Persetujuan New York Perjuangan Melalui Konfrontasi Bersenjata

306 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX b. Adanya Penentuan Pendapat Rakyat PEPERA di Irian Barat. Sebagai tindak lanjut Rencana Bunker, pada tanggal 15 Agustus 1962 di New York diadakan perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang disebut Perjanjian New York. Penandatanganan Perjanjian New York dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Subandrio mewakili RI dengan Van Royen dan Schurmann yang mewakili Belanda. Sedangkan Sekjen PBB U Thant dan Bunker menyaksikan penandatanganan tersebut. Isi perjanjian New York adalah sebagai berikut : a. Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia dan Belanda, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA akan berada di Irian Barat, dan bendera Belanda diganti bendera PBB. b. Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat, tetapi berstatus di bawah kekuasaan pemerintah sementara PBB. c. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur dikembalikan, bagi yang belum pulang di tempatkan di bawah pengawasan PBB dan tidak boleh dipakai untuk operasi-operasi militer. d. Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainya berlaku lalu lintas bebas. e. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB. f. Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963, dan selambat-lambatnya pada hari itu juga Pemerintah RI secara resmi menerima pemerintahan di Irian Barat dari Pemerintahan sementara UNTEA Selanjutnya untuk menjamin keamanan di wilayah Irian Barat, dibentuk pasukan keamanan PBB yang dinamakan United Nations Security Forces UNSF di bawah Pimpinan Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan. Pemerintah Sementara PBB berada di bawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran. Hal ini memperlancar kegiatan pemerintahan, sehingga tepat 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada RI. Sebagai gubernur Irian Barat yang pertama di angkat putra Irian Barat asli, yaitu E. J. Bonay. Bersamaan dengan kembalinya Irian Barat secara resmi ke pangkuan Republik Indonesia, maka pada tanggal 1 Mei 1963 Komando Mandala di bubarkan oleh Presiden Soekarno. Operasi terakhir yang dilaksanakan oleh Komando Mandala adalah operasi Wisnumurti yang bertugas dalam pengamanan penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah RI. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah RI untuk memajukan kesejahteraan rakyat Irian Barat, antara lain : a. Dalam bidang pendidikan, dengan mengirim guru-guru. b. Dalam bidang sosial, mengakhiri cara hidup yang terlalu sederhana atau primitif dengan menyelenggarakan operasi Busana. 307 Perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat

5. Penentuan Pendapat Rakyat Pepera

Sebagai wujud perjanjian New York, sebelum akhir tahun 1969 diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat Pepera. Adapun pelaksanaan Pepera ditempuh melalui tiga tahap. c. Mendirikan IKIPUniversitas Cendrawasih. d. Membangun industri dan pertambangan, yaitu Pertamina dan Pertambangan Tembaga. Usaha-usaha tersebut ternyata memberikan nilai lebih tersendiri bagi masyarakat Irian Barat, sehingga dalam penyelenggaraan Pepera menghasilkan pendapat rakyat Irian Barat tetap bersatu dengan Republik Indonesia. Gambar 11.6 Pengibaran bendera Merah Putih dalam upacara penyerahan Irian Barat dari UNTEA kepada Indonesia. Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 Cakrawala Tokoh-tokoh yang besar jasanya dalam pembebasan Irian Barat adalah Mayjen Soeharto, Komodor Yos Sudarso, Kapten Laut Wiratno, Kolonel Sudomo, dan Kolonel Udara Wattimena. Selain itu juga sukarelawati “Srikandi” Herlina yang banyak jasanya dalam pembinaan Teritorial. Herlina mendapat hadiah Pending Emas dari Pemerintah dalam pembebasan Irian Barat secara heroik. Pengalamannya dibukukan dalam karya tulis yang berjudul Pending Emas. 308 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX a. Tahap pertama, dimulai pada tanggal 24 Maret 1969 dilakukan konsultasi dengan dewan-dewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera. b. Tahap kedua, yaitu pemilihan Anggota Dewan Musyawarah Pepera yang berakhir pada bulan juni 1969 dengan dipilihnya 1.026 anggota dari delapan kabupaten, terdiri dari 983 pria dan 43 wanita. c. Tahap ketiga, adalah pelaksanaan Pepera yang di berlakukan di kabupaten-kabupaten, mulai tanggal 14 Juli 1969 di Merauke dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura. Hasil Pepera selanjutnya dibawa ke forum PBB, oleh utusan sekjen PBB Ortis Sanz untuk di laporkan dalam Sidang Umum PBB ke-24 November 1969. Pada tanggal 19 November 1969 Sidang Umum PBB menyetujui Resolusi Belanda, Malaysia, Muangthai, Thailand, Belgia, Luxemburg, dan Indonesia agar Sidang Umum PBB menerima hasil-hasil Pepera yang telah dilaksanakan sesuai dengan isi Persetujuan New York. Cakrawala Dewan musyawarah Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia. Pelaksanaan Pepera dalam tiap tahapnya disaksikan oleh utusan Sekjen PBB Ortis Sanz. Pada sidang Dewan Musyawarah Pepera dihadiri oleh beberapa duta besar asing di Jakarta, antara lain Dubes Australia dan Dubes Belanda. Cakap Ilmu 1. Buatlah uraian tentang pertempuran di Laut Aru 2. Untuk keperluan itu, kamu dapat mencari sumber-sumber dari buku, majalah, surat kabar atau internet. 3. Berikan ulasanmu mengenai pertempuran di Laut Aru tersebut 4. Hasilnya serahkan kepada gurumu