gizi. Berbagai macam budaya memberikan peran dan nilai yang berbeda-berbeda terhadap pangan atau makanan yang dikonsumsi.
Masih adanya bahan makanan yang dianggap tabu oleh suatu budaya masyarakat dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi individu
Suhardjo, 2006. Menurut penelitian Mufidah 2012 salah satu dari faktor yang ikut mendukung terciptanya sensasi kesenangan pada pola
makan masyarakat perkotaan khususnya di Surabaya adalah faktor lingkungan. Terutama lingkungan sosial.
17. Tempat Tinggal
Menurut Depkes 2008, tempat tinggal adalah lokasi rumah seseorang yang dibedakan menjadi perkotaan dan pedesaan. Indikator
yang digunakan untuk menentukan suatu kelurahan termasuk daerah perkotaan atau pedesaan adalah indikator komposit indikator
gabungan yang skor atau nilainya dibedakan pada tiga variabel, yaitu: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses
fasilitas umum BPS, 2007. Mufidah 2012 menyatakan bahwa pola konsumsi dipengaruhi
oleh sekitar tempat tinggal, lingkungan pekerjaan dan pergaulan. Jika tidak mengikuti apa yang lingkungan mereka lakukan, maka pasti akan
dikucilkan dari lingkungan tersebut. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Mangdy 2014 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara pola makan anak dengan tempat tinggal di perkotaan dan pedesaan.
18. Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk perilaku anak, terutama perilaku konsumsi makan. Ibu yang memiliki peran
utama dalam membentuk perilaku makan anaknya. Orang tua berfungsi sebagai promosi kesehatan prinsip gizi seimbang pada
keluarga. Semakin sering keluarga melakukan promosi kesehatan gizi pada anak dan anggota keluarga lainnya maka perilaku gizi keluarga
semakin baik yang terutama pada perilaku konsumsinya Almatsier, 2011.
Orang tua berpengaruh terhadap pola makan anak. Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang tua secara sadar maupun tidak
sadar telah menuntun kesukaan makan anak dan dapat membentuk gaya yang berpengaruh terhadap dimana, bagaimana, dengan siapa,
dan berapa banyak yang ia makan. Interaksi orang tua dan anak juga dapat berpengaruh terhadap pilihan makan dan pengembangan pola
makan anak Almatsier, 2011. Karena pola kebiasaan makan anak berawal dari orang tua Worthington, 2000. Menurut Worthington
2000 bahwa peran keluarga berpengaruh terhadap ketersediaan makan, pengetahuan gizi, dan kandungan zat gizi makanan yang
ditawarkan. Berdasarkan hasil penelitian Bryant 2004 menyatakan peran
orang tua sangat berpengaruh terhadap pola makan anak. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Mandy 2014 yang menyatakan bahwa