Human Resources and trainings Trainings in APU and PPT keep on carried out
• Peran Bank dalam Mencegah dan Menangani Kejahatan Perbankan yang Menggunakan Produk
Bank Berisiko Tinggi High Risk Product, yang diselenggarakan oleh FKDKP di Hotel Millenium
Jakarta, tanggal 5 dan 6 Desember 2012.
• Kegiatan Koordinasi Forum IT dan TPPU dengan seluruh Bank Umum, yang diselenggarakan oleh
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK di Hotel Sari Pan Paciic Jakarta, tanggal 10
Desember 2012.
Selama tahun 2012, aktivitas yang dilakukan oleh UKK APU dan PPT antara lain:
• Melaporkan Transaksi Keuangan Tunai secara rutin dan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK.
Selama semester II tahun 2012 telah dikirimkan sebanyak 3.334 Laporan Transaksi Keuangan Tunai. Jika
dibandingkan dengan periode laporan sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 18,82 dari 2.806 laporan
yang dikirim, yang disebabkan dari meningkatnya transaksi tunai diatas Rp500 juta yang dilakukan oleh
nasabah, dan tidak terdapat Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
• Selama semester II tahun 2012, sebanyak 18 permintaan data informasi nasabah dari Komisi Pemberantasan
Komisi KPK dan PPATK telah terpenuhi, lebih tinggi dibandingkan permintaan pada laporan periode
sebelumnya sebanyak 10 permintaan.
Perubahan Peraturan Bank Indonesia yang berpengaruh terhadap perusahaan dan laporan keuangan:
No. Peraturan Dampak terhadap Bank
Regulation Impact on the Bank
1.
PBI No. 148PBI2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum
Kategori pemegang saham sebagai berikut:
- 40 dari modal Bank,
pemegang saham berupa badan hukum lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank;
- 30 dari modal Bank,
pemegang saham berupa badan hukum bukan
lembaga keuangan; -
20 dari modal Bank, untuk kategori pemegang saham
perorangan pada bank umum konvensional.
Bank harus menjaga tingkat kesehatan danatau GCG dengan
peringkat 2, karena jika akhir 2013 tingkat kesehatan danatau GCG
berada pada peringkat 3, 4 atau 5, maka pemegang saham Bank
wajib menyesuaikan dengan batas maksimum kepemilikan
sahamnya.
Penyesuaian Batas Maksimum Kepemilikan Saham Bank juga
diwajibkan kepada pemegang saham pada bank yang melakukan
penggabunganpeleburan dan memiliki saham bank hasil
penggabunganpeleburan lebih dari batas maksimum kepemilikan
saham namun dengan jangka waktu yang lebih lama yang
dikaitkan dengan tingkat kesehatan dan peringkat GCG.
PBI No. 148PBI2012 regarding Ownership of Commercial Bank
Shares. Category of shareholder:
- 40 of Bank’s capital,
shareholders representing legal entity of bank and non
bank inancial institutions; -
30 of Bank’s capital, shareholders representing
legal entity of non inancial institution;
- 20 of Bank’s capital,
for category of individual shareholder at conventional
commercial bank. Bank is required to maintain the
level of soundness andor GCG at ranking 2, because if by end
2013 the level of soundness and or GCG is at ranking 3, 4 or 5,
bank’s shareholders should adjust the maximum limit of its share
ownership.
Adjustment to Maximum Ownership of Bank Shares is
also required for the shareholder of bank conducting merger
consolidation and owns the shares of bank resulting from
mergerconsolidation more than the maximum limit of share
ownership yet with longer period in relation to the level of
soundness and GCG ranking.
• Bank’s Role in the Prevention and Handling of Banking Crime Using High Risk Banking Product,
organized by FKDKP at Millenium Hotel Jakarta, on 5 and 6 December 2012.
• Coordination activities of IT and TPPU Forum with all Commercial Banks, arranged by Center for
Reporting and Analysis of Financial Transaction PPATK at Sari Pan Paciic Hotel Jakarta, on 10
December 2012.
In 2012, the activities of Compliance Unit APU and PPT were among others:
• Reporting Cash Transaction on regular basis and Suspicious Transaction to PPATK. During semester II
of 2012, 3,334 reports on Cash Transaction were sent. Compared with reports of the previous period, there
was an increase of 18.82 from 2,806 reports sent out, which was due to the increase of cash transaction of
above Rp500 million made by customers, and there was no Suspicious Transaction Report.
• During semester II of 2012, 18 requests for customer’s information data from Corruption Eradication
Committee KPK and PPATK were fulilled, which was higher than the previous period of 10 requests.
Changes of Bank Indonesia’s Regulations PBI affecting the company and inancial reports:
No. Peraturan Dampak terhadap Bank
Regulation
Impact on the Bank 2.
PBI No. 1426PBI2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan
Kantor Berdasarkan Modal Inti. Berdasarkan modal inti kegiatan
usaha Bank Umum berdasarkan Kelompok Usaha BUKU, bank
dikelompokan menjadi: -
BUKU 1, dengan modal inti Rp1 triliun
- BUKU 2, Rp1 triliun modal
inti Rp5 triliun -
BUKU 3, Rp5 triliun modal inti Rp30 triliun
- BUKU 4, dengan modal inti
Rp30 triliun Modal inti Bank termasuk dalam
kategori BUKU 2 sehingga kegiatan usahanya sebagaimana
diatur dalam BUKU 2. PBI No. 1426PBI2012
regarding Business Activity and Ofice Network Based on Tier
One Capital. Under tier one capital business
activities of Commercial Banks based on Business Group
BUKU, banks are grouped, as follows:
-
BUKU 1, tier one capital Rp1 trillion
- BUKU 2, Rp1 trillion tier
one capital Rp5 trillion -
BUKU 3, Rp5 trillion tier one capital Rp30 trillion
- BUKU 4, tier one capital
Rp30 triliun The Bank’s tier one capital is
included in category BUKU 2, accordingly its business activities
are speciied in BUKU 2.
3.
PBI No. 1418PBI2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum. Penyediaan modal minimum
sesuai proil risiko ditetapkan paling rendah:
-
8 dari ATMR dengan proil risiko peringkat 1.
- 9 sampai dengan kurang
dari 10 dari ATMR dengan proil risiko peringkat 2.
- 10 sampai dengan kurang
dari 11 dari ATMR dengan proil risiko peringkat 3.
- 11 sampai dengan 14
dari ATMR dengan proil risiko peringkat 4 atau
peringkat 5.
Untuk menghitung modal minimum sesuai proil risiko,
Bank wajib memiliki Internal Capital Adequacy Assessment
Process ICAAP.
Persyaratan dan perhitungan kecukupan modal Bank perlu
disesuaikan dengan standar internasional yang menjadi acuan
adalah standar dengan Basel II. PBI No. 1418PBI2012 regarding
Minimum Capital Requirement of Commercial Banks. The lowest
Minimum Capital Requirement that appropriate with risk proile
are determined: -
8 of Risk Weighted Assets with risk proile rate 1.
- 9 until less than 10 of
Risk Weighted Assets with risk proile rate 2.
- 10 until less than 11 of
Risk Weighted Assets wth risk proile rate 3.
- 11 until 14 of Risk
Weghted Assets with risk proile rate 4 of 5.
To calculate minimum capital requirement that appropriate
with risk proile, banks are required to have Internal Capital
Adequacy Assesment Process ICAAP.
Requirements and calculation of the Bank’s capital adequacy
needs to be adjusted with the referenced international standard
that is Basel II standard.
Hal-hal terkait dengan fungsi kepatuhan di masa yang akan datang yang diperkirakan akan mempengaruhi kinerja
perusahaan antara lain:
1. Bank harus tetap menjaga Komposit Tingkat Kesehatan Bank danatau GCG menjadi 2. Apabila Tingkat Kesehatan
Bank atau GCG 3, 4, atau 5, maka pemegang saham Bank wajib menyesuaikan dengan batas maksimum
kepemilikan sahamnya sesuai dengan PBI No. 148 PBI2012.
2. Bank harus tetap menjalankan komitmen-komitmen yang telah diselesaikan dan melaksanakan tata
kelola perusahaan dalam rangka mengoptimalkan pengawasan aktif dan menjalankan sistem pengendalian
intern dengan baik.
3. Perlu adanya penggantian Sistem Informasi Manajemen untuk core banking system yang lebih mendukung
pengembangan bisnis Bank. Matters related to compliance function in the future that
are estimated to affect the company’s performance are, among others:
1. The Bank must keep maintaining the Composite Level of Soundness andor GCC to ranking 2. When
the Bank’s Level of Soundness or GCG is 3, 4 or 5, the Bank’s shareholders must adjust it with the maximum
limit of ownership of its shares pursuant to PBI No. 148PBI2012.
2. The Bank must keep carrying out the commitments and conducting corporate governance in order to
maximize active supervision and internal control system in good order.
3. Management Information System needs to be replaced for core banking system that is more supporting the
Bank’s business development.
Fungsi Audit Intern
Satuan Kerja Audit Intern SKAI merupakan divisi yang independen dari unit kerja operasional. Kepala SKAI
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris dan
Komite Audit. SKAI melakukan pertemuan secara periodik dengan Direktur Utama, Dewan Komisaris dan Komite Audit.
Laporan hasil audit berisi temuan dan tanggapan dari pihak yang diaudit auditee serta kesanggupan auditee untuk
menyelesaikan temuan audit dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Rangkuman hasil audit dan hal-hal yang
memerlukan perhatian khusus dibahas dalam rapat SKAI dengan Direksi dan dalam rapat Komite Audit. Pelaksanaan
audit dan pokok-pokok hasil audit dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap semester.
Kegiatan SKAI berpedoman pada manual kerja dan Piagam Audit Internal yang disusun berdasarkan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank SPFAIB dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai Pembentukan
dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal dari Bapepam dan LK. Efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI dan
kepatuhannya terhadap SPFAIB dikaji ulang oleh pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya sekali
dalam 3 tiga tahun. Kaji ulang terakhir dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik untuk periode 1 Mei 2008 sampai
dengan 30 April 2011.
Dalam tahun 2012, hasil dan pengembangan yang dilakukan SKAI dapat terlihat antara lain dari realisasi
pemeriksaan yang mencapai 100 dari target pemeriksaan, penyesuaian dan penyempurnaan Pedoman
Pemeriksaan Intern, penyempurnaan teknik pemeriksaan, pelaksanaan metodologi audit secara Risk Based Audit,
dan menetapkan fokus audit pada kegiatan dan transaksi yang memiliki risiko tinggi.
Sasaran kerja SKAI dalam tahun 2013 sampai 2015 antara lain sebagai berikut:
• Meningkatkan peran aktif dalam hal pemantauan, penilaian dan memastikan maupun memberikan
rekomendasi atas penerapan manajemen berdasarkan risiko serta peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal.
• Meningkatkan dan
memastikan pelaksanaan
pemeriksaan intern dilakukan secara independen, obyektif dan profesional.
• Optimalisasi pemeriksaan yang merujuk pada evaluasi kinerja kantor cabang dan unit kerja, termasuk langkah-
langkah perbaikan atas hasil pemeriksaan sebelumnya. • Menyempurnakan pengembangan dan perencanaan
sumber daya manusia untuk mendukung terciptanya program pembinaan sumber daya manusia yang
profesional.
Internal Audit Function
Internal Audit Unit SKAI is a division being independent from the operational unit. SKAI Head is directly responsible
to President Director and communicate directly with the Board of Commissioners and Audit Committee. SKAI
conducts periodic meeting with President Director, Board of Commissioners and Audit Committee.
Audit report containing indings and response from the audited party auditee and auditee’s commitment to
settle the audit indings within the set period of time. Audit summary and matters required special attention
are discussed in the meeting of SKAI and the Board of Directors and in Audit Committee’s meeting. Audit
performance and subjects of audit results are reported to Bank Indonesia every semester.
The activity of SKAI is guided by the job manual and Internal Audit Charter, which are prepared under the
Standard Implementation of Bank’s Internal Audit Function SPFAIB from Bank Indonesia and the provision regarding
Establishment and Guidelines of Internal Audit Charter from Bapepam and LK. Effective implementation of SKAI
function and its compliance with SPFAIB are reviewed by independent external party at least once in three 3 years.
The recent review was conducted by Public Accountant Firm for the period of 1 May 2008 to 30 April 2011.
In 2012, the result and development conducted by SKAI was relected in, among others, audit realization
reaching up to 100 from audit target, adjustment and improvement of Internal Audit Guidelines, improvement
of audit techniques, application of risk-based audit methodology, and audit determination to focus on high
risk activity and high risk transaction.
SKAI’s job targets from 2103 to 2015 are as follows: • To increase the active role in monitoring and
assessment, to ensure as well as recommend the application of risk-based management and improved
effectiveness of internal control system.
• To increase and ensure that internal audit is conducted in independent, objective and professional manner.
• Optimal examination in reference to performance evaluation of branch ofice and work unit, including
corrective measures for the previous audit results. • To improve human resources development and
planning in order to support professional human resources development program.
Untuk meningkatkan kualitas kinerjanya, SKAI terus berupaya melakukan peningkatan kompetensi auditor,
pengembangan metodologi, serta optimalisasi audit tool dan penggunaannya. Selain mengembangkan pelatihan
untuk meningkatkan kualitas Auditor, SKAI bersama-sama dengan Divisi Pendidikan dan Latihan menyusun Auditor
Training Program ATP, yaitu pelatihan berkesinambungan khusus bagi calon auditor guna menghasilkan auditor
dengan kualiikasi sesuai standar dan kebutuhan. Sejalan dengan hal tersebut serta untuk peningkatan kualitas
pemeriksaan, SKAI secara berkelanjutan melakukan seleksi dan rekrutmen calon auditor.
Fungsi Audit Ekstern
Sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK, penunjukan auditor ekstern direkomendasikan oleh Komite Audit
melalui Rapat Umum Pemegang Saham termasuk biayanya. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada bagian Rapat
Umum Pemegang Saham dalam Laporan Tahunan ini.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 322PBI2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 332DPNP tentang Hubungan antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia, maka Bank Artha Graha
Internasional memastikan bahwa laporan keuangan Bank telah diaudit oleh Akuntan Publik yang independen, kompeten,
profesional, dan obyektif, serta menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama. Akuntan Publik yang
ditunjuk oleh Bank Artha Graha Internasional melakukan audit sesuai dengan standar profesional, perjanjian kerja dan ruang
lingkup audit. Penunjukan Kantor Akuntan Publik KAP yang sama hanya dapat dilakukan selama lima tahun berturut-turut
kecuali apabila atas kondisi tertentu dan dengan persetujuan Bank Indonesia. KAP Tjahjadi Tamara anggota independen
dari Morison International ditunjuk sebagai auditor Bank Artha Graha Internasional untuk pemeriksaan tahun buku 2012.
Selama tahun 2012, KAP Tjahjadi Tamara memberikan jasa audit atas laporan keuangan Bank Artha Graha Internasional
posisi 30 Juni 2012 untuk kepentingan Kuasi Reorganisasi dan Penawaran Umum Terbatas IV, laporan keuangan untuk tahun
buku 2012 serta pemeriksaan isik saham dan evaluasi atas Bagian Jasa Kustodian.
Nama Akuntan Publik dan KAP Nama Akuntan Publik : David Wangsja
Nama Kantor Akuntan Publik : KAP Tjahjadi Tamara
Berikut ini adalah KAP yang melakukan audit terhadap Bank selama lima tahun terakhir:
TahunYear Kantor Akuntan PublikPublic Accountant Firm
Nama AkuntanName of Accountant
2012 KAP Tjahjadi Tamara
David Wangsja 2011
KAP Tjahjadi Tamara Junarto Tjahjadi
2010 KAP Tjahjadi, Pradhono Teramihardja
Junarto Tjahjadi 2009
KAP Tjahjadi, Pradhono Teramihardja Junarto Tjahjadi
2008 KAP Ariin, Halid dan Rekan
H.R. Ariin Wirakusumah, Halid Hasan To enhance its performance quality, SKAI keeps on
exerting the effort to increase auditor’s competency, methodology improvement, and optimalization of audit
tools and their use. Other than developing training and improving Auditor’s quality, SKAI together with
Education and Training Division prepares Auditor Training Program ATP, which is continuous training especially for
candidate auditors for the purpose of producing auditors with the qualiications that are conformed to standards
and requirements. Along with such purpose and to improve audit quality, SKAI conducts the selection and
recruitment of candidate auditors on continuous basis.
External Audit Function
Pursuant to the provision of Bapepam and LK, the appointment of external auditor including the fee is recommended by
Audit Committee through General Meeting of Shareholders. Complete information is available in the section of General
Meeting of Shareholder in this Annual Report.
According to Bank Indonesia’s Regulation No. 322PBI2001 regarding Transparency of Bank’s Financial Condition and
Circular No. 332DPNP regarding Relation among Bank, Public Accountant and Bank Indonesia, Bank Artha Graha
Internasional makes sure that the Bank’s reports have been audited by Public Accountant that is independent, competent,
professional and objective, and utilize its professional know how accurately and meticulously. The Public Accountant
appointed by Bank Artha Graha Internasional conducted audit in accordance with the professional standards, work
agreement and scope of audit. The same Public Accountant Firm KAP may only be reappointed for ive consecutive
years unless under certain circumstances and subject to Bank Indonesia’s approval. KAP Tjahjadi Tamara independent
member of Morison International was appointed auditor of Bank Artha Graha Internasional for the iscal year of 2012.
In 2012, KAP Tjahjadi Tamara conducted audit on the inancial statements of Bank Artha Graha Internasional as of
30 June 2012 for the purpose of Quasy Reorganization and Limited Public Offering IV, inancial statements for the iscal
year of 2012 including physical examination of the shares and evaluation on Custodian Section.
Name of Public Accountant and KAP Name of Public Accountant : David Wangsja
Name of Ofice of Public Accountant: KAP Tjahjadi Tamara
The following table is the Ofices of Public Accountant KAP conducting audit of the Bank for the last ive years:
Sekretaris Perusahaan
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemodal, Bank Artha Graha Internasional sebagai
perusahaan publik membentuk Sekretaris Perusahaan yang berperan sebagai penghubung Bank dengan para investor,
pelaku pasar modal, dan regulator. Sekretaris Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan
tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung antara Bank, Bapepam dan LK, dan
Bursa Efek Indonesia. Sekretaris Perusahaan juga bertugas membantu Direksi dalam pelaksanaan fungsi manajemen
serta mengatur arus informasi dari dan kepada investor dan pemegang saham. Fungsi Sekretaris Perusahaan
meliputi aspek hubungan masyarakat, aspek komunikasi perusahaan, dan aspek kesekretariatan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
dan bersifat independen terhadap unit kerja lainnya. Hal ini memungkinkan Sekretaris Perusahaan untuk mewakili
Bank dalam berhubungan dengan pihak lain dan mengelola informasi yang berkaitan dengan kebijakan dan aktivitas
Bank Artha Graha Internasional.
Dalam tahun 2012, Sekretaris Perusahaan Bank Artha Graha Internasional telah menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Paparan Publik, serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui
pelaksanaan Kuasi Reorganisasi dan Penawaran Umum Terbatas IV.
Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Andy Dharma, Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1974. Menyelesaikan
pendidikan dan memperoleh Bachelor of Commerce in Banking and Finance dari Curtin University of Technology
Perth, Australia dan Master of Science Han in Defense Economics dari Universitas Pertahanan Indonesia.
Bergabung dengan Bank Artha Graha tahun 2002 dalam Management Development Trainee dan sebagai staf Divisi
Treasury Forex Desk dan Fixed Income Desk tahun 2003- 2004. Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan
pada Agustus 2012, pernah menempati posisi sebagai Wakil Kepala Divisi Product Development and Services 2008 dan
Wakil Kepala Divisi Kredit 2010.
Corporate Secretary
To improve services to investors, Bank Artha Graha Internasional as a public company establishes Corporate
Secretary to act as the Bank’s liaison and investors, capital market makers, and the regulators. Corporate Secretary
facilitates effective communication and makes sure that information is available for various parties and acting as the
liaison among the Bank, Bapepam and LK, and Indonesia Stock Exchange. Corporate Secretary also has the duty
to assist the Board of Directors for the implementation of management function and arrange for information low
from and to investors and the shareholders. The function of Corporate Secretary includes the aspects of public
relation, company’s communication, and secretarial services.
In line with its duty and functions, Corporate Secretary is directly responsible to the Board of Directors and
independent to the other work units. This enables Corporate Secretary to represent the Bank to communicate
with other party and manage any information related to the policy and activity of Bank Artha Graha Internasional.
In 2012, Corporate Secretary of Bank Artha Graha Internasional convened Annual General Meeting of
Shareholders including Public Expose, and Extraordinary Meeting of Shareholders to approve the implementation
of Quasy Reorganization and Limited Public Offering IV.
Corporate Secretary is currently held by Andy Dharma, Indonesian Citizen, born in 1974. He completed his
education and obtained the title of Bachelor of Commerce in Banking and Finance from Curtin University of
Technology Perth, Australia and Master of Science Han in Defense Economics from Defense University
of Indonesia. He joined Bank Artha Graha in 2002 as Management Development Trainee and Staff of Treasury
Division Forex Desk and Fixed Income Desk in 2003- 2004. Prior to holding the position Corporate Secretary in
August 2012, he was Deputy Head of Product Development and Services Division 2008 and Deputy Head of Loan
Division 2010.
Kerangka Manajemen Risiko
Dalam melaksanakan strategi manajemen operasional Bank Artha Graha Internasional, maka manajemen berupaya
menyelaraskan antara: - Pertumbuhan bisnis dan peningkatan pangsa pasar
kredit dan portofolio pendanaan; - Peningkatan eisiensi operasional perbankan;
- Menjaga tingkat kebutuhan modal minimum sesuai ketentuan regulator;
- Implementasi manajemen risiko yang berorientasi bisnis.
Untuk mencapai tujuan usaha, Bank perlu menyeimbangkan secara optimal antara bisnis,
operasional dan manajemen risiko. Bank perlu memiliki unit bisnis yang berorientasi risiko dan mempunyai unit
manajemen risiko yang berorientasi bisnis.
Dalam menjalankan bisnis yang berorientasi risiko, Bank melaksanakan penerapan manajemen risiko yang efektif
dengan mempertimbangkan segala aspek sesuai dengan rencana kerja Bank dan prinsip kehati-hatian serta sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Kerangka manajemen risiko Bank mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha, transaksi dan produk Bank termasuk
produk atau aktivitas baru berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar pengelolaan risiko yang berlaku dengan menjaga
keseimbangan antara fungsi pengendalian usaha yang efektif serta kebijakan yang jelas dalam pengelolaan risiko.
Kerangka dasar manajemen risiko Bank merupakan bagian integral dari proses manajemen risiko dalam pengelolaan
bisnis dan operasional Bank yang meliputi: