diberi bobot nilai 1-5 untuk masing-masing item pernyataan yang terdiri dari “sangat setuju”, “tidak setuju”, “ragu-ragu”,
“setuju”, “sangat setuju”. Total nilai bobot selanjutnya dibagi dengan total nilai bobot item pernyataan lalu dikalikan 100
untuk menghitung nilai skor. Nilai skor 0-100. Selanjutnya nilai skor dikategorikan menjadi dua kategori berdasarkan
penelitian Daryono 2003 “positif “dengan skor nilai ≥ 61 dan “negatif” dengan skor nilai 61. Terdapat pada point
pertanyaan nomor G1 sampai G11.
b. Lembar food recall 3 x 24 jam
Lembar food recall 3x24 jam waktu makan, nama makanan, jenis makanan dan ukuran atau jumlah makanan yang
dimakan responden dalam 3 hari tetapi tidak berturut-turut. Menurut Saputra 2012 Alasan penggunaan recall yang dilakukan
selama tiga hari tanpa berturut-turut karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali Recall 24 jam tanpa berturut-
turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
individu Supariasa, 2002. Anderson 2011 merekomendasikan untuk menilai konsumsi makan anak sekolah usia 7-14 tahun
adalah dengan menggunakan food recall 24 jam dengan dua hari tanpa berturut-turut. Sehingga pada variabel ini harus dilakukan
secara 3 hari tanpa berurutan Gibson, 2000. Lembar food recall
3x24 jam akan digunakan untuk menilai variabel asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak pada pola konsumsi makan.
1 Variabel Pola Konsumsi Makan
Data untuk asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak didapatkan dari hasil pengisian lembar food recall 3x24
jam yang diisi oleh responden dan peneliti. Dalam penggunaannya setelah kuesioner tersebut diisi, kemudian
peneliti melakukan input data bahan makanan yang dikonsumsi responden ke dalam software khusus untuk menghitung jumlah
zat gizi. Kemudian software tersebut akan menghasilkan jenis- jenis zat gizi dan jumlah zat gizi total dari makanan yang
dikonsumsi responden, hasil akhir didapatkan dari hasil yang dirata-diratakan dari jumlah konsumsi selama 3 hari. Hasil ukur
dari variabel ini dibagi menjadi dua kategori berdasarkan AKG 2013 yaitu “kurang”, jika total asupan energi 70 dan
“cukup” jika total asupan energi 70. Pada perhitungan pola konsumsi makan dibedakan berdasarkan umur dan jenis
kelamin, yang kemudian dibagi menjadi dua kategori. Untuk kategori umur dibagi menjadi umur 7-9 tahun dan umur 10-12
tahun, sedangkan kategori jenis kelamin dibagi menjadi laki- laki dan perempuan. Hal ini, dikarenakan kebutuhan zat gizi
yang berbeda-beda antara jenis kelamin dan umur.
c. Food model
Food model adalah contoh makanan dan gambar yang digunakan untuk melihat ukuran pada setiap makanan yang akan
digunakan pada saat pengisian kuesioner oleh responden dan sebagai alat bantu peneliti dalam menentukan ukuran atau porsi
makanan.
4. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan sebelum melakukan pengambilan data, yang digunakan untuk melihat validitas dan realibilitas instrumen
yang digunakan pada penelitian ini. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan ketepatan instrumen, sehingga instrumen dapat
digunakan apa yang seharusnya diukur valid. Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kepercayaan instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek, dapat menunjukkan hasil yang sama Arikunto dalam Aprillia, 2011. Uji
instrumen dilakukan pada salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang berdekatan dengan Madrasah Ibtidaiyah yang dijadikan tempat
penelitian dan masih berada dalam satu wilayah kerja Puskesmas Kalibata 2. Sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 4-6
dengan total sampel adalah 30 orang. Uji validitas dan realibilitas diuraikan sebagai berikut:
a. Uji validitas Untuk mengetahui hasil validitas kuesioner dilakukan
dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hitung. Cara