Perpajakan lanjutan Taxation continued

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 and Six Months Ended June 30, 2012 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated 57

3. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES continued

Nilai wajar atas instrumen keuangan Fair value of financial instruments Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan input untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. When the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statements of financial position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but when observable market data are not available, management‟s judgment is required to establish fair values. The management‟s judgments include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long-term derivatives and discount rates, early payment rates and default rate assumptions. Mulai 1 Januari 2012, dalam rangka penerapan PSAK No. 60, Bank dan entitas anak menampilkan nilai wajar atas instrumen keuangan berdasarkan hirarki nilai wajar sebagai berikut: Starting January 1, 2012 upon the adoption of SFAS No. 60, the Bank present the fair value of financial instruments based on the following fair value hierarchy:  Tingkat 1: dikutip dari harga pasar aktif untuk aset atau liabilitas keuangan yang identik;  Level 1: quoted unadjusted prices in active markets for identical financial assets or liabilities;  Tingkat 2: teknik valuasi darimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung; dan  Level 2: valuation techniques for which all inputs which have a significant effect on the recorded fair value are observable either directly or indirectly; and  Tingkat 3: teknik valuasi darimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui tidak dapat diobservasi dari data pasar.  Level 3: valuation techniques which use inputs that have a significant effect on the recorded fair value that are not based on observable market data. Penurunan nilai kredit yang diberikan Impairment losses on loans and receivables Bank menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas cadangan penurunan nilai. The Bank reviews individually their significant loans and receivables at each statements of financial position date to assess whether an impairment loss should be recorded in the comprehensive statements of income. In particular, judgment by the management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment losses. In estimating these cash flows, the Bank makes judgments about the borrower‟s financial situation and the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions from a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance. Bank juga membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana evaluasi dilakukan terhadap setiap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis. The Bank also estimates collective impairment allowance for their loan portfolio, in which the evaluation are conducted for each loan segment based on historical loss experiences. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 and Six Months Ended June 30, 2012 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated 58

3. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES continued

Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Impairment of available-for-sale financial assets Bank melakukan penelaahan atas efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan. The Bank reviews their debt securities classified as available-for-sale financial assets at each statements of financial position date to assess whether they are impaired. This requires similar judgment as applied to the individual assessment of loans. Imbalan pasca kerja Employee benefits Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja Bank bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah- jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Bank langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Bank berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Bank dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja bersih. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan pasca kerja Bank pada tanggal 31 Desember 2012, 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 148.101, Rp 136.392, dan Rp 122.445 Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 24. The determination of the Bank‟s obligations and cost for post-employment benefits liabilities is depend on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include discount rates, annual salary increase rate, annual resignation rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Bank‟s assumptions are recognized directly in profit or loss as incurred. While the Bank believes that their assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Bank‟s actual experiences or significant changes in the Bank‟s assumptions may materially affect their estimated liabilities for employee benefits and net post-employment benefits expense. The carrying amount of the Bank‟s estimated liabilities for post- employment benefits as of December 31, 2012, June 30, 2012 and December 31, 2011 were Rp 148,101 Rp 136,392 and Rp 122,445 respectively. More detailed information is disclosed in Note 24. Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda double-declining balance method, kecuali bangunan dengan metode garis lurus straight-line method berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Bank menjalankan bisnisnya. Based on double-declining balance method, except for buildings which are depreciated based on straight-line method over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 4 up to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Bank and conduct their businesses. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai buku bersih aset tetap Bank pada tanggal 31 Desember 2012, 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing- masing sebesar Rp 726.714 Rp 160.335 dan Rp 161.155. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 15. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net book value of the Bank‟s and its fixed assets as of December 31, 2012, June 30, 2012 and December 31, 2011 were Rp 726,714, Rp 160,335 and Rp 161,155. More detailed information is disclosed in Note 15.