Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
40 Perubahan harga diri yang kurang baik pada kelompok narapidana dengan diskusi bebas ini
terjadi  pada  domain  harga  diri  teman  sebaya.  Perubahan  ini  dapat  terjadi  dikarenakan  materi  di dalam  diskusi  bebas  tidak  membahas  tentang  arti  kehidupan  dan  cara  berhubungan  dengan  orang
lain yang positif, sehingga pemikiran setiap narapidana tetap sama. Kondisi lingkungan yang tetap sama  tidak  akan  mengubah  perilaku  seseorang,  maka  individu  yang  terbiasa  mendominasi  dalam
pergaulan  individu  tersebut  tetap  akan  mendominasi.  Hal  ini  memungkinkan  terjadinya  persaan takut  bergaul    dalam  diri  narapidana  yang  awalnya  memiliki  kepercayaan  diri  untuk  berpendapat
dan merasa lebih baik diam ketika bersama dengan seseorang yang suka mendominasi. Harga  diri  merujuk  pada  pemahaman  harga  dirisebagai  kompetensi  competence,  yaitu
penilaian  individu  tentang  kondisi  kemampuannya  saat  ini  actualreal  self,  yang  sering dibandingkan  dengan  kondisi  kemampuan  yang  diinginkan  individu  ideal  self.  Setelah  itu,
pemahaman  mengenai  konsep  harga  diri  semakin  berkembang  Mruk,  2006.    Harga  diri  dapat mengalami  perubahan  setelah  melewati  beberapa  proses  seperti  cognitive  restructuring,  self-
instruction, dan problem solving Ingram  Scott dalam Martin  Pear, 2003. Pada  individu  yang  memiliki  self  esteem  rendah,  maka  penanganan  atau  intervensi  untuk
meningkatkan self esteem menjadi penting sebelum timbul masalah-masalah psikologis  yang lebih berat, bahkan hingga menimbulkanmgangguan mental. Terdapat beberapa jenis teknik terapi untuk
meningkatkan self esteem individu yang dapat dilakukan oleh terapis dalam membantu klien dengan self esteem rendah.
Menurut    Uzer  Usman  2005:  94  menyatakan  bahwa  diskusi  kelompok  merupakan  suatu proses  yang  teratur  yang  melibatkan  sekelompok  orang  dalam  interaksi  tatap muka  yang  informal
dengan  berbagai  pengalaman  atau  informasi,  pengambilan  kesimpulan  atau  pemecahan  masalah dalam  diskusi  ini  tertanam  pula  tanggung  jawab  dan  harga  diri.Diskusi  merupakan  model
pembelajaran  yang  meningkatkan  kemampuan  berfikir  individu  dan  membantu  mereka mengonstruksikan  pemahamannya  sendiri  tentang  isi  materi  yang  didiskusikan.  Sehingga  dengan
melakukan diskusi seseorang dapat memperoleh pemahamannya sendiri. Metode diskusi kelompok berbasis  asesmen  diri  adalah  konsep  pembelajaran  yang  menggunakan  teknik  diskusi  dalam
kelompok guna memperoleh suatu keputusan bersama terhadap suatu materi pembelajaran di bahas, selanjutnya  dari  hasil  diskusi  peserta  menilai  sendiri  sejauh  mana  pencapaian  materi  yang  sudah
atau belum dipahami dari diskusi tersebut untuk didiskusikan kembali dengan teman kelompoknya agar  tercapai  tujuan  yang  inginkannya  tersebut.  Langkah  penerapan  metode  diskusi  berbasis
ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015
41 asesmen  diri  self  assessment  dimulai  dari  kegiatan  awal,  kegiatan  inti  terdiri  dari  eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi serta penutup. Harga  diri  yang  hampir  sama  antara  sebelum  dan  sesudah  pelaksanaan  diskusi  pada
kelompok kontrol disebabkan karena diskusi yang dilakukan bukan diskusi yang berbasis asesmen diri.  Metode  diskusi  yang  dilakukan  hanya  berupa  diskusi  tentang  obat  herbal  yang  lebih  banyak
dikendalikan  oleh  peneliti.  Pengambilan  kesimpulan  tidak  didapat  berdasarkan  pada  pemahaman responden.  Hal  ini  dikarenakan  rendahnya  pengetahuan  responden  tentang  obat  herbal.  Hasil
penelitian  ini  bertolak  belakang  dengan  penelitian  Sukerteyasa,  dkk  2014  yang  menjelaskan bahwa  siswa  dengan  sikap  sosial  rendah  yang  mendapatkan  metode  diskusi  memiliki  prestasi
belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang mendapatkan metode konvensional.
c. Pengaruh  Bimbingan  Spiritual  Terstruktur  Terhadap  Peningkatan  Harga  Diri
Narapidana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh bimbingan spiritual terstruktur terhadap peningkatan  harga  diri  narapidana.  Dengan  pemberian  bimbingan  sebanyak  8  kali  selama  1  bulan
terjadi  peningkatan  skala  CSEI  tentang  harga  diri  sebesar  3.42  dan  setelah  dialakukan  analisa statistik dengan menggunakan uji t sampel bebas, hasil uji t menjelaskan bahwa bimbingan spiritual
terstruktur  memiliki  pengaruh    pada  peningkatan  harga  diri  narapidana  yang  signifikan.  Artinya bimbingan  spiritual  terstruktur  merupakan  salah  satu  bimbingan  yang  dapat  dijadikan  sebagai
bagian dari upaya peningkatan harga diri narapidana yang didalamnya termuat juga terapi perilaku kognitif.
Sperry  2005,  dalam  Good  2010  beberapa  ahli  telah  lama  melakukan  penelitian  untuk menjadikan  bimbingan  spiritual  sebagai  bagian  dari  terapi  perilaku  kognitif  dalam  pendekatan
psikoterapi  sebagai  upaya  peningkatan  spirit  kehidupan  dan  pemikiran  posistif  individu. Peningkatan  pemikiran  yang  positif  dapat  dilakukan  dengan  pemberian  semangat  dan  pandangan
yang  lebih  positif  akan  arti  kehidupan.  Bimbingan  spiritual  terstruktur  bertujuan  untuk  untuk membantu  klien  mengidentifikasi  pikiran  yang  tidak  produktif  dan  masalah  yang  mendasari,
kemudian fasilitator membantu individu dengan mengganti pernyataan diri yang lebih fungsional di tempat pikiran yang tidak produktif. Secara khusus, terapis menggunakan nilai-nilai spiritual yang
berasal dari pandangan dunia spiritual klien Hodge, 2006 dalam Good, 2010. Bimbingan  spiritual  terstruktur  yang  diterapkan  memiliki  muatan  materi  terkait  cara
pemaknaan  arti  sejatinya  kehidupan  yang  meliputi,  pemaknaan  sejatinya  diri,  sejatinya  hubungan
Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari
42 dengan  alam,  sesama  dan  Tuhan.  Pemaknaan  arti  sejatinya  kehidupan  memungkinkan  narapidana
untuk memiliki cara pandang, pemikiran dan pemaknaan akan arti kehidupan yang baru. Perubahan tersebut  menjadikan  narapidana  memiliki  pola  pikir  yang  lebih  positif  selama  menjalani  masa
hukuman di Lapas. Pikiran positif ini akan memicu munculnya semangat baru dan motivasi positif yang  akan  menetralisir  perasaan  stress  sehingga  kesehatan  mental  narapidana  menjadi  lebih  baik.
Salah satu indikator kesehatan mental narapidana adalah narapidana merasa dirinya tetap berharga walaupun  saat  ini  sedang  menjalani  masa  hukuman  di  dalam  Lapas.  Perasaan  tetap  berharga  ini
tentunya dapat terbentuk secara bertahap dan memerlukan cukup waktu dalam perubahannya. Pemberian  bimbingan  spiritual  terstruktur  yang  diberikan  selama  8  kali  dapat
mengidentifikasi  pemikiran  narapidana  yang  tidak  produktif  serta  mampu  memfasilitasi  masalah harga  diri  yang  paling  utama  dirasakan  oleh  narapidana.  Seorang  narapidana  menjalani  hukuman
pidana tidak hanya akan mengalami hukuman secara fisik, tetapi juga mengalami hukuman secara psikologis  seperti  kehilangan  kebebasan  dan  kasih  sayang  dari  anak  atau  pasangannya  Siahaan,
2008. Frankl Siahaan, 2008 menambahkan bahwa dampak fisik dan psikologis yang dialami oleh narapidana  dapat  membuat  narapidana  merasakan  perasaan  tidak  bermakna  meaningless  yang
ditandai  dengan  perasaan  hampa,  gersang,  bosan,  dan  penuh  dengan  keputusasaan.  Rahmawati Shofia,  2009  melalui  penelitiannya  tentang  kepercayaan  diri  narapidana  pasca  hukuman  pidana
menyatakan  bahwa  pada  dasarnya  mantan  narapidana  memiliki  harga  diri  rendah  dan  konsep  diri yang  negatif.  Secara  garis  besar  hal  ini  disebabkan  karena  masyarakat  cenderung  menolak
kehadiran  mereka  dalam  kehidupan  yang  normal.  Penolakan  masyarakat  terhadap  narapidana karena  dianggap  sebagai  trouble  maker  atau  pembuat  kerusuhan  yang  harus  diwaspadai  sehingga
harga diri narapidana menjadi rendah. Oleh sebab itu upaya pemberian bimbingan spiritual sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Peningkatan  harga  diri  narapidana  perlu  dialakukan  dengan  tepat,  karena  jika  tidak narapidana  akan  memiliki  pemikiran  lebih  percaya  diri  lagi  dalam  melakukan  tindak  criminal
setelah keluar dari Lapas. Kepercayaan diri bisa terjadi karena di dalam Lapas narapidana memiliki persepsi  yang  berbeda  akan  statusnya  sebagai  narapidana.  Beberapa  narapidana  menganggap
dengan masuknya dirinya di dalam Lapas akan menambah pengalaman tindak kriminal baru karena banyaknya  macam  pelaku  kriminal  di  dalam  Lapas.  Namun  juga  banyak  narapidana  yang  merasa
dengan  adanya  status  ini  mereka  menjadi  hancur  dan  tidak  berharga.  Bimbingan  spiritual diharapkan  selain  mampu  meningktkan  harga  diri  narapidana  juga  dapat  memberikan  pandangan
hidup  yang  lebih  baik,  sehingga  perasaan  tetap  berharga  terbentuk  dan  pemikiran  untuk  tidak