Mendirikan badan usaha SEMINAR NASIONAL Seri Ke 5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari

Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 30 yang kemudian menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga donor, lembaga keuangan dan LSM nasional maupun internasional. Hasilnya, sistem keuangan pesantren dan pemberdayaan masyarakat kini ditopang oleh hadirnya BPR Artha Huda dan BMT Artha Mas Abadi.

2. Mendirikan Rumah Sakit

Pendirian Rumah Sakit, pada awalnya untuk menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Dengan membentuk poliklinik pesantren yang sederhana, rintisan Rumah Sakit inilah yang saat ini menjadi Rumah Sakit Islam Pati, yang terletak di desa Ngemplak Margoyoso, Pati, tidak jauh dari lokasi pesantren Maslakul Huda PMH, yang merupakan pesantren Kiai Sahal.

3. Mendirikan Lembaga Pendidikan

Sejak awal, Kiai Sahal mengabdikan diri dalam pengembangan pendidikan, dalam bentuk pesantren dan madrasah. Kiai Sahal meneruskan perjuangan ayahanda dan keluarga besarnya, dalam membina santri di pesantren Maslakul Huda. Selain itu, Kiai Sahal juga mengawal Perguruan Islam Mathali’ul Falah, yang telah berusia satu abad. Kemudian, Kiai Sahal juga merasa perlu menghadirkan sentuhan pendidikan tinggi bagi santri, agar nilai-nilai moral santri tidak luntur ketika masuk ke perguruan tinggi. Untuk itulah, didirikan Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Mathaliul Falah, pada 2007. Saat ini, STAIMAFA telah berubah status menjadi Institut Agama Islam Mathali’ul Falah IMAFA. Dengan demikian, konsep pendidikan tinggi yang direncakan oleh Kiai Sahal, menjadi salah satu solusi strategis dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan dan intelektual santri, hinga menjadikan kaum pesantren mampu bersaing dalam kompetisi di berbagai level pendidikan. Ide-ide strategis Kiai Sahal, yang terumuskan dalam Fiqh Sosial terwujud dalam implementasi pengembangan masyarakat. Hal ini, terwujud dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan, yang merupakan tiga pilar utama transformasi masyarakat. Dalam beberapa tulisan maupun ceramah, Kiai Sahal selalu menegaskan pentingnya tujuan hidup, yakni sa’adatut darain, kemulyaan di dunia dan akhirat. Inilah konsep dasar Kiai Sahal yang terumuskan dalam ide “Fiqh Sosial”. KESIMPULAN Konsep Fiqh Sosial yang diusung Kiai Sahal Mahfudh 1933-2014, memberikan kontribusi penting dalam khazanah akademik dalam kajian keislaman maupun tradisi pesantren. Pada satu sisi, fiqh Sosial menjadi dasar pemahaman untuk melakukan pemberdayaan sosial bagi masyarakat, ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 31 dalam hal ini, di lingkungan pesantren yang dilakukan oleh Kiai Sahal. Selain itu, juga menggeser perspektif yang selama ini paradigma qauli tekstual menjadi manhaji kontekstual. Gagasan fiqh sosial, yang direnungkan oleh Kiai Sahal, tentu tak lepas dari narasi historis- intelektual yang menjadi latar belakangnya. Narasi inilah yang menjadi sandaran bagi pelacakan koneksi keilmuan maupun transformasi cara pandang yang melatar belakangi lahirnya gagasan fiqh sosial. Bagi Kiai Sahal, pengaruh ayahnya, KH. Mahfudh Salam, pamannya, KH. Abdullah Salam, serta guru-gurunya di pesantren Bendo dan Sarang, serta Syech Yasin menjadi penting sebagai basis keilmuan. Di samping itu, keterlibatannya dalam dunia pendidikan —merawat Perguruan Islam Mathali’ul Falah—hingga organisasi NU, MUI dan jaringan LSM merupakan sisi lain dari spektrum lahirnya gagasan fiqh sosial. DAFTAR PUSTAKA Aziz, Munawir ed. 2014. Epistemologi Fiqh Sosial. Pati: Staimafa Press. Bizawie, Zainul Milal. 2002. Perlawanan Kultural Agama Rakyat: Pemikiran dan Paham Keagamaan Syekh Ahmad al-Mutamakkin dalam Pergumulan Islam dan Tradisi, 1645-1740. Jakarta: Keris. Jones, Steve. 2006. Antonio Gramsci, New York: Routledge. Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan. Mahfudh, KH. Sahal. 1994. Nuansa Fiqh Sosial. Yogyakarta: LkiS. _____________________. 2003. Pidato Penganugrahan Doktor Honoris Causa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 18 Juni 2003. _____________________. 2008. Al Bayan al Mulamma an Alfaz al Luma. Kajen: Mabadi Sejahtera. _____________________. 2012. Thariqat al Hushul ila Ghayah al Ushul. Kajen: Mabadi Sejahtera. Mujiburrahman dkk. 2012. Kiai Sahal: Sebuah Biografi. Jakarta: Tim KMF Jakarta. Pigeaud. Th. 1967. Literature of Java: Catalogue Raisonné of Javanese Manuscripts in the Library of the University of Leiden and Other Public Collections in the Netherlands. The Hague: Martinus Nijhoff.