Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat

304 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX a. Panglima Besar Komando Tertinggi : PresidenPanglima Tertinggi Soekarno b. Wakil Panglima Besar : Jendral A. H. Nasution c. Kepala Staf : Mayor Jendral Ahmad Yani Adapun susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat adalah sebagai berikut: a. Panglima Mandala : Mayor Jendral Soeharto b. Wakil Panglima I : Kolonel Laut Subono c. Wakil Panglima II : Kolonel Udara Leo Wattimena d. Kepal Staf Umum : Kolonel Achmad Tohir Pada tanggal 15 Januari 1962, sebelum Komando Mandala menyelesaikan konsolidasinya telah terjadi pertempuran Laut Aru. Pertempuran yang tidak seimbang itu terjadi antara tiga perahu motor torpedo boat MTB yang bergabung dalam kesatuan patroli cepat, yakni RI Macan Tutul, RI Macan Kumbang, dan RI Harimau yang sedang patroli rutin di Laut Arafuru, motor torpedo boat MTB ALRI melawan kapal perusak dan Fregot kapal perang Belanda. Akhirnya MTB Macan Tutul terbakar dan tenggelam, sehingga menyebabkan gugurnya Komodor Yos Sudarso. Deputi Kepala Staf ALRI dan Kapten Laut Wiratno beserta awak kapalnya selamat. Untuk mengenang peristiwa tersebut setiap tanggal 15 Januari di peringati sebagai hari Samudra.

3. Operasi untuk Merebut Irian Barat

Dilaksanakannya operasi-operasi untuk merebut Irian Barat didasarkan atas Instruksi Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat No. 1, kepada Panglima Mandala dengan tugasnya sebagai berikut : a. merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan untuk mengembalikan wilayah provinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan negara RI. b. Mengembangkan situasi militer di tengah wilayah provinsi Irian Barat. Dalam rangka melaksanakan instruksi tersebut panglima Mandala menyusun rencana melalui tiga tahap sebagai berikut :

a. Tahap Infiltrasi sampai Akhir Tahun 1962

Dilakukan dengan cara memasukkan 10 kompi TNI ke sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto. Dalam hal ini perjuangan melibatkan peran serta rakyat Irian Barat. Operasi yang Gambar 11.4 Komodor Yos Sudarso Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 305 Perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat dilakukan dengan pendaratan melalui darat dan udara telah berhasil menyusupkan pasukan ABRI dan sukarelawan, antara lain sebagai berikut: 1 Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana. 2 Operasi Srigala di Sorong dan Teminabuan. 3 Operasi Naga di Merauke. 4 Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke. Operasi-operasi tersebut dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 1962.

b. Tahap Ekploitasi Mulai Awal Tahun 1963

Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting. Dalam hal ini akan di lakukan operasi militer yang disebut Operasi Jayawijaya.

c. Tahap Konsolidasi Mulai Awal Tahun 1964

Pada tahap konsolidasi ini komando Mandala berusaha menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat. Sampai pada triwulan ketiga tahun 1962 penyelesaian tugas tersebut harus dipercepat enam bulan dengan membatalkan tahap ekploitasi, karena pada tanggal 18 Agustus 1962 telah dikeluarkan Perintah Penghentian tembak-menembak oleh presiden Panglima Koma ndo Tert inggi Pembebasan Irian Barat. Perintah presiden tersebut di- keluarkan setelah adanya persetujuan antara pemerintah RI dengan kerajaan Belanda mengenai masalah Irian di markas besar PBB New York, yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 1962. Berhasilnya Tri Kora itu berkat penggabungan antara militer dan diplomasi. Diplomasi tanpa dukungan kekuatan militer akan sia-sia seperti yang telah di alami sebelum Tri kora.

4. Persetujuan New York

Kesungguhan yang dilakukan oleh Indonesia dalam perjuangan mengembalikan Irian Barat mengundang simpati diplomat Amerika Serikat, yaitu Ellsworth Bunker. Ia mengajukan usul yang kemudian terkenal dengan nama Rencana Bunker pada bulan Maret 1962. Isi Rencana Bunker, antara lain sebagai berikut : a. Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada RI melalui badan PBB yang disebut United Nations Temporary Excecutive Authority UNTEA. Gambar 11.5 : Pemberangkatan pasukan Brimob menuju Fak-Fak, Irian Barat Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka