Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
618
3. Pekerjaan Ibu Anak yang Dilahirkan Dengan Riwayat Kehamilan Letak Sungsang di
Kabupaten Sidoarjo Tabel 3 Pekerjaan Ibu Anak yang Dilahirkan Dengan Riwayat Kehamilan Letak Sungsang di
Kabupaten Sidoarjo
Pekerjaan Ibu Frekuensi
Persentasi
Tidak Bekerja 30
48.4 Bekerja
32 51.6
Total 62
100.0
Tabel  3  menjelaskan  bahwa  lebih  dari  50  ibu  yang  mengalami  riwayat  kehamilan  letak sungsang  merupakan  ibu  yang  bekerja.  Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  Ningsih  2011  yang
menjelaskan bahwa sebagian ibu yang bekerja 47,1 lebih banyak mengalami letak sungsang dari pada  ibu  yang  tidak  bekerja  15,0.  Ibu  yang  bekerja  memiliki  aktivitas  yang  lebih  tinggi
dibandingkan dengan ibu  yang tidak bekerja, sehingga memiliki resiko persalinan  yang juga lebih tinggi  dibandingkan  ibu  yang  tidak  bekerja  termasuk  resiko  mengalami  letak  sungsang.  Selain
sebagai  faktor  resiko  dari  kejadian  letak  sungsang,  pekerjaan  merupakan  salah  satu  faktor  yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak balita Mahlia, 2008.
Ibu  yang tidak bekerja memiliki kecenderungan pola asuh  yang lebih baik dibandingkan ibu  yang bekerja.  Sehingga  anak  yang  dilahirkan  dengan  letak  sungsang,  walaupun  mengalami  gangguan
pertumbuhan dan perkembangan karena beberapa komplikasi yang terjadi saat persalinan cenderung memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang normal karena diasuh oleh ibu yang tidak bekerja.
4. Pendidikan  Ibu  Pada  Anak  yang  Dilahirkan  Dengan  Riwayat  Kehamilan  Letak
Sungsang di Kabupaten Sidoarjo Tabel 4 Pendidikan Ibu Anak yang Dilahirkan Dengan Riwayat Kehamilan Letak Sungsang
di Kabupaten Sidoarjo
Pendidikan Ibu Frekuensi
Persentasi
Dasar 17
27.4 Menengah
35 56.5
Tinggi 10
16.1
Total 62
100.0
Tabel  4  diatas  menjelaskan  bahwa  ibu  yang  berpendidikan  menengah  banyak  yang mengalami  kehamilan  letak  sungsang.  Tingkat  pendidikan  ibu  bukan  faktor  resiko  kejadian  letak
sungsang,  namun  merupakan  faktor  yang  menentukan  pertumbuhan  dan  perkembangan  anak.  Ibu
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
619 yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki pola asuh yang lebih baik dibandingkan ibu
dengan  tingkat  pendidikan  yang    rendah  sehingga  stimulasi  yang  diberikan  oleh  ibu  juga dipengaruhi  oleh  tingkat  pendidikan  yang  dimiliki.  Semakin  tinggi  pendidikan  ibu  maka  semakin
baik  pola  pengasuhannya  sehingga  semakin  baik  pula  pertumbuhan  dan  perkembangan  balita. Selain  itu  menurut  Sudiyanto  dan  Sekartini  2005  menjelaskan  bahwa  ibu  dengan  tingkat
pendidikan  rendah  miskin  stimulasi  mental  sehingga  sering  menyebabkan  penyimpangan  tumbuh kembang anak terutama pada usia balita.
5. Perbandingan  Pertumbuhan  Anak  Dengan  Riwayat  Kehamilan  Letak  Sungsang
antara  Persalinan  Normal  Per  vaginam  Dengan  Sectio  Caesaria  di  Kabupaten Sidoarjo
Tabel  5    Perbandingan  Pertumbuhan  Anak  Dengan  Riwayat  Kehamilan  Letak  Sungsang antara Persalinan Normal Pervaginam Dengan Sectio Caesaria di Kabupaten Sidoarjo
Persalinan
Persalinan Total
Pertumbuhan Sectio
Caesarea Pervaginam
Pertumbuhan Kurus  Frekuensi
6 6
Persentase 0.0
9.7 9.7
Normal Frekuensi 24
24 48
Persentase 38.7
38.7  77.4 Gemuk  Frekuensi
6 2
8 Persentase
9.7 3.2  12.9
Total Frekuensi
30 32
62 Persentase
48.4 51.6  100.0
Hasil  penelitian  diatas  menjelaskan  bahwa  anak  dengan  riwayat  letak  sungsang  yang dilahirkan  secara  sectio  memiliki  pertumbuhan  pada  kategori  normal  dan  gemuk  sedangkan  anak
yang dilahirkan secara normal per vaginam mengalami pertumbuhan pada kategori kurus.
Test Statistics
a
pertumbuhan Mann-Whitney U
342.000 Wilcoxon W
870.000 Z
-2.662 Asymp. Sig. 2-tailed
.008 a. Grouping Variable: Persalinan