Tahap Infiltrasi sampai Akhir Tahun 1962

305 Perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat dilakukan dengan pendaratan melalui darat dan udara telah berhasil menyusupkan pasukan ABRI dan sukarelawan, antara lain sebagai berikut: 1 Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana. 2 Operasi Srigala di Sorong dan Teminabuan. 3 Operasi Naga di Merauke. 4 Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke. Operasi-operasi tersebut dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 1962.

b. Tahap Ekploitasi Mulai Awal Tahun 1963

Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting. Dalam hal ini akan di lakukan operasi militer yang disebut Operasi Jayawijaya.

c. Tahap Konsolidasi Mulai Awal Tahun 1964

Pada tahap konsolidasi ini komando Mandala berusaha menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat. Sampai pada triwulan ketiga tahun 1962 penyelesaian tugas tersebut harus dipercepat enam bulan dengan membatalkan tahap ekploitasi, karena pada tanggal 18 Agustus 1962 telah dikeluarkan Perintah Penghentian tembak-menembak oleh presiden Panglima Koma ndo Tert inggi Pembebasan Irian Barat. Perintah presiden tersebut di- keluarkan setelah adanya persetujuan antara pemerintah RI dengan kerajaan Belanda mengenai masalah Irian di markas besar PBB New York, yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 1962. Berhasilnya Tri Kora itu berkat penggabungan antara militer dan diplomasi. Diplomasi tanpa dukungan kekuatan militer akan sia-sia seperti yang telah di alami sebelum Tri kora.

4. Persetujuan New York

Kesungguhan yang dilakukan oleh Indonesia dalam perjuangan mengembalikan Irian Barat mengundang simpati diplomat Amerika Serikat, yaitu Ellsworth Bunker. Ia mengajukan usul yang kemudian terkenal dengan nama Rencana Bunker pada bulan Maret 1962. Isi Rencana Bunker, antara lain sebagai berikut : a. Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada RI melalui badan PBB yang disebut United Nations Temporary Excecutive Authority UNTEA. Gambar 11.5 : Pemberangkatan pasukan Brimob menuju Fak-Fak, Irian Barat Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 306 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX b. Adanya Penentuan Pendapat Rakyat PEPERA di Irian Barat. Sebagai tindak lanjut Rencana Bunker, pada tanggal 15 Agustus 1962 di New York diadakan perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang disebut Perjanjian New York. Penandatanganan Perjanjian New York dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Subandrio mewakili RI dengan Van Royen dan Schurmann yang mewakili Belanda. Sedangkan Sekjen PBB U Thant dan Bunker menyaksikan penandatanganan tersebut. Isi perjanjian New York adalah sebagai berikut : a. Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia dan Belanda, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA akan berada di Irian Barat, dan bendera Belanda diganti bendera PBB. b. Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat, tetapi berstatus di bawah kekuasaan pemerintah sementara PBB. c. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur dikembalikan, bagi yang belum pulang di tempatkan di bawah pengawasan PBB dan tidak boleh dipakai untuk operasi-operasi militer. d. Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainya berlaku lalu lintas bebas. e. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB. f. Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963, dan selambat-lambatnya pada hari itu juga Pemerintah RI secara resmi menerima pemerintahan di Irian Barat dari Pemerintahan sementara UNTEA Selanjutnya untuk menjamin keamanan di wilayah Irian Barat, dibentuk pasukan keamanan PBB yang dinamakan United Nations Security Forces UNSF di bawah Pimpinan Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan. Pemerintah Sementara PBB berada di bawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran. Hal ini memperlancar kegiatan pemerintahan, sehingga tepat 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada RI. Sebagai gubernur Irian Barat yang pertama di angkat putra Irian Barat asli, yaitu E. J. Bonay. Bersamaan dengan kembalinya Irian Barat secara resmi ke pangkuan Republik Indonesia, maka pada tanggal 1 Mei 1963 Komando Mandala di bubarkan oleh Presiden Soekarno. Operasi terakhir yang dilaksanakan oleh Komando Mandala adalah operasi Wisnumurti yang bertugas dalam pengamanan penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah RI. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah RI untuk memajukan kesejahteraan rakyat Irian Barat, antara lain : a. Dalam bidang pendidikan, dengan mengirim guru-guru. b. Dalam bidang sosial, mengakhiri cara hidup yang terlalu sederhana atau primitif dengan menyelenggarakan operasi Busana.