Penumpasan Terhadap PKI Madiun

318 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX Pada awalnya didirikannya Darul Islam bertujuan untuk menentang penjajahan Belanda. Namun dalam perkembangannya setelah Darul Islam kedudukannya semakin kuat justru mengadakan perlawanan terhadap Pemerintah RI. Meletusnya pemberontakan DITII di Jawa Barat ketika TNI kosong, akibat keputusan perjanjian Renville yang mengharuskan pasukan TNI ditarik dari kantong-kantong gerilya menuju ke wilayah RI. Gerakan DITII terjadi di beberapa daerah di Indonesia, antara lain seperti berikut:

1. Gerakan DITII di Jawa Barat

Darul Islam DI dengan pimpinan SM. Kartosuwiryo kemudian memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia NII pada tanggal 17 Agustus 1949, dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia TII. Mereka bekerja sama dengan kaum subversi asing Belanda untuk memperoleh bantuan keuangan, perlengkapan, dan senjata. DITII sering melaksanakan aksi teror terhadap penduduk dengan merampas harta benda, membakar rumah-rumah penduduk, bahkan menyiksa penduduk yang berani menentangnya, juga membongkar rel-rel kereta api agar kereta api yang lewat tergelincir kemudian harta bendanya dirampas. DITII adalah merupakan persoalan politik dan militer. Golongan DITII ingin menyingkirkan ideologi Pancasila yang merupakan dasar negara RI dan akan membentuk negara Islam. Kartosuwiryo tidak mau hijrah dari kantong- kantong gerilya menuju ke wilayah RI, sesuai dengan hasil perundingan Renville karena ia tidak mengakui lagi Republik Indonesia. Bahkan seluruh Jawa Barat dianggap sebagai daerah kekuasaannya. Untuk meredam pemberontakannya mula-mula dilakukan pendekatan persuatif, yakni dengan musyawarah untuk mencapai saling pengertian. Karena tidak berhasil, kemudian pemerintah RI menempuh cara tegas melalui operasi militer. Operasi militer terhadap DITII di Jawa Barat secara resmi mulai pada tanggal 27 Agustus 1949, namun akibat campur tangan golongan politik tertentu dan kekuatan kolonialis, pelaksanaannya tidak berjalan lancar. Kesibukan TNI, terutama di Divisi Siliwangi memadamkan pemberontakan PKI Madiun dan melawan agresi militer Belanda II menjadi penyebab penumpasan yang berlarut-larut. Mulai tahun 1960-an, pasukan Siliwangi mulai melancarkan operasi militer secara besar-besaran dan terorganisir. Dalam operasi melawan DITII dipergunakan Taktik Pagar Betis yang melibatkan rakyat dalam jumlah banyak untuk mengepung persembunyian pemberontak. Taktik tersebut bertujuan untuk mempersempit ruang gerak mereka, dan basis-basis pertahanan mereka

B. Gerakan DI TI I

Peristiwa Tragedi Nasional 319 dikepung. Selain itu, dilaksanakan pula operasi tempur yang sasarannya langsung menuju basis mereka yakni Operasi Bratayudha. Dengan bant uan rakyat da lam operasi Bratayhuda posisi pemberontak semakin ter- kepung, akhirnya pada tanggal 4 juni 1962 Kartosuwiryo beserta keluarga dan pengawalnya tertangkap di hutan Gunung Geber, Majalaya, Tasikmalaya. Kastosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

2. Gerakan DITII di Jawa Tengah

Pemberontakan di DITII Jawa Tengah terjadi di sejumlah daerah yang terpisah walaupun saling berhubungan, yakni sebagai berikut:

a. Gerakan Amir Fatah

Pemberontak DITII yang terjadi di daerah Brebes, Tegal, dan Peka longan di Pimpin oleh Amir Fata h. Ia diangkat oleh S.M.Kartosuwiryo menjadi komandan pertempuran Jawa Tengah, dengan pangkat Jendral Mayor TII. Untuk menumpas gerombolan DI TII tersebut, pada bulan Januari 1950 dibentuk suatu Komando Operasi yang disebut Gerakan Banteng Negara GBN. Operasi Banteng Negara berturut-turut dipimpin oleh Letkol Sarbini, Letkol .M. Bachrun, dan Letkol. Ahmad Yani. Daerah operasi dikenal dengan daerah GBN.

b. Gerakan Angkatan Umat Islam

Di daerah Kebumen, segera setelah pengakuan kedaulatan, terjadi pemberontakan yang dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam. Gerakan ini dipelopori oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdurachman yang dikenal sebagai Kyai Somalangu. Gerombolan ini dapat ditumpas dalam waktu tiga bulan, oleh pasukan divisi Diponegoro dibawah pimpinan Letkol. Ahmad Yani. Sedangkan sisa-sisa pemberontakan bergabung ke Gerakan Amir Fatah.

c. Pemberontakan Batalyon 426

Pemberontakan ini terjadi di Kudus dan Magelang pada bulan Desember 1951. Batalyon 426 ini menggabungkan diri dengan DITII. Akibat pemberontakan itu, gerakan DITII di Jawa Tengah menjadi masalah amat berat. Untuk menumpas pemberontakan, Divisi Diponegoro melancarkan operasi militer bernama Operasi Merdeka Timur yang di pimpin oleh Letkol. Soeharto, komandan Brigade Pragolo. Kekuatan pemberontak dapat dihancurkan awal tahun 1952. Gambar 12.2 Keganasan DITII di Jawa Barat Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka