Protein Lemak Anak Sekolah

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya, mentega, margarin dan lemak hewan lemak daging dan ayam. Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah kecuali alpukat sangat sedikit mengandung lemak Almatsier, 2010.

4. Kebutuhan Energi

Energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia dalam menjalankan metabolisme basal proses tubuh yang vital, melakukan aktivitas, pertumbuhan, dan pengaturan suhu Hardinsyah, dkk, 2012. Menurut Almatsier 2001 energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Dimana, karbohidrat menyumbang sebesar 4,1 kkalg, sedangkan lemak dan protein masing-masing menyumbang energi sebesar 8,87 kkalg dan 5,65 kkalg. Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang pada ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Pada anak- anak, ibu hamil, dan ibu menyusi menggunakan kebutuhan energi untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI yang sesuai dengan kesehatan. Karbohidrat sendiri menyumbang sebesar 4,1 kkalg, sedangkan lemak dan protein masing-masing menyumbang energi sebesar 8,87 kkalg dan 5,65 kkalg Almatsier, 2001. Tabel 2.1 Angka Kecukupan Zat Gizi Anak di Indonesia Umur Thn Berat Badan Kg Tinggi Badan cm Energi Kkal Karbohidrat Kkal Protein g Lemak g Anak 4-6 19 112 1600 220 35 62 Anak 7-9 27 130 1850 254 49 72 Laki-laki 10-12 34 142 2200 289 56 70 Perempuan 10-12 36 145 2000 275 60 67 Sumber : AKG, 2013

C. Kekurangan Makronutrien

Depkes RI 2002 menjelaskan masalah gizi makro merupakan masalah gizi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro. Terdapat dua manifestasi dari kekurangan zat gizi makro kekurangan energiKEK dan proteinKEP, yaitu marasmus dan kwashiorkor. Marasmus adalah gangguan pertumbuhan dan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan energi kronis. Marasmus banyak terjadi dan biasanya menimpa anak yang berumur dibawah 1 tahun. Anak yang mengalami marasmus ditandai dengan turunnya berat badan yang sangat drastis, berkurangnya otot dan lemak, wajah terlihat tua, sering kelihatan waspada dan lapar. Marasmus sering disertai defisiensi vitamin terutama vitamin D dan vitamin A. Marasmus berpengaruh dalam jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Sedangkan kwashiorkor adalah gangguan kekurangan protein, yang dapat terjadi juga pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Kwashiorkor ditandai dengan pertumbuhan terhambat, tidak ada nafsu makan, tidak gembira, kulit pecah-pecah, rambut mengalami depigmentasi. Kwashiorkor memiliki ciri khas yaitu terdapat edema pada perut, kaki, dan tangan serta kehadirannya berkaitan erat dengan albumin dalam serum Almatsier, 2001. Keadaan kwashiorkor banyak dijumpai pada anak-anak yang terlambat disapi yaitu usia antara 2-3 tahun.

D. Pola Konsumsi Makan

Pola konsumsi makan adalah susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikomsumsi atau dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu PERSAGI, 2009. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi makan menggambarkan berbagai macam makanan yang dikonsumsi seseorang setiap hari akibat pengaruh dari psikologi, fisiologi, budaya, dan sosial. Pada kelompok usia anak sekolah, pertumbuhan fisik secara kognitif, sosial dan emosional, terus mengalami pertambahan yang signifikan serta aktivitas fisik yang meningkat. Sehingga dibutuhkan makanan yang proporsional, seperti jumlah yang cukup dan mutu yang baik.