Pengolahan Sampah Plastik Non Thermal

ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 283 memisahkan antara strand dengan bahan kontaminasi yang tidak tersaring saat inspeksi pemilahan tahap 1. Strand selanjutnya masuk ke dalam mesin peletisasi sehingga dihasilkan bijih plastik recycle. KESIMPULAN 1. Karakteristik sampah plastik dengan kadar air terendah pada sampah berumur 20 tahun di lokasi 1 sebesar 27,82. Untuk kadar volatil tertinggi adalah pada sampah berumur 18 tahun di lokasi 2 sebesar 19,90. Kadar abu terendah adalah timbulan sampah berumur 16 tahun di lokasi 1 sebesar 40,58. Fix carbon dengan angka terendah adalah pada timbulan sampah berumur 18 tahun di lokasi 2 sebesar 0,77. Dan nilai kalor tertinggi adalah pada timbulan sampah berumur 18 tahun di lokasi 2 sebesar 1653,83 Kalgram. 2. Sampah plastik yang dihasilkan dari penambangan TPA Piyungan berpotensi untuk dilakukan pengolahan secara thermal yaitu di lokasi 2 dengan timbulan sampah plastik berumur 18 tahun,namun perlu dilakukan pre-treatment sebelum dimasukkan pada proses RDF dan sampah plastik juga berpotensi menjadi bahan baku daur ulang plastik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan pada DPPM UII atas biaya penelitian dengan topik Potensi Penerapan Konsep Landfill Mining dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir TPA, melalui program Hibah Unggulan. DAFTAR PUSTAKA Adidarma, K. P., Al-Rosyid, L. M., Putra, H.P, and Farahdiba, A. U., 2014. Gas Emissions Inventory Of Methane Ch4 With First Order Decay Fod Method In TPA Piyungan, Bantul, DIY, Proceeding The 3rd International Conference onSustainable Built Environment ICSBE, Faculty of Civil Engineering and Planning, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Arridho, M. 2014. Pemanfaatan Timbunan Sampah Zona Non-Aktif Tpa Putri Cempo Surakarta, Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 3, No 3 2014, Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang Bosmans, A., Dobbelaere,C., Helsen, L. 2014. Pyrolysis characteristics of excavated waste material processed into refuse derived fuel. JournalFuel 122 2014 198 –205. Damanhuri, E Padmi, T., 2010, Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah Edisi Semester I 20102011, PSTL FTSL ITB, Bandung. Gendebien, A., Leavens, A., Blackmore, . Godley, A., Lewin, K., Whiting, K.J.,et al. 2003. Refus e Derived Fuel, Current Practice and Perspective. Final Report European Commission- Directorate General Environment Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 284 Krook, J., Svensson, N., Eklund, M., 2012. Landfill Mining: A Critical Review of Two Decades of Research. Waste Management Journal 32 2012, p.513-520 Marella, G., Raga, R., 2014. Use Of The Contingent Valuation Method In The Assessment Of A Landfill Mining Project, Waste Management Journal 34 2014 p.1199-1205 McDougall, F., White, P., Franke, F., Hindle, P. 2001. Integrated Solid WasteManagement: a Life Cycle Inventory. Oxford : Blacwell Science. Nashihun, Wiharyanto, dan Irawan. 2013. Pemanfaatan Zona Pasca Operasi Penimbunan Sampah di TPA Blondo Kabupaten Semarang, Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 3, No 3 2014:, Universitas Diponegoro, Semarang. Nithikun, J. 2007. Potential of Refuse Derived Fuel Production from BangkokMunicipal Waste. Sco ol of Environment, Resource and Development, AsianInstitute of Technology. Pratiwi, Irma Hadi, Sritomo Wignjosoebroto, Dyah Santhi Dewi. 2008. Sistem pengolahan sampah plastik terintegrasi dengan pendekatan ergonomi total guna meningkatkan peran serta masyarakat studi kasus : Surabaya. Jurnal Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya Putra, H. P, and Yuriandala, Y., 2010. Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk Dan Jasa Kreatif, Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, Volume 2, Nomor 1, Januari 2010, p. 23-34, Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Sari., A,J. 2012. Potensi sampah TPA Cipayung sebagai bahan baku Refuse Derived Fuel RDF. Skripsi Program studi Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia, Depok. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S., 2000. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues, First ed. McGraweHill, New York Zhou, C. 2014. Characteristics and the recovery potential of plastic wastes obtained from landfill mining. Journal of Cleaner Production. 55.2014. 80-86 ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 285 PENERAPAN ASSOCIATION RULE METODE APRIORI DALAM MENGANALISIS KEJADIAN BENCANA ABRASI DI INDONESIA Studi Kasus : Kejadian Bencana Abrasi di Indonesia pada Pertengahan Juni 2011 dan Awal Maret 2014 Kamal Adyasa 1 , Askoning 1 , Gebri Adinda 1 , Akhmad Fauzi 2 1 Mahasiswa Prodi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2 Dosen Prodi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia k.adyasagmail.com ABSTRAK Bencana Alam merupakan kejadian yang tidak bisa dihindari namun kejadian yang dapat diminimalisir dampak yang ditimbulkan dengan mempelajarinya. Salah satu bencana alam yang ada adalah Abrasi. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Dalam penelitian kali ini kejadian Abrasi akan di pelajari dengan menggunakan metode Association Rules dalam Data mining. Association rule aturan asosiatif merupakan metode yang berusaha menemukan aturan-aturan tertentu yang mengasosiasikan data yang satu dengan data yang lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kejadian bencana Abrasi yang ada di Indonesia bulan Juni 2011 – Maret 2014 dengan menggunakan metode Association rule karena ingin mengetahui informasi apa saja yang sering muncul bersamaan pada kejadian Abrasi. Hasil dari penilitian ini adalah bahwa abrasi dengan kondisi gelombang pasang, abrasi dengan rumah rusak maka gelombang pasang. Kata kunci : Bencana Alam, Association Rules, Abrasi, ABSTRACT Natural disasters are events that cannot be avoided but the events can be minimized impact to learn. One of the natural disasters is Abrasion. Abrasion is the erosion of the coast roses by the power of ocean waves and sea currents that are destructive. Shoreline damage due to abrasion is influenced by the natural phenomena and human actions. In this study the incidence of abrasion would be learned by using the Association Rules in data mining. Association rule rule associative is a method which seeks to find certain rules that associate the data with other data. The data used in this research is data Abrasion disaster events in Indonesia in June 2011 - March 2014 using the Association rule because they want to know what information is frequently appear together at events Abrasion. Results from this research is that the abrasion with the conditions of the tidal wave, and abrasion with houses damaged then a tidal wave. Keywords: Natural Disaster, Association Rules, Abrasion PENDAHULUAN Bencana alam merupakan bencana yang dapat sewaktu-waktu terjadi dan tak bisa kita hindari. Namun dampak bencana dapat diminimalisir dengan mempelajari dan mengenali penyebab terjadinya bencana tersebut dan menganalisa data bencana yang ada. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17000 pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Sebagian Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 286 besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di wilayah pantai. Disepanjang garis pantai terdapat wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam hayati dan non-hayati meskipun wilayah pesisir tersbeut relative sempit. Namun, hal ini dapat dimanfaatkan dan mampu berkembang pesat untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai daerah pelabuhan, Tempat Pelelangan Ikan TPI, pemukiman, kawasan wisata, dengan kata lain wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat berpotensi yang dapat memberikan keuntungan ataupun kerugian tersendiri. Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan dilihat secara morfologi berupa dataran pantai.Wilayah pantai merupakan bagian permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan sebagai akibat adanya proses geomorfologi seperti tenaga yang berasal dari luar bumi tenaga Eksogen maupun tenaga yang berasal dari dalam bumi tenaga Endogen. Tenaga geomorfologi yang dimaksud yaitu semua proses alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi seperti : gletser, marin, arus, tsunami, abrasi, dan angin. Proses alamiah ini berlangsung sangat lambat tanpa disadari oleh manusia sehingga hasilnyabaru terlihat setelah bertahun – tahun lamanya. Ongkosongo mengemukakan bahwa sekitar 70 pantai terutama berpasir di dunia mengalami erosi pantai dan penyebab utama adalah aneka ragam pengaruh manusia secara langsung maupun tak langsung yang menyebabkan berkurangnya jumlah ketersedian cadangan sedimen yang ada di pantai dibandingkan dengan sedimen keluar dari pantai akibat pengaruh alam. Di beberapa bagian pantai di dunia, erosi pantai abrasi yang terjadi telah menimbulkan kerugian yang besar berupa rusaknya daerah pemukiman, pertambakan, dan jalan raya. Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius degradasi garis pantai yang disebabkan oleh angin, hujan, arus, dan gelombang serta akibat aktivitas manusia. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu atau pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan mpantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat. Pada penelitian ini akan dicari pola atau hubungan asosiatif dari data abrasi di Indonesia sangat erat kaitannya dengan data mining. Teknik yang digunakan yaitu teknik data mining metode associationrule algoritma apriori. Data mining adalah proses menemukan hubungan ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 287 dalam data yang tidak diketahui oleh pengguna dan menyajikannya dengan cara yang dapat dipahami sehingga hubungan tersebut dapat menjadi dasar pengambilan keputusan. Association rule aturan asosiatif berusaha menemukan aturan-aturan tertentu yang mengasosiasikan data yang satu dengan data yang lain. Untuk mencari association rule dari suatu kumpulan data, pertama-tama kita harus mencari lebih dulu yang disebut frequent itemset sekumpulan item yang sering muncul bersamaan. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk menemukan association rule adalah algoritma apriori. Ciri dari algoritma apriori adalah jika suatu itemset termasuk dalam large itemset, maka semua himpunan bagian subset dari itemset tersebut juga termasuk large itemset. Berdasarkan penjelasan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam hal ini yaitu ingin mengetahui apakah metode association rule dengan algoritma apriori dapat diterapkan dalam data kebencanaan dan bagaimana pola hubungan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item dan membentuk pola kombinasi itemsets dengan menggunakan algoritma apriori. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan data kejadian bencana tanah longsor di Indonesia pada bulan Juni 2011 - Maret 2014. Data ini didapat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB. Dalam kasus ini terdapat 42 data kejadian Abrasi yang akan dianalisis. Berikut data bencana abrasi : Tabel 1. Tabel Kejadian Abrasi di Indonesia Juni 2011 – Maret 2014 No Bencana Tanggal Jam Bujur Lintang Lokasi Korban Kerugian Keterangan 1 Abrasi dan Gelombang Pasang 3252014 07:00 WITA 112.93 -316,852 Ds. Ujung Pandaran Kec. Teluk sampit Kab. Kota Waringin Timur Prov. Kalteng 13 KK 37 jiwa mengungsi ketempat aman 13 unit rumah RB Kronologis : Air laut menghantam rumah warga dengan ketinggian 1 mtr, sejak bulan Desember 2013 Upaya : SKPD terkait BPBD setempat TNI, Polri melakukan pemasangan tanggul Geobak sebanyak 1700 buah dengan alat berat untuk menanggulangi abrasi 2 Abrasi dan Gelombang Pasang 732014 03:00 WIB 112.93 -305,703 Ds. Ujung Pandaran Kec. Teluk Sampit Kab. Kotawaringin Timur Prov. Kalteng 13 KK mengungsi 13 unit rumah RB Kronologis : Abrasi air laut Upaya : BPBD bersama Instansi terkait membuat tanggul setinggi 1 m terbuat dari karung khusus berisi pasir 3 Abrasi dan Gelombang Pasang 1302014 10:00 WITA Ds. Borokkanda Kec. Ende Utara Kab. Ende Prov. Nusa Tenggara Timur 32 Jiwa 6 KK terdampak dan 5 Jiwa mengungsi 1 rumah RB, 6 rumah RS dan 30 rumah terancam Kronologis : Akibat gelombang pasang Upaya : - BPBD sudah kelokasi untuk evakuasi dan melakukan pendataan, - PMI mendroping karung pasir ke area yang terkena abrasi 4 Abrasi dan Gelombang Pasang 1162014 125,485 360,597 Kel. Sawang Bendar Kec. Tahuna Kab. Sangihe Provinsi Sulawesi Utara 2 orang luka berat terseret arus Nihil Kronologis: Gelombang tinggi Upaya: BPBD dan masyarakat sudah membuat tanggul penahan gelombang 5 Abrasi dan Gelombang Pasang 612014 112.93 -305,703 Ds. Ujung Pandaran Kec. Teluk Sampit Kab. Kotawaringin Timur Prov. Kalteng Nihil 8 rumah rusak dan jalan beraspal sepanjang 200 meter rusak Kronologis : Angin kuat dan ombak besar Upaya : BPBD Kab. Kotawaringin Timur berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penataan dan relokasi penduduk 6 Abrasi dan Gelombang Pasang 7112013 19:35 WITA 116,449 0.03845 Kel. Sari Jaya Kec. Sanga- sanga Kab. Kutai Kartanegara Prov. Nihil - Jalan penghubung antara kelurahna sanga- Kronologis: Abrasi disebabkan oleh pasang surut air laut. kerusakan jalan selain diakibatkan Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 288 Kalimantan Timur sanga muara dan kel. Sari jaya terputus sepanjang 100 M dan Lebar 6 M, - Beberapa tiang listrik roboh sehingga aliran listrik ke daerah tersebut padam. oleh abrasi juga disebabkan alat berat milik perusahaan tambang PT. Amelia Energi Upaya: - BPBD Kab. Kutai Kartanegara bersama dengan dinas PU sudah meninjau lokasi untuk melakukan perbaikan, - PT. Amelia Energi menyediakan 3 Kapal Ferry untuk masyarakat, - BPBD dan PT. Amelia sedang mencari jalan alternatif 7 Abrasi dan Gelombang Pasang 10312013 16:30 WIB 109,137 -687,735 Ds. Surodadi Kec. Surodadi Kab. Tegal Prov. Jawa Tengah Nihil - 20 Unit Rumah Rusak Berat, - 11 Meter Lahan terkena abrasi Kronologis: Terjadinya pasang surut air laut. Upaya: - BPBD Setempat sudah kelapangan untuk melakukan pendataan. - Memberikan sosialisai, - Memberikan bantuan 8 Abrasi dan Gelombang Pasang 9102013 20.30 WIB 100,118 -0.62644 Ds. Naras Kec. Pariaman Utara Ds. Tauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman Prov. Sumatera Barat Nihil - 1 Rumah RB di Ds. Naras - 5 Rumah RR di Ds. Tauh Barat - 3 Unit Perahu Nelayan di Ds. Tauh Kronologis: Akibat pasang air laut setinggi 140 Cm Upaya : - BPBD Kota Pariaman Saat ini masih melakukan renovasi dan melakukan Evakuasi - Korban di Evakuasi ke Masjid Naras dan BPBD membuka Posko - Sebagian korban mengungsi ke rumah tetangga dan keluarga 9 Abrasi dan Gelombang Pasang 9102013 20.00 WIB 100.49 -128,177 Kp. Kapuh Ds. Kapuh Kec. Koto XI Kab. Pesisir Selatan Nihil - Bibir pantai tergerus air laut sepanjang 1 meter. 15 unit perahu RB, 12 unit perahu, 3 unit perahu RR Kronologis: Akibat pasang air laut Upaya : BPBD telah kelapangan untuk melihat kondisi real dan mendata kerugian akibat abrasi 10 Abrasi dan Gelombang Pasang 9102013 20.00 WIB 100.49 -128,177 Kp. Kapuh Ds. Kapuh Kec. Koto XI Kab. Pesisir Selatan Nihil - Bibir pantai tergerus air laut sepanjang 1 meter. 15 unit perahu RB, 12 unit perahu, 3 unit perahu RR Kronologis: Akibat pasang air laut Upaya : BPBD telah kelapangan untuk melihat kondisi real dan mendata kerugian akibat abrasi 11 Abrasi dan Gelombang Pasang 9102013 16:00 sd 03:00 WIB 100.17 -0.22094 Kp. Bojong Labu Ds. Tiku Lima Kec. Tanjung Mutiara Kab. Agam Prov. Sumatera Barat Nihil -31 rumah terendam -162 KK720 Jiwa mengungsi di malam hari ditempat yang aman Kronologis: -Air laut mengikis pantai akibatnya saat pasang air laut menggenangi rumah warga hingga 1 meter -Air pasang terjadi dari pukul 16:00 WIB sampai 03:00 WIB, puncak pasang pada pukul 22:00 WIB Upaya: -BPBD Kab. Agam menghimbau warga untuk mengungsi ketempat yang aman di malam hari sampai air laut normal kembali 12 Abrasi dan Gelombang Pasang 9292013 22:27 WIB 102,347 -322,913 Ds. Kembang Seri Kec. Pino Raya Kab. Bengkulu Selatan Prov. Bengkulu Nihil 3 lumbung padi hanyut ,1 unit rumah RB, 17 unit rumah terancam Kronologis : Abrasi disebabkan oleh gelombang pasang surut air sungai pino Upaya :BPBD sedang mengusulkan ke BNPB untuk mendapatkan bantuan dana untuk perbaikan dan pembelian bronjong kawat 13 Abrasi dan Gelombang Pasang 9262013 07:30 WIB 110.3 -801,611 Pantai Depok Ds.Parangtritis Kec.Kretek Kab.Bantul Prov.DI Yogyakarta Nihil -1 unit Rumah Makan RB,6 unit Rumah Makan RS, dan 9 unit Rumah Makan terdampak Kronologis: -Tinggi gelombang 4- 5 meter Upaya: -BPBD menginformasikan kepada warga untuk menyelamatkan barang barang yang masih biasa diselamatkan dan menjauh dari tempat kejadian 14 Abrasi dan Gelombang Pasang 9182013 22:00 WIB 110,263 -800,365 Pantai Samas Ds. Sri Gading Kec. Sanden Kab. Bantul Prov. DI. Yogyakarta Nihil 6 unit Rumah hilang dan 6 unit warung kecilkelontong hilang Kronologis : Abrasi disebabkan oleh tingginya gelombang air laut Upaya : -BPBD menghimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi abrasi - BPBD mendirikan tenda pengungsi sebanyak 5 unit 15 Abrasi dan Gelombang Pasang 9182013 22:00 WIB 110,095 -791,507 Pantai Kwaru Ds. Poncosari Kec. Undaan Kab. Bantul Prov. D.I. Yogyakarta Nihil 53 unit warung kecil kelontong hilang dan 25 unit warung kecilkelontong terancam Kronologis : Abrasi disebabkan oleh tingginya gelombang air laut Upaya : BPBD menghimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi abrasi 16 Abrasi dan Gelombang Pasang 9182013 22:00 WIB 110,307 -801,436 Pantai Depok Ds. Parangtritis Kec. Kretek Kab. Bantul Prov. D.I. Yogyakarta Nihil 6 Rumah RB Kronologis : Abrasi disebabkan oleh tingginya gelombang air laut Upaya : BPBD menghimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi abrasi 17 Abrasi dan Gelombang Pasang 1092013 07:30 WIB 110,224 -799,054 Pantai Kowaru Ds.Poncosari Kec.Srandakan Kab.Bantul Prov.DI Yogyakarta Nihil 51 Warung hilang Kronologis: -Tinggi gelombang 4- 5 meter Upaya: -BPBD menginformasikan kepada warga untuk menyelamatkan barang barang yang masih biasa diselamatkan dan menjauh dari tempat kejadian Kondisi Muktahir: -Gelombang pasang masih terjadi sampai sekarang 18 Abrasi dan Gelombang Pasang 8192013 18:30 WIB 100,373 -0.94478 Kel. Lubuk Minturun Kec. Koto Tengah Kel. Tanjung Saba Kec. Lubuk Begalung Kota Padang Prov. Sumatra Barat Nihil 20 unit rumah terancam terdampak abrasi sungai dan 4 unit rumah RB Kronologis: Longsor disebabkan oleh derasnya hujan yang terjadi dalam kurun 2 hari terakhir. Debit air sungai yang melebihi kapasitas volume sungai menjadi penyebab rumah warga yang berada di bantaran sungai roboh dan terancam roboh. Upaya: - BPBD telah ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 289 menggerakkan sumberdaya manusia untuk melakukan evakuasi korban dan membersihkan kawasan pemukiman dan fasilitas umum dari material longsor.- BPBD setempat telah mengerahkan alat berat untuk pembersihan lumpur. 19 Abrasi Sungai 1172013 116,514 0.47049 Ds. Kelinjau Ilir Kec. Muaro Ancalong Kab. Kutai Timur Prov. Kalimantan Timur Nihil Nihil Kronologis : Abrasi dari Sungai Sangatta, sehingga pondasi bawah beton terkikis dan mengakibatkan jebol. Upaya: - Penduduk setempat diungsikan dibalai pertemuan umum di kantor desa oleh BPBD. - Pemerintah setempat dan BPBD setempat sudah mengajukan perbaikan jebol tanggul ke Pemerintah Kabupaten. 20 Abrasi dan Gelombang Pasang 6272013 07:30 WIB 110,267 -794,228 Pantai Samas Ds.Poncosari Kec.Srandakan Kab.Bantul Prov.DI Yogyakarta Nihil Kerugian Materil: -18 Warung RB -2 Warung RR Kronologis: -Tinggi gelombang 4- 5 meter Upaya: -BPBD menginformasikan kepada warga untuk menyelamatkan barang barang yang masih biasa diselamatkan dan menjauh dari tempat kejadian Kondisi Muktahir: -Gelombang pasang masih terjadi sampai sekarang 21 Abrasi dan Gelombang Pasang 6252013 08.00 WIB 128,181 -368,996 Pantai Samas, Kel. Srigading, Kec. Sanden, Kab. Bantul, Prov. D.I. Yogyakarta Nihil - 3 unit rumah roboh. - 8 unit rumah terancam roboh. Kronologis : Mulai terjadi gelombang pasang sejak tanggal 24 Juni 2013 pukul 23.00 WIB. Dan pada tanggal 25 Juni 2013 pukul 08.00 WIB merupakan puncak abrasi. Upaya : - Pembersihan puing-puing rumah yang roboh. - Terus memonitor dan menunggu update informasi dari Pusdalops Kab. Bantul. - Proses evakuasi dilakukan oleh Tim TRC BPBD DI. Yogyakarta dibantu oleh Tim SAR Pantai Selatan DIY, Relawan Kebencanaan serta masyarakat sekitar. - Menyalurkan bantuan logistik yang diperlukan oleh para pengungsi di Kab. Bantul. 22 Abrasi dan Gelombang Pasang 5272013 103,393 -0.53908 Lorong Enok RT 01 RW 03 Kelurahan Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah. Jl. Almujahiddin RT 03 RW 04 Kelurahan Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Nihil Korban Jiwa 1 Rumah rusak berat 1 KK, 4 Jiwa Tanah di sekitar lokasi mengalami keretakan yang dapat mengakibatkan longsor susulan. Pada saat terjadinya musibah kondisi air laut sedang pasang surut yang merupakan saat-saat rawan terjadinya abrasi. Suhu udara diperkirakan 30-35 C. Sehari sebelumnya hujan deras. 23 Abrasi dan Gelombang Pasang 1252013 11:00:00 WIB 103,393 -0.53908 Kelurahan Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir Nihil Korban Jiwa 2 rumah hanyut, 8 rumah rusak ringan, 1 pelabuhan rakyat longsor. 11 KK 47 Jiwa kehilangan tempat tinggal. Kerugian material diperkirakan Rp. 75.000.000,- BPBD Kab. Indragiri Hilir telah memberikan bantuan berupa peralatan dapur, perlengkapan bayi, selimut, kompor biogas. bantuan hasil kerjasama BPBD Kab. Inhil dengan Dinas Sosial dan PMI. 24 Abrasi dan Gelombang Pasang 132013 19:55:00 WIT 128,277 -361,688 Pesisir Pantai Wailesa Rumah Tiga, Kec. Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, Prov. Maluku. Nihil. Kerugian Materiil : • 12 rumah terendam air laut. • Bibir talud patah sepanjan g 12 M. • Kopor talud amblas dihantam gelombang pasang. Upaya : • BPBD setempat menyediakan bantuan terpal, tikar, serta kompor dan para korban yg rumahnya rusak untuk sementara waktu mengungsi ke rumah kerabat masing – masing. 25 Abrasi dan Gelombang Pasang 2202013 09:57:00 WIB 106,523 -222,966 Kab. Pangkal Pinang, Prov. Sumatera Selatan. - 1 orang meninggal dunia. - 2 nelayan di perairan Tanjung Hantu, Kab. Bangka, belum ditemukan. Nihil 1. Kondisi mutakhir : - Cuaca mendung gelap, hujan angin tidak merata, gelombang tinggi pukul 05.30 WIB. 2. Upaya : - Tim rescue menurunkan 5 orang untuk melakukan pencarian dibantu oleh kedaruratan, SAR, TAGANA, POLAIR. 26 Abrasi dan Gelombang Pasang 1212013 116,071 -857,353 Bintaro, Kec. Ampenan, Kota Mataram, Prov. NTB 80 jiwa mengungsi 26 rumah rusak berat, 200 perahu rusak 27 Abrasi dan Gelombang Pasang 1112013 07:30:00 WITA 119,002 -820,902 Ds. Sangiang, Kec. Wera, Kab. Bima, Prov. NTB Nihil 40 rumah rusak, sarana jalan terputus BPBD telah menurunkan tim utk Asessment dan PD di lokasi - Warga yg terdampak swadaya memperbaiki Rumah yg rusak 28 Abrasi dan Gelombang Pasang 1112013 05:30:00 WIT 131.41 -395,742 Kec. Pulau Gorom, Kab. Seram Bagian Timur, Prov. Maluku 53 KK 265 jiwa mengungsi 23 rumah rusak berat, 20 rumah rusak rusak sedang, 10 rumah rusak ringan BPBD Kab. SBT telah di lokasi untuk assesment dan PD di lokasi - BPBD Kab. SBT msh berkoordinasi dg BPBD Prov. Maluku perihal PD di lokasi - Warga yg terdampak telah mengungsi di tempat yang telah disediakan dan di famili terdekat. Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 290 29 Gelombang Pasang 612013 117,399 -846,983 Kec. Labuhan Badas, Kab. Sumbawa, Prov. NTB Nihil 23 rumah rusak berat 30 Gelombang Pasang dan Angin Kencang 3122012 125,436 4,653 Ds. Kawio, Kec. Marore, Kab. Kepulauan Sangihe, Prov. Sulawesi Utara Nihil 7 rumah rusak total, 11 perahu pamboat hancur, 7 perahu hancur - BPBD berkoordinasi dgn SKPD terkait untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat bencana. - Pemda memberikan bantuan berupa terpal, matras, perlengkapan alat dapur makanan siap saji. - Kendalanya lokasi bencana cukup jauh sulitnya komunikasi. 31 Abrasi dan Gelombang Pasang 12112012 988,149 168,796 Ds. Lubuk Tukko, Kec. Pandan, Kab. Tapanuli Tengah, Prov. Sumatera Utara 12 KK60 jiwa mengungsi 3 rumah rusak total, 9 rumah rusak berat, 14 rumah lainnya terancam, tambak rusak dan 40.000 ikan hilang 32 Gelombang Ekstrim 672012 128.82 -323,924 Negeri Sahulau, Kab. Maluku Tengah, Prov. Maluku Nihil 10 rumah RS, 10 rumah terancam, 600 meter talud rusak BPBD bersama instansi terkait telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk PD di lokasi. - Bupati Maluku tengah telah mengeluarkan surat pernyataan darurat bencana - Warga yang terdampak msh mengungsi di sekolah dan di sanak famili yang aman 33 Gelombang Tinggi dan Angin Kencang 762012 13:00:00 WIT 129,738 -183,989 Kep. Raja Ampat, Kab, Raja Ampat, Prov. Papua Barat 12 orang selamat 1 speed boat hancur Upaya : Untuk saat ini dinas BPBD Setempat dan dinas instansi-instansi terkait sedang melakukan pencarian terhadap korban-korban yang hilang akibat terkena dampak gelombang tinggi dan angin kencang 34 Gelombang Pasang 3192012 16:30:00 WITA 114,611 -3,864 Kab. Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kota Baru, dan Barito Kuala, Prov. Kalimantan Selatan 5 orang hilang Masih dalam pendataan, sementara baru diketahui jalan dan jembatan rusak 35 Angin Badai dan Gelombang Pasang 3192012 16:30:00 WITA 114,506 -348,875 Kec. Aluh-aluh, Kab. Banjar, Prov. Kalimantan Selatan Nihil, 400 jiwa mengungsi 73 rumah RB dan RR, 1 rumah Hanyut, 13 jembatan rusak 36 Abrasi dan Gelombang Pasang 3192012 17:00:00 WITA 116,008 -342,655 Kec. Angsana, Satul, Simpang Empat, Batulicin, dan Kuban Hilir, Kab. Tanah Bumbu, Prov. Kalimantan Selatan 1 org MD, 2 org LB, 9 org LR, 1380 KK 6301 Jiwa Menderita, 8 KK 34 jiwa mengungsi - 9 rumah Hancur - 30 rumah RB - 45 rumah RS - 153 rumah RR - Kios Pedagang Kaki Lima 67 unit RR - 2 Pabrik RR - 18 Kapal Nelayan RR - 2 Unit Jemuran Ikan RR - 1.229,1 Ha Tambak Nelayan rusak - 454 Kolam Nelayan rusak - 101 Ha sawah rusak - 1 kantor rusak 37 Gelombang Pasang dan Puting Beliung 3142012 00:00:00 WITA 117.43 -8,451 Kec. Alas dan Labuhan Badas, Kab. Sumbawa, Prov. Nusa Tenggara Barat Nihil 5 rumah hanyut, 190 rumah terendam 38 Gelombang Pasang 3142012 14:00:00 WITA 114,913 -8,382 Kec. Seririt, Kab. Buleleng, Prov. Bali Nihil 36 rumah rusak, 37 pondok nelayan rusak, dan 1 bangunan balai kelompok 39 Abrasi Pantai 1232012 100,501 -1,301 Kab. Pesisir Selatan, Prov. Sumatera Barat Nihil 23 rumah RB, 22 pondasi rumah pinggir pantai dan 83 pondasi rumah berjarak 5 meter dari pantai terancam roboh 40 Gelombang Laut 1252012 23:00:00 WIB 110,413 -69,503 Kec. Semarang Utara, Prov. Jawa Tengah 100 - 150 jiwa mengungsi Rumah : 35 RB, 24 RR 41 Abrasi 12272011 17:00:00 WITA 118,877 -287,545 Kec. Tapalang, Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Barat 135 jiwa mengungsi Rumah : 23 RB, 5 RS, 31 terancam. 2 tanggul RB 600 m 300 m 42 Gelombang Pasang 6152011 124,791 0.951181 Kab. Minahasa Tenggara, Prov. Sulawesi Utara 51 Rumah RB, 1 bangunan pengaman pantai RB Dari kolom diatas, kolom atau variable keterangan, kerugian, korban, lokasi dan jam yang akan dijadikan atribut dalam setiap kejadian bancana tanah longsor. Berikut tabel yang menjelaskan setiap kejadian bencana tanah longsor beserta atribut-atribut yang menyertai atau muncul saat kejadian: ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 291 Tabel 2. Tabel Kejadian Longsor dengan Atribut Bencana Atribut Abrasi 1 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Mengungsi, Kotawaringin Timur, Pagi Abrasi 2 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Mengungsi, Kotawaringin Timur, Malam Abrasi 3 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Mengungsi, Ende, Pagi Abrasi 4 Gelombang Pasang, Luka Berat, Sangihe Abrasi 5 Angin Besar, Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Jalan Rusak, Kotawaringin Timur Abrasi 6 Gelombang Pasang, Jalan Rusak, Kutai Kartanegara, Malam Abrasi 7 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Tegal, Sore Abrasi 8 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Pariaman, Malam Abrasi 9 Gelombang Pasang, Pantai Tergerus, Pesisir Selatan, Malam Abrasi 10 Gelombang Pasang, Pantai Tergerus, Pesisir Selatan, Malam Abrasi 11 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Agam, Sore Abrasi 12 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bengkulu Selatan, Malam Abrasi 13 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Pagi Abrasi 14 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Malam Abrasi 15 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Malam Abrasi 16 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Malam Abrasi 17 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Pagi Abrasi 18 Hujan Deras, Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Padang,Sore Abrasi 19 Gelombang Pasang, Kutai Timur Abrasi 20 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Pagi Abrasi 21 Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Bantul, Pagi Abrasi 22 Hujan Deras, Gelombang Pasang, Rumah Rusak, Indragiri Hilir Abrasi 23 Rumah Rusak, Indragiri Hilir, Siang Abrasi 24 Rumah Rusak, Ambon, Maluku, Malam Abrasi 25 Hujan Deras, Gelombang Pasang, Korban Jiwa, Pangkal Pinang, Pagi Abrasi 26 Rumah Rusak, Mengungsi, Mataram Abrasi 27 Rumah Rusak, Jalan Rusak, Bima, Pagi Abrasi 28 Rumah Rusak, Mengungsi, Seram Timur, Pagi Abrasi 29 Rumah Rusak, Sumbawa Abrasi 30 Rumah Rusak, Sangihe Abrasi 31 Rumah Rusak, Mengungsi, Tapanuli Tengah Abrasi 32 Rumah Rusak, Maluku Tengah Abrasi 33 Gelombang Pasang, Angin Kencang, Raja Ampat, Siang Abrasi 34 Jalan Rusak, Korban Jiwa, Banjar, Sore Abrasi 35 Rumah Rusak, Jalan Rusak, Mengungsi, Banjar, Sore Abrasi 36 Rumah Rusak, Korban Jiwa, Tanah Bumbu, Sore Abrasi 37 Rumah Rusak, Sumbawa, Malam Abrasi 38 Rumah Rusak, Buleleng, Siang Abrasi 39 Rumah Rusak, Pesisir Selatan Abrasi 40 Rumah Rusak, Mengungsi, Semarang, Malam Prosiding Seminar Nasional seri ke-5 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 292 Abrasi 41 Rumah Rusak, Mengungsi, Mamuju, Sore Abrasi 42 Rumah Rusak, Minahasa Tenggara Dari tabel di atas akan di eksekusi menggunakan software R Studio untuk mencari tahu pola kombinasi itemset yang memenuhi syarat support. Syarat minimum support yang ditentukan di awal yaitu 0.1, minimum confident sebesar 0.1, dan main line sebesar 2. Setelah hasil diketahui akan dianalisis kembali dengan mengubah nilai minimum support dan minimum confiden sesuai output data support terbesar dan main line yang menyertai data tersebut untuk mengatahui apakah masih ada nilai terbesar yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam analisis ini menggunakan R Program yang mana user menentukan sendiri nilai minimum support, minimum confident, dan main line. Nilai yang akan tampil adalah nilai yang besarnya sama dengan atau lebih besar dari minimum support yang telah ditentukan. Pengujian yang pertama dilakukan yaitu dengan menentukan minimum support= 0.1 ; minimum confident =0.1 ; dan dan main line =2. Berikut syntax yang digunakan: libraryarules data -read.delimclipboard summarydata splitdata - splitdataatribut,datakejadian splitdata aturan - assplitdata,transactions asaturan,matrix aturan.ap - aprioriaturan, parameter=listsupp=0.1, conf=0.1, minlen=2 inspectaturan.ap

1. Summary data

Summary data merupakan ringkasan yang menyangkut beberapa informasi mengenai data bencana longsor tanah yang akan di analisis. Berikut hasil outputnya: summarydata Kejadian Atribut Abrasi 1 : 5 RumahRusak :34 Abrasi 18: 5 GelombangPasang:24 Abrasi 2 : 5 Malam :12 Abrasi 25: 5 Mengungsi : 9 Abrasi 3 : 5 Pagi : 9 Abrasi 35: 5 Bantul : 7 Other :126 Other :61 Gambar 1. Output Summary data Abrasi ISBN: 978-602-71803-1-4 Yogyakarta, 16 Desember 2015 293 Dari output di atas menunjukkan bahwa dari kejadian abrasi dengan nomor 1, 18, 2, 25, 3, dan 35 memiliki 5 buah kejadian dan kejadian abrasi yang lainnya memiliki atribut kurang dari 5 dengan total atribut sebanyak 126 buah. Informasi lain dapat diketahui yaitu atribut RumahRusak muncul sebanyak 34 kali, GelombangPasang muncul sebanyak 24 kali, Malam muncul sebanyak 9 kali, pagi muncul sebanayak 9 kali dan Bantul muncul sebanyak 7 kali dari total kejadian abrasi yang diamati yaitu sebanyak 42 kejadian.

2. Split Data

Split data merupakan pengelompokan atribut-atribut dalam satu kejadian. R Program akan mengelompokan atribut-atribut kedalam satu kejadian yang sama. Berikut hasil output pada split data kejadian abrasi no 1: splitdata-splitdataAtribut,dataKejadian splitdata `Abrasi 1` [1] GelombangPasang RumahRusak Mengungsi KotawaringinTimur [5] Pagi 42 Levels: Agam Ambon AnginBesar AnginKencang Banjar Bantul ... Tegal Dari output tersebut diketahui bahwa atribut-atribut yang masuk kejadian abrasi nomer 1 yaitu GelombangPasang, RumahRusak, Mengungsi, KotawaringinTimur, dan pagi.

3. Aturan Matriks

a Aturan Matriks untuk variabel lokasi Gambar 2. Output matriks data bencana Abrasi