Kesehatan Riwayat Penyakit Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Makan
memperhatikan kebutuhan makanannya terutama kebutuhan zat gizi dalam tubuh Apriadji, 1986.
Pendapatan merupakan pengaruh yang kuat terhadap status gizi. Setiap kenaikan pendapatan umumnya mempunyai dampak
langsung terhadap status gizi penduduk. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan
keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
primer maupun sekunder. Berdasarkan hasil penelitian Luciana, dkk 2012 menyatakan
ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan pola makan anak. Namun, hal ini tidak sejalan dengan Tahir, dkk 2013 yang
menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi yang berdampak pada pola konsumsi makannya.
Pendapatan pada anak berupa uang jajan Pahlevi, 2012. Uang
jajan adalah uang yang diberikan orang tua kepada anak untuk membeli jajanan di sekolah. Uang jajan yang rutin diberikan pada anak
dapat membentuk sikap dan persepsi anak bahwa uang jajan adalah hak mereka dan mereka bisa menggunakannya sesui dengan keinginan
mereka, sehingga anak bisa memanfaatkan secara bebas. Pemberian uang jajan juga dapat mempengaruhi kebiasaan jajan dalam membeli
makanan pada anak usia sekolah Aprillia, 2011.
Berdasarkan hasil penelitian Syafitri 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara alokasi uang
saku untuk membeli jajanan dengan jumlah jenis makanan jajanan yang dibeli siswa. Artinya semakin besar alokasi uang saku untuk
membeli jajanan maka jumlah jenis jajanan yang dibeli akan semakin besar pula. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Getruida
2010 yang menyatakan tidak ada perbedaan bernakna antara uang jajan dengan status gizi. Artinya, uang jajan tidak dapat mempengaruhi
anak dalam membeli makanan yang akan berdampak pada status gizi. Hal ini dapat dismpulkan, bahwa tingkat ekonomi keluarga
yang tinggi akan berdampak tinggi juga pada pemberian uang saku. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil bagian dari ekonomi
keluarga yaitu jumlah uang jajan yang diberikan orang tua kepada anak, bukan jumlah pendapatan dalam keluarga.