349
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Bentuk Kebijakan Contoh Bukti Dokumentasi
7.- Pengelolaan Proyek Project
Management 1. Kebijakan Pengkajian Perangkat Teknologi Informasi
2. Prosedur Siklus Pengembangan IT BRI 8.- Penanganan
Kebutuhan dan Identifikasi
Solusi Identify Automated
Solution 1. Ketentuan Evaluasi Kebijakan Keamanan Informasi
2. Ketentuan Penanganan Informasi 3. Ketentuan Security Hardening
4. Ketentuan Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi
Kebijakan dan Prosedur TI tahun 2014 a. Surat Keputusan No. S.384-DIRTSI072014 tentang Kebijakan Tata Kelola
Teknologi Informasi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Mencabut Surat Keputusan No. S.200-DIRTSI082011 tentang Kebijakan Umum Teknologi dan
Sistem Informasi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
b. Surat Keputusan No. S.99-DIRTSI082014 tentang Penggunaan Aplikasi e-Office di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
c. Surat Keputusan No. B.215-TSI042014 tentang Daftar Standarisasi Merek Produk Perangkat Teknologi Informasi
d. Surat Keputusan No. 137-DIRTSI023014 tentang Ketentuan Sekuriti Teknologi Sistem Informasi. Mencabut Nota Dinas Divisi TSI No. B.184-TSI072010 tanggal 2
Juli 2010 perihal permohonan pemberlakukan kembali Prosedur Sekuriti dari KUPSI TSI-BRI
h. Sertifikasi TI ISo yang diterima BRI
Sentra Operasi BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008 untuk bidang Provision of Payment System by RTGS, Clearing
and Remmittance. Sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance.
Layanan contact center BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008. yang diberikan oleh Verification New Zealand Limited.
i. Rencana Pengembangan TI BRI ke depan
a. Pemanfaatan open system untuk mencapai kemandirian TI b. Mengembangkan integrated solution untuk instansi perusahaan yang
membutuhkan layanan perbankan spesifik c. Implementasi proyek satelit BRI BRIsat
d. Implementasi proyek jaringan fiber optik BRI e. Adopsi teknologi IT terkini di bidang perbankan
350
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
L APOR
AN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PERUSAHAAN
INFORM ASI
BA GI
INVEST OR
TINJA U
AN OPER
ASIONAL
ANALISIS D
AN PEMBAHASAN
M ANA
JEMEN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
TANGGUNGJA W
AB SOSIAL
PERUSAHAAN
L APOR
AN KEU
ANGAN INFORM
ASI PERUSAHAAN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
f. Implementasi paperless technology g. Melengkapi tools untuk monitoring
operasional TI h. Enhancement datawarehouse terutama untuk
big data i. Sinergi TI BRI dengan Anak perusahaan dan
BUMN lainnya
j. Kebijakan Transaksi Berelasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Berelasi
Sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia dengan wilayah kerja operasional
tersebar di seluruh pelosok tanah air, BRI tidak dapat menghindari terjadinya transaksi berelasi
dengan sesama BUMN atau transaksi lain yang tergolong transaksi berelasi sesuai definisi
regulasi terkait. Untuk itu, BRI telah menetapkan kebijakan transaksi berelasi tersebut dengan
garis besar bahwa ketentuan transaksi ini sama dengan transaksi dengan pihak ketiga lainnya.
Persamaan mendasarnya adalah bahwa dalam penetapan harga jual, harga pembelian, beban
sewa maupun transaksi lainnya dilakukan melalui negosiasi agar memenuhi asas quality, cost,
delivery QCD yang optimal bagi kepentingan masing-masing pihak.
Selain itu dilakukan penyebaran Lembar Pakta Integritas kepada seluruh rekananmitra
pemasok BRI untuk bersama- sama menjalankan mekanisme kerja sama yang menjunjung tinggi
kode etik berbisnis dan prinsip-prinsip.
Ajakan dan himbauan terbuka melalui media cetak juga dilakukan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan BRI untuk bersama-sama menjalankan kegiatan usaha yang sesuai dengan
kaidah GCG.
Daftar seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi tersebut dapat dilihat pada
catatan Nomor 43 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember
2014.
Transaksi Benturan Kepentingan
Kebijakan Benturan Kepentingan BRI merupakan kebijakan turunan dari Kode Etik BRI, yang
tertuang dalam Surat Keputusan Bersama SKB Dewan Komisaris dan Direksi Nomor 02-KOM
BRI052012 dan S.104-DIRDKP052012 tanggal 24 Mei 2012 tentang Pedoman Umum
Penanganan Benturan Kepentingan Conflict of interest BRI. Kebijakan tersebut mengatur
tentang bentuk, sumber penyebab, prinsip dasar penanganan, tahapan dalam penanganan,
faktor pendukung keberhasilan penanganan, serta pelaporan dalam rangka transparansi dan
pengungkapan benturan kepentingan.
351
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
Pedoman dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Kebijakan umum penanganan benturan kepentingan tersebut merupakan ketentuan
dasar yang menjadi acuan dalam penyusunan ketentuan penanganan benturan kepentingan
untuk beberapa segmen kegiatan seperti penanganan benturan kepentingan dalam
pengadaan barang dan jasa, dan kegiatan putusan pemberian kredit, dan sebagainya.
Dalam hal adanya kemungkinan transaksi yang mengandung benturan kepentingan,
ditegaskan bahwa pihak-pihak internal maupun eksternal BRI yang memiliki peluang
terkait dalam transaksi dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan
terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, seluruh pihak dapat terhindar dari dominasi
oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan sehingga
pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat
dilakukan secara obyektif. Selanjutnya, seluruh Direksi juga tidak diperkenankan memiliki saham
pada perusahaan terafiliasi dengan BRI maupun saham pada entitas anak.
Selama tahun 2014, tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan
usaha utama Bank, sebagaimana didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan
berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang “Benturan Kepentingan“.
nama dan Jabatan yang
Memiliki benturan
Kepentingan nama dan
Jabatan Pengambilan
Ketentuan Jenis
Transaksi nilai
Transaksi Rp Juta
Keterangan tidak sesuai
sistem dan prosedur
yang berlaku
Nihil
352
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
L APOR
AN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PERUSAHAAN
INFORM ASI
BA GI
INVEST OR
TINJA U
AN OPER
ASIONAL
ANALISIS D
AN PEMBAHASAN
M ANA
JEMEN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
TANGGUNGJA W
AB SOSIAL
PERUSAHAAN
L APOR
AN KEU
ANGAN INFORM
ASI PERUSAHAAN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
BRI senantiasa berupaya menyempurnakan struktur dan penerapan tata kelola perusahaan untuk menjamin adanya check and balance dan akuntabilitas yang jelas dan
tegas dari masing-masing organ perusahaan.
Dalam rangka menjamin berfungsinya secara optimal masing-masing organ utama dalam struktur tata kelola, BRI telah memenuhi jumlah dan komposisi Dewan Komisaris,
serta telah membentuk Komite-Komite di tingkat Dewan Komisaris maupun Direksi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemisahan yang jelas antara organ perusahaan
mencerminkan adanya check and balance serta sistem pengendalian internal yang baik.
Berikut adalah struktur tata kelola perusahaan BRI:
Check and Balance
Transparency Accountability
RUPS Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris Komite Manajemen Risiko
Sekretaris Perusahaan Komite Audit
Komite Kebijakan Perkreditan Satuan Kerja Manajemen
Risiko
Eksternal Audit Komite Nominasi
Remunerasi Komite Kredit
Satuan Kerja Kepatuhan Komite Pengawas Manajemen
Risiko ALCO
Satuan Kerja Internal Audit Komite IT
Komite Kebijakan SDM Komite Evaluasi Jabatan
Komite Pengarah PMO
Direksi Organ Utama
Organ Pendukung Responsibility
Independency Fairness
Pelanggan
Customers
Pekerja
Employers
Komunitas
Community
353
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
RaPaT uMuM PeMegang
SahaM
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan forum dari
instansi tertinggi organ Perusahaan, yakni para Pemegang Saham.
Forum RUPS merupakan forum pengambilan keputusan penting
yang berkaitan dengan investasi para pemegang saham yang akan
berpengaruh terhadap garis besar operasional perusahaan. RUPS
merupakan instansi tertinggi yang mempunyai kewenangan eksklusif
yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sesuai
Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku.
Melalui RuPS, para pemegang saham dapat
mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat
dan memberikan suaranya dalam proses
pengambilan keputusan penting menyangkut
pengembangan dan masa depan Perseroan secara
setara.
Melalui RUPS, para pemegang saham dapat mempergunakan
haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya
dalam proses pengambilan keputusan penting menyangkut
pengembangan dan masa depan Perseroan secara setara. RUPS juga
merupakan forum evaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
dengan melihat kinerja seluruh aspek operasional Perseroan,
mencakup kinerja ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar
Perseroan, RUPS terdiri dari:
RuPS Tahunan
RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat 6
enam bulan setelah tahun buku terakhir dan dalam rapat tersebut
Direksi menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Laporan Tahunan 2. Usulan penggunaan laba bersih,
jika Perseroan mempunyai laba positif.
3. Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit tahun
buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan
dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada
Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan
Publik.
4. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk
kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan
dalam Anggaran Dasar.
BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan demikian mengacu
pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, maka dalam waktu 5 lima bulan setelah tahun buku
Persero ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan.
RuPS Lainnya
RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan
kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Sesuai dengan Pasal
24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan RUPS
Tahunan dan RUPS Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan
Pemanggilan Rapat.
KeTenTuan aCuan
Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham mengacu pada
ketentuan perundang-udangan yang berlaku serta Anggaran Dasar
Perusahan. Ketentuan perundang- udangan yang berlaku antara lain :
1. UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara UU
BUMN 2. UU No 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas UUPT 3. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan POJK Nomor 32 POJK.042014 tentang Rencana
dan Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka POJK
No.32
4. Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-E tentang Kewajiban
Penyampaian Informasi.
TahaPan PenyeLenggaRaan RuPS
Adapun tahapan penyelenggaraan RUPS secara umum sebagaimana
POJK No.32POJK.042014 tanggal 8 Desember 2014 adalah sebagai
berikut:
1. Pemanggilan RUPS dilakukan paling kurang melalui 1 satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran
nasional, situs web Bursa Efek dan situs web Perseroan dalam
jangka waktu paling lambat 21 dua puluh satu sebelum
tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal RUPS.
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
354
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
L APOR
AN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PERUSAHAAN
INFORM ASI
BA GI
INVEST OR
TINJA U
AN OPER
ASIONAL
ANALISIS D
AN PEMBAHASAN
M ANA
JEMEN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
TANGGUNGJA W
AB SOSIAL
PERUSAHAAN
L APOR
AN KEU
ANGAN INFORM
ASI PERUSAHAAN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
2. Sebelum melakukan pemanggilan, 14 empat belas hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS melalui 1 satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web bursa dan situs web perusahaan terbuka.
3. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai
ketentuan POJK No.32, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda Rapat tersebut kepada OJK selambat-lambatnya 5 lima hari kerja sebelum pemberitahuan.
4. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan wajib menyampaikan hasil Rapat selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada
OJK dan Bursa Efek, serta mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 1 satu surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional.
5. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 satu hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.
Tahun 2014 BRI melakukan 2 dua kali RuPS yaitu RuPS Tahunan dan RuPS Luar Biasa dengan keputusan RuPST
diantaranya pembagian dividen sebesar 30 dari laba bersih 2013
Selama tahun 2014, BRI melaksanakan 2 dua kali RUPS, yaitu :
1. RuPS Tahunan RuPST, yang diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2014 bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh 20.998.257.354 saham atau
lebih kurang 85.119 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat
mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan BRI Tahun 2014 adalah sebagai berikut
:
Pengumuman Pemanggilan
Pelaksanaan hasil
diumumkan pada tanggal
24 Februari 2014 Di surat kabar
harian Kompas dan Bisnis
Indonesia diumumkan pada
tanggal 11 Maret 2014
Di surat kabar harian
Kompas dan Bisnis Indonesia
Dilaksanakan pada tanggal
26 Maret 2014 Pukul 09.30 WIB
Bertempat di Gedung BRI 1 Lantai
21 Dipublikasikan pada
tanggal 27 Maret 2014
di surat kabar harian Kompas dan Bisnis
Indonesia
Tahapan penyelenggaraan RUPST berdasarkan peraturan Bapepam-LK IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008
2. RuPS Luar Biasa RuPSLB, yang diselenggarakan pada tanggal 10 Juli 2014 bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh 20.773.262.058 saham atau
lebih kurang 84.207 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran
355
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan penyelenggaraan RUPSLB BRI
Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Pengumuman Pemanggilan
Pelaksanaan hasil
diumumkan pada tanggal
10 Juni 2014 Di surat kabar
harian Kompas dan Bisnis
Indonesia diumumkan pada
tanggal 25 Juni 2014
Di surat kabar harian
Kompas dan Bisnis Indonesia
Dilaksanakan pada tanggal
10 Juli 2014 Pukul 09.30 WIB
Bertempat di Gedung BRI 1 Lantai
21 Dipublikasikan pada
tanggal 11 Juli 2014
di surat kabar harian Kompas dan Bisnis
Indonesia
Tahapan penyelenggaraan RUPSLB berdasarkan peraturan Bapepam-LK IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008
haK Dan Tanggung JaWaB PeMegang SahaM
1. Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan melebihi saham yang dimiliki, kecuali dalam hal : a. Persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
d. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan
kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan Pasal 3 ayat 1 dan ayat 2 UUPT
2. Pemegang saham yang telah tercatat dalam daftar pemegang saham berhak atas bukti kepemilikan saham untuk saham yang dimilikinya yang memberikan hak kepada
Pemegang Saham untuk : a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS
b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT
Pasal 51 UUPT jo. Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 10 Anggaran Dasar BRI 3. Khusus untuk pemegang saham Seri A Dwiwarna memiliki hak khusus yaitu :
a. Mencalonkan anggota DIreksi dan atau anggota Dewan Komisaris Perseroan b. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan atau anggota
Dewan Komisaris c. Menyetujui perubahan anggaran dasar termasuk perubahan modal
356
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
L APOR
AN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PERUSAHAAN
INFORM ASI
BA GI
INVEST OR
TINJA U
AN OPER
ASIONAL
ANALISIS D
AN PEMBAHASAN
M ANA
JEMEN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
TANGGUNGJA W
AB SOSIAL
PERUSAHAAN
L APOR
AN KEU
ANGAN INFORM
ASI PERUSAHAAN
TA TA
KEL OL
A PERUSAHAAN
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
d. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambil alihan dan pemisahan Perseroan,
pengajuan permohonan agar perseroan dinyatakan pailit dan pembubaran Perseroan
e. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan dengan memperhatinak peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 53 UUPT jo. Pasal 5 Anggaran Dasar BRI 4. Setiap pemegang saham berhak mengajukan
gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan
Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS,
Direksi, danatau Dewan Komisaris Pasal 61 ayat 1 UUPT.
5. Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan
harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang
merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:
a. Perubahan anggaran dasar; b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan
Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih
Perseroan; atau c. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
atau pemisahan. 6. Pemegang saham berhak memperoleh
keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi danatau Dewan Komisaris pada
RUPS, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 UUPT
7. Pemegang saham secara sendiri atau bersama- sama yang mewakili 110 atau lebih dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara dapat meminta penyelenggaraan RUPS kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan dengan surat tercatat disertai alasannya dengan syarat :
a. Itikad baik b. Mempertimbangkan kepentingan perusahaan
c. Membutuhkan keputusan RUPS d. Disertai bahan terkait hal yang harus diputus
dalam RUPS e. Tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan
Pasal 79 ayat 2, 3 dan 4 UUPT Jo. Pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 POJK No.32 Tahun 2014 jo Pasal 24 ayat 6
Anggaran Dasar BRI
8. Pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS wajib tidak mengalihkan sahamnya dalam
jangka waktu minimal 6 enam bulan sejak RUPS Pasal 6 POJK No.32 Tahun 2014.
9. Pemegang saham baik perseorangan ataupun yang mewakili 120 atau lebih dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara dapat mengusulkan mata acara RUPS secara tertulis kepada Direksi
minimal 7 tujuh hari sebelum pemanggilan RUPS Pasal 12 POJK No.32 Tahun 2014
10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar RUPS dengan
syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan
menandatangani usul yang bersangkutan Pasal 91 UUPT.
357
laporan tahunan 2014 PT BanK RaKyaT InDoneSIa PeRSeRo Tbk.
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
Kuorum, Keputusan dan Realisasi Keputusan RuPS.
RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2014 menghasilkan berbagai keputusan, dan telah ditindak lanjuti, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :
RIngKaSan KePuTuSan RuPS Tahunan haSIL PeMunguTan
SuaRa
ReaLISaSI RuPS agenda 1
1. Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2013
2. Pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku
2013. 3. Pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya acquit et de charge kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan
dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan
2013. • Pemegang Saham
yang menyatakan Tidak Setuju sejumlah
15.158.500 atau sebesar 0.07 dari jumlah
saham yang hadir ;
• Pemegang saham yang
menyatakan abstain sejumlah 37.444.900
atau sebesar 0.18 dari jumlah saham yang
hadir;
• Pemegang saham yang menyatakan
Setuju sejumlah 20.945.853.954 atau
99.75 dari jumlah yang hadir