  -thienyl-1,3-dithiolane  berturut-
turut  sebesar  89,39  ;  15,03;  5,05.  Oleoresin  ampas  destilasi  bangle  mempunyai rendemen  sebesar  4,43  ,  kadar  minyak  atsiri  17,46    dan  kandungan  senyawa  aktif  2-
propanone,  Ethenonaphthalenedan  Penta-2-en-4-yne  berturut-turut  sebesar  47,88  ; 11,67 ; 9,85 .
Kata kunci: oleoresin, ampas, sirih, bangle
ABSTRACT
This study aims to determine the characteristics and quality of oleoresin betel leaf bangle  distillation  residue  SMEs  Ylang-ylang  Boyolali  which  include  yield,  essential  oil
content  and  the  content  of  the  active  compound  .  Oleoresin  distillation  residue  betel  leaf has a yield of 11.35  , 4.27  volatile oil content and the content of the active compound
2-propanone, propane and 2-methyl- 2  α -thienyl -1,3-dithiolane row by 89.39  ; 15.03
; 5.05. Oleoresin distillation residue bangle has a yield of 4.43 , 17.46  essential oil  content  and  the  content  of  the  active  compound  2-propanone,  Ethenonaphthalenedan
Penta-2-en-4-yne , respectively for 47.88  ; 11.67  ; 9.85  . Keywords: oleoresin, pulp, betel, bangle
PENDAHULUAN
Minyak atsiri merupakan komoditi di sector agribisnis yang memiliki prospek dan berdaya saing  kuat  di  pasaran  luar  negeri.  Indonesia  merupakan  salah  satu  pusat  megabiodiversiri,  yang
menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan dipasar dunia. Dari jumlah tersebut,  13 jenis  telah  memasuki  pasar  atsiri  dunia,  yaitu  nilam,  serai  wangi,  cengkih,  jahe,  pala,
lada, kayumanis, cendana, melati, akarwangi,kenanga, kayuputih, dankemukus Agusta, 2000 Sebagian  besar  minyak  atsiri  yang  diproduksi  petani  diekspor  dengan  pangsa  pasar  untuk  nilam
64, kenanga 67, akarwangi 26, seraiwangi 12, pala 72, cengkih63, jahe 0,4, danlada 0,9dari  ekspor  dunia.  Negara  tujuan  ekspor  minyak  atsiri  Indonesia  antara  lain  adalah  Amerika
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
656 Serikat23, Inggris 19, Singapura18, India 8, Spanyol 8,Perancis 6, Cina 3,
Swiss3, Jepang 2, dan Negara lainnya 8. Kabupaten  Boyolali  Jawa  Tengah  menyimpan  potensi  agribisnis  yang  cukup  besar.
Memiliki  iklim  dan  topografi  yang  cocok  untuk  tumbuhnya  berbagai  tanamam  yang  merupakan komoditas penghasil minyak atsiri. Oleh karena itu tidak mengherankan jika di Kabupaten Boyolali,
khususnya  kecamatan  Cepogo  dan  Musuk  terdapat  puluhan  usaha  penyulingan  minyak  atsiri, diantaranya  penyulingan  minyak  cengkeh,  minyak  kenanga,  minyak  nilam,  minyak  akarwangi,
minyak pala, minyak kayuputih dan minyak sereh wangi. UKM  Ylang-ylang  merupakan  salah  satu  produsen  minyak  atsiri  di  Boyolali.  Dibawah
kepemilikan  Bapak  Purwanto,  UKM  Ylang-ylang  menekuni  usaha  penyulingan  atsiri  sejak  tahun 2007. Komoditas yang disuling beragam, antara lain ylang-ylang, kenanga, sirih, nilam, kayumanis,
sereh  wangi,  cengkeh,  jahe,  kayu  putih  dan  juga  sisa    ekstrak  sirempah  atau  ampas  dari  industry jamu sebagaicontoh Air Mancur.
Salah  satu  permasalahanyang  terjadi  di  UKM  Ylang-ylangmenyangkut  limbah  berupa ampas  destilasi.  Selama  ini  ampas  destilasi  hanya  dimanfaatkan  sebagai  bahan  bakar  tungku
destilasi,  padahal  jumlah  limbah  yang  dihasilkan  melebihi  kebutuhan  limbah  untuk  bahan  bakar. Selain peruntukan limbah untuk bahan bakar kurang disukai karena menghasilkan sedikit bara tetapi
banyak asap dan kotoran. Sehingga ampas destilasi banyak menumpuk di area penyulingan. Padahal menurut  Uyun  2013,  ampas  destilasi  daun  kayu  manis  dapat  diproses  lebih  lanjut  menjadi
oleoresin. Hal ini dikarenakan ampas destilasi masih mengandung resin dan komponen fraksi berat lain  yang  tidak  ikut  terambil  pada  proses  destilasi.  Khasanah  dkk  2013,  melakukan  optimasi
produksi  oleoresin  dari  ampas  destilasi  minyak  atsiri  daun  jeruk  purut,  didapatkan  rendemen optimum sebesar 7,7621 pada kondisi suhu ekstraksi 73,6255°C dan waktu ekstraksi 5,2360 jam.
Dengan kadar sitronelal 6,25, kadar minyak atsiri 4,9 dan kadar sisa pelarut 0,43. Sebayang dkk 2013 juga menyatakan hal yang sama untuk ampas wedang uwuh. Sehingga ampas destilasi
yang selama ini kurang termanfaatkan oleh mitra, dapat diolah lebih lanjut menjadi oleoresin.
METODE PENELITIAN Bahandan Alat
                