Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA

dibandingkan perempuan. Oleh sebab itu, peneliti mengambil variabel jenis kelamin untuk melihat perbedaan pola konsumsi makan antara laki-laki dan perempuan. 3. Pendidikan ibu Pendidikan ibu dapat mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap penerapan pola konsumsi makan di rumah. Pengetahuan seseorang yang baik dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Peneliti mengambil variabel pendidikan ibu, karena pendidikan ibu dianggap dapat mempengaruhi pola konsumsi makan siswa di rumah. 4. Besar uang jajan Besar uang jajan dapat mempengaruhi pola konsumsi makan anak. Semakin tinggi uang jajan yang diterima maka semakin banyak jenis dan jumlah makanan yang dapat dibeli untuk dikonsumsi. 5. Peran orang tua Sebagai orang yang paling dekat dengan anak, orang tua memiliki peran penting yang dapat mempengaruhi pola konsumsi makan anak, terutama peran ibu di rumah dalam menyediakan makanan untuk anak. Oleh karena itu, peneliti mengambil variabel peran orang tua, untuk melihat pengaruhi peran orang tua terhadap pola konsumsi makan anak di rumah. 6. Pengetahuan gizi anak Pengetahuan gizi anak dapat mempengaruhi pola konsumsi makan anak. Karena pengetahuan yang diterima dapat berupa informasi yang dapat diterapkan pada perilaku pola konsumsi makan. Oleh karena itu, peneliti mengambil pengetahuan gizi anak untuk melihat apakah pendidikan gizi yang diberikan di sekolah dapat diterapkan pada pola konsumsi makan anak. 7. Body image Body image dapat mempengaruhi pola konsumsi makan anak terutama anak perempuan. Karena pada anak perempuan yang telah memasuki tahap remaja awal, umumnya sudah mulai memperhatikan bentuk tubuhnya sehingga cenderung mempengaruhi pola konsumsi makan. Pada penelitian ini variabel body image diambil karena pada anak umur 9-12 tahun mulai memasuki tahap remaja awal. Namun, tidak semua faktor dalam kerangka teori menjadi variabel dalam penelitian ini. Faktor-faktor internal yang akan diteliti adalah umur dan jenis kelamin sedangkan faktor eksternal yang akan diteliti adalah pendidikan ibu, besar uang jajan, peran orang tua, pengetahuan gizi, media massa, dan body image. IMT Indeks Massa Tubuh tidak menjadi variabel penelitian karena IMT merupakan status gizi, dimana pada penelitian ini hanya sampai pada pola konsumsi makan. Status gizi memiliki faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Pengalaman individu tidak menjadi variabel penelitian karena keterbatasan dari responden untuk mengingat. Begitupula dengan faktor nilai, norma dan keyakinan di Madrasah Ibtidaiyah Unwanul Huda merupakan sekolah Islam sehingga dapat dipastikan nilai dan norma yang dianut adalah Islam, sehingga data yang diperoleh akan homogen. Sosial budaya tidak diambil karena