Kabinet Ali Sastroamijoyo I Kabinet Burhanuddin Harahap

90 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II

Setelah menerima kembali mandat dari Kabinet Burhanuddin Harahap, Presiden Soekarno menunjuk Ali Sastroamijoyo sebagai formatur untuk membentuk kabinet baru. Ia akhirnya berhasil membentuk kabinet baru dengan didukung oleh Masyumi dan NU dan sejumlah partai kecil. Kabinet Ali Sastroamijoyo dilantik pada tanggal 24 Maret 1955. Program-program kerja Kabinet Ali II adalah sebagai berikut : ♦ Merencanakan dan melaksanakan Pembangunan Lima Tahun ♦ Mengembalikan Irian Barat ke pangkuan RI ♦ Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai Kabinet Ali II, antara lain, sebagai berikut : ♦ Dibangunnya Pabrik Semen Gresik. ♦ Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Kabinet Ali II dihadapkan dengan terjadinya berbagai pergolakan di daerah-daerah. Berbagai pergolakan itu didahului dengan terbentuknya dewan-dewan oleh tokoh-tokoh militer di daerah. Mereka menentang pemerintah pusat yang dinilai tidak berhasil dalam meningkatkan ekonomi. Adapun beberapa dewan daerah yang memberontak tersebut antara lain sebagai berikut: ♦ Dewan Banteng di bawah pimpinan Kolonel Achmad Hussein. ♦ Dewan Gajah di bawah pimpinan Kolonel Simbolon ♦ Dewan Garuda di bawah Letnan Kolonel Barlian ♦ Dewan Manguni di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ventje Sumual Berbagai dewan daerah tersebut menyatakan mengambil alih kekuasaan atas pemerintah daerah mereka masing-masing. Dalam kondisi demikian, Masyumi juga menyatakan keluar dari Kabinet Ali dengan menarik menteri- menterinya. Berbagai peristiwa tersebut sangat melemahkan kabinet Ali sehingga pada tanggal 14 Maret 1957 Ali Sastroamijoyo terpaksa menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno.

7. Kabinet Juanda

Kabinet Juanda juga disebut Kabinet Karya dan terbentuk pada tanggal 9 April 1957. Sebagai perdana menteri ialah Ir. Juanda dengan didampingi oleh Mr. Hardi, Idham Cholid dan dr. Leimena sebagai wakilnya. Program kerja Kabinet Juanda meliputi lima pasal yang disebut Pancakarya, yaitu sebagai berikut: a. Membentuk dewan nasional. b. Normalisasi keadaan Republik Indonesia. c. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB 91 Perkembangan Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan d. Menyelesaikan masalah Irian Barat dan. e. Menggiatkan pembangunan. Beberapa hal penting yang terjadi pada masa Kabinet Karya, antara lain, sebagai berikut : a. H. Nasution mengusulkan Dwifungsi ABRI. b. Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selain menghadapi pem- berontakan dari berbagai dewan daerah, semasa Kabinet Juanda juga terjadi peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno yang dikenal dengan Peristiwa Cikini. Peristiwa ini terja di pada saat Presiden Sukarno mengadakan kunjungan ke Perguruan Cikini di Jakarta pada tanggal 30 November 1957. Kabinet karya harus mengakhiri pemerintahannya sehubungan dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang salah satu isinya menyebutkan kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950. Indonesia menghadapi permasalahan yang pelik di bidang ekonomi setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda, pemerintah Indonesia memiliki beban hutang luar negeri yang ditanggung sebesar Rp 1.500,- juta dan hutang dalam negeri sejumlah Rp. 2.800,- juta. Struktur ekonomi yang kita warisi adalah berat sebelah antara ekspor dan impor dan dominasi perusahaan kolonial dan nasional. Menurut Konferensi Meja Bundar pemerintah Indonesia harus menghormati hak-hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan swasta Belanda di Indonesia. Sehingga perekonomian Indonesia masih tetap dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan Belanda, seperti: 1 Jacobson van den Berg, 2 Lindeteves, 3Internatio, 4 Geo Wehry dan 5 Borneo- Sumatera Maatschappij. Kelima perusahaan swasta Belanda tersebut sering disebut dengan “the big five” yang mendominasi dan memonopoli perekonomian Indonesia. Untuk mengurangi kekuasaan ekonomi kononial dan sekaligus mendorong perkembangan usaha swasta pribumi, pemerintah mengambil langkah-langkah guna membangun ekonomi nasional. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam membangun ekonomi nasional adalah sebagai berikut:

B. Kehidupan Ekonomi

Dalam mempertahankan persatuan, para pemimpin bangsa menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Namun, para pemimpin bangsa bertekad untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut demi mewujudkan cita-citanya. Dilandasi dengan rasa persatuan dan rela berkorban, para pemimpin bangsa mampu mengesampingkan berbagai perbedaan demi mewujudkan cita-cita bangsa. Cakrawala