Bidang Ekonomi Langkah Kebijakan di Bidang Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya

343 Berakirnya Masa Orde Baru dan Lahirnya Reformasi a. Pangan d. Perumahan rakyat b. Sandang e. Perluasan lapangan kerja c. Perbaikan prasarana f. kesejahteraan rohani Pelaksanaan pembangunan ini bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu: a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi c. Stabilitas pembangunan yang sehat dan dinamis Asas pembangunan yang dilakukan Orde Baru, adalah: a. Asas manfaat b. Asas demokrasi c. Asas adil dan merata d. Asas kesadaran e. Asas usaha bersama dan kekeluargaan f. Asas perikehidupan dalam keseimbangan g. Asas kepercayaan pada diri sendiri Adapun modal dasar pembangunan nasional adalah: a. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa b. Kedudukan geografi c. Sumber-sumber kekayaan alam d. Jumlah penduduk e. Modal rohani dan mental f. Modal budaya g. Potensi efektif bangsa h. Angkatan bersenjata Faktor-faktor dominan yang menggerakkan modal dasar untuk mencapai pembangunan adalah: a. Faktor demografi dan sosial-budaya b. Faktor klimatologi c. Faktor geografi, hidrografi, geologi dan topografi d. Faktor flora dan fauna e. Faktor kemungkinan pengembangan Cakap Ilmu Menurut Bank Dunia pada tahun 1997, 30 persen bantuan luar negeri telah diselewengkan pada masa Orde Baru. Terjadinya praktik KKN pemerintahan Orde Baru tersebut telah membawa dampak di bidang kesejahteraan rakyat, seperti buruknya sarana pendidikan dan pelayanan kesehatan. Coba ungkapkan pendapat Anda mengenai dampak praktik KKN bagi sektor pendidikan di depan kelas. 344 IPS Terpadu 9 untuk Kelas IX

4. Bidang Sosial-Budaya

Perkembangan kehidupan sosial-budaya masa pemerintahan Orde Baru dapat dilihat dari berbagai bidang. Dalam bidang kependudukan pemerintah berusaha menekan pertumbuhan penduduk dengan melaksanakan Program Keluarga Berencana KB. Sehingga di tahun 1970-an laju pertumbuhan penduduk sekitar 2,3 dapat ditekan menjadi 1,6 setiap tahun di tahun 1990-an. Begitu juga dengan usia harapan hidup, tahun 1970-an rata-rata sekitar 50 tahun, tetapi ditahun 1990-an menjadi 61 tahun. Melalui Program Puskesmas dan Posyandu angka kematian bayi menurun dari 142 menjadi 63 per seribu kelahiran. Di bidang pendidikan pemerintah meningkatkan pengadaan fasilitas pendidikan dasar, sehingga dapat menampung anak-anak Indonesia usia sekolah dasar. Hal ini sangat menunjang pelaksanaan wajib belajar 6 tahun, yang sekarang meningkat menjadi wajar 9 tahun. Pada tahun 1990-an jumlah rakyat buta huruf menurun menjadi 17 dari 39 pada tahun 1971. Di bidang tenaga kerja terkena dampak positif dari meningkatnya pemerataan pendidikan. Pada tahun 1971 sekitar 43 angkatan kerja berasal dari tenaga yang belum pernah sekolah dan 2,8 lulusan SMTA ke atas. Kondisi ini telah berubah pada tahun 1990-an dimana angkatan kerja terdiri dari 17 belum pernah sekolah, 15 lulusan SMTA ke atas.

C. Ja t uhny a Pem er int a ha n Orde Ba ru

Pada mulanya, tampilnya Orde Baru adalah sebagai koreksi total terhadap Orde Lama yakni pemerintahan sebelumnya. Namun pada pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan Orde Lama. Berbagai bentuk penyimpangan dan penyelewangan tetap saja terjadi pada masa berlangsungnya Orde Ba ru. Pemerintaha n Orde Baru mengembangkan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN dalam melaksanakan pembangunan baik dibidang politik maupun ekonomi. Pemberantasan praktik KKN inilah yang menjadi isu sentral yang disampaikan gerakan mahasiswa dalam aksinya menjelang kejatuhan pemerintahan Orde Baru. Cakap Ilmu Diskusikan dengan teman-temanmu dalam kelompok kecil tentang masalah- masalah berikut ini 1. Mengapa Supersemar menjadi landasan yuridis bagi Letnan Jendral Soeharto? 2. Mengapa Pemerintahan Orde Baru perlu memperbaiki di bidang Politik dan ekonomi? 3. Hasil diskusi kalian kemudian presentasikan di depan kelas 345 Berakirnya Masa Orde Baru dan Lahirnya Reformasi Dalam bidang ekonomi, selama pemerintahan Orde Baru rakyat terpedaya oleh gambaran fisik lahiriah dengan menunjukkan seolah-olah Indonesia telah berhasil dalam pembangunan Nasional. Dari data statistik mengenai hasil pembangunan di bidang ekonomi, pendapatan perkapita Indonesia pertahun 1960- 1970-an sekitar 70 dolar AS, sampai juni 1997 telah meningkat menjadi 1.185 dolar AS. Peningkatan itu merupakan pertumbuhan yang luar biasa. Tetapi, peningkatan itu dibangun di atas pondasi ekonomi yang keropos. Pertumbuhan yang dicapai hanya semu belaka karena berasal dari hutang-hutang luar negeri yang kelak akan menjadi beban yang berat bagi negara. Pembangunan di Indonesia ternyata hasilnya hanya dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Bagi sekelompok konglomerat ba hkan menggenggam 70 ekonomi Nasional. Pembangunan yang dilangsungkan selama ini cenderung terpusat dan tidak merata kesemua lapisan masyarakat. Tidak meratanya hasil-hasil pembagunan di negeri ini tampak dari kenyataan miskinnya sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar, seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Papua. Pada bulan Juli 1997 bangsa Indonesia terkena krisis moneter yang menyebabkan bangkrutnya perbankan dan meluas menjadi krisis ekonomi. Nilai rupiah terhadap US dollar yang semula berkisar Rp. 2.300,00 merosot tajam sampai menembus level Rp. 15.000,00 per US dollar. Krisis ini juga berdampak pada bangkrutnya banyak perusahaan, pemutusan hubungan kerja PHK terjadi dimana-mana dan naiknya harga-harga yang tidak terkendali. Kondisi ini menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Mahasiswa mulai turun ke jalan-jalan melakukan demonstasi menuntut reformasi total di segala bidang termasuk menuntut turunnya Suharto dari kursi kepresidenan. Gelombang demontrasi mahasiswa semakin meluas di seluruh kota di Indonesia, dengan pusat gerakan di kampus perguruan tinggi masing-masing. Tuntutan para mahasiswa dalam aksi-aksinya antara lain: a. Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN. b. Turunnya Presiden Suharto dari kursi kepresidenan. c. Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR. d. Reformasi total di bidang plitik, ekonomi, sosial-budaya dan hukum. Cakrawala Akibat krisis moneter, banyak perusahaan yang tidak bisa melanjutkan usahanya dan melakukan PHK terhadap para karyawan, sehingga tingkat pengangguran meningkat drastis. Selain itu, jumlah penduduk miskin terus bertambah akibat krisis ekonomi, sehingga angka pengangguran jumlahnya makin meningkat, daya beli masyarakat rendah serta sulitnya mencari bahan kebutuhan pokok.