Gerakan PRRI Pemerintah Revolusioner Republik Indo- nesia

324 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX Pertentangan antara pemerintah pusat dengan beberapa daerah makin lama makin meningkat. Masalah ekonomi dan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah menjadi penyebab utama pertentangan pusat dan daerah itu. Pada tanggal 9 Januari 1958 berlangsung pertemuan di Sumatera Barat, yang dihadiri oleh Letnan Kolonel Achmad Hussein, Letnan Kolonel Sumual, Kolonel Simbolon, Kolonel Dahlan Djambek, dan Kolonel Zulkifli Lubis. Sedangkan dari pihak sipil hadir tokoh-tokoh, seperti M. Natsir, Syarif Usman, Burhanuddin Harahap dan Syafruddin Prawiranegara. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pembentukan pemerintahan baru serta hal-hal yang berhubungan dengan hal itu. Pada hari berikutnya tanggal 10 Februari 1958 Achmad Hussein pimpinan Dewan Banteng mengadakan rapat raksasa di Padang dan menuntut agar Kabinet Djuanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden. Ia mengancam akan mengadakan gerakan jika tuntutannya itu tidak dipenuhi. Terhadap tuntutan tokoh-tokoh daerah tersebut, pemerintah menolak dan mengambil tindakan tegas, sebagai berikut: a. Memecat Letnan Kolonel Achmad Hussein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dahlan Djambek, dan Kolonel Simbolon dari jabatan militernya. b. Membekukan Komando Daerah Militer Sumatera Tengah dan meletak- kannya langsung di bawah KSAD Mayor Jenderal A.H. Nasution. Achmad Hussein menjawab tindakan pemerintah dengan memproklamasi- kan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PRRI. Kabinet PRRI itu dipimpin oleh Perdana Menteri Syafruddin Prawiranegara . Untuk menghadapi gerakan PRRI, pemerintah melaksanakan operasi militer gabungan dari AD, AL dan AU yang diberi nama Operasi 17 Agustus di bawah komando Kolonel Achmad Yani. Adapun tujuan operasi ini adalah: a. Mematahkan gerakan separatis PRRI b. Mencegah meluasnya gerakan separatis PRRI c. Menangkal kemungkinan ikut campurnya kekuatan asing intervensi sehubungan dengan warga negara serta modalnya yang ditanam di wilayah yang bergolak.

5. Gerakan Permesta

Seiring berdirinya PRRI di Bukittinggi, di Sulawesi Utara juga berdiri gerakan separatis yang menamakan diri Perjuangan Rakyat Semesta Permesta. Daerah kekuasaannya meliputi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Gerakan Permesta dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual, ketua Dewan Manguni yang didirikan di Menado. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Permesta yaitu dengan melancarkan operasi militer yang diberi nama Operasi Merdeka di bawah komando Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat. Pada bulanApril 1958 operasi ini mulai dilancarkan ke Sulawesi Utara yang kemudian dilanjutkan ke daerah-daerah tempat pemberontak bergerilya. Peristiwa Tragedi Nasional 325 Gerakan separ atis Per mesta ternyata mendapat bantuan dari pihak asing. Hal ini terbukti dengan tertembak jatuhnya pesawat udara yang dikemudikan Allan P ope, seorang berkebangsaan Amerika Serikat. Gambar 12.6 Letkol. Sumual dan Mayor Gerungan Sumber : www.wikipedia.org

1. Tampilnya Angkatan Darat dan PKI

Angkatan Darat sebagai inti kekuatan TNI telah berupaya terjun dalam bidang politik sejak masa Demokrasi Liberal. Upaya tersebut berawal dari keprihatinan atas tidak stabilnya politik dan keamanan, karena persaingan antar partai yang tidak sehat pada saat itu. Adanya operasi pembebasan Irian Barat semakin memperkuat posisi Angkatan Darat. Para perwira Angkatan Darat terjun menangani nasionalisasi perusahaan Belanda. Pada masa Demokrasi Terpimpin, PKI semakin disegani karena selalu berupaya sebagai barisan terdepan mendukung kebijakan Presiden. Bahkan PKI semakin diuntungkan oleh pemberlakuan berbagai ajaran Presiden Soekarno, seperti Manipol, Nasakom, dan Resopim. Ajaran tersebut menempatkan PKI sebagai kekuatan politik yang sah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Politik konfrontasi terhadap Malaysia oleh pemerintah Indonesia semakin memperkuat kedudukan PKI. PKI sebagai pionir menggelorakan kampanye Ganyang Malaysia. Bahkan PKI menjadi andalan Presiden untuk membina hubungan dengan negara-negara komunis, serta menggalang politik poros Jakarta-Peking Beijing.

D. Gerakan G 30 S PKI 1965

Cakap Ilmu Kerjakan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini 1. Apakah tuntutan-tuntutan dari daerah-daerah terhadap pemerintah pusat? 2. Bagaimana usaha pemerintah pusat untuk meredakan ketegangan hubungan pusat dengan daerah? 3. Bagaimana usaha pemerintah menanggulangi pembrontakan PRRI? 4. Mengapa usaha menumpas pembrontakan Permesta lebih berat bagi pemerintah?