Maturitas Bank Rakyat Indonesia Tbk 2014

L APOR AN KEU ANGAN 724 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo TBK. L APOR AN M ANA JEMEN PROFIL PERUSAHAAN INFORM ASI BA GI INVEST OR KINER JA OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN D A TA PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 38. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Manajemen Risiko Operasional lanjutan 6. Manajemen Kelangsungan Usaha MKU Potensi gangguanbencana baik yang disebabkan antara lain oleh alam, manusia dan teknologi merupakan ancaman bagi kelangsungan usaha BRI, dimana BRI memiliki unit kerja operasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Direksi BRI memandang perlu untuk mengembangkan dan menerapkan suatu Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha MKU guna melindungi keamanan dan keselamatan jiwa pekerja, melindungi keselamatan jiwa nasabah dan stakeholders lainnya yang berada di lingkungan unit kerja operasional BRI Rencana Penanggulangan Bencana, serta mempertahankan kelangsungan aktivitas-aktivitas bisnisoperasional terpenting, menjaga aset BRI dan memiliki respon yang memadai dalam situasi gangguanbencana Rencana Kelangsungan Usaha. Kebijakan MKU diatur melalui Surat Edaran BRI No. S.02-DIRDMR012009. Implementasi MKU BRI mencakup seluruh unit kerja BRI yang antara lain dilakukan melalui pembentukan Tim Manajemen Krisis, penyusunan Call Tree dan penetapan alternate sites. Unit kerja BRI juga telah melakukan Penilaian Risiko Ancaman dan Bencana PRAB yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka persiapan menghadapi ancamanbencana di masing-masing unit kerja. Pelaksanaan uji coba MKU dilaksanakan setiap tahun dan diprioritaskan pada unit kerja yang rawan bencana termasuk di dalamnya 3 tiga Gedung Kantor Pusat yaitu Gedung BRI 1, Gedung IT dan Gedung Pusdiklat serta Asrama Siswa di Ragunan. Kesiapan organisasi BRI untuk memastikan pelaksanaan prosedur kelangsungan usaha sudah teruji dengan baik pada kejadian-kejadian bencana yang dialami oleh beberapa unit kerja BRI, dimana di tahun 2014 terjadi bencana seperti longsor Banjarnegara, erupsi Gunung Sinabung, kebakaran Pasar Klewer dan banjir Dayeuh Kolot. Ketersediaan mobil E-Buzz dan Teras BRI Keliling yang tersebar di seluruh wilayah kerja BRI dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai alternate site pada saat terjadi bencana sehingga unit kerja dapat beroperasional sesegera mungkin pasca terjadi bencana. Ketersediaan fasilitas dimaksud sangat mendukung kelangsungan aktivitas- aktivitas bisnisoperasional terpenting di BRI pasca terjadi bencana.

7. Penilaian Kecukupan Pengelolaan Risiko Produk danatau Aktivitas Baru PAB

Dalam rangka penerbitan setiap produk danatau aktivitas baru PAB di BRI, dilakukan proses manajemen risiko yang meliputi penilaian risiko oleh product owner terhadap setiap jenis risiko yang mungkin timbul dari penerbitan PAB, termasuk penetapan kontrol dan pengendalian yang ditujukan untuk memitigasi risiko PAB dimaksud. Divisi Manajemen Risiko BRI bertugas melakukan penilaian kecukupan atas pengelolaan risiko PAB dan merekomendasikan hasil penilaian dimaksud untuk mendapatkan persetujuan Direktur Bidang Manajemen Risiko BRI. Kebijakan PAB diatur melalui Surat Edaran BRI No. 03-DIRDMR082013.

8. Penerapan Strategi Anti Fraud BRI

Penerapan sistem pengendalian fraud telah dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur pengendalian internal BRI, dimana perhatian khusus diberikan terhadap penyelesaian kasus-kasus fraud yang terjadi untuk menunjukkan intoleransi manajemen BRI terhadap fraud zero fraud tolerance. Penetapan dan penerapan Strategi Anti Fraud sebagai bagian dari penerapan Manajemen Risiko dalam rangka pencegahan dan pengelolaan kejadian fraud di BRI mencakup 4 empat pilar, yaitu pilar pencegahan, pilar deteksi, pilar investigasi, pelaporan dan sanksi, dan pilar evaluasi, pemantauan dan tindak lanjut. Komitmen Anti Fraud ditandatangani oleh Direktur dan Komisaris, jajaran manajemen dan seluruh pekerja BRI sebagai bentuk peningkatan employee awareness dan pencegahan fraud. Kebijakan Strategi Anti Fraud diatur melalui Surat Keputusan BRI No. S.106-DIRDMR052012. 725 annual report 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo TBK. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 39. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan. Nilai wajar yang diungkapkan berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang telah terjadi setelah tanggal tersebut. 31 Desember 2014 31 Desember 2013 Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar ASET Kas 22.469.167 22.469.167 19.171.778 19.171.778 Giro pada Bank Indonesia 51.184.429 51.184.429 40.718.495 40.718.495 Giro pada bank lain 10.580.440 10.580.440 9.435.120 9.435.120 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 62.035.442 62.035.442 36.306.883 36.306.883 Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi 128.342 128.342 898.511 898.511 Tersedia untuk dijual 40.002.324 40.002.324 15.374.058 15.374.058 Dimiliki hingga jatuh tempo 44.037.794 44.204.122 26.401.096 26.656.632 Tagihan wesel ekspor 10.527.985 10.527.985 8.926.072 8.926.072 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Nilai wajar melalui laporan laba rugi - - 199.314 199.314 Tersedia untuk dijual 703.596 703.596 712.105 712.105 Dimiliki hingga jatuh tempo 3.600.000 3.540.075 3.600.000 3.567.687 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 39.003.595 39.003.595 14.440.063 14.440.063 Tagihan derivatif 536 536 4.981 4.981 Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 494.534.046 494.534.046 432.926.760 432.926.760 Tagihan akseptasi 6.525.688 6.525.688 3.679.684 3.679.684 Penyertaan saham 1.944 1.944 1.944 1.944 Aset lain-lain 2.418.578 2.418.578 1.160.534 1.160.534 787.753.906 787.860.309 613.957.398 614.180.621 LIABILITAS Liabilitas segera 7.043.772 7.043.772 5.065.527 5.065.527 Simpanan nasabah Giro 90.052.180 90.052.180 79.336.951 79.336.951 Tabungan 236.394.994 236.394.994 212.996.625 212.996.625 Deposito berjangka 295.874.672 295.874.672 211.947.806 211.947.806 Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Giro 111.872 111.872 147.150 147.150 Tabungan 4.835 4.835 4.534 4.534 Deposito berjangka dan on call 5.217.382 5.217.382 1.310.993 1.310.993 Inter-bank call money 3.321.303 3.321.303 2.228.543 2.228.543 Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 15.456.701 15.456.701 - - Liabilitas derivatif 717.523 717.523 1.565.102 1.565.102 Liabilitas akseptasi 6.525.688 6.525.688 3.679.684 3.679.684 Surat berharga yang diterbitkan 8.257.990 8.260.646 6.023.133 6.023.133 Pinjaman yang diterima 24.986.862 24.986.862 9.084.913 9.084.913 Pinjaman subordinasi 77.582 77.582 2.097.024 2.097.024 Liabilitas lain-lain 1.187.672 1.187.672 758.130 758.130 695.231.028 695.233.684 536.246.115 536.246.115 Penyertaan saham yang tidak memiliki pengaruh signifikan. Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga, piutang lain-lain, dan pendapatan yang masih akan diterima dengan prinsip syariah. Termasuk simpanan nasabah dengan prinsip syariah. Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.