Pengaruh KB Hormonal terhadap PH Saliva

ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 631 Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 97 responden 53,9 kontrasepsi hormonal suntik didapatkan pH saliva cenderung asam. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson dengan tingkat signifikan α = 0,05 yang mana didapatkan nilai asymp.sigh 0,014 α = 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar pH saliva di RB Muslimat Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang.

d. Pembahasan.

1. Pengguna Kontrasepsi Hormonal

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi suntiksebanyak 97 orang 53,9. Kontreasepsi hormonal merupakan salah satu cara Untuk mencegah terjadinya kehamilan. Ada tiga metode dalam pemberian kontrasepsi hormonal yang sering digunakan yaitu Kontrasepsi pil, kontrasepsi suntik. Dan kontrasepsi implant. Pil KB mengandung preparat hormone estrogen dan atau hormone progesterone. Kontrasepsi hormonal suntik injection merupakan suatu kontrasepsi progrestin yang mekanisme kerjanya bertujuan mengahmbat sekresi hormon pemicu folikel FSH dan LH serta lonjakan LH. Apabila suntikan dimulai dalam lima hari sejak awal menstruasi, maka efek kontrasepsi akan muncul dengan cepat karena ovulasi tidak akan terjadi pada bulan pertama. Apabila suntikan mulai diberikan lebih dari lima hari setelah menstruasi, maka klien harus menggunakan metode kontrasepsi penunjang selama beberapa minggu karena kemungkinan ovulasi tidak dapat dicegah pada bulan pertama tersebut. Suntikan DMPA akan efektif selama 14 minggu, dengan 2 minggu periode kelonggaran bila suntikan berikutnya tidak dapat diberikan tepat 12 minggu atau tiga bulan lunar kemudian. Depo Provera merupakan salah satu kontrasepsi yang efektif. Pada metode ini tidak ada perbedaan antara penggunaan terbaik dan penggunaan umum karena selama klien menepati kunjungan untuk mendapat suntikannya, maka tidak ada masalah yang terkait dengan kepatuhan klien. DMPA merupakan alternatif yang sangat baik bagi wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif Hartanto, 2013 Berdasarkan penelitian sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi hormonal suntik karena jangka waktu yang panjang sehingga responden lebih bisa mengontrol cara berKB dan responden lebih bisa mengontrol kehamilan. Kontrasepsi hormonal suntik tidak mengganggu hubungan suami istri karena hanya melalui suntikan, dan biayanya terjangkau sehingga resonden lebih memilih suntik. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 632

2. Mengidentifikasi pH Saliva

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar pH saliva 6,7 sebanyak 120 orang 66,7. Susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit dalam saliva menentukan pH dan kapasitas buffer saliva. pH saliva normal berkisar antara 6,7-7,0.Derajat keasaman pH dan kapasitas buffer saliva dipengaruhi oleh rata-rata kecepatan aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, kapasitas buffer saliva dan hormonal. Penurunan pH dalam rongga mulut dapat menyebabkan demineralisasi elemen-elemen gigi dengan cepat, sedangkan pada kenaikan pH dapat terbentuk kolonisasi bakteri dan juga meningkatkan pembentukan kalkulus MARASABESSY, 2013. Hasil pengamatan dan pengukuran pH saliva memberikan hasil yang cukup signifikan dimana terdapat perbedaan status pH, sebagian besar responden memiliki pH 6,7. Sebagian besar responden mengalami peningktan bufer saliva, dapat dikatakan bahwa keseluruhan sampel pH-nya asam. Sebagian besar, responden mengalami gangguan gigi yang berupa gigi berlubang, hal ini dikarenakan pH saliva yang asam sehingga menyebabkan demineralisasi elemen-elemen gigi dengan cepat. Secara umum hasil yang cukup tinggi pada pengguna kontrasepsi pil dimana-mana rata-rata PH 6,7 dan diikuti suntik dan implant rata-rata 6,4 dan 6,2.

3. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal terhadap Kadar pH Saliva

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson dengan tingkat signifikan α = 0,05 yang mana didapatkan nilai asymp.sigh 0,014 α = 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar pH saliva. Sauer 2006 , mengemukakan bahwa peningkatan pH saliva dapat terjadi bila ada kenaikan sekresi saliva karena adanya peningkatan jumlah ion bikarbonat yang berbanding lurus dengan kecepatan sekresi saliva terutama dari kelenjar parotis. Kondisi fisiologis tubuh manusia khususnya wanita yang dapat menyebabkan perubahan pada jaringan periodontal terhadap plak bakteri karena terdapat adanya perubahan hormone pada tuhun terutama pada estrogen dan progesterone dari kandungan kontrasepsi hormonal. Kandungan estrogen dan progesteron yang terdapat pada kontrasepsi hormonal akan mempengaruhi peningkatan jumlah kortisol dalam saliva. Kortisol akan mempengaruhi sistem saraf simpatis melalui reseptor α dan β adrenergic sehingga menyebabkan peningkatan sekresi saliva yang berujung pada peningkatan volume saliva. Peningkatan kecepatan sekresi saliva akan berakibat pada peningkatan jumlah bikarbonat yang pada akhirnya juga meningkatkan pH saliva Sauer JR, 2006.