Risiko Kredit Credit Risk

• Menentukan batas eksposur kredit pada jenis industrisektor ekonomi pasar sasaran. • Menetapkan sektor-sektor usaha yang dihindari Bank. • Melakukan stress testing risiko kredit dengan menerapkan skenario peningkatan rasio Non Performance Loan NPL dan pelaksanaan write off secara berkala. d Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit 1. Pengukuran Risiko Kredit • Bank menggunakan metode Standardized Approach untuk pemenuhan kecukupan modal dalam meng-cover risiko kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. • Sedangkan penilaian terhadap proil risiko kredit dilakukan oleh Bank secara triwulanan untuk Bank Indonesia dan setiap bulan untuk Dewan Komisaris dan Direksi Bank dengan berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 2. Pengendalian Risiko Kredit • Bank mengembangkan serta menerapkan Risk Governance sebagai bagian dalam pengendalian internal perkreditan sebagai berikut: - Lini pertama pilar bisnis dan pendukung terutama bertanggung jawab mengelola risiko kredit yang merupakan bagian dari aktivitasnya sehari- hari. - Lini kedua menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan kerangka kerja risiko kredit, kebijakan, metodologi dan perangkat risiko kredit dalam pengelolaan risiko kredit yang bersifat material secara bankwide. - Lini ketiga melibatkan audit internal dan kontrol internal, yang secara independen bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kepatuhan, kecukupan dan efektiitas proses manajemen risiko kredit. • Bank mengimplementasikan aplikasi Credit Risk Rating CRR sebagai suatu perangkat untuk melakukan mitigasi risiko kredit awal terhadap kemungkinan • Setting credit exposure limit for the type of industryeconomic sector of target market. • Setting business sectors to be avoided by the Bank. • Conducting credit risk stress testing by applying the scenario of increased ratio of Non Performing Loan NPL and conducting write off from time to time. d Mechanism of measuring and controlling credit risk 1. Measuring Credit Risk • The Bank uses the Standardized Approach method for compliance with capital adequacy to cover credit risk in accordance with the applicable provisions of Bank Indonesia. • The assessment of credit risk proile conducted by the Bank on quarterly basis to Bank Indonesia and on monthly basis to the Board of Commissioners and the Board of Directors as guided by the applicable provisions of Bank Indonesia. 2. Controlling Credit Risk • The Bank develops and implements Risk Governance as part of credit internal control as follows: - First-line business and supporting pillars primarily responsible for managing credit risk that is part of their daily activities. - Second line provides the resources necessary to develop credit risk framework, policies, methodologies and tools in credit risk management which is material bankwide. - Third line involves internal audits and internal controls, that independently examines the compliance, adequacy and effectiveness of credit risk management process. • The Bank applies Credit Risk Rating CRR as a tool to mitigate initial credit risk against the possibility of debtor’s ability to paydefault of its kemampuan bayarkegagalan bayar debitur atas permohonan kreditnya di masa mendatang yang dideskripsikan melalui perolehan rating debitur. • Bank melakukan review independen terhadap permohonan kredit debitur dalam batasan tertentu dan juga terhadap debitur existing secara sampling untuk mengetahui performance kualitas kredit debitur. • Bank menetapkan limit kewenangan dalam pemberian persetujuan kredit untuk setiap anggota Komite Kredit yang diatur secara ketat dan di-review secara berkala. • Bank melaksanakan pengelolaan portofolio kredit per sektor ekonomi, geograi, dan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. • Bank melaksanakan stress testing risiko kredit secara berkala. • Bank melakukan upaya-upaya penyehatan danatau penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan antara lain berupa restrukturisasi, rescheduling atau reconditioning kredit yang dilakukan oleh Divisi Remedial. Tata cara dan pedoman untuk melaksanakan penyehatan dan atau penyelamatan kredit bermasalah diatur dalam kebijakan internal Bank. 2 Deinisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai • Tagihan yang telah jatuh tempo adalah seluruh tagihan kepada pemerintah, tagihan kepada entitas sektor publik, tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional, tagihan kepada Bank, kredit beragun rumah tinggal, kredit beragun property komersial, kredit pegawaipensiun, tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel dan tagihan kepada korporasi, yang telah jatuh tempo lebih dari 90 sembilan puluh hari, baik atas pembayaran pokok dan atau pembayaran bunga. • Tagihan yang mengalami penurunan nilai impairment adalah tagihan dalam kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas kredit atau kelompok kredit yang dapat diestimasi secara handal. credit application in the future as described in the result of debtor’s rating. • The Bank conducts an independent review of debtor’s credit application within certain limits and also of existing debtor on sampling basis in order to determine the performance of debtor’s credit quality. • The Bank sets authority limit for loan approval to each member of Credit Committee which is strictly regulated and reviewed regularly. • The Bank manages its credit portfolio by economic sector, geography, and Legal Lending Limit LLLBMPK in accordance with the applicable Bank Indonesia’s regulation. • The Bank conducts stress testing of credit risk on a regular basis. • The Bank undertakes the effort of restructuring andor rescue of problem loan by among others, restructuring, rescheduling or reconditioning of credit that is performed by Remedial Division. Procedure and guidelines for the soundness andor rescue of problem loan are stipulated in the Banks internal policies. 2 Deinition of receivable overdue and receivable decreased by value is as follows: • Overdue receivable is total receivable to the government, receivable to public sector entity, receivable to Multilateral Development Bank and International Institutions, receivable to Banks, loan with collateral of dwelling house, loan with collateral of commercial property, staffpension loan, receivable to micro and small enterprises and retail portfolio and receivable to corporation, that have been overdue more than 90 ninety days, both for principal payment andor interest payment. • Receivable decreased by valueimpairment is receivable in the condition that there is objective proof of a damaging event resulting from one or more events occurring after the initial admittance of such credit, and such damaging event has an impact on the estimated future cash low of credit or credit group that may consistently be estimated. 3 Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN. Pendekatan yang digunakan Bank untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut : • Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN secara individual Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai dasar arus kas di masa mendatang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: - Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan. - Pengambil alih agunan kemungkinan besar terjadi dan dihitung dengan perjanjian legal pengikatan agunan. • Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN kolektif Bank menggunakan metode migration analysis yaitu metode untuk menilai penyisihan kerugian penurunan nilai kredit dengan menggunakan data historis 3 tiga tahun terakhir untuk Probability of Default PD dan 5 lima tahun terakhir untuk Loss Given Default LGD. 4 Pengungkapan risiko kredit dengan menggunakan metode standar a Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk risiko kredit. Dalam perhitungan ATMR risiko kredit, Bank menggunakan perhitungan dengan Pendekatan Standar Standardized Approach, dimana kualitas debitur diperingkat oleh lembaga pemeringkat eksternal yang diakui oleh Bank Indonesia. b Kategori portofolio yang menggunakan peringkat ekternal adalah tagihan kepada Pemerintah, tagihan kepada entitas sektor publik, tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional, tagihan kepada Bank, tagihan kepada Korporasi dan surat berharga yang memiliki peringkat jangka pendek. c Lembaga pemeringkat yang digunakan oleh Bank berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia. d Pengungkapan risiko kredit pihak lawan counterparty credit risk sebesar eksposur tagihankredit yang diterima oleh pihak lawandebitur dengan memperhitungkan jenis agunan yang diserahkan kepada Bank 3 The approach used for the establishment of Allowance for Loss of Value Decrease CKPN on both individual and collective basis, including the statistic model used in calculating CKPN. The approach used by the Bank for the established of Allowance for Loss of Value Decrease CKPN on both individually and collective basis, is as follows: • Individual Allowance for Loss of Value Decrease CKPN The Bank uses proper value of collateral as the basis of future cash low when it meets one of the following conditions: - Collateral dependent Loan, when loan settlement is only sources from the collateral. - Taking over collateral is very likely to occur and to be calculated with agreement of collateral legal binding • Collective Allowance for Loss of Value Decrease CKPN The Bank uses migration analysis method, which is the method to evaluate the allowance for loss of credit value decrease using historical data for the last three 3 years for Probability of Default PD and the last ive 5 years for Loss Given Default LGD. 4 Disclosure of credit risk using standardized methods a Rating Policy in calculating Risk Weighted Assets ATMR for credit risk. In calculating ATMR for credit risk, the Bank uses the calculation with Standardized Approach, where debtor’s quality is rated by external rating agency which is recognized by Bank Indonesia. b Category of portfolio using external rating is receivable to the Government, receivable to public sector entity, receivable to Multilateral Development Bank and International institution, receivable to Banks, receivable to corporation and commercial papers with short term rating. c Rating agency used by the Bank as guided by Bank Indonesia’s regulation. d Disclosure of counterparty credit risk amounting to receivablecredit exposure received by counterpartydebtor by calculating the type of collateral presented to Bank as the mitigation of the Bank’s credit sebagai mitigasi risiko kredit Bank. Jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima diserahkan kepada Bank antara lain agunan tunai berupa deposito, tanah dan bangunan, tagihanpiutang, mesin dan peralatan, kendaraan bermotor, corporate guarantee, dan personal guarantee. 5 Pengungkapan mitigasi risiko kredit dengan menggunakan metode standar a Kebijakan Bank untuk jenis agunan utama yang diterima Dalam kebijakan perkreditan Bank jenis agunan utama yang diterima terbagi menjadi 2 dua kelompok yaitu: • Material yang terdiri dari: - Benda bergerak dan berwujud, seperti: kendaraan bermotor kendaraan alat berat, barang dagangan inventory, emas, logam mulia, berlian, mesin alat-alat berat, kapal laut, dan pesawat terbang. - Benda bergerak dan tidak berwujud, antara lain: sertiikat deposito, deposito berjangka, tagihanpiutang, saham, obligasi, standby LC Letter of Credit , dan lain-lain. - Benda tidak bergerak antara lain: Sertiikat Hak Milik, Sertiikat Hak Guna Usaha HGU, Sertiikat Hak Guna Bangunan SHGB, Sertiikat Hak Milik atas Rumah Susun SHMRS, Sertiikat Hak Pakai atas tanah negara yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku wajib didaftarkan dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan serta dibebani hak tanggungan berikut segala sesuatu yang berada, ditanam, dan dibangun di atas bidang tanah tersebut maupun di bawah permukaan tanahnya seperti ruang bawah tanah yang ada hubungannya dengan bagian permukaan tanah tersebut. - Perjanjian Pengikatan Jual Beli PPJB atas objek yang dibiayai dapat diterima sebagai jaminan apabila ada perjanjian kerjasama antara bank dengan pengembang developer, atau jika tidak ada perjanjian kerjasama antara bank dengan pihak pengembang developer maka harus mendapat persetujuan dari Komite Kredit Kantor Pusat tingkat Direksi dan objek yang dijaminkan mempunyai nilai tambah seperti lokasinya cukup risk. Type of mitigation instrument usually receivedgiven to the Bank is among others cash collateral in form of deposit account, land and building, receivables, machineries and equipment, motor vehicle, corporate guarantee, and personal guarantee. 5 Disclosure of credit risk mitigation using standardized method a The Bank’s policy for the type of main collateral received In the Bank’s credit policy the type of main collateral received is divided into two 2 groups, which are: • Materials consisting of: - Movable and concrete object, such as: motor vehicleheavy equipment vehicle, trading goods inventory, gold, precious metal, diamond, machineriesheavy equipment, ocean vessel, and airplane. - Movable and not concrete object, such as: certiicate of deposit, time deposit, receivables, shares, bonds, standby LC Letter of Credit, etc. - Immovable object, such as: Ownership Title Certiicate, Leasehold Certiicate HGU, Building Rights Certiicate SHGB, Ownership Title Certiicate for High Rise SHMRS, Certiicate of Rights for Use of the state land which according to the effective laws and regulations these must be registered and following its characteristic are transferable and charged with security rights including anything existing, planted, and built on the land as well as below the land surface such as underground chamber that is related to such land surface. - Sales Purchase Binding Agreement PPJB on the inanced object is acceptable as collateral when there is a cooperation agreement between the Bank and developer, or no cooperation agreement exists between the Bank and developer, it is subject to the approval from Credit Committee of Head Ofice at Board of Directors level and the collateralized object has an added value, such as strategic and marketable location. strategis dan marketable. Namun harus ada cover note dari notaris yang menyatakan bahwa sertiikat sedang ditingkatkan statusnya dan terdapat jangka waktu penyelesaiannya. - PPJB juga dapat diterima sebagai jaminan apabila sertiikat tersebut dalam proses pemecahan, namun harus ada cover note dari notaris yang menyatakan sedang ditingkatkan status sertiikatnya dan terdapat jangka waktu penyelesaiannya. - PPJB masih dapat diterima apabila jaminan tersebut akan dijual. - Jaminan pribadiperorangan personal guarantee dan jaminan perusahaan corporate guarantee. • Tidak Material Seperti hak sewa atas kios, garansi bank, Letter of Indemnity , dan lain-lain. b Kebijakan, prosedur dan proses untuk menilai dan mengelola agunan Pada prinsipnya pemberian pinjaman harus disesuaikan dengan kemampuan pembayarannya, tetapi analisa jaminan tetap dibutuhkan sebagai alternatif penyelesaian apabila pinjaman menjadi bermasalah. Jaminan yang diterima merupakan jaminan yang materil dan memiliki nilai pasar yang tinggi marketable dan diutamakan atas nama calon debitur. Agunan dilakukan penilaian oleh internal atau external appraisal, di mana pinjaman diatas Rp5 miliar, maka agunan harus dilakukan penilaian oleh independen external appraisal sedangkan pinjaman hingga Rp5 miliar dilakukan oleh Bank. c Pihak-pihak utama pemberi jaminangaransi dan kelayakan kredit creditworthiness Untuk menjaga kemungkinan tidak tertagihnya kredit yang sudah diberikan kepada debitur, maka Bank dapat meminta tambahan agunan antara lain meminta jaminan dari pihak ketiga lainnya danatau garansi yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang dibiayai dan Bank akan menilai kelayakan kredit creditworthiness dari pihak- pihak tersebut. Walaupun demikian, Bank tidak boleh menjadikan agunan tambahan tersebut sebagai dasar pertimbangan utama dalam pemberian kredit. d Tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit Bank melakukan pemantauan dan However there must be cover note from Notary stating that the status of certiicate is being increased and the completion takes time. - PPJB is also acceptable as collateral when the certiicate is in splitting process, however there must a cover note from notary stating that the status of certiicate is being increased and the completion takes time. - PPJB is yet acceptable when such collateral is going to be sold. - Personal guarantee and corporate guarantee. • Immaterial Such as right to lease kiosk, bank guarantee, Letter of Indemnity, etc. b Policy, procedure and process to assess and manage collateral Principally extending loan must be adjusted with repayment capacity, however collateral analysis is still required as settlement alternative when the loan is in problem. Collateral received constitutes material collateral with high market value marketable and emphasized on the name of prospective debtor. Collateral appraisal is performed by internal or external appraisal, where collateral for loan of above Rp5 billion must be appraised by independent external appraisal whereas for loan up to Rp5 billion by the Bank. c Major parties granting collateralguarantee and creditworthiness In order to prevent any possible uncollectible of the loan extended to debtor, the Bank may ask for additional collateral, among others guarantee of any other third party andor guarantee unrelated directly with the object being inanced and the Bank will assess the creditworthiness of such other parties. Nevertheless, the Bank cannot make such additional collateral as the basis for the main consideration in extending loan. d Level of concentration arising from the use of credit risk mitigation technique The Bank monitors and controls the level of pengendalian tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit berupa penerimaan jenis agunan tertentu, sehingga Bank dapat terhindari dari risiko kerugian akibat terkonsentrasinya suatu jenis agunan yang diterima oleh Bank.

b. Risiko Pasar Perhitungan Risiko Pasar dengan menggunakan

metode standar 1 Organisasi Manajemen Risiko Pasar Organisasi manajemen risiko pasar Bank berada dalam struktur organisasi Divisi Kepatuhan Manajemen Risiko dan di bawah Bagian Manajemen Risiko terdiri dari staf fungsional yang secara khusus bertanggungjawab melakukan pengelolaan risiko pasar dan bersifat independen dari unit kerja operasional. 2 Pengelolaan portofolio trading book dan banking book serta metodologi valuasi yang digunakan • Dalam melaksanakan aktivitasnya, Bank terkespos pada risiko pasar yaitu risiko pada posisi neraca dan rekening admnistratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. • Risiko pasar melekat pada hampir seluruh kegiatan dan aktivitas Bank baik di banking book maupun trading book. Bank melakukan pengelolaan risiko pasar yang mencakup risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. • Pengelolaan risiko suku bunga dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalam banking book maupun trading book. Risiko suku bunga dalam banking book dikelola dengan melakukan analisa repricing gap antara Risk Sensitivite Asset RSA dan Risk Sensitive Liabilities RSL. Analisa dilakukan untuk mengukur sensitivitas pendapatan bunga bersih atas pergerakan suku bunga. • Pengelolaan risiko suku bunga dan nilai tukar valuta asing pada trading book antara lain dilakukan melalui analisa dan pengendalian risiko antara lain dengan penetapan limit untuk aktivitas trading yang meliputi transaksi money market , foreign exchange dan capital marketixed income surat-surat berharga. • Pengelolaan risiko nilai tukar pada banking book berpedoman pada batas Posisi Devisa Neto PDN sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisi Neto paling tinggi 20 dari Modal Bank. concentration arising from the use of credit risk mitigation technique by receiving just certain type of collateral, so that the Bank may be avoided from the risk of loss due to the concentration on a type of collateral received by the Bank.

b. Market Risk

Calculation of Market Risk using standardized method 1 Market Risk Management Organization The Bank’s market risk management organization is provided in the organization structure of Compliance Risk Management Division and under Risk Management Section consisting of functional staff particularly responsible to manage market risk who is independent from operational unit. 2 Management of trading book and banking book portfolio including the valuation methodology used • In carrying out its activities, the Bank is exposed to market risk, which is the risk on balance sheet and off balance sheet position including derivative transaction, due to overall changes of market condition, including the risk of changes in option price. • Market risk is inherent at almost all activities of the Bank both in banking book and trading book. The Bank conducts market risk management covering interest rate risk and exchange rate risk. • Management of interest rate risk is conducted on the position of inancial instrument in both trading book and banking book. Interest rate risk in banking book is managed by analysis of re-pricing gap between Risk Sensitive Asset RSA and Risk Sensitive Liabilities RSL. It is analyzed in order to measure sensitivity of net interest income over the movement of interest rate. • Management of interest rate risk and foreign currency exchange rate in trading book is among others performed by risk analysis and control, among others by setting limit for trading activity that includes transactions of money market, foreign exchange and capital marketixed income commercial papers. • Management of exchange rate risk in banking book is guided by Net Open Position NOP PDN pursuant to the provision of Bank Indonesia, that Bank must manage and maintain Net Open Position at the highest 20 from the Bank’s capital. • Proses mark to market atau valuasi untuk posisi trading book Bank dilakukan secara harian dan dilakukan veriikasi terhadap valuasi tersebut yang dilakukan oleh unit kerja independen secara periodik dengan membandingkan harga pasar yang digunakan untuk mark to market terhadap harga yang terjadi di pasar dengan beberapa sumber harga antara lain harga pasar di Bursa Efek Indonesia BEI, Bloomberg dan broker . Hasil veriikasi disampaikan kepada Direksi dan Divisi terkait 3 Mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun perhitungan kecukupan modal, baik pada banking book maupun trading book • Untuk perhitungan kecukupan modal, risiko pasar Bank yang mencakup risiko suku bunga dalam trading book dan risiko nilai tukar padatrading book dan banking book dihitung secara periodik dengan menggunakan metode standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Untuk risiko suku bunga meliputi risiko spesiik menggunakan metode jatuh tempo dan risiko umum. • Selain itu untuk kepentingan internal Bank, Bank memiliki aplikasi Market Risk Measurement MRM untuk pengukuran kebutuhan modal dengan metode internal menggunakan pendekatan Value at Risk VaR yang saat ini masih dalam proses pengembangan dan penyempurnaan. • Untuk pemantauan, Bank melakukan penilaian proil risiko pasar setiap bulan untuk melihat trend risiko pasar terutama jika terjadi peningkatan risiko dari parameter-parameter yang mempengaruhi hasil penilaian. • Pemantauan risiko pasar dilakukan pula terhadap transaksi yang dilakukan oleh Divisi Treasury baik secara harian maupun periodik. • Selanjutnya, Bank melakukan stress testing risiko pasar setiap triwulan sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 4 Cakupan portofolio trading book dan banking book yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM Cakupan portofolio trading book dan banking book yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM mencakup perhitungan risiko suku bunga yang dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalam trading book yang terekspos risiko suku bunga yaitu penempatan Bank dalam surat berharga • Process mark to market or valuation for the position of the Bank’s trading book is carried out on daily basis and such valuation is veriied by an independent unit on periodic basis by comparing the market price used for mark to market and the price taking place in market with some price sources among others market price at the Indonesia Stock Exchange BEI, Bloomberg and brokers. The veriication result is submitted to the Board of Directors and the related Division. 3 Mechanism of measuring market risk for the purpose of periodic risk monitoring as well as calculation of capital adequacy, in both the banking book and trading book • In order to calculate capital adequacy, the Bank’s market risk covering interest rate risk in the trading book and exchange rate risk in the trading book and banking book is calculated periodically using standardized method pursuant to the effective Bank Indonesia’s regulation. For interest rate risk, it covers speciic risk using maturity method and general risk. • In addition, for the internal interest of the Bank, the Bank has the application of Market Risk Measurement MRM to measure capital requirement with internal method using Value at Risk VaR approach which is currently in the process of development and improvement. • For monitoring purpose, the Bank conducts market risk proile assessment every month in order to see market risk trend especially in case of increase of risk of parameters affecting the assessment result. • Monitoring market risk is also conducted to transactions made by Treasury Division both daily and periodically. • Furthermore, the Bank performs stress testing of market risk every quarter pursuant to the effective Bank Indonesia’s regulation. 4 Coverage of portfolio trading book and banking books to be calculated in the Minimum Capital Requirement KPMM Coverage of portfolio trading book and banking books to be calculated in the Minimum Capital Requirement KPMM includes the calculation of interest rate risk made against the position of inancial instrument in the trading book that is exposed by interest rate risk, which is Bank’s placement in commercial papers and calculation