Gerakan Andi Aziz Gerakan APRA, Andi Aziz, RMS dan PRRI Permesta

Peristiwa Tragedi Nasional 323 didalangi oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, bekas Jaksa Agung NIT.

3. Gerakan Republik Maluku Selatan RMS

Kegagalan pemberontakan Andi Aziz tidak membuat Dr. Soumokil putus asa. Di Maluku ia berhasil menggalang kekuatan dan melancarkan pemberontakan baru. Pada tanggal 25 April 1950 Dr. Soumokil mengumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan RMS. Dalam proklamasinya, RMS terlepas dari RIS dan NIT. Pemerintah Indonesia segera mengutus Dr. Leimena untuk mengajak Dr. Soumokil berdamai. Namun Dr. Soumokil ternyata menolak tawaran damai ini. Oleh karena itu, pemerintah terpaksa menempuh operasi militer untuk menumpas RMS di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pada bulan November 1950 APRISTNI telah berhasil menguasai sebagian besar Maluku termasuk kota Ambon. Dalam waktu singkat gerombolan RMS berhasil dihancurkan. Sisa-sisanya ada yang melarikan diri ke luar negeri. Sedangkan Dr. Soumokil juga berhasil lolos dan bersembunyi di dalam hutan di Pulau Seram. Gembong RMS tersebut baru tertangkap pada bulan Desember 1963. Di depan sidang Mahkamah Militer Luar Biasa Mahmilub ia dijatuhi hukuman mati.

4. Gerakan PRRI Pemerintah Revolusioner Republik Indo- nesia

Terjadinya pergolakan PRRI dan Permesta didahului dengan terbentuknya dewan-dewan di daerah-daerah oleh beberapa panglima tentara yang tidak memiliki loyalitas terhadap negara. Adapun nama dewan-dewan daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pemerintah melihat pembentukan dewan-dewan daerah itu sebagai benih- benih separatisme. Usaha pemerintah untuk membubarkan dewan-dewan Daerah tersebut adalah: a. Mengirim utusan ke Sumatera Tengah yang terdiri atas Kol. Dahlan Djambek, Zaenal Abidin Ahmad, dan Eni Makarim. b. Mengirim Suparman sebagai utusan ke Sumatera Selatan. c. Mengirim Maengkom sebagai utusan ke Sulawesi Utara. d. Menyelenggarakan Konferensi Panglima Tentara dan Teritorium seluruh Indonesia pada bulan Maret 1957. e. Menyelenggarakan musyawarah nasional dan musyawarah nasional pembangunan pada tanggal 14 September 1957. a. Dewan Gajah diketuai oleh Kolonel Mauludin Simbolon di Medan b. Dewan Garuda diketuai oleh Letnan Kolonel Barlian di Sumatera Selatan c. Dewan Manguni dibentuk oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual di Manado 324 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX Pertentangan antara pemerintah pusat dengan beberapa daerah makin lama makin meningkat. Masalah ekonomi dan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah menjadi penyebab utama pertentangan pusat dan daerah itu. Pada tanggal 9 Januari 1958 berlangsung pertemuan di Sumatera Barat, yang dihadiri oleh Letnan Kolonel Achmad Hussein, Letnan Kolonel Sumual, Kolonel Simbolon, Kolonel Dahlan Djambek, dan Kolonel Zulkifli Lubis. Sedangkan dari pihak sipil hadir tokoh-tokoh, seperti M. Natsir, Syarif Usman, Burhanuddin Harahap dan Syafruddin Prawiranegara. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pembentukan pemerintahan baru serta hal-hal yang berhubungan dengan hal itu. Pada hari berikutnya tanggal 10 Februari 1958 Achmad Hussein pimpinan Dewan Banteng mengadakan rapat raksasa di Padang dan menuntut agar Kabinet Djuanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden. Ia mengancam akan mengadakan gerakan jika tuntutannya itu tidak dipenuhi. Terhadap tuntutan tokoh-tokoh daerah tersebut, pemerintah menolak dan mengambil tindakan tegas, sebagai berikut: a. Memecat Letnan Kolonel Achmad Hussein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dahlan Djambek, dan Kolonel Simbolon dari jabatan militernya. b. Membekukan Komando Daerah Militer Sumatera Tengah dan meletak- kannya langsung di bawah KSAD Mayor Jenderal A.H. Nasution. Achmad Hussein menjawab tindakan pemerintah dengan memproklamasi- kan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PRRI. Kabinet PRRI itu dipimpin oleh Perdana Menteri Syafruddin Prawiranegara . Untuk menghadapi gerakan PRRI, pemerintah melaksanakan operasi militer gabungan dari AD, AL dan AU yang diberi nama Operasi 17 Agustus di bawah komando Kolonel Achmad Yani. Adapun tujuan operasi ini adalah: a. Mematahkan gerakan separatis PRRI b. Mencegah meluasnya gerakan separatis PRRI c. Menangkal kemungkinan ikut campurnya kekuatan asing intervensi sehubungan dengan warga negara serta modalnya yang ditanam di wilayah yang bergolak.

5. Gerakan Permesta

Seiring berdirinya PRRI di Bukittinggi, di Sulawesi Utara juga berdiri gerakan separatis yang menamakan diri Perjuangan Rakyat Semesta Permesta. Daerah kekuasaannya meliputi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Gerakan Permesta dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual, ketua Dewan Manguni yang didirikan di Menado. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Permesta yaitu dengan melancarkan operasi militer yang diberi nama Operasi Merdeka di bawah komando Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat. Pada bulanApril 1958 operasi ini mulai dilancarkan ke Sulawesi Utara yang kemudian dilanjutkan ke daerah-daerah tempat pemberontak bergerilya.