Sertifikasi TI ISo yang diterima BRI Rencana Pengembangan TI BRI ke depan Kebijakan Transaksi Berelasi dan Benturan Kepentingan

349 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Bentuk Kebijakan Contoh Bukti Dokumentasi 7.- Pengelolaan Proyek Project Management 1. Kebijakan Pengkajian Perangkat Teknologi Informasi 2. Prosedur Siklus Pengembangan IT BRI 8.- Penanganan Kebutuhan dan Identifikasi Solusi Identify Automated Solution 1. Ketentuan Evaluasi Kebijakan Keamanan Informasi 2. Ketentuan Penanganan Informasi 3. Ketentuan Security Hardening 4. Ketentuan Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi Kebijakan dan Prosedur TI tahun 2014 a. Surat Keputusan No. S.384-DIRTSI072014 tentang Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Mencabut Surat Keputusan No. S.200-DIRTSI082011 tentang Kebijakan Umum Teknologi dan Sistem Informasi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk b. Surat Keputusan No. S.99-DIRTSI082014 tentang Penggunaan Aplikasi e-Office di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk c. Surat Keputusan No. B.215-TSI042014 tentang Daftar Standarisasi Merek Produk Perangkat Teknologi Informasi d. Surat Keputusan No. 137-DIRTSI023014 tentang Ketentuan Sekuriti Teknologi Sistem Informasi. Mencabut Nota Dinas Divisi TSI No. B.184-TSI072010 tanggal 2 Juli 2010 perihal permohonan pemberlakukan kembali Prosedur Sekuriti dari KUPSI TSI-BRI

h. Sertifikasi TI ISo yang diterima BRI

Sentra Operasi BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008 untuk bidang Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remmittance. Sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance. Layanan contact center BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008. yang diberikan oleh Verification New Zealand Limited.

i. Rencana Pengembangan TI BRI ke depan

a. Pemanfaatan open system untuk mencapai kemandirian TI b. Mengembangkan integrated solution untuk instansi perusahaan yang membutuhkan layanan perbankan spesifik c. Implementasi proyek satelit BRI BRIsat d. Implementasi proyek jaringan fiber optik BRI e. Adopsi teknologi IT terkini di bidang perbankan 350 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. L APOR AN PENGURUS PERUSAHAAN PROFIL PERUSAHAAN INFORM ASI BA GI INVEST OR TINJA U AN OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN L APOR AN KEU ANGAN INFORM ASI PERUSAHAAN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan f. Implementasi paperless technology g. Melengkapi tools untuk monitoring operasional TI h. Enhancement datawarehouse terutama untuk big data i. Sinergi TI BRI dengan Anak perusahaan dan BUMN lainnya

j. Kebijakan Transaksi Berelasi dan Benturan Kepentingan

Transaksi Berelasi Sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia dengan wilayah kerja operasional tersebar di seluruh pelosok tanah air, BRI tidak dapat menghindari terjadinya transaksi berelasi dengan sesama BUMN atau transaksi lain yang tergolong transaksi berelasi sesuai definisi regulasi terkait. Untuk itu, BRI telah menetapkan kebijakan transaksi berelasi tersebut dengan garis besar bahwa ketentuan transaksi ini sama dengan transaksi dengan pihak ketiga lainnya. Persamaan mendasarnya adalah bahwa dalam penetapan harga jual, harga pembelian, beban sewa maupun transaksi lainnya dilakukan melalui negosiasi agar memenuhi asas quality, cost, delivery QCD yang optimal bagi kepentingan masing-masing pihak. Selain itu dilakukan penyebaran Lembar Pakta Integritas kepada seluruh rekananmitra pemasok BRI untuk bersama- sama menjalankan mekanisme kerja sama yang menjunjung tinggi kode etik berbisnis dan prinsip-prinsip. Ajakan dan himbauan terbuka melalui media cetak juga dilakukan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan BRI untuk bersama-sama menjalankan kegiatan usaha yang sesuai dengan kaidah GCG. Daftar seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi tersebut dapat dilihat pada catatan Nomor 43 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2014. Transaksi Benturan Kepentingan Kebijakan Benturan Kepentingan BRI merupakan kebijakan turunan dari Kode Etik BRI, yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama SKB Dewan Komisaris dan Direksi Nomor 02-KOM BRI052012 dan S.104-DIRDKP052012 tanggal 24 Mei 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan Conflict of interest BRI. Kebijakan tersebut mengatur tentang bentuk, sumber penyebab, prinsip dasar penanganan, tahapan dalam penanganan, faktor pendukung keberhasilan penanganan, serta pelaporan dalam rangka transparansi dan pengungkapan benturan kepentingan. 351 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Kebijakan umum penanganan benturan kepentingan tersebut merupakan ketentuan dasar yang menjadi acuan dalam penyusunan ketentuan penanganan benturan kepentingan untuk beberapa segmen kegiatan seperti penanganan benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa, dan kegiatan putusan pemberian kredit, dan sebagainya. Dalam hal adanya kemungkinan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, ditegaskan bahwa pihak-pihak internal maupun eksternal BRI yang memiliki peluang terkait dalam transaksi dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, seluruh pihak dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif. Selanjutnya, seluruh Direksi juga tidak diperkenankan memiliki saham pada perusahaan terafiliasi dengan BRI maupun saham pada entitas anak. Selama tahun 2014, tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Bank, sebagaimana didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang “Benturan Kepentingan“. nama dan Jabatan yang Memiliki benturan Kepentingan nama dan Jabatan Pengambilan Ketentuan Jenis Transaksi nilai Transaksi Rp Juta Keterangan tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku Nihil 352 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. L APOR AN PENGURUS PERUSAHAAN PROFIL PERUSAHAAN INFORM ASI BA GI INVEST OR TINJA U AN OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN L APOR AN KEU ANGAN INFORM ASI PERUSAHAAN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan BRI senantiasa berupaya menyempurnakan struktur dan penerapan tata kelola perusahaan untuk menjamin adanya check and balance dan akuntabilitas yang jelas dan tegas dari masing-masing organ perusahaan. Dalam rangka menjamin berfungsinya secara optimal masing-masing organ utama dalam struktur tata kelola, BRI telah memenuhi jumlah dan komposisi Dewan Komisaris, serta telah membentuk Komite-Komite di tingkat Dewan Komisaris maupun Direksi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemisahan yang jelas antara organ perusahaan mencerminkan adanya check and balance serta sistem pengendalian internal yang baik. Berikut adalah struktur tata kelola perusahaan BRI: Check and Balance Transparency Accountability RUPS Dewan Komisaris Sekretaris Dewan Komisaris Komite Manajemen Risiko Sekretaris Perusahaan Komite Audit Komite Kebijakan Perkreditan Satuan Kerja Manajemen Risiko Eksternal Audit Komite Nominasi Remunerasi Komite Kredit Satuan Kerja Kepatuhan Komite Pengawas Manajemen Risiko ALCO Satuan Kerja Internal Audit Komite IT Komite Kebijakan SDM Komite Evaluasi Jabatan Komite Pengarah PMO Direksi Organ Utama Organ Pendukung Responsibility Independency Fairness Pelanggan Customers Pekerja Employers Komunitas Community 353 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. RaPaT uMuM PeMegang SahaM Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan forum dari instansi tertinggi organ Perusahaan, yakni para Pemegang Saham. Forum RUPS merupakan forum pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan investasi para pemegang saham yang akan berpengaruh terhadap garis besar operasional perusahaan. RUPS merupakan instansi tertinggi yang mempunyai kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sesuai Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Melalui RuPS, para pemegang saham dapat mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan keputusan penting menyangkut pengembangan dan masa depan Perseroan secara setara. Melalui RUPS, para pemegang saham dapat mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan keputusan penting menyangkut pengembangan dan masa depan Perseroan secara setara. RUPS juga merupakan forum evaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dengan melihat kinerja seluruh aspek operasional Perseroan, mencakup kinerja ekonomi, sosial maupun lingkungan. Sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari: RuPS Tahunan RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku terakhir dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Laporan Tahunan 2. Usulan penggunaan laba bersih, jika Perseroan mempunyai laba positif. 3. Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit tahun buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik. 4. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan demikian mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu 5 lima bulan setelah tahun buku Persero ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. RuPS Lainnya RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan Pemanggilan Rapat. KeTenTuan aCuan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham mengacu pada ketentuan perundang-udangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perusahan. Ketentuan perundang- udangan yang berlaku antara lain : 1. UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara UU BUMN 2. UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT 3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK Nomor 32 POJK.042014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka POJK No.32 4. Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. TahaPan PenyeLenggaRaan RuPS Adapun tahapan penyelenggaraan RUPS secara umum sebagaimana POJK No.32POJK.042014 tanggal 8 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 1. Pemanggilan RUPS dilakukan paling kurang melalui 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran nasional, situs web Bursa Efek dan situs web Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 21 dua puluh satu sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan 354 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. L APOR AN PENGURUS PERUSAHAAN PROFIL PERUSAHAAN INFORM ASI BA GI INVEST OR TINJA U AN OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN L APOR AN KEU ANGAN INFORM ASI PERUSAHAAN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan 2. Sebelum melakukan pemanggilan, 14 empat belas hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS melalui 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web bursa dan situs web perusahaan terbuka. 3. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan POJK No.32, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda Rapat tersebut kepada OJK selambat-lambatnya 5 lima hari kerja sebelum pemberitahuan. 4. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan wajib menyampaikan hasil Rapat selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada OJK dan Bursa Efek, serta mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 1 satu surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. 5. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 satu hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain. Tahun 2014 BRI melakukan 2 dua kali RuPS yaitu RuPS Tahunan dan RuPS Luar Biasa dengan keputusan RuPST diantaranya pembagian dividen sebesar 30 dari laba bersih 2013 Selama tahun 2014, BRI melaksanakan 2 dua kali RUPS, yaitu : 1. RuPS Tahunan RuPST, yang diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2014 bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh 20.998.257.354 saham atau lebih kurang 85.119 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan BRI Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Pengumuman Pemanggilan Pelaksanaan hasil diumumkan pada tanggal 24 Februari 2014 Di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia diumumkan pada tanggal 11 Maret 2014 Di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia Dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2014 Pukul 09.30 WIB Bertempat di Gedung BRI 1 Lantai 21 Dipublikasikan pada tanggal 27 Maret 2014 di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia Tahapan penyelenggaraan RUPST berdasarkan peraturan Bapepam-LK IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 2. RuPS Luar Biasa RuPSLB, yang diselenggarakan pada tanggal 10 Juli 2014 bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh 20.773.262.058 saham atau lebih kurang 84.207 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran 355 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan penyelenggaraan RUPSLB BRI Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Pengumuman Pemanggilan Pelaksanaan hasil diumumkan pada tanggal 10 Juni 2014 Di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia diumumkan pada tanggal 25 Juni 2014 Di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia Dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2014 Pukul 09.30 WIB Bertempat di Gedung BRI 1 Lantai 21 Dipublikasikan pada tanggal 11 Juli 2014 di surat kabar harian Kompas dan Bisnis Indonesia Tahapan penyelenggaraan RUPSLB berdasarkan peraturan Bapepam-LK IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 haK Dan Tanggung JaWaB PeMegang SahaM 1. Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki, kecuali dalam hal : a. Persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi; c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau d. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan Pasal 3 ayat 1 dan ayat 2 UUPT 2. Pemegang saham yang telah tercatat dalam daftar pemegang saham berhak atas bukti kepemilikan saham untuk saham yang dimilikinya yang memberikan hak kepada Pemegang Saham untuk : a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT Pasal 51 UUPT jo. Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 10 Anggaran Dasar BRI 3. Khusus untuk pemegang saham Seri A Dwiwarna memiliki hak khusus yaitu : a. Mencalonkan anggota DIreksi dan atau anggota Dewan Komisaris Perseroan b. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris c. Menyetujui perubahan anggaran dasar termasuk perubahan modal 356 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. L APOR AN PENGURUS PERUSAHAAN PROFIL PERUSAHAAN INFORM ASI BA GI INVEST OR TINJA U AN OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN L APOR AN KEU ANGAN INFORM ASI PERUSAHAAN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan d. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambil alihan dan pemisahan Perseroan, pengajuan permohonan agar perseroan dinyatakan pailit dan pembubaran Perseroan e. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatinak peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 53 UUPT jo. Pasal 5 Anggaran Dasar BRI 4. Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau Dewan Komisaris Pasal 61 ayat 1 UUPT. 5. Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa: a. Perubahan anggaran dasar; b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan; atau c. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. 6. Pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi danatau Dewan Komisaris pada RUPS, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 UUPT 7. Pemegang saham secara sendiri atau bersama- sama yang mewakili 110 atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat meminta penyelenggaraan RUPS kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan surat tercatat disertai alasannya dengan syarat : a. Itikad baik b. Mempertimbangkan kepentingan perusahaan c. Membutuhkan keputusan RUPS d. Disertai bahan terkait hal yang harus diputus dalam RUPS e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan Pasal 79 ayat 2, 3 dan 4 UUPT Jo. Pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 POJK No.32 Tahun 2014 jo Pasal 24 ayat 6 Anggaran Dasar BRI 8. Pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS wajib tidak mengalihkan sahamnya dalam jangka waktu minimal 6 enam bulan sejak RUPS Pasal 6 POJK No.32 Tahun 2014. 9. Pemegang saham baik perseorangan ataupun yang mewakili 120 atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengusulkan mata acara RUPS secara tertulis kepada Direksi minimal 7 tujuh hari sebelum pemanggilan RUPS Pasal 12 POJK No.32 Tahun 2014 10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar RUPS dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan Pasal 91 UUPT. 357 laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk. Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Kuorum, Keputusan dan Realisasi Keputusan RuPS. RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2014 menghasilkan berbagai keputusan, dan telah ditindak lanjuti, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut : RIngKaSan KePuTuSan RuPS Tahunan haSIL PeMunguTan SuaRa ReaLISaSI RuPS agenda 1 1. Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2013 2. Pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2013. 3. Pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya acquit et de charge kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2013. • Pemegang Saham yang menyatakan Tidak Setuju sejumlah 15.158.500 atau sebesar 0.07 dari jumlah saham yang hadir ; • Pemegang saham yang menyatakan abstain sejumlah 37.444.900 atau sebesar 0.18 dari jumlah saham yang hadir; • Pemegang saham yang menyatakan Setuju sejumlah 20.945.853.954 atau

99.75 dari jumlah yang hadir