Pemberontakan Batalyon 426 Gerakan DITII di Jawa Tengah

320 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

3. Gerakan DITII di Kalimantan Selatan.

Pemberontakan DITII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar, seorang mantan letnan dua TNI. Ia menggalang gerakan bernama Kesatuan Rakyat yang Tertindas. Gerakan tersebut dinyatakan sebagai bagian dari DITII pimpinan Kaar tosuwiryo. Sejak pertengahan Oktober 1950, gerakan yang digalang oleh Ibnu Hajar menyerang pos-pos TNI dan melakukan pengacauan di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Semula pemer intah masih memberikan kesempatan kepada pemberontak untuk menyerahkan diri dan diterima kembali kedalam Angkatan Perang RI. Ibnu Hajar memanfaatkan peluang itu dengan mengelabuhi pemerintah untuk memperoleh senjata. Setelah menerima perlengkapan persenjataa n, Ibnu Hajar kembali melar ikan diri dan melanjutkan pemberontakannya. Perbuatan demikian tidak hanya dilakukan satu kali, maka Pemerintah RI mengambil tindakan tegas untuk menggempur gerombolan Ibnu Hajar. Pada akhir tahun 1959, pasukan gerombolan tersebut dapat ditumpas, dan Ibnu Hajar berhasil ditangkap. Akhirnya pengadilan militer memutuskan hukuman mati.

4. Gerakan DITII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DITII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Latar belakang pemberontakan ini karena kekecewaan Kahar Muzakar atas keinginannya menggabungkan seluruh anggota Komando Gerilya Sulawesi Selatan KGSS ke dalam APRIS di tolak oleh pemerintah. Alasan pemerintah anggota KGSS harus lulus dalam ujian penyaringan. Pemerintah sebenarnya telah mengambil kebijaksanaan untuk menyalurkan bekas-bekas gerilyawan ke dalam Korp Cadangan Nasional. Kahar Muzakar dilantik sebagai komandan Korp Cadangan Nasional dengan pangkat Letnan Kolonel. Niat baik pemerintah tersebut ditolak Kahar Muzakar. Pada saat pelantikannya akan di lakukan pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar bersama pasukannya melarikan diri ke hutan, lengkap dengan senjata yang dimilikinya. Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan bahwa daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwiryo. Kahar Muzakar diangkat oleh Kartosuwiryo menjadi panglima Divisi TII. Kemudian sejak saat itu, selama lebih kurang empat belas tahun pasukan Kahar Muzakar melakukan teror dan pengacauan di Sulawesi Selatan. Gambar 12.3 Letkol Soeharto saat persiapan Operasi Merdeka Timur. Sumber : www.wikipedia.org Peristiwa Tragedi Nasional 321 Pemerintah mengambil tindakan tegas dan mulai melancarkan operasi- operasi militer, meskipun memakan waktu lama. Operasi militer berintikan dari Divisi Siliwangi. Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil di tembak mati.

5. Gerakan DITII di Aceh

Gerakan DITII di Aceh Nangroe Aceh Darussalam dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh. Ia adalah gubernur militer diwilayah Aceh semasa perang kemerdekaan. Namun, usai perang kemerdekaan dan Indonesia kembali ke dalam bentuk negara kesatuan pada tahun 1950, Aceh yang sebelumnya menjadi daerah Istimewa diturunkan statusnya menjadi karesidenan dibawah Provinsi Sumatra Utara. Kebijakan pemerintah tersebut di tentang oleh Daud Beureuh. Pada tanggal 20 September 1953 Daud Beureuh mengeluarkan maklumat tentang penyatuan Aceh kedalam Negara Islam Indonesia NII Kartosuwiryo. Pemberontakan DITII di Nangroe Aceh Darussalam disebabkan soal otonomi daerah, pertentangan antara golongan, dan tidak lancarnya rehabilitasi dan modernisasi daerah. Untuk menumpas pemberontakan tersebut, diselesaikan dengan kombinasi operasi militer dan musyawarah. Musyawarah dilaksanakan pada tanggal 17-28 Desember 1962. Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh tersebut merupakan gagasan Pangdam IIskandar Muda, Kolonel M. Yasin. Berdasarkan musyawarah itu, pemerintah menawarkan amnesti kepada Daud Beureuh asalkan ia bersedia kembali ke tengah masyarakat. Dengan kembalinya Daud Beureuh ke tengah masyarakat maka berakhirlah pemberontakan DITII di Nangroe Aceh Darussalam.

1. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil APRA

Pemberontakan APRA terjadi di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950. Peristiwa ini merupakan bagian dari usaha Belanda untuk mengadu domba, memecah belah serta menghasut rakyat Indonesia agar saling bertikai dan menentang pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk melemahkan bangsa Indonesia agar Belanda dapat kembali melaksanakan kolonialisme di Indonesia.

C. Gerakan APRA, Andi Aziz, RMS dan PRRI Permesta

Cakap Ilmu Berpikir Kritis 1. Bagilah kelas kalian dalam beberapa kelompok 2. Buatlah peta Gerakan DIITII di berbagai daerah 3. Berilah keterangan secukupnya 4. Setelah selesai ketua kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kela s.