Kekurangan Makronutrien TINJAUAN PUSTAKA

Anak usia sekolah pada umumnya mempunyai pola konsumsi makan dan asupan gizi yang tidak terlalu berbeda dengan teman sebayanya. Pada anak usia sekolah jumlah dan variasi makanan yang dimakan akan bertambah, tetapi banyak diantara mereka yang tetap menolak sayuran dan makanan yang dicampur seperti gado-gado, pecel, dan sayur asam. Anak usia sekolah lebih menyukai makanan jajanan seperti mi bakso, siomay, gorengan, dan makanan manis seperti kue-kue Almatsier, 2011. Kecukupan gizi anak sekolah harus memenuhi menu gizi seimbang yang sesuai dengan banyaknya aktivitas anak, makanan harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya Andriyani, 2012. Berdasarkan hasil penelitian Yelni 2013 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat gizi makro dengan status gizi, penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwan asupan zat gizi makro seperti energi, karbohidrat, protein, dan lemak dapat mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Pola konsumsi makan dapat berhubungan erat dengan berbagai jenis penyakit. Tubuh membutuhkan asupan zat gizi yang cukup untuk melakukan aktivitas dan mencegah berbagai jenis penyakit. Apabila tubuh mengalami kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein pada tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu serta akan mengalami penurunan berat badan yang disertai dengan penurunan produktivitas kerja. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein dapat menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya akan berdampak pada kematian Hardiansyah D. Briawan, 2005 dalam Puji, 2011. Pola Konsumsi makan dapat diukur melalui dua survei yaitu suvei memberikan informasi kualitatif dan survei memberikan informasi kuantitatif. Kedua survei tersebut terdiri dari metode food recall 3x24 jam, metode pencatatan makan food records, dan kuesioner frekuensi makanan. Hal tersebut digunakan untuk mengukur konsumsi makan individu. Metode pengukuran pola konsumsi makan dibagi menjadi 3 yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Metode food recall 3x24 jam Metode food recall adalah wawancara asupan makanan dalam 3x24 jam yang lalu. Untuk membantu mengingat banyaknya makanan, maka digunakannya food model atau ukuran porsi. Asupan nutrisi dapat dihitung dengan data komposisi bahan makanan. Recall 3x24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 3x24 jam yang lalu, pencatatan di deskripsikan secara mendetail oleh pewawancara yang sebaiknya dilakukan berulang pada hari yang berbeda tidak berturut-turut, tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke hari. Metode food recall ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut Gibson, 2005: a. Kelebihan metode recall 24 jam antara lain: